Legenda Futian

Kepalan Tinju Seperti Biasanya



Kepalan Tinju Seperti Biasanya

2Sementara para peserta dari Negeri Barren telah menyelesaikan pertempuran mereka masing-masing, pertempuran antara kultivator-kultivator kuat lainnya terus berlanjut. Para kultivator kuat satu per satu terus menampilkan kekuatan yang mengerikan. Sudah jelas, banyak diantara mereka yang selama ini menyembunyikan kekuatan mereka yang sebenarnya di putaran-putaran sebelumnya dan kini benar-benar membuat kejutan. Ketika pertempuran terus dilanjutkan, orang-orang itu mulai menunjukkan kekuatan mereka yang sesungguhnya.      0

Para jenius tingkat atas dari tempat-tempat suci di delapan negara lainnya terus menampilkan kehebatan mereka dalam pertempuran mereka masing-masing, membuat mereka lolos ke posisi 50 besar. Beberapa tempat suci hanya memiliki satu peserta yang tersisa di atas panggung pertempuran.     

Selain mereka yang berasal dari tempat-tempat suci, tiga peserta dari Negeri Timur yang bukan anggota dari tempat suci kini hanya menyisakan satu orang. Sosok itu tidak lain adalah sang gadis misterius, Yaya. Sama seperti Yu Sheng, dia telah menarik banyak perhatian dari orang-orang.     

Seorang gadis berusia sekitar 15 tahun mampu berdiri di atas panggung Pertemuan Sembilan Negara, dan belum pernah mengalami kekalahan. Ditambah lagi, tidak ada seorang-pun yang bisa menebak sekuat apa dia sebenarnya. Semua lawannya menderita kekalahan telak. Dia tidak pernah menggunakan lebih dari tiga serangan untuk mengakhiri pertempurannya. Dia dan Yu Sheng dianggap sebagai sosok yang paling mengejutkan dalam pertemuan tahun ini. Semua orang memandangnya dengan penuh antisipasi, mereka bertanya-tanya bagaimana keduanya bisa melakukan hal seperti itu dan siapa yang bisa menghentikan mereka berdua.     

Ye Futian, yang berada di tribun penonton, sedang mengamati lima orang yang tersisa di pihaknya. Pada saat ini, para peserta yang masih bertahan adalah kultivator-kultivator terkuat yang dimiliki oleh semua tempat suci, yang menunjukkan bahwa sebagian besar peserta yang masih bertahan di atas panggung pertemuan harus bertarung melawan kultivator-kultivator terkuat dari berbagai tempat suci lainnya. Saat ini mereka sudah tidak bisa mundur dan menghindari pertempuran yang akan terjadi.     

Pertemuan Sembilan Negara telah memasuki tahap yang sangat menentukan. Bahkan para kultivator terkuat dari tempat-tempat suci harus waspada, karena bisa dipastikan bahwa ada beberapa di antara mereka yang akan tersingkir dalam putaran pertempuran itu.     

"Pertempuran akan dilanjutkan. Peraturannya masih sama seperti sebelumnya," Tetua yang bertugas menjadi pemandu acara itu mengumumkan.     

Seorang biksu bertubuh kekar berjalan keluar dari kerumunan begitu Tetua itu selesai berbicara. Dia mengenakan kasaya [1][1] berwarna emas, dengan memancarkan cahaya berwarna emas di sekujur tubuhnya. Sudah jelas bahwa itu adalah sebuah perubahan yang dihasilkan dari proses latihan dengan menggunakan metode tertentu untuk waktu yang lama, sehingga hasil latihannya dapat terlihat baik dalam aspek penampilan maupun aura di sekitarnya. Dia adalah salah satu murid dari Wilayah Vajra di Negeri Perang, sebuah generasi yang memiliki kata 'Wu' dalam namanya, yaitu 'Wu Liang.'     

"Bahkan Wu Liang dari Wilayah Vajra kini telah muncul untuk bertarung. Aku ingin tahu siapa yang akan dia tantang." Banyak orang memandang ke arahnya. Hanya ada dua kultivator kuat yang berasal dari Wilayah Vajra yang masih bertahan di panggung pertempuran. Tuan Wu Liang tidak sekuat juniornya, Wu Bei, tapi dia tetap saja merupakan satu sosok yang sangat mengerikan. Dia terlatih dalam menggunakan metode suci dari Wilayah Vajra: Tubuh Dharma Vajra. Dia telah melatih tubuh dharma-nya hingga mencapai tingkat dimana teknik itu tidak bisa dihancurkan, sehingga tidak ada senjata apa-pun yang dianggap mampu menembus tubuhnya. Karena itulah, tidak ada seorang-pun yang ingin berhadapan dengannya.     

Dua peserta yang tersisa dari Wilayah Vajra sangat mengerikan.     

Wu Liang mengalihkan pandangannya ke satu arah tertentu dan berkata, "Yu Sheng, aku melihat bahwa kau memiliki tubuh fisik yang kuat dan mahir dalam menggunakan teknik peningkatan tubuh, dimana aku merasa bahwa kemampuanmu ini mirip dengan metode latihan yang diterapkan di Wilayah Vajra. Karena itu, aku ingin menantangmu bertarung dan melihat sejauh mana perkembangan kita berdua dalam latihan masing-masing."     

Banyak orang menunjukkan ekspresi aneh di wajah mereka. Orang pertama yang ditantang oleh Wu Liang dari Wilayah Vajra tidak lain adalah Yu Sheng.     

Banyak orang yang duduk di tribun penonton saling berbincang-bincang begitu Wu Liang selesai berbicara. "Wu Liang dikenal sebagai sosok yang memiliki tubuh fisik yang tidak bisa dihancurkan, dan tubuh fisiknya mengandung kekuatan yang mengerikan. Namun Yu Sheng juga memiliki kekuatan yang serupa, dan sekarang, Wu Liang akan menantang Yu Sheng."     

"Aku ingin tahu siapa di antara mereka yang memiliki tubuh lebih kuat."     

Banyak orang saling berbincang-bincang satu sama lain. Bahkan tokoh-tokoh penting yang duduk di tribun penonton memusatkan perhatian mereka ke arah panggung pertempuran, mereka merasa tertarik. Tampaknya orang-orang dari Wilayah Vajra menyukai tantangan, melihat bagiamana salah satu anggota mereka langsung menantang Yu Sheng di pertempuran pertama.     

Hua Yunshu, Zhou You, Ji Hua, dan banyak kultivator lainnya memandang ke arah panggung pertempuran, mereka merasa penasaran. Seharusnya pertempuran ini akan menunjukkan sekuat apa tubuh fisik Yu Sheng sebenarnya. Wu Liang pasti akan mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya saat menghadapi lawan seperti itu.     

Yu Sheng melangkah ke depan. Sepertinya dia sudah terbiasa untuk ditantang dalam pertempuran pertama di tahap mana-pun.     

Dua sosok bertubuh kekar itu berdiri saling berhadapan satu sama lain. Wu Liang terlihat tenang dan fokus saat dia menyatukan kedua telapak tangannya dan berkata, "Silahkan duluan." Kemudian, cahaya emas bersinar begitu dia selesai berbicara dan sosoknya tampak luar biasa. Cahaya emas yang tak berbatas itu menyebar di sekujur tubuhnya, dan udara bergetar diiringi dengan suara lonceng yang jernih. Dalam sekejap, tubuh Wu Liang berubah menjadi sebuah tubuh yang terbuat dari emas. Cahaya emas yang menyilaukan bersinar di atas tubuh emas itu.     

"Tubuh Dharma Vajra dari Wilayah Vajra." Banyak Saint yang berada di tribun penonton memandang ke arah panggung pertempuran dengan ekspresi tertarik di wajah mereka. Tubuh fisik yang dihasilkan dari proses latihan dengan Tubuh Dharma Vajra juga dikenal sebagai tubuh yang tidak bisa dihancurkan. Rumor mengatakan bahwa ketika proses latihan itu telah mencapai puncaknya, maka tubuh fisik seseorang akan mencapai kondisi tubuh suci yang tidak bisa dihancurkan, suatu kondisi dimana tubuh fisik seseorang tidak akan bisa membusuk, menua, mati, atau dihancurkan dengan cara apa-pun, bahkan jika orang yang berlatih teknik itu meninggal dunia.     

Pada saat itu, cahaya-cahaya emas menyinari tubuh Wu Liang, yang sepertinya telah berubah menjadi tirai-tirai cahaya emas yang membentuk sebuah lingkaran, membuat sosoknya terlihat seperti seorang Buddha kuno yang tidak bisa dihancurkan, menyatu dengan tubuh fisiknya sendiri.     

*Brak* Terdengar suara gemuruh yang keras saat Wu Liang melangkah ke depan, menuju ke arah Yu Sheng.     

Tatapan mata Yu Sheng tetap tertuju ke arah lawannya. Aura yang mengerikan menjalar di sekujur tubuhnya. Cahaya-cahaya berwarna emas kegelapan menyelimuti tubuhnya. Dua titik akupuntur dari titik akupuntur Tujuh Bintang telah dibuka secara bersamaan, membuat kekuatan tubuhnya yang meluap-luap mengalir ke kedua lengannya. Pada saat itu, lengan kanan Yu Sheng telah dipenuhi dengan kekuatan yang meledak-ledak saat ia terus melihat ke arah lawannya, menunggu biksu itu datang ke hadapannya.     

Tubuh Dharma Vajra bersinar sangat terang. Wu Liang turun dari atas langit, sambil mengangkat tangannya dan mengerahkan jejak telapak tangan emas yang memenuhi udara di depannya.     

"Invincible Vajra Mark." Banyak orang memandang ke arah mudra yang berukuran sangat besar itu. Jejak telapak tangan emas itu menutupi tubuh Yu Sheng saat itu juga. Mudra emas yang terbuat dari emas murni itu menyerang. Udara bergetar, menunjukkan betapa mengerikannya kekuatan dari serangan itu.     

Pada saat yang sama, Yu Sheng melangkah ke depan dengan agresif, sambil memasang kuda-kuda dan mengangkat tangannya yang membawa kekuatan dahsyat, meninju Invincible Vajra Mark yang diarahkan padanya. Pada saat itu, kepalan tinjunya terlihat seperti cahaya emas yang sedang mengalir, mengoyak ruang hampa di depannya. Ketika mudra dan kepalan tinju itu berbenturan satu sama lain, cahaya emas yang menyilaukan terpancar dari dua serangan itu.     

*Boom* Banyak orang bisa merasakan gendang telinga mereka bergetar hebat, hati mereka juga berdebar kencang, namun tatapan mata mereka tetap tertuju pada titik dimana benturan itu terjadi. Seperti apa hasil akhir dari benturan dua kekuatan yang dahsyat antara Tubuh Dharma Vajra yang dimiliki oleh Tuan Wu Liang dari Wilayah Vajra dan Yu Sheng?     

Benturan itu membuat banyak orang merinding. Mereka melihat ke arah titik dimana benturan itu terjadi, dan disana mereka menyaksikan sebuah kepalan tinju telah menembus mudra tersebut, menghancurkannya dalam sekejap. Yu Sheng melanjutkan serangannya dan mendaratkan tinjunya ke tubuh Tuan Wu Liang yang tidak bisa dihancurkan.     

*Boom* Terdengar suara gemuruh lainnya, diikuti dengan sebuah suara retakan. Banyak retakan terlihat di tubuh dharma emas itu.     

Setelah itu, tubuh Wu Liang terhempas ke udara sementara tidak lama kemudian tubuh dharma miliknya hancur. Wu Liang memuntahkan darah setelah dia jatuh ke permukaan tanah.     

Suasana di panggung Pertemuan Sembilan Negara menjadi sangat sunyi saat semua orang menyaksikan pemandangan itu. Hati banyak orang terus berdebar kencang.     

Apakah itu benar-benar yang mereka sebut sebagai 'tubuh yang tidak bisa dihancurkan'?     

Apakah Wu Liang benar-benar seorang jenius muda dari Wilayah Vajra?     

Apa yang sedang mereka lihat adalah sebuah kenyataan. Pertempuran ini berakhir hanya dengan satu kepalan tinju. Bahkan saat bertarung melawan seseorang dengan kekuatan luar biasa seperti Wu Liang, Yu Sheng hanya membutuhkan satu kepalan tinju untuk mengalahkannya.     

'Mengapa kau ingin menyulitkan dirimu sendiri dengan hal ini?' Ye Futian menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan sepatah kata-pun. Bertempur dalam aspek kekuatan fisik melawan Yu Sheng? Tidak peduli metode peningkatan tubuh seperti apa yang dia gunakan, bagaimana mungkin dia bisa dibandingkan dengan Yu Sheng?     

Yu Sheng telah menjalani latihan dengan metode yang brutal sejak dia masih muda oleh ayah baptis Ye Futian untuk berlatih metode iblis agar dia bisa memperkuat tubuhnya, dengan cara menahan rasa sakit dan penderitaan dimana hanya beberapa orang yang mampu menerimanya. Sebagai hasilnya, dia telah memperoleh tubuh yang sangat kuat. Ditambah lagi, Yu Sheng berbeda dari Ye Futian, dimana selama ini dia telah mengambil jalur peningkatan tubuh dan hanya berlatih dalam seni bela diri. Semua itu, ditambah dengan kekuatan murninya yang luar biasa, telah membentuknya ke kondisi yang mengerikan seperti hari ini.     

Metode yang digunakan oleh para murid dari Wilayah Vajra mungkin sangat kuat, bahkan bisa saja lebih kuat dari guru kami, Sage Douzhan, tetapi apakah metode itu bisa dibandingkan dengan metode iblis dari ayah baptis?     

Jika berbicara mengenai sebuah pertempuran dengan kekuatan murni, tidak ada seorang-pun yang mampu berhadapan langsung dengan Yu Sheng.     

Bahkan Wu Bei, kultivator terkuat di Wilayah Vajra tidak akan mampu mengalahkannya, apalagi Wu Liang.     

"Jadi bahkan Wu Liang dari Wilayah Vajra terbukti tidak cukup kuat. Tampaknya Wu Bei, kultivator terkuat di Wilayah Vajra harus turun tangan," ujar Saint Sky dengan tenang.     

Banyak tokoh penting dari Wilayah Vajra memperhatikan panggung pertempuran dengan seksama, mereka menganggap bahwa Yu Sheng adalah orang yang tepat untuk berlatih dalam metode suci dari Wilayah Vajra. Mereka dapat melihat bahwa Yu Sheng adalah seorang jenius yang luar biasa dengan potensi yang sangat besar dalam teknik peningkatan tubuh dan seni bela diri.     

Adapun Wu Bei... Mereka melihat ke arah satu-satunya peserta yang tersisa dari Wilayah Vajra itu. Jika Wu Bei akan mengambil tindakan, maka tidak akan ada banyak peserta di panggung Pertemuan Sembilan Negara yang mampu melawannya, bukan? Mereka masih bertanya-tanya apakah Yu Sheng akan mampu menghentikan Wu Bei jika mereka bertarung.     

Satu sosok terlihat berjalan ke atas panggung setelah Yu Sheng kembali ke tempatnya. Sosok itu adalah Ji Hua. Karena murid-murid dari Negeri Barren terus menerus menantang Aula Cahaya Suci di putaran sebelumnya, Ji Hua menjadi satu-satunya peserta yang tersisa dari Aula Cahaya Suci di Pertemuan Sembilan Negara. Semua peserta lainnya dari istananya telah tersingkir. Sebaliknya, Negeri Barren masih memiliki lima peserta. Karena itu, Ji Hua kembali menantang seseorang dari Negeri Barren. Targetnya kali ini adalah Yi Xiaoshi.     

Ekspresi si gemuk itu berubah menjadi suram. Sebelumnya, Yuan Zhan telah dikalahkan oleh Ji Hua, dan serangan-serangan Ji Hua sangat kuat sehingga pertahanan Yuan Zhan tidak mampu menahannya. Tubuh dewa emas kuno itu kembali dikeluarkan, tetapi Ji Hua tidak melakukan apa-pun untuk menghentikannya. Dia membiarkan dewa kuno itu terus membesar. Ji Hua, yang saat ini diselimuti oleh cahaya suci yang tak berbatas, menerjang ke depan seperti seberkas cahaya sejati.     

Lengan dewa kuno itu kembali berubah menjadi sulur-sulur tanaman yang tak terhitung jumlahnya, menerjang ke arah Ji Hua, tetapi dia hanya berdiri di tempatnya sambil menaruh kedua tangannya di belakang punggungnya, bahkan dia tidak berniat untuk menghindar. Rangkaian pedang suci yang berada di sekitarnya menembus udara, dan sulur-sulur tanaman itu terus menerus dikoyak dalam sekejap, membuat lengan dewa kuno itu hancur.     

Lengan-lengan yang baru saja terbentuk langsung menyerang Ji Hua, tetapi dia seperti tidak melihat serangan itu, tidak berniat untuk menghindari serangan-serangan yang ditujukan padanya. Kemudian dia berubah menjadi seberkas sinar cahaya dan langsung menerjang ke arah kepalan tinju dari dewa kuno itu, berusaha menembusnya.     

Pada saat berikutnya, seberkas cahaya menyilaukan terpancar dari dalam lengan dewa kuno raksasa itu, yang tidak lama kemudian hancur hingga berkeping-keping. Sinar cahaya itu langsung menembus kepala dari dewa kuno tersebut. Sosok Ji Hua telah muncul kembali, masih menaruh kedua lengannya di belakang punggungnya saat dia memandang ke arah Yi Xiaoshi. Tubuhnya yang diselimuti oleh cahaya suci, membuatnya terlihat seperti seorang dewa.     

Si gemuk itu mengangkat bahunya dengan putus asa. Dengan serangan-serangan cahaya sekuat itu, segala sesuatunya telah berubah menjadi seperti yang dia duga sebelumnya. Jika Yuan Zhan, yang memiliki pertahanan lebih kuat darinya, tidak mampu menahan serangan seperti itu, maka Yi Xiaoshi tidak mungkin bisa memenangkan pertempuran ini.     

"Aku menyerah," ujar Yi Xiaoshi sebelum ia pergi meninggalkan panggung pertempuran dengan muram, mengakhiri langkahnya di posisi 50 besar.     

Saat ini, terdapat empat peserta yang tersisa dari Negeri Barren. Meskipun begitu, mereka masih memiliki jumlah peserta yang lebih banyak daripada tempat-tempat suci lainnya, yang hanya memiliki satu atau dua peserta yang tersisa.     

Satu sosok lainnya terlihat berjalan keluar dari kerumunan. Banyak orang saling bergumam satu sama lain, saat mereka menyaksikan ssosok yang muncul kali ini.     

Kultivator terkuat dari Klan Si, penerus dari Saint Killer—Si Ming. Dia naik ke atas panggung pertempuran dan menatap ke arah Xu Que. Keduanya berlatih dalam teknik yang tidak jauh berbeda satu sama lain.     

"Sepertinya Xu Que akan segera tersingkir." Banyak orang berpikir dalam hati. Lebih buruk lagi, para peserta yang tersisa dari Negeri Barren mungkin akan disingkirkan satu per satu nantinya!     

[1] Kasaya adalah jubah yang dikenakan para biksu dan biksuni Buddha.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.