Legenda Futian

Menginjak-injaknya



Menginjak-injaknya

2Di area tribun penonton, ekspresi banyak tokoh penting tampak tertarik     1

Sebelum Pertemuan Sembilan Negara dimulai, semua orang berpikir bahwa Negeri Barren hanya datang kemari untuk melengkapi acara ini dan akan disingkirkan dalam waktu singkat. Mereka hanya akan menjadi penonton di Pertemuan Sembilan Negara. Orang-orang dari Negeri Timur juga merasa bahwa Negeri Barren hanya datang kemari untuk menambah jumlah peserta yang akan berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara. Namun, pada saat ini, Negeri Barren telah menunjukkan kekuatannya yang luar biasa. Meskipun mereka memiliki jumlah peserta paling sedikit, mereka sangat sulit untuk dikalahkan.     

Di sisi lain, tempat suci dari Negeri Yu, Tebing Zhisheng, telah terjebak dalam situasi yang canggung. Kemungkinan besar mereka akan menjadi tempat suci pertama yang tersingkir dari Pertemuan Sembilan Negara. Meskipun beberapa murid mereka berhasil masuk ke posisi 100 besar karena keberuntungan, mereka mungkin tidak akan bertahan lebih lama lagi. Lebih buruk lagi, mereka bisa saja tidak memiliki perwakilan di posisi 100 besar.     

Jika hal itu benar-benar terjadi, maka reputasi dari Tebing Zhisheng di Pertemuan Sembilan Negara akan hancur.     

Orang-orang mengetahui bahwa perselisihan yang terjadi antara Tebing Zhisheng dan Negeri Barren disebabkan karena Tebing Zhisheng telah menindas Negeri Barren. Namun, di Pertemuan Sembilan Negara, mereka telah dipojokkan oleh Negeri Barren yang tidak memiliki seorang Saint. Mereka bertanya-tanya apa yang dirasakan oleh Kong Yao, sosok yang menempati posisi kesembilan dalam Peringkat Sage.     

Setelah melewati serangkaian pertempuran, Negeri Barren telah berpartisipasi dalam tiga dari sembilan pertempuran dan memenangkan dua pertempuran di antaranya. Satu-satunya kekalahan yang mereka alami adalah saat Zui Qianchou kalah dari orang terkuat di Gunung Suci Xihua, Hua Yunshu. Ini sudah merupakan sebuah pencapaian yang sangat bagus. Bagaimanapun juga, semua lawan mereka adalah para jenius tingkat atas dan mereka telah mengalahkan dua peserta terkuat dari Tebing Zhisheng.     

Selanjutnya, kini tiba giliran Negeri Timur untuk bertempur lagi. Kali ini, Negeri Timur tidak menantang Negeri Barren. Pada kenyataannya, sejak awal pertempuran hingga sekarang, tujuh orang yang tersisa di Negeri Barren telah membuktikan kemampuan mereka masing-masing. Meskipun kekuatan yang ditampilkan oleh Phoenix dan Yi Xiaoshi tidak terlalu meyakinkan, peserta lainnya telah menjalani pertempuran yang mampu membuktikan kemampuan mereka, seperti Yuan Zhan saat mengalahkan Kong Qing. Oleh karena itu, bukan sebuah keputusan yang bijaksana untuk mengincar Negeri Barren saat ini. Setidaknya, di antara para peserta yang tersisa, masih ada orang-orang yang lebih lemah dari Negeri Barren.     

Ditambah lagi, pertempuran yang terjadi antara Negeri Barren dan Tebing Zhisheng sepertinya masih belum berakhir. Tempat-tempat suci lainnya tidak mau ikut campur di dalamnya dan lebih memilih untuk menjadi penonton.     

Hal yang menarik adalah ketika tiba giliran Negeri Yu untuk bertempur, bukan murid-murid dari Tebing Zhisheng yang bertempur, melainkan murid dari Saint Stone. Namun, ketika tiba giliran Negeri Barren untuk bertempur, Yi Xiaoshi melangkah ke depan dan melihat ke arah Tebing Zhisheng.     

Di area tribun penonton, Ye Futian dan yang lainnya memandang ke arah Yi Xiaoshi, dan mereka melihat si gemuk itu mengangkat kepalanya dan menunjuk ke arah salah satu murid dari Tebing Zhisheng dan berkata, "Aku menantangnya."     

*Uhuk uhuk* Ye Futian bertopang dagu dan berbalik. Rekan-rekannya yang lain juga tidak bisa berkata-kata. Mereka mengira bahwa si gemuk yang sombong itu akan menantang salah satu murid terkuat yang masih tersisa di Tebing Zhisheng. Namun, mereka tidak menyangka bahwa si gemuk itu akan menantang salah satu murid yang paling lemah.     

Ini... Si gemuk ini sangat menarik. Pola yang digunakan oleh Negeri Barren tidak bisa ditebak.     

"Kakak Kedua, Kakak Ketujuh memang pintar. Dia dapat menemukan lawan terlemah di Tebing Zhisheng hanya dengan satu pandangan mata saja, memastikan bahwa dia dapat mengalahkan lawannya itu. Dia telah belajar banyak dari Guru untuk mengembangkan kemampuan penilaian karakter yang sangat baik," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Zhuge Mingyue yang berada di sampingnya.     

"Benar, Adik Ketujuh memang pintar. Dia juga semakin tidak tahu malu. Sepertinya dia butuh pelajaran dariku," jawab Zhuge Mingyue sambil menyeringai.     

'Baiklah, aku tidak mengatakan apa-apa,' pikir Ye Futian dalam hati dan berbalik untuk menyaksikan pertempuran Yi Xiaoshi.     

Di atas panggung pertempuran, tiba-tiba tubuh Yi Xiaoshi merinding dan ia berpikir, 'Mungkinkah seseorang sedang mengatakan hal buruk tentangku?'     

Namun, di atas panggung pertempuran, Yi Xiaoshi berhasil mengalahkan lawannya dengan mudah.     

Dalam beberapa putaran pertempuran berikutnya.     

Hua Jieyu menantang seorang murid dari Tebing Zhisheng dan menang.     

Ye Wuchen menantang seorang murid dari Tebing Zhisheng dan menang.     

Xu Que menantang seorang murid dari Tebing Zhisheng dan menang.     

Phoenix menantang seorang murid dari Tebing Zhisheng dan menang.     

Empat tantangan itu berhasil dimenangkan oleh Negeri Barren. Ditambah lagi, semua kemenangan mereka itu didasarkan pada kekalahan Tebing Zhisheng.     

Di area tribun penonton, ekspresi murid-murid dari Tebing Zhisheng tampak suram, terutama pemimpin mereka, Kong Yao. Dia merasa telah dipermalukan di hadapan orang-orang dari Sembilan Negara. Ditambah lagi, mereka telah melalui enam putaran pertempuran. Dalam 54 pertempuran, 108 orang telah berpartisipasi dan 54 orang telah tersingkir.     

Tujuh orang yang tersisa di Negeri Barren telah berpartisipasi dalam pertempuran. Menurut peraturan, sebelum 300 peserta yang tersisa telah bertempur satu kali, mereka tidak akan bisa bertarung lagi.     

Negeri Barren adalah negara pertama yang berhasil lolos ke putaran berikutnya.     

Tempat-tempat suci dari delapan negara lainnya terus bertempur, dan banyak pertempuran antara para jenius tingkat atas terjadi. Beberapa kultivator mulai menunjukkan kekuatan tersembunyi mereka. Sudah jelas, mereka masih menahan diri dalam pertempuran sebelumnya.     

Yu Sheng dan yang lainnya menyaksikan jalannya pertempuran dengan tenang, mengamati kekuatan yang dimiliki oleh orang-orang.     

Seiring berjalannya waktu, suasana di area itu menjadi tegang. Pertempuran juga menjadi semakin menarik, dimana setiap pertempuran mampu membuat hati orang-orang yang menyaksikannya jadi berdebar kencang. Ketika semua orang telah berpartisipasi dalam pertempuran, jumlah peserta di Pertemuan Sembilan Negara telah berkurang setengah. Kini hanya ada 180 orang yang tersisa.     

Terdapat sekitar 30 tempat suci yang berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara kali ini. Ditambah dengan mereka yang berasal dari Negeri Timur yang tidak berasal dari sebuah tempat suci, maka setiap tempat suci setidaknya memiliki sekitar enam perwakilan.     

Selanjutnya, kurang lebih separuh dari mereka akan disingkirkan.     

Negeri Musim Panas, Negeri Qi, dan Negeri Perang memiliki jumlah perwakilan paling banyak. Sementara Tebing Zhisheng dari Negeri Yu memiliki perwakilan paling sedikit di antara semua tempat suci yaitu sebanyak dua orang.     

Sebelumnya, ketika Negeri Barren memutuskan untuk mengincar Tebing Zhisheng, pasukan-pasukan lainnya telah menyadari bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Tebing Zhisheng lemah dan telah menantang mereka. Dua orang yang tersisa di Tebing Zhisheng telah menantang peserta lainnya dan meraih kemenangan agar mereka tetap bisa berpartisipasi dalam pertemuan. Namun, semua orang tahu bahwa dalam pertempuran berikutnya, semua orang akan menantang para kultivator yang paling lemah. Kemungkinan besar Tebing Zhisheng akan menjadi target utama mereka. Terdapat sebuah peluang yang sangat besar bahwa mereka akan tersingkir tanpa menempatkan satu orang-pun di posisi 100 besar.     

Bahkan hal yang lebih menarik adalah fakta bahwa Istana Holy Zhi dari Negeri Barren memiliki perwakilan lebih banyak daripada jumlah rata-rata perwakilan dari semua tempat suci yang tersisa.     

Meskipun Negeri Barren adalah sebuah negara, mereka hanya memiliki satu tempat suci yang berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara. Jika mereka melakukan perhitungan berdasarkan tempat-tempat suci saja, Istana Holy Zhi masih memiliki tujuh orang yang tersisa. Selama mereka memenangkan pertempuran berikutnya, mereka akan berhasil masuk ke posisi 100 besar.     

Bukan hanya mereka, tapi hal itu juga berlaku untuk tempat-tempat suci lainnya. Selama mereka memenangkan satu pertempuran lagi, mereka akan masuk ke posisi 100 besar. Hanya 80 pertempuran yang diperlukan untuk mendapatkan 180 orang, sehingga 20 orang secara otomatis bisa masuk ke posisi 100 besar tanpa perlu bertarung.     

Namun, meskipun tidak ada seorang-pun yang menantang tujuh orang yang tersisa dari Negeri Barren, mereka hanya membutuhkan 63 pertempuran untuk menyelesaikan satu putaran pertempuran. Jadi, mustahil bagi para peserta dari Negeri Barren untuk lolos secara otomatis ke putaran berikutnya. Mereka perlu meraih satu kemenangan lagi untuk masuk ke posisi 100 besar.     

"Silahkan dilanjutkan," Tetua itu mengumumkan. Sebelum posisi 100 besar terpenuhi, maka pertempuran akan terus berlanjut. Banyak orang telah menantikan pertempuran yang akan berlangsung dengan penuh antisipasi. Sekarang, setiap pertempuran akan menentukan nasib seseorang dalam memasuki posisi 100 besar.     

Seorang kultivator muncul dari arah Negeri Timur dan ia menantang salah satu dari dua orang yang tersisa dari Tebing Zhisheng. Dia tidak memiliki dendam apa-pun terhadap Tebing Zhisheng, tetapi dalam situasi saat ini, langkah terbaik yang bisa diambil adalah menantang orang yang paling mudah untuk dikalahkan dan mengamankan namanya di posisi 100 besar.     

Kultivator dari Negeri Timur itu keluar sebagai pemenangnya.     

Seorang kultivator dari Negeri Musim Panas juga menantang kultivator dari Tebing Zhisheng dan meraih kemenangan.     

Dengan demikian, semua peserta dari Tebing Zhisheng telah tersingkir.     

Tebing Zhisheng juga merupakan tempat suci pertama yang tidak memiliki perwakilan di posisi 100 besar, dan kemungkinan besar mereka adalah satu-satunya tempat suci yang mengalami hal tersebut.     

Selanjutnya, seorang kultivator dari Negeri Qi melangkah ke depan. Orang yang baru saja melangkah ke depan memiliki hawa kehadiran yang elegan dan mengenakan sebuah jubah berwarna merah. Dia memiliki rambut sebahu dengan kombinasi warna merah dan hitam untuk mengekspresikan kepribadiannya.     

Dia adalah murid dari Istana Suci Jixia, Wang Yu. Dia sangat kuat.     

Setelah Wang Yu naik ke atas panggung pertempuran, tatapan matanya tertuju ke arah Negeri Barren, dan dia berkata, "Aku menantang Yi Xiaoshi dari Negeri Barren."     

Sebelumnya, si gemuk ini telah menantang salah satu peserta terlemah di Tebing Zhisheng dan terlihat sangat menyedihkan. Banyak orang mengingat sosoknya, jadi tentu saja Yi Xiaoshi menjadi target utama untuk putaran ini. Jika mereka bisa mengalahkan si gemuk ini, mereka bisa lolos ke posisi 100 besar dalam Pertemuan Sembilan Negara.     

Si gemuk itu tampak kurang percaya diri dan tidak lagi menunjukkan sikap sombong yang ia miliki saat ia berhadapan dengan Tebing Zhisheng. Dia berjalan ke depan secara perlahan dan menatap ke arah Wang Yu.     

"Wang Yu, murid dari Istana Suci Jixia ingin menantangmu untuk bertarung," ujar Wang Yu.     

Yi Xiaoshi berdiri tegak di tempatnya dan berkata dengan nada serius, "Yi Xiaoshi, murid dari Istana Holy Zhi bersedia menerima tantanganmu."     

Perlahan-lahan, tubuh Wang Yu naik ke udara. Dalam sekejap, sebuah aliran api yang tak terlihat melayang di udara. Area itu tiba-tiba menjadi terasa sangat panas dan Wang Yu memandang ke arah Yi Xiaoshi, sambil berkata, "Aku berspesialisasi dalam elemen api sedangkan kau berspesialisasi dalam elemen kayu." Sebelumnya dia telah memperhatikan bahwa Roh Kehidupan milik Yi Xiaoshi adalah sebuah pohon kuno, dan tentu saja elemen api merupakan kelemahan utama dari elemen kayu.     

"Pohon Kaisar," Yi Xiaoshi menambahkan.     

"Masih sama rupanya," jawab Wang Yu sambil tersenyum. Saat dia selesai berbicara, kobaran api kegelapan tiba-tiba mulai menyala dimana-mana, mengepung Yi Xiaoshi di dalamnya. Bahkan aliran api itu langsung bergerak menuju Yi Xiaoshi. Seluruh dunia telah berubah menjadi dunia api seperti sebuah neraka.     

Di belakang Yi Xiaoshi, Roh Kehidupannya yaitu Sulur-sulur Kaisar telah muncul dan sulur-sulur emas merambat dengan cepat ke segala arah, berusaha memojokkan Wang Yu. Tampaknya kobaran api telah muncul di dalam mata Wang Yu saat aliran api yang tak terbatas mengalir di sekitarnya. Sebuah pola api raksasa telah terbentuk di bawah kaki Yi Xiaoshi.     

"Hellfire, bakar dia!" ujar Wang Yu dengan nada dingin. Saat dia selesai berbicara, pola api itu melahap seluruh area tersebut, perlahan-lahan berubah menjadi sebuah pusaran api, menyelimuti area itu dan menjebak tubuh Yi Xiaoshi di dalamnya. Sulur-sulur Kaisar telah dihancurkan lalu tidak lama kemudian dilahirkan kembali di bawah kekuatan dari sihir Hellfire dan sulur-sulur itu seolah-olah tidak ada habisnya.     

Saat ini Yi Xiaoshi telah dikelilingi oleh sihir Hellfire dan ia menghela napas dengan kesal, sambil bergumam pada dirinya sendiri, "Jadi menurutmu, si gemuk ini mudah untuk ditindas?" Kedua matanya berubah menjadi warna emas dan seberkas cahaya keemasan yang misterius kini telah mengelilingi tubuhnya. Pada saat yang sama, energi yang tak terbatas mulai berkumpul di atasnya.     

"Godly Creation of All Things," ujar Yi Xiaoshi dengan lantang. Dalam sekejap, cahaya berwarna emas yang tak berbatas telah berkumpul pada satu titik dan sebuah energi dari Aura Spiritual yang kuat telah bergabung dengan tubuh Yi Xiaoshi.     

Perlahan-lahan, seorang Dewa kuno berwarna emas telah muncul di sekitar tubuhnya. Namun, jika dibandingkan dengan sihir Godly Creation of All Things yang digunakan oleh Bai Luli pada saat ia bertarung melawan Gu Dongliu, Dewa kuno ini berukuran jauh lebih kecil.     

"Sebuah miniatur?" Zhuge Mingyue menyaksikan pemandangan itu dan ekspresinya terlihat aneh.     

"Membesar!" teriak Yi Xiaoshi. Dalam sekejap, ukuran dari Dewa kuno itu membesar dengan cepat.     

Zhuge Mingyue memandang ke arah Dewa kuno yang ukurannya telah membesar hingga melampaui dewa kuno yang dikeluarkan oleh Bai Luli kala itu dan ia mengedipkan matanya. Namun, tampaknya Yi Xiaoshi tidak berniat untuk berhenti dan terus berkata, "Membesarlah, membesar, dan terus membesar!"     

Dewa kuno itu semakin membesar, sosoknya memenuhi langit seperti seorang dewa sejati. Orang-orang yang berada di area tribun penonton memandang ke arah sosok raksasa itu dan mereka semua tertegun.     

Wang Yu juga menyaksikan pemandangan ini dengan takjub. Ini adalah hukum pertumbuhan yang diciptakan dari elemen kayu.     

"Injak-injak dia." ujar Yi Xiaoshi dengan nada kesal. Lihat saja apakah kau berani menindas orang-orang bertubuh gemuk lagi.     

Wang Yu tertegun saat dia melihat Dewa kuno raksasa itu mengangkat kakinya dan hendak menghentakkan kakinya ke bawah. Jantungnya berdebar kencang saat kaki dari Dewa kuno raksasa itu memenuhi seluruh area tersebut.     

Bagaimana caranya dia bisa membakar sosok ini dengan kobaran apinya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.