Legenda Futian

Situasi yang Menegangkan



Situasi yang Menegangkan

0Tatapan mata semua orang yang berada di tribun penonton tertuju pada Xu Que saat dia selesai berbicara.     
0

Xu Que menantang Zhou Yan dari Dinasti Suci Zhou Agung.     

Zhou You telah mengalahkan Phoenix dari Negeri Barren di pertempuran sebelumnya. Tentu saja Xu Que kini mengincar Dinasti Suci Zhou Agung karena pertempuran tersebut.     

Namun, Zhou Yan bukan satu sosok yang lemah. Atau lebih tepatnya, bisa dikatakan dia sangat kuat. Tidak ada yang bisa memastikan apakah Xu Que, yang berspesialisasi dalam kekuatan pembunuh dan Hukum Kegelapan, akan mampu mengalahkan Zhou Yan.     

Pada saat yang sama, tatapan mata Zhou Yan juga tertuju ke arah Xu Que. Dia berjalan ke depan, dan jubahnya yang dihiasi dengan pola phoenix emas berkibar, membuatnya terlihat sangat gagah.     

Negeri Barren memiliki tujuh perwakilan di posisi seratus besar sementara itu Dinasti Suci Zhou Agung hanya memiliki empat perwakilan. Dua pertempuran sebelumnya terjadi antara Dinasti Suci Zhou Agung dan Negeri Barren. Saat ini mereka sudah berada di posisi yang tidak menguntungkan dalam aspek jumlah peserta, jadi Zhou Yan tidak boleh kalah dari Negeri Barren di pertempuran ini.     

Saint Sky memandang ke arah raja suci di tribun penonton di sudut Negeri Timur. Dia tersenyum dan berkata, "Menurutmu siapa yang akan memenangkan pertempuran ini, Raja Suci?"     

Raja Suci melirik dua orang yang berada di atas panggung pertempuran dengan ekspresi dingin di wajahnya, sambil memancarkan kekuatan dari seorang pemimpin, lalu ia berkata dengan tenang, "Tentu saja Zhou Yan."     

"Apakah kau yakin?" Saint Sky tersenyum dan menambahkan, "Kau memang sangat percaya diri, Raja Suci." Meskipun tidak ada satu-pun murid dari Saint Sky yang berpartisipasi dalam acara tersebut, ia tetap saja merasa antusias menyaksikannya.     

Zhou You adalah murid terkuat dari Dinasti Suci Zhou Agung yang berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara. Dia telah menantang Phoenix dari Negeri Barren pada pertempuran pertama. Namun, Zhou You pasti tidak menyangka bahwa Negeri Barren ternyata sangat ambisius, mereka langsung menantang seseorang dari Dinasti Suci Zhou Agung dalam pertempuran berikutnya. Oleh karena itu, rasanya seolah-olah pertempuran-pertempuran berikutnya telah menjadi rangkaian pertempuran antara murid-murid dari dua pasukan besar: Negeri Barren dan Dinasti Suci Zhou Agung.     

Hal itu tidak akan menjadi masalah jika Dinasti Suci Zhou Agung mampu meraih kemenangan. Namun, jika mereka kalah, hal itu akan berdampak buruk pada Raja Suci.     

Sudah jelas Zhou You memiliki kekuatan yang luar biasa, tapi sekali lagi, Xu Que bukanlah peserta terkuat dari Negeri Barren. Yu Sheng masih belum bertempur. Jika perselisihan ini terus berlanjut, maka siapa-pun bisa menebak bagaimana hasil akhirnya nanti.     

Saint Sky tersenyum saat memikirkan hal itu, sehingga ia merasa tertarik dengan pertempuran antara generasi muda, yang tampaknya menjadi sangat menarik.     

Raja suci bukanlah satu-satunya orang yang tertarik pada pertempuran yang akan terjadi; setiap tokoh penting yang duduk di tribun penonton juga merasakan hal yang sama, mereka telah menantikan keduanya untuk bertempur satu sama lain.     

Pertama Tebing Zhisheng dan sekarang Dinasti Suci Zhou Agung. Para murid dari Negeri Barren ini memang sangat kuat     

"Xu Que, dari Istana Holy Zhi." Terdengar sebuah suara dengan nada malas. Xu Que berdiri di tempatnya dengan acuh tak acuh, sama sekali tidak terlihat seperti ancaman bagi siapa-pun. Namun, pertempuran sebelumnya telah meninggalkan kesan mendalam pada mereka yang melihat aksinya. Sebagai seseorang yang mampu bersembunyi di balik bayangan dan membunuh targetnya tanpa menimbulkan suara, mungkin dia bukan peserta yang terkuat, tetapi ketika berbicara mengenai pertempuran hidup dan mati, sudah jelas dia adalah salah satu orang yang paling mematikan.     

"Zhou Yan." Terdengar sebuah suara dengan nada dingin dari pria itu. Bayangan beberapa ekor phoenix emas muncul dengan memancarkan cahaya yang menyilaukan, sama seperti yang dilakukan oleh Zhou You. Tubuhnya diselimuti dengan kobaran api emas. Sebagai keturunan keluarga kerajaan dari dinasti suci, darah dari phoenix emas yang telah dibangkitkan di tubuhnya dan bakat yang dia miliki membuatnya menjadi satu sosok yang mengerikan.     

Kobaran api emas menyebar ke sekeliling mereka. Tampaknya aura yang terpancar dari tubuh Zhou Yan mampu membakar segala sesuatu yang berada di sekitarnya. Kemudian terdengar suara pekikan seekor phoenix, dan bayangan seekor phoenix emas menerjang ke arah Xu Que dengan kecepatan yang luar biasa, seolah-olah phoenix itu ingin membakar Xu Que saat itu juga dengan kobaran api emasnya.     

*Whoosh* Sebuah aura yang sangat mengerikan muncul dalam sekejap di suatu tempat. Phoenix itu terbang menukik dengan membawa kekuatan yang dahsyat. Namun, sebuah bayangan berwarna abu-abu dapat terlihat, dan tubuh Xu Que telah menghilang dari tempat ia berdiri.     

Tatapan mata para penonton mengikuti kemana perginya bayangan itu. Rangkaian arus berwarna abu-abu memenuhi panggung pertempuran. Tampaknya sosok Xu Que telah menggandakan diri, membuatnya terlihat seperti berada dimana-mana. Aura berwarna abu-abu mengalir di area tersebut, berputar-putar di sekitar Zhou Yan. Perlahan-lahan area itu berubah menjadi gelap, seolah-olah seluruh area itu akan menyatu dengan bayangan.     

"Kekuatan Hukum Kegelapan." Tatapan mata semua orang tertuju pada panggung pertempuran, berusaha untuk memahami apa yang sedang terjadi. Meskipun Hukum Cahaya dan Kegelapan tidak memiliki daya serang, keduanya tetap merupakan salah satu hukum paling mengerikan yang pernah ada. Terutama bagi mereka yang mampu menggunakan hukum semacam itu dengan sempurna, memungkinkan mereka untuk meningkatkan kekuatan hukum tersebut hingga maksimal.     

Pada saat ini, tampaknya Xu Que telah menyatu ke dalam area kegelapan itu. Auranya tidak bisa terdeteksi. Banyak sosok di tingkat Sage Plane yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja bahkan tidak dapat mengetahui dimana ia bersembunyi.     

Zhou Yan telah terperangkap dalam kegelapan. Tubuhnya masih diselimuti oleh cahaya emas yang tak berbatas. Bayangan phoenix miliknya tumbuh semakin besar, menyinari area itu, berusaha menembus kegelapan yang pekat. Namun, cahaya yang menyilaukan dari phoenix itu langsung dilahap saat bertemu dengan kegelapan. Cahaya itu menghilang dalam kegelapan.     

Cahaya dari kobaran api emas itu bukan berasal dari kekuatan hukum, dan karena itulah, wajar saja jika cahaya itu tidak mampu menembus Hukum Kegelapan.     

Suara pekikan burung phoenix terdengar semakin keras, dan diikuti dengan kepakan sayap emasnya yang berapi-api, Zhou Yan perlahan-lahan naik ke udara. Tampaknya sinar-sinar cahaya berwarna emas telah terpancar dari tubuhnya, diarahkan pada area kegelapan yang berada di sekitarnya. Ekspresi para penonton berubah saat mereka menyaksikan sinar-sinar itu menembus kegelapan. Tampaknya serangan itu berhasil menerobos masuk ke dalam area kegelapan, berusaha untuk membunuh Xu Que yang bersembunyi di dalamnya.     

*Boom* Sebuah arus kegelapan yang berukuran sangat besar menyerang Zhou Yan seperti sebuah bayangan kegelapan, yang memancarkan aura pembunuh yang mengerikan. Zhou Yan berbalik dan sayap phoenix miliknya terbentang dan mengepak ke depan. Untaian bulu-bulu api emas yang diperkuat dengan kekuatan dahsyat meledak, menembus arus kegelapan yang bergerak menuju ke arahnya. Arus kegelapan itu meledak. Aura pembunuh secara samar menyebar dari dalam arus kegelapan tersebut, tetapi Xu Que telah menghilang.     

Pada saat yang sama, di area kegelapan di sekitarnya, perasaan akan bahaya yang terasa semakin mendekat dan sebagian kecil aura pembunuh yang menyebar di dalam kegelapan kini telah bergabung menjadi sebuah badai pembunuh.     

Zhou Yan melihat ke area di sekitarnya yang menjadi semakin gelap. Dia mengerutkan keningnya karena kegelapan ini sepertinya berniat untuk melahapnya. Jika dia semakin terperangkap dalam kegelapan, maka dapat dipastikan bahwa dia akan kalah dalam pertempuran ini.     

Sayapnya yang menyilaukan mengepak semakin cepat. Sebuah badai telah terbentuk, dan sambaran petir berwarna emas meledak. Seekor phoenix emas muncul di atas panggung pertempuran dan langsung menerjang ke arah kegelapan. Kobaran api emas yang mengerikan membakar kegelapan tersebut, berniat untuk meledakkannya. Tampaknya penglihatan Zhou Yan telah menghilang pada saat ia terperangkap dalam kegelapan. Tidak ada yang bisa dilihatnya selain kegelapan pekat di depannya, bahkan aura spiritualnya tidak mampu menembusnya. Karena dia hanya mampu merasakan area yang berada paling dekat dengannya, satu-satunya pilihan yang dia miliki adalah berjalan ke depan.     

Dia bisa merasakan bahaya yang luar biasa mendekatinya saat ribuan aura pembunuh diarahkan padanya. Sayap phoenix miliknya dikepakkan. Cahaya emas yang menyilaukan terpancar dari sayapnya, berbenturan dengan aura pembunuh yang mendekat.     

Namun pada saat itu, tubuh Zhou Yan merinding dan dia bisa merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Itu adalah sebuah firasat yang tidak biasa. Tiba-tiba sebilah pedang yang sangat dingin diayunkan ke arahnya dari dalam kegelapan. Meskipun tubuh Zhou Yan telah dilindungi oleh baju zirah phoenix, namun pedang itu masih bisa menembusnya dengan membawa keinginan membunuh yang paling kuat tanpa menimbulkan suara sedikit-pun. Semua aura pembunuh dalam kegelapan tampaknya telah menyatu menjadi sebilah pedang, yang menembus baju zirah milik Zhou Yan dan menghancurkannya.     

Zhou Yan bisa merasakan tubuhnya sangat kedinginan saat aura pembunuh itu menerobos masuk ke dalam tubuhnya.     

"Aku menyerah." Zhou Yan bereaksi dengan cepat, dan dia mampu berteriak di waktu yang tepat. Terlepas dari hal itu, jika Xu Que berani melanjutkan serangannya, Zhou Yan tidak berani mengambil risiko.     

Arus kegelapan itu menghilang begitu suara Zhou Yan terdengar. Dia terjatuh dari atas langit dan menghantam permukaan tanah dengan cara yang menyedihkan. Tubuhnya diselimuti dengan aura kegelapan, cahaya emas yang menyelimuti tubuhnya sebelumnya telah menghilang.     

*Uhuk* Zhou Yan memuntahkan darah sambil batuk-batuk. Dia mengangkat kepalanya dan menatap ke arah sosok yang baru saja mendarat di permukaan tanah.     

Xu Que telah muncul kembali dengan ekspresi malas dan acuh tak acuh di wajahnya, membuatnya terlihat seperti tidak peduli dengan apa yang baru saja terjadi.     

"Meskipun Zhou Yan memang kuat, tapi dia benar-benar dibuat kewalahan dalam pertempuran ini. Dia tidak bisa menggunakan kekuatannya sama sekali." Banyak orang yang menyaksikan pertempuran itu merinding ketakutan. Jadi ini adalah kekuatan dari Hukum Kegelapan, dan tampaknya Xu Que telah mengembangkan hukum itu dengan matang.     

Saint Sky tersenyum saat dia melirik ke arah Raja Suci di area tribun penonton. Saat ini, Raja Suci juga sedang menatap ke arah panggung pertempuran. Tatapan matanya tertuju pada Xu Que.     

Seorang keturunan dari keluarga kerajaan di Dinasti Suci Zhou Agung telah dikalahkan dalam pertempuran itu. Lebih buruk lagi, itu adalah sebuah kekalahan telak.     

Meskipun Zhou You memang mampu mengalahkan Phoenix, tetap saja dia telah terluka olehnya. Di sisi lain, Zhou Yan bahkan tidak dapat menyentuh Xu Que.     

Ditambah lagi, Zhou You adalah kultivator terkuat di antara para peserta dari Dinasti Suci Zhou Agung yang berpartisipasi dalam acara tersebut. Jika dibandingkan dengan pertempuran ini, maka kekuatan dari dinasti suci perlu dipertanyakan kembali.     

Xu Que kembali ke tempat dimana Negeri Barren berada setelah sang Tetua mengumumkan hasil pertempuran. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Phoenix, yang berada di dekat Ye Futian di area tribun penonton. Dia menyeringai, terlihat bangga dengan dirinya sendiri. Phoenix menatapnya dan tersenyum sambil menutupi mulutnya.     

"Dasar tukang pamer," ujar Ye Futian sambil terkekeh. Bagaimanapun juga, Xu Que telah membalas kekalahan Phoenix dalam pertempuran itu.     

"Silahkan dilanjutkan." ujar Tetua itu, dan satu sosok lainnya terlihat berjalan keluar dari kerumunan. Banyak orang memandangnya dengan ekspresi tertarik. Sosok yang baru saja muncul juga berasal dari Dinasti Suci Zhou Agung.     

Tatapan matanya masih tertuju pada enam peserta yang tersisa dari Negeri Barren.     

"Ini..." Banyak orang yang menyaksikan pemandangan itu terlihat bingung. Tampaknya kedua belah pihak telah mengincar satu sama lain meskipun pertempuran seratus besar baru saja dimulai. Sepertinya tidak ada pihak yang ingin menyerah dalam hal unjuk kekuatan. Tetapi sekali lagi, hal itu sangat wajar. Pertemuan Sembilan Negara selalu menjadi medan pertempuran antara tempat-tempat suci. Persaingan antara tempat-tempat suci tidak bisa dihindari lagi. Bagaimanapun juga, semua orang yang berasal dari tempat suci adalah orang-orang yang memiliki harga diri yang tinggi.     

"Aku menantang Hua Jieyu dari Negeri Barren." Terdengar sebuah suara dari atas panggung pertempuran. Kali ini, seseorang dari Dinasti Suci Zhou Agung akan menantang istri dari Pemimpin Istana Holy Zhi di Negeri Barren.     

Hua Jieyu berjalan menuju panggung dengan tenang. Lima orang lainnya melirik ke arah lawan dari Hua Jieyu dengan ekspresi dingin di wajah mereka. Tatapan mata mereka menunjukkan bahwa pertempuran masih terjadi antara Dinasti Suci Zhou Agung dan Negeri Barren. Ditambah lagi, jika Yu Sheng bertarung di pertempuran berikutnya, maka kekalahan dari Dinasti Suci tidak bisa dihindari lagi.     

Karena itu, sangat penting bagi Dinasti Suci Zhou Agung untuk memenangkan pertempuran itu. Jika tidak, maka mereka akan menerima tiga kekalahan dari empat pertempuran, yang membuat mereka benar-benar dipermalukan oleh Negeri Barren. Lebih buruk lagi, jika hasilnya memang seperti itu, maka hanya akan ada satu perwakilan dari Dinasti Suci Zhou Agung yang tersisa di posisi 50 besar—Zhou You. Di sisi lain, akan ada setidaknya tiga perwakilan dari Negeri Barren yang tersisa di posisi 50 besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.