Legenda Futian

Kultivator Terkuat dari Aula Cahaya Suci



Kultivator Terkuat dari Aula Cahaya Suci

2"Si gemuk itu..." Banyak orang memandang ke arah Yi Xiaoshi dan berpikir bahwa dia benar-benar ingin dihajar.      1

Dinasti Suci Zhou Agung telah memprovokasi orang-orang dari Negeri Barren sebelumnya, dan sekarang mereka telah menerima akibatnya. Sungguh menyebalkan saat mereka melihat Yi Xiaoshi bisa berbicara dengan nada acuh tak acuh seperti itu. Ditambah lagi, mereka semua sudah melangkah sejauh ini. Jika perwakilan terakhir dari Dinasti Suci Zhou Agung memilih untuk menghindari pertempuran, maka dinasti suci akan merasa sangat malu, hal itu jauh lebih memalukan daripada mereka kalah dalam sebuah pertempuran.     

Zhou Qing adalah satu-satunya peserta yang tersisa dari empat perwakilan yang dimiliki oleh Dinasti Suci Zhou Agung yang belum maju dan bertarung. Dia menatap ke arah Yi Xiaoshi yang berada di depannya dengan ekspresi dingin, lalu dia berjalan keluar dari kerumunan. Di antara empat peserta yang tersisa dari Dinasti Suci Zhou Agung, dia adalah yang paling lemah. Meskipun Dinasti Suci disebut-sebut memiliki kepercayaan diri yang luar biasa sebelum Zhou You menantang Phoenix, namun ketika Zhou You menderita luka-luka walaupun ia berhasil mengalahkan Phoenix, dan baik Zhou Yan maupun Zhou Luoyun telah dikalahkan, semua itu membuat Zhou Qing benar-benar telah kehilangan kepercayaan dirinya untuk menghadapi seseorang dari Negeri Barren. Namun, dia tidak bisa mengelak dari pertempuran itu     

"Silahkan duluan," ujar Zhou Qing dengan nada dingin.     

Si gemuk itu terlihat sangat percaya diri dan memiliki senyuman lebar di wajahnya, sambil menyerang dengan menggunakan Sulur-sulur Kaisar, yang bersinar dengan sangat terang. Tubuh Zhou Qing kini telah diselimuti oleh kobaran api emas. Bayangan seekor Phoenix yang menakjubkan telah muncul dan ketika sulur-sulur tanaman itu mendekat, kobaran api membakar semua sulur itu. Namun, sulur-sulur tanaman itu segera berubah menjadi kobaran api emas dan terus menyerang targetnya.     

*Boom* Sebuah aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya meledak, dan bayangan Phoenix muncul di sekitar Zhou Qing dengan tubuh yang berkilauan. Sulur-sulur tanaman yang tidak dapat dibakar oleh api itu telah dihancurkan dan berubah menjadi abu oleh kobaran api emas milik Zhou Qing saat semua sulur tanaman itu mendekat. Namun pada saat yang sama, tatapan mata semua orang tertuju ke sisi lainnya. Disana terdapat sebuah bayangan emas raksasa yang terus menerus membesar.     

"Membesarlah, membesar, dan terus membesar!" si gemuk itu menatap ke arah sosok raksasa itu dan berteriak.     

"Teknik ini lagi?" Semua orang tertegun dan mereka menyaksikan sosok emas dari seorang dewa kuno itu terus membesar, mereka tidak bisa berkata-kata. Tidak lama kemudian, raksasa setinggi hampir seratus meter yang terlihat seperti seorang dewa itu telah berdiri di hadapan Zhou Qing. Sosok itu sudah tidak membesar lagi. Cahaya emas yang tak berbatas bersinar ke bawah dan menyatu dengan raksasa tersebut. Dewa kuno itu mengangkat kakinya dan hendak menginjak Zhou Qing. Jika serangan itu mengenainya, langkah kaki itu mungkin akan membunuh Zhou Qing saat itu juga.     

Hembusan angin bertiup dan kobaran api emas menyebar dimana-mana. Bayangan Phoenix yang berada di belakang Zhou Qing mengepakkan sayapnya dengan keras dan bergegas mundur seperti sebuah sambaran petir.     

*Boom* Diikuti dengan suara gemuruh yang keras, kaki dari dewa kuno itu melangkah ke atas panggung pertemuan, tetapi sambaran petir emas itu telah melarikan diri ke kejauhan dan berhasil menghindari serangan tersebut. Hembusan angin mengoyak udara saat Zhou Qing meningkatkan kecepatannya hingga batas maksimal. Sambaran petir itu melesat di udara, bergerak menuju Yi Xiaoshi.     

Pada saat itu, lengan raksasa dari dewa kuno itu diulurkan ke depan dan hendak meraih tubuh Zhou Qing, tetapi pergerakan Zhou Qing sangat cepat sehingga lengan itu mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengejarnya. Namun, Zhou Qing melihat tangan yang tak terhitung jumlahnya muncul dari telapak tangan raksasa itu secara tiba-tiba, memenuhi langit seperti sulur-sulur tanaman. Serangan itu telah memenuhi area tersebut dalam sekejap lalu segera mengincar Zhou Qing, membuatnya tidak mungkin bisa melarikan diri.     

Tatapan mata Zhou Qing menjadi sangat tajam. Tubuhnya yang diselimuti oleh kobaran api emas dan bayangan Phoenix melesat ke sudut panggung, mengoyak sulur-sulur tanaman itu saat dia terus melesat pergi. Tetapi dia segera menyadari bahwa sulur-sulur tanaman itu seperti tidak ada habisnya, jumlahnya terus bertambah. Dia masih mempercepat pergerakannya saat cahaya Phoenix yang sangat panas di sekeliling tubuhnya, terus memotong segala sesuatu yang menghalangi jalannya.     

Semua orang di tribun penonton menyaksikan Yi Xiaoshi masih terus mengeluarkan sulur-sulur tanamannya tanpa henti dan mereka tahu bahwa dia telah mengeluarkan kekuatan hukum yang paling dia kuasai: Hukum Pertumbuhan. Tubuh dewa kuno itu memiliki sebuah lengan yang benar-benar telah berubah menjadi sulur-sulur tanaman, yang bersinar dengan cahaya mengerikan yang terpancar dari dalamnya. Semua orang tahu bahwa cahaya itu berasal dari Zhou Qing yang berada di dalam sana.     

*Boom* Lengan raksasa dari dewa kuno itu telah terkoyak. Bagian pundak yang menghubungkan lengan itu patah, dan sebuah lengan raksasa yang baru langsung tumbuh dari bekas lengan sebelumnya. Cahaya emas yang sangat panas meledak dan menyerang ke arah sosok dewa kuno itu dengan kekuatan dari langit. Pada saat yang hampir bersamaan, tubuh Zhou Qing berubah menjadi sambaran petir emas dan melesat keluar, menghancurkan lengan yang telah terkoyak sebelumnya, namun tidak lama kemudian, sebuah kepalan tinju raksasa berwarna emas dikerahkan padanya.     

Dalam sekejap, wajah Zhou Qing berubah menjadi sangat pucat. Dia tahu bahwa dia tidak bisa melarikan diri. Satu-satunya jalan yang tersisa adalah terus bergerak ke depan.     

Kepalan tinju dan Phoenix emas itu berbenturan satu sama lain. Kemudian kepalan tinju raksasa itu retak diikuti dengan ledakan dari seberkas cahaya yang kuat. Pada saat yang sama, terdengar suara retakan dari lengan dewa kuno itu, yang tidak lama kemudian hancur berkeping-keping. Bahkan terdapat cahaya emas yang mengerikan melesat dan menembus tubuh raksasa itu, membuat tubuhnya bergetar.     

Tubuh Zhou Qing juga gemetar. Bayangan Phoenix itu mulai menghilang dan dia memuntahkan darah. Wajahnya terlihat pucat saat dia bisa merasakan organ dalamnya terluka parah, sambil memandang ke arah sosok yang berada di depannya itu dengan tatapan mata sedingin es.     

"Zhou Qing kalah." Banyak orang menarik napas dalam-dalam. Suasana di tribun penonton tampak sangat sunyi. Namun, aura di tubuh Zhou Qing kembali meledak, seolah-olah mengatakan bahwa dia belum berniat untuk menyerah.     

"Kau masih ingin bertarung?" ujar Yi Xiaoshi, dan cahaya berwarna emas berkilauan. Lengan dari dewa kuno yang telah terkoyak kini telah menyatu dan menjadi utuh kembali, yang bersinar dengan cahaya emas. Wajah Zhou Qing menjadi sangat pucat dalam sekejap. Pada saat itu dia baru menyadari bahwa selama ini dia tidak bertarung melawan Yi Xiaoshi, tetapi dia bertarung melawan bayangan dari sosok raksasa yang dipanggil oleh si gemuk itu. Bayangan itu mengandung kekuatan yang dimiliki oleh Yi Xiaoshi.     

Zhou Qing tampak putus asa.     

Cahaya yang bersinar dengan terang itu kembali meredup, dan Zhou Qing memandangnya dengan ekspresi yang buruk di wajahnya. Kemudian dia berbalik untuk pergi, menandakan bahwa dia memilih untuk menyerah. Perlahan-lahan tubuh raksasa dari dewa kuno itu menghilang, dan Yi Xiaoshi menggosok alisnya, dia bisa merasakan kekuatan spiritualnya telah terkuras habis.     

Tapi sekali lagi, mungkin tidak akan ada lagi tempat suci lainnya yang berani memandang rendah Negeri Barren lagi, bukan?     

Empat pertempuran antara peserta dari Dinasti Suci Zhou Agung dan Negeri Barren telah berakhir dimana dinasti suci menelan tiga kekalahan. Satu-satunya kemenangan yang mereka dapatkan berasal dari orang nomor satu dari Dinasti Suci Zhou Agung, Zhou You, saat dia bertarung melawan Phoenix, yang dianggap sebagai sosok yang tidak terlalu kuat di antara para peserta yang berasal dari Negeri Barren. Jika itu adalah sebuah pertempuran antara dua tempat suci utama, maka Dinasti Suci Zhou Agung akan menderita kekalahan telak.     

Mulai dari pertempuran mereka dengan Tebing Zhisheng hingga saat ini dengan Dinasti Suci Zhou Agung, para peserta dari Negeri Barren kembali membuktikan kualitas mereka meskipun hanya ada enam orang dari mereka yang tersisa di panggung pertemuan. Ditambah lagi, tiga orang di antara mereka telah berhasil lolos ke tahap berikutnya.     

Kekuatan yang dimiliki oleh Yu Sheng pasti mampu membuatnya lolos ke tahap berikutnya, yang berarti bahwa dalam posisi 50 besar mendatang, akan ada setidaknya empat perwakilan dari Negeri Barren, dan mereka tetap menjadi tempat suci yang memiliki jumlah perwakilan terbanyak jika dibandingkan dengan tempat-tempat suci lainnya.     

Sejauh mana mereka akan terus melangkah? Banyak orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Raja Suci Zhou Agung, mereka bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkan olehnya saat ini. Namun, sang raja terlihat tenang dan mereka tidak bisa menebak apa-pun dari ekspresi wajahnya. Sebaliknya, Saint Sky yang duduk di sampingnya tersenyum dan berkata, "Kita selalu memiliki sosok-sosok mengejutkan yang muncul di setiap penyelenggaraan Pertemuan Sembilan Negara di masa lalu. Tempat-tempat Suci saling bertempur satu sama lain dan ada begitu banyak kultivator kuat yang berpartisipasi. Tapi tidak pernah ada Pertemuan Sembilan Negara seperti ini sebelumnya. Istana Holy Zhi dari Negeri Barren tidak pernah berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara selama bertahun-tahun, namun mereka menjadi tempat suci dengan jumlah peserta terbanyak dalam posisi seratus besar, bahkan mungkin di posisi 50 besar. Sepertinya tidak ada yang menyangka bahwa hal seperti ini akan terjadi, ya?"     

"Hal ini sangat mengejutkan," ujar seorang tokoh penting dari Klan Xia di Negeri Musim Panas. Lagipula, sejak awal Istana Holy Zhi tidak memiliki seorang Saint.     

Raja Suci Zhou Agung menoleh untuk melihat ke arah Ye Futian dan berkata, "Ye Futian, rekan-rekanmu dari Negeri Barren benar-benar membuatku terkejut karena mereka mampu mengalahkan tiga kultivator kuat dari Dinasti Suci Zhou Agung. Semua orang telah tertipu oleh penampilanmu sebelum Pertemuan Sembilan Negara dimulai. Bahkan Saint Xihua mengira bahwa kau adalah sosok yang sopan dan rendah hati. Dengan melihat situasi saat ini, tampaknya kau memiliki sebuah ambisi yang cukup besar."     

Semua orang mengalihkan pandangan mereka untuk melihat ke arah Ye Futian. Jika mereka memikirkannya sekali lagi, Ye Futian memang telah menipu semua orang yang hadir di Pertemuan Sembilan Negara.     

"Mohon maaf, senior. Ini adalah pertama kalinya Negeri Barren berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara dan tampil di panggung sebesar ini. Sulit untuk dipercaya, tapi ini adalah pertama kalinya saya berada di luar Negeri Barren. Saya baru berkunjung ke Negeri Timur selama kurang dari setengah tahun, dan tidak mungkin saya bisa mengetahui seberapa kuat para murid dari tempat-tempat suci di negara-negara lainnya. Saya telah berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara untuk belajar, dan alasan utama mengapa saya menjelajah ke luar Negeri Barren adalah agar kami dapat terus berkembang, berharap agar kami pada akhirnya dapat memiliki seorang Saint, sehingga tempat suci di Negeri Barren tidak akan diambil alih. Namun secara kebetulan kemampuan beberapa murid dari Negeri Barren telah membuat saya terkejut." Ye Futian memandang ke arah sang raja dengan ekspresi tenang di wajahnya, tidak menunjukkan bahwa dia bersikap merendah ataupun sombong. Semua orang melihat perbincangan antara keduanya dengan ekspresi aneh di wajah mereka. Kata-kata Ye Futian memang terdengar tulus, dan mereka tidak bisa berkomentar apa-apa terkait hal itu.     

Ye Futian sedang berpartisipasi dalam Pertemuan Sembilan Negara dan ini adalah pertama kalinya dia menjelajah di luar Negeri Barren. Mereka tidak bisa berkomentar apa-apa tentang hal itu.     

"Kita telah berprasangka buruk dan mengira orang-orang dari Negeri Barren menjadi lemah hanya karena mereka tidak memiliki seorang Saint. Sepertinya kau telah bersikap terlalu berlebihan dengan mengatakan bahwa kau telah ditipu oleh Pemimpin Istana Ye, Raja Suci." Saint Glass tersenyum dan menambahkan, "Sejak awal para murid dari Negeri Barren telah mengalami banyak kesulitan untuk bisa melangkah sejauh ini."     

Ye Futian menatap ke arah Saint Glass. Secara kebetulan Saint Glass juga sedang menatap ke arahnya. Terdapat senyuman tipis terlihat di matanya, yang tampak sangat memikat. Ye Futian tersenyum dan mengangguk dengan penuh rasa terima kasih, dia tidak menyangka bahwa Saint Glass akan berbicara untuk membelanya.     

Raja suci memandang ke arah Saint Glass dan berpikir bahwa gadis yang selalu dilihatnya dalam mimpi masih terlihat mempesona setelah bertahun-tahun lamanya. Dia tersenyum dan berkata, "Kau benar. Aku memang telah melakukan kesalahan karena berpikiran sempit."     

"Kesalahan yang dikatakan oleh Saint Glass adalah kesalahan yang juga telah kuperbuat sebelumnya. Aku tidak menyangka bahwa para murid dari Negeri Barren dapat melangkah sejauh ini. Seharusnya orang-orang tidak boleh menilai sesuatu hanya dengan apa yang mereka ketahui. Akibatnya, sekarang kita telah dibodohi oleh diri kita sendiri." Saint Xihua tersenyum dan berkata, "Tapi sekali lagi, Raja Suci Zhou Agung selalu berbicara secara terang-terangan seperti ini, dan bukannya dia memiliki suatu masalah dengan Ye Futian. Dengan adanya para murid yang bertempur dalam Pertempuran Sembilan Negara, maka pertempuran antara murid-murid dari berbagai tempat suci tidak bisa dihindari lagi. Karena pertemuan ini hanya terjadi setiap tiga tahun sekali, maka semakin sengit pertempuran yang terjadi maka akan semakin baik. Kami sebagai para Tetua hanya perlu duduk dan menyaksikan jalannya acara ini."     

"Tepat sekali." Saint Glass tersenyum.     

"Selain itu, aku menjadi penasaran sekarang. Karena kelompok dari Negeri Barren bisa melangkah sejauh ini, maka para murid dari tempat-tempat suci di delapan negara lainnya saat ini jelas dibayang-bayangi oleh orang-orang dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren. Kita harus benar-benar mengevaluasi diri kita sendiri dan memikirkan cara-cara yang lebih baik untuk membimbing murid-murid kita di masa depan," ujar Saint Xihua sambil tersenyum dan melihat ke arah panggung pertemuan yang berada di bawahnya, sambil menambahkan," Jangan pedulikan kami, silahkan dilanjutkan."     

Pada saat itu, satu sosok terlihat berjalan keluar dari kerumunan, dan banyak orang memiliki ekspresi aneh di wajah mereka sebelum akhirnya mata mereka berbinar. "Ji Hua dari Aula Cahaya Suci."     

Ji Hua adalah sosok yang sangat tangguh, dan semua pertempuran yang dia jalani sebelumnya berakhir hanya dalam hitungan detik. Dia berhasil melaju ke tahap ini dengan penampilan yang luar biasa. Tidak ada seorang-pun yang bisa menghalangi jalannya dalam waktu lama, membuat Ji Hua menjadi peserta yang sangat populer di Pertemuan Sembilan Negara tahun ini. Banyak orang yang menduga bahwa ia pasti akan berhasil masuk dalam posisi sepuluh besar atau mungkin berada di posisi tiga besar. Semua itu menunjukkan kehebatan yang dia miliki.     

Peserta pertama yang muncul dari Aula Cahaya Suci di Pertemuan Sembilan Negara tahun ini tidak lain adalah Ji Hua, kultivator terkuat yang mereka miliki.     

Ji Hua mengalihkan pandangannya ke arah dimana para peserta dari Negeri Barren berada. Terdapat tiga orang yang belum bertempur di putaran ini: Yu Sheng, Ye Wuchen, dan Yuan Zhan. Mereka bertiga memiliki kekuatan yang mengerikan, dan Yu Sheng adalah yang paling kuat di antara ketiganya. Dia merasa sangat penasaran tentang seberapa jauh Yu Sheng bisa melangkah dan apakah Yu Sheng memiliki kekuatan yang mumpuni untuk menghadapinya dalam pertempuran di posisi sepuluh besar.     

"Kalau begitu, aku memilihmu," ujar Ji Hua saat matanya beralih ke arah Yuan Zhan.     

"Seseorang kembali menantang Negeri Barren." Banyak orang di area tribun penonton berbincang-bincang satu sama lain. Ji Hua dari Aula Cahaya Suci telah menantang Yuan Zhan dari Negeri Barren. Tampaknya Negeri Barren kini telah menjadi pusat perhatian. Masih ada enam perwakilan mereka yang bertahan di atas panggung pertemuan, dan tidak ada satu-pun jenius tingkat atas yang ingin dibayang-bayangi oleh mereka, karena hal itu akan membuat citra dari tempat-tempat suci lainnya terlihat buruk. Meskipun para peserta dari Negeri Barren tahun ini memang sangat tangguh, tidak ada satu-pun peserta yang berasal dari tempat-tempat suci lainnya yang ingin dibayang-bayangi oleh kehebatan dari Negeri Barren. Karena itulah, Ji Hua memilih untuk menantang seseorang dari Negeri Barren.     

Jumlah peserta yang masih tersisa dari Negeri Barren terlalu banyak.     

Yuan Zhan berjalan keluar dari kerumunan. Tubuhnya yang kekar masih terlihat mengintimidasi dan memberikan tekanan pada orang-orang di sekitarnya. Auranya sangat kuat. Namun pada saat itu, tubuh Ji Hua memancarkan cahaya yang menyilaukan, dan sinar-sinar cahaya yang menyilaukan melesat di sekitar mereka, diarahkan menuju mata Yuan Zhan. Dia tidak punya pilihan selain menutup matanya, melindunginya dengan kedua lengannya.     

Cahaya itu sangat menyilaukan. Bukan hanya Yuan Zhan yang merasakan hal itu. Semua orang yang duduk di tribun penonton memandang ke arah Ji Hua dan bisa merasakan cahaya menyilaukan yang terpancar darinya. Perlahan-lahan tubuh Ji Hua naik ke udara dan bersinar terang, seolah-olah dia adalah keturunan dari para dewa, berkilauan dengan cahaya yang sangat menyilaukan.     

Meskipun aura Yuan Zhan sangat kuat, ketika cahaya yang dipancarkan oleh Ji Hua menyebar, dapat terlihat dengan jelas bahwa dia adalah karakter utama dari pertempuran tersebut. Tidak ada seorang-pun yang bisa mencuri daya tarik milik Ji Hua.     

Ye Futian duduk di area tribun penonton dari Negeri Barren dan menatap ke arah Ji Hua. Meskipun Hukum Cahaya yang dimiliki oleh Aula Cahaya Suci tidak memiliki daya serang, tetap saja itu merupakan jenis kekuatan hukum yang mengerikan. Rumor mengatakan bahwa sihir Holy Light dari Aula Cahaya Suci mampu menyatukan semua jenis kekuatan ke dalam Hukum Cahaya membuat kekuatannya menjadi sangat mengerikan. Persyaratan minimum untuk bisa mempelajari sihir Holy Light adalah seseorang harus mengembangkan pemahaman mengenai kekuatan hukum cahaya. Karena itulah, Aula Cahaya Suci hanya memiliki beberapa murid inti, tetapi semua murid inti mereka adalah para jenius luar biasa dengan bakat yang sangat langka, membuat mereka menjadi sosok-sosok yang sangat mengerikan.     

Sepertinya Yuan Zhan akan menjalani sebuah pertempuran yang sulit, pikir Ye Futian dalam hati. Namun, dia tidak terlalu terkejut. Di antara seratus peserta dari hampir 30 tempat suci yang tersisa, para murid terkuat dari semua tempat suci itu telah hadir disini. Negeri Barren memiliki tujuh perwakilan di posisi seratus besar, jadi wajar saja bagi mereka untuk bertemu dengan lawan dengan tingkat kekuatan seperti itu.     

Seberkas cahaya yang menyilaukan ditembakkan ke arah Yuan Zhan, membuatnya sulit untuk membuka matanya. Dia tidak bisa melihat apa-pun selain cahaya tersebut saat dia membuka matanya. Lawannya telah mengembangkan penggunaan Hukum Cahaya dengan sangat baik.     

Yuan Zhan menurunkan lengannya sambil tetap menutup matanya. Pikirannya juga dipenuhi dengan cahaya suci yang menyilaukan. Dari arah sumber cahaya itu tampak satu sosok sedang berdiri dengan tubuh yang bersinar sangat terang, sosok itu tidak lain adalah Ji Hua.     

*Boom* Yuan Zhan melangkah ke depan dan bergegas menuju ke tempat dimana Ji Hua berdiri. Cahaya itu menjadi semakin menyilaukan. Sederet pedang muncul di hadapan Ji Hua: Pedang Cahaya. Daya serang dari pedang itu dikenal sangat tangguh. Siapa-pun bisa menebak akan menjadi sekuat apa serangan seperti itu ketika digabungkan dengan hukum cahaya.     

*Boom* Tubuh Yuan Zhan berubah menjadi semakin kekar dan bertambah besar. Sinar-sinar cahaya berwarna emas terpancar dari tubuhnya saat dia membuka titik-titik akupuntur miliknya. Dia mengulurkan tangannya dan sebuah tongkat emas telah muncul di tangannya. Kera itu telah mengamuk bahkan sebelum pertempuran benar-benar dimulai. Sudah jelas bahwa dia juga tahu bahwa lawannya kali ini sangat kuat.     

Ji Hua tetap berdiri di tempatnya. Cahaya yang sangat menyilaukan itu terus menyinari area tempat dimana dia berada. Dia mengayunkan tangannya secara perlahan. Dalam sekejap, Pedang Cahaya Suci itu melesat ke depan. Deretan sinar-sinar cahaya menembus udara saat mereka diarahkan menuju Yuan Zhan. Kecepatan dari serangan itu membuat Yuan Zhan tidak mungkin bisa menghindar.     

Yuan Zhan meraung dan mengayunkan tongkat emasnya, yang berbenturan dengan deretan Pedang Cahaya Suci tersebut. Pada saat yang sama, cahaya emas menjalar di tubuhnya, membentuk sebuah pertahanan fisik yang kokoh, karena serangan-serangan dari lawannya ini sangat berbahaya.     

Cahaya dari pedang-pedang itu mengamuk diikuti dengan suara gemuruh yang keras. Tongkat emas milik Yuan Zhan tidak dapat menangkis semua serangan dari Pedang Cahaya Suci itu. Banyak dari pedang-pedang itu berhasil mendarat di tubuh Yuan Zhan, membuat sayatan pada tubuh fisiknya, mengoyak pertahanannya.     

Yuan Zhan terus bergerak ke depan seolah-olah dia tidak merasakan apa-apa. Dia ingin mengakhiri pertempuran ini sesegera mungkin, dan tidak ada lagi yang bisa dilakukannya selain terus menyerang. Namun, pada saat itu, cahaya suci tersebut semakin menyilaukan saat menyelimuti tubuh Ji Hua. Dia mengulurkan tangannya dan pedang cahaya serta pedang bayangan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan. Dia membuka telapak tangannya dan pedang cahaya yang tak terhitung jumlahnya itu melesat menuju tubuh Yuan Zhan. Yuan Zhan membalasnya dengan raungan penuh amarah dan menghentikan langkahnya, kemudian dia mengayunkan tongkatnya ke depan, membentuk sebuah tirai yang dibentuk dari bayangan-bayangan tongkatnya.     

"Pedang Cahaya Suci, Penghakiman," ujar Ji Hua, dan semua orang menyaksikan saat pedang cahaya yang tak terhitung jumlahnya menerjang ke arah Yuan Zhan. Tirai dari bayangan-bayangan tongkat itu mampu menahan laju dari sebagian besar pedang tersebut, tetapi masih ada beberapa pedang yang berhasil melewati celah yang ada.     

Yuan Zhan mengayunkan tongkatnya untuk menangkis serangan itu, tetapi kemudian dia mendengar Ye Futian berkata, "Yuan Zhan, sudah cukup." Ye Futian tahu setelah menyaksikan serangan itu bahwa Yuan Zhan akan terpojok tanpa ada cara untuk membalas serangan tersebut, membuat kera itu tidak mungkin menang melawan Ji Hua.     

Yuan Zhan mengayunkan serangannya yang terakhir diikuti dengan suara gemuruh dan bergegas mundur. Tubuhnya dipenuhi dengan luka sayatan. Dia juga berlumuran darah, dapat terlihat dengan jelas bahwa dia terluka. Ye Futian menyuruhnya mundur agar dia tidak bertarung lebih lama lagi, karena dia tidak perlu melakukan hal itu.     

Cahaya itu telah menghilang dan Ji Hua tetap melayang di udara seperti seorang dewa.     

"Tidak terkalahkan." Dua kata itu muncul di dalam pikiran banyak orang saat mereka menyaksikan sosok Ji Hua yang melayang di udara. Sihir Holy Light dari Aula Cahaya Suci sangat mengerikan. Ji Hua, yang telah mengembangkan penggunaan Hukum Cahaya dengan sangat baik, benar-benar tampak tak terkalahkan. Tidak ada seorang-pun hingga tahap ini yang mampu menjadi ancaman baginya.     

Kekuatan Yuan Zhan memang sangat luar biasa, dan hal itu sudah terbukti bagi semua orang yang telah menyaksikan pertempuran yang dia jalani sebelumnya. Namun, orang-orang bisa menebak siapa yang akan menjadi pemenangnya saat ada seseorang yang berhadapan dengan Ji Hua. Tampaknya pertempuran itu telah menunjukkan kekuatan mengerikan yang dimiliki oleh Ji Hua.     

"Dia benar-benar kultivator terkuat dari Aula Cahaya Suci," ujar Saint Xihua. Aula Cahaya Suci di Negeri Qi adalah sebuah tempat suci yang sangat mengerikan.     

"Pertemuan Sembilan Negara tahun ini benar-benar menjadi semakin menarik." Saint Sky tersenyum. Pertempuran antara para jenius tingkat atas semakin sering terjadi saat sosok-sosok yang sangat tangguh disingkirkan satu per satu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.