Legenda Futian

Sarang Monster



Sarang Monster

0Meskipun pengaruh dari tersebarnya berita mengenai Kuburan Pedang Nether di Negeri Timur jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Pertemuan Sembilan Negara, namun rumor mengenai Kuburan Pedang Nether terus meningkat seiring berjalannya waktu. Terlebih lagi, bahkan terdapat rumor yang mengatakan bahwa Saint Chess tidak sedang menjalani proses duduk demi kematian yang damai, tetapi dia justru terperangkap di dalam Wilayah Terlarang dari Kuburan Pedang Nether.     
1

Bahkan ada yang mengatakan bahwa Kuburan Pedang Nether adalah tempat dimana Pendekar Nether, yang diberi julukan oleh Pemimpin dari Sembilan Negara—Kaisar Xia—sebagai Champion Sword, mengubur pedangnya.     

Saat ini, suasana di berbagai tempat menjadi heboh kembali.     

Pada akhir Tahun 10011 dari Kalender Prefektur Ilahi, area yang berbatasan dengan empat negara, yaitu Negeri Timur, Negeri Musim Panas, Negeri Qi, dan Negeri Feng adalah sebuah area yang luas dan tandus, dipenuhi dengan gunung-gunung dan nyaris tidak berpenghuni.     

Karena area perbatasan dari empat negara ini tidak memiliki pemerintahan, maka para kultivator dari area ini tampaknya bukan termasuk golongan kultivator yang kuat, tetapi kadang-kadang, akan ada pertapa yang muncul di area ini.     

Area yang berdekatan dengan perbatasan Negeri Timur dikelilingi oleh pegunungan, dan di dalamnya terdapat sebuah desa yang tenang dan terpencil. Ini adalah Desa Makam yang nyaris tidak diketahui keberadaannya di dunia luar.     

Desa Makam terisolasi dari dunia luar, dan nyaris tidak ada interaksi antara desa ini dengan dunia luar. Bahkan mereka yang berkultivasi di tempat-tempat suci hampir tidak pernah mendengarnya, apalagi warga biasa. Di area Sembilan Negara yang luas dan tak berbatas, tempat seperti Desa Makam hanya seperti setitik debu, tidak akan diketahui oleh siapa-pun. Akhir-akhir ini, desa terpencil ini semakin sering dikunjungi oleh orang-orang. Karena tidak ada konsekuensi buruk yang pernah terjadi, tampaknya mereka hanya sekedar lewat.     

Pada saat ini, di luar Desa Makam, sekelompok orang datang dari atas langit. Pemimpin dari kelompok itu adalah seorang pemuda tampan berpakaian putih. Mereka adalah Ye Futian dan rekan-rekannya dari Kota Huatian.     

Setelah pergi meninggalkan Gunung Suci Xihua hari itu, lelaki tua itu memberikan sebuah peta pada Ye Futian untuk membiarkannya memilih apakah dia akan datang atau tidak ke Desa Makam setelah mengirimkan pesan itu melalui telepati padanya. Ye Futian mengizinkan beberapa orang dari Negeri Barren untuk kembali lalu membawa sisanya bersama dengan Zhuge Qingfeng ke Desa Makam.     

"Sepi sekali." Ye Futian mengarahkan pandangannya ke bawah. Tidak ada deretan bangunan tinggi atau kuil-kuil kuno, yang ada hanyalah rumah-rumah sederhana yang dibangun dari batu, tersebar di bawah mereka.     

Desa itu cukup luas. Dengan memiliki sekitar seribu rumah di dalamnya, desa itu bisa dianggap seperti sebuah kota kecil. Karena dia sudah terbiasa dengan hiruk pikuk perkotaan, Ye Futian jarang sekali menemui ketenangan seperti ini.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian, saat kelompok itu mendarat di atas sebuah jalan kerikil, kemudian melanjutkan perjalanan mereka.     

Kadang-kadang, beberapa penduduk memalingkan kepala dan memandang mereka, tetapi kemudian mereka akan kembali melanjutkan urusan mereka seolah-olah mereka sama sekali tidak melihat keberadaan kelompok Ye Futian. Namun, Ye Futian dapat mendeteksi bahwa seseorang telah melaporkan kedatangan mereka pada penduduk desa lainnya secara diam-diam.     

Bagaimanapun juga, anggota kelompok mereka cukup banyak.     

"Orang-orang kembali datang kemari. Sepertinya akan ada masalah yang terjadi di desa ini." seorang lelaki tua yang duduk di samping sebuah rumah menggerutu.     

Ye Futian memandangnya dan bertanya, "Tuan, kami datang kemari untuk menemui Kepala Desa. Apakah anda tahu dimana kami dapat menemuinya?"     

"Kenapa kau ingin bertemu dengan Kepala Desa?" Lelaki tua itu mendongak dan menatap ke arah Ye Futian dengan waspada.     

"Kepala Desa mengundang kami untuk mengunjungi Desa Makam sebagai tamu." Ye Futian tersenyum.     

"Tuan Ye?" lelaki tua itu bertanya, rupanya dia mengenal Ye Futian.     

"Benar, nama saya Ye Futian," Ye Futian menyapanya.     

"Baiklah." Lelaki tua itu membelai jenggotnya dan berdiri dari tempat duduknya. Tubuhnya yang terlihat bungkuk langsung menjadi tegak, dan tatapan matanya yang tampak suram tiba-tiba menjadi bersemangat; tampaknya aura dari orang ini telah berubah dalam waktu singkat. Ye Futian dan kelompoknya terlihat takjub.     

Kemampuan menyembunyikan auranya sangat luar biasa. Sulit membayangkan bahwa seorang lelaki tua biasa akan berubah menjadi seseorang yang sedang berdiri di hadapan mereka saat ini.     

"Silahkan, Tuan Ye," lelaki tua itu memberi isyarat.     

"Silahkan duluan, tuan." Ye Futian mengangguk saat lelaki tua itu mengarahkan mereka ke bagian dalam dari Desa Makam.     

Kemudian banyak penduduk yang keluar dan memandang Ye Futian, Yu Sheng, dan yang lainnya, dengan penuh rasa ingin tahu.     

Mereka semua tahu bahwa beberapa bulan yang lalu, Kepala Desa telah pergi ke dunia luar bersama Yaya.     

Dan Kepala Desa juga telah mengatakan bahwa akan ada orang asing yang datang berkunjung.     

Sekarang, mereka telah tiba.     

Di ruang terbuka yang berada tepat di hadapan mereka, terdapat sekelompok orang yang bergerak menghampiri Ye Futian dan kelompoknya. Seorang gadis berumur sekitar 15 tahun berjalan di bagian depan dengan sombong, sambil memandang ke arah Ye Futian dan teman-temannya dengan tatapan mata yang mengancam.     

Ekspresi Ye Futian terlihat aneh saat menyaksikan pemandangan ini. Dia menghentikan langkahnya dan menyaksikan Yaya datang ke arah mereka bersama kelompoknya. Mereka yang berjalan mendekati kelompok Ye Futian mengenakan pakaian yang polos dan sederhana. Beberapa orang bertelanjang dada, bahkan ada yang memakai pakaian dari kulit binatang. Saat mereka terus berjalan ke depan, mereka perlahan-lahan mengepung Ye Futian dan kelompoknya.     

"Yaya, siapa yang telah menindasmu?" Di sebelah Yaya, terdapat seorang pemuda bertubuh kekar yang mengenakan sebuah mantel bulu, dimana dia menatap ke arah Ye Futian saat dia bertanya pada Yaya.     

"Dia." Yaya menunjuk ke arah Yu Sheng, kemudian pada Ye Futian. "Dan dia juga tidak jauh berbeda dari pria satunya."     

Ye Futian menatap ke arah gadis itu, dia tidak bisa berkata-kata. Apakah dia sedang mengadu?     

Apakah mereka ingin bertarung?     

Sepertinya karena sekarang dia berada di wilayahnya, gadis itu menjadi berani.     

"Kalian berdua, majulah." Saat ini, seorang pemuda bertubuh kekar muncul dari belakang Yaya. Dia tidak mengenakan atasan, memperlihatkan tubuhnya yang kekar, dan dia memancarkan kekuatan yang mengerikan.     

Ye Futian merasa bahwa aura mengerikan dari pemuda itu telah mempengaruhi kekuatan dari orang-orang di sekitarnya, dan sedikit keterkejutan terlintas di matanya.     

Tampaknya penduduk di Desa Makam ini bukan orang-orang biasa.     

*Boom* Satu sosok melangkah ke depan, dan sosok itu adalah Yuan Zhan. Tubuhnya juga memancarkan aura yang mengerikan. Cahaya berwarna emas bersinar di atasnya.     

"Kera Iblis?" Pemuda bertelanjang dada itu menatap ke arah Yuan Zhan dan berteriak. Di belakangnya, terdapat sebuah bayangan raksasa berwarna hitam; itu adalah seekor yak yang berukuran sangat besar. Hembusan angin dan sambaran petir berputar-putar di antara langit dan bumi, sementara itu sebuah aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya terpancar. Dalam sekejap, dia mulai bergerak menuju Yuan Zhan. Debu-debu beterbangan dan permukaan tanah bergetar. Dia menerjang ke arah Yuan Zhan.     

Yuan Zhan juga melangkah ke depan dan mulai berlari. Keduanya tidak menggunakan sihir; hanya mengandalkan kekuatan murni mereka yang meledak-ledak, saling menerjang satu sama lain.     

Diikuti dengan suara yang keras, keduanya bertabrakan secara langsung. Sebuah badai yang mengerikan bergejolak, dan banyak retakan bermunculan di permukaan tanah, ditambah dengan rumah-rumah yang mulai runtuh di kejauhan. Badai mengerikan itu berputar-putar di area sekitarnya. Yuan Zhan dan pemuda yang tidak mengenakan atasan itu terdorong beberapa langkah ke belakang, tubuh mereka bergesekan dengan tanah.     

"Saudara Da Niu," Yaya berteriak.     

"Aku baik-baik saja." Pemuda itu menstabilkan tubuhnya dan menggelengkan kepalanya pada Yaya.     

Seberkas cahaya emas yang menyilaukan terlintas di mata Yuan Zhan. Kekuatan fisik lawannya tidak lebih lemah darinya; pemuda ini memiliki kekuatan murni yang mengerikan.     

Tidak jauh berbeda, Ye Futian menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya. Meskipun Yuan Zhan tidak mampu mencapai posisi sepuluh besar dalam Pertemuan Sembilan Negara, dia masih bisa masuk ke jajaran peringkat atas. Bahkan jika dia tidak menggunakan teknik bertarung apa-pun dan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, kekuatan yang dimiliki oleh Klan Kera Emas tetap saja sangat mengerikan. Dengan melihat bahwa pemuda itu baru saja menghadapi Yuan Zhan secara langsung, sudah jelas dia juga memiliki kekuatan yang mengerikan.     

Mungkinkah seorang pemuda biasa dari Desa Makam sudah sekuat ini? Selain itu, apa dia baru saja memanggil pemuda itu dengan sebutan saudara "Da Niu" [1][1]?     

Yaya? Nama macam apa ini? dan orang kurang ajar seperti apa yang telah memberi mereka nama-nama seperti itu?     

Saat ini, Ye Futian melirik ke sekelilingnya dan bisa mendeteksi banyak orang sedang memata-matai peristiwa yang sedang terjadi, dan sepertinya mereka adalah penduduk lainnya dari desa ini.     

Ternyata desa ini memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.     

"Gadis kecil, siapa yang mengajarimu bahwa jika kau tidak mampu meraih kemenangan, kau harus pulang dan mengadu?" ujar Ye Futian pada Yaya sambil tersenyum.     

Yaya memandang ke arah Ye Futian dengan penuh kebencian, lalu menunjuk ke arah Yu Sheng. "Kau, majulah dan kita akan bertempur sekali lagi. Pertempuran sebelumnya tidak masuk hitungan."     

Yu Sheng memandang ke arah Yaya dengan tatapan mata mengejek. Sebuah aura yang mengerikan terpancar, dan tiba-tiba, tekanan dari seorang Sage menyebar. Ekspresi Yaya langsung berubah.     

"Aku khawatir kau akan menangis jika kau dikalahkan lagi," ujar Ye Futian dengan sinis. Bocah ini sangat sombong.     

Setelah Pertemuan Sembilan Negara berakhir, semua orang dari Negeri Barren yang berpartisipasi dalam pertempuran mendapatkan pemahaman. Yu Sheng menjalani pertempuran paling banyak, jadi pemahamannya paling dalam di antara rekan-rekannya yang lain. Tidak lama setelah Pertemuan Sembilan Negara berakhir, dia mengalami terobosan dan memasuki tingkat Sage Plane.     

Yu Sheng telah menjadi seorang Sage.     

"Kau..." Yaya menunjuk ke arah Ye Futian dan menggertakkan giginya. "Kalau begitu aku akan bertarung melawanmu."     

"Dan jika kau kalah?" Ye Futian bertanya pada Yaya. Gadis ini terlihat sangat keras kepala, dan sepertinya dia perlu diberi pelajaran.     

"Kalau aku kalah, aku akan membawamu menemui Kepala Desa," ujar Yaya.     

"Itu tidak cukup. Apabila kau kalah, kau harus memanggilku 'Kakak' setiap kali kau bertemu denganku." Ye Futian tertawa.     

Yaya menatap ke arah Ye Futian.     

"Jika kau tidak berani, maka lupakan saja," ujar Ye Futian. "Kenapa kau tidak membawa kami menemui Kepala Desa sekarang?"     

"Baiklah, tetapi jika kau kalah, kamu harus mematuhi perintahku," Yaya menggertakkan giginya. Dia harus menyiksa dua pria sombong ini.     

"Tentu, jika kau bersedia. Jangan sebut-sebut bahwa aku telah menindas seorang bocah." Ye Futian berjalan ke depan sambil tersenyum. Dia tidak benar-benar berniat untuk bertarung; hanya saja dia menganggap bahwa gadis ini sangat menarik.     

Yaya menatap ke arah Ye Futian. Sebuah aura yang kuat terpancar, dan tiba-tiba, sepertinya terdapat Aura Pedang tak berbatas yang tersembunyi di antara langit dan bumi. Tampaknya Yaya telah berubah menjadi sebilah pedang yang paling tajam di antara semua pedang yang ada di dunia ini. Dia mengarahkan tatapan matanya pada Ye Futian, dan Ye Futian langsung menyaksikan gambaran mengerikan dari pedang berdarah yang hendak memotong aura spiritualnya.     

Dalam sekejap tatapan mata Ye Futian menjadi serius, berubah menjadi sebuah badai yang mengerikan, seolah-olah badai itu hendak melahap Aura Pedang yang mengerikan tersebut. Yaya telah menghilang dari tempatnya dalam sekejap, dan satu hal yang bisa dirasakan oleh Ye Futian adalah sebuah firasat bahwa bahaya akan datang, seolah-olah Aura Pedang yang tak berbatas itu sedang diarahkan padanya.     

Dengan satu perintah dari pikirannya, Hukum Space-freezing telah dikeluarkan, memperlambat segala sesuatu yang ada di area tersebut. Tiba-tiba bayangan Yaya muncul tepat di depan matanya, dan satu jari diarahkan padanya. Tampaknya pedang dari semua penjuru langit telah dikerahkan secara bersamaan dan menembus udara.     

Tapi area itu tampaknya telah membeku, dan terdapat kekuatan Hukum Bintang yang sangat kuat di sekitar Ye Futian. Ketika Aura Pedang tersebut melesat ke bawah, semua aura itu meledak menjadi seberkas cahaya yang menyilaukan. Pada saat yang sama, Yaya juga bisa merasakan sebuah tekanan yang kuat menimpa tubuhnya, membuatnya sulit untuk bergerak.     

Sebilah pedang berdarah yang sangat tajam terlintas di mata Yaya. Dalam sekejap, Aura Pedang yang mengerikan itu sepertinya mampu menghancurkan semua jenis pertahanan, mengoyak segalanya untuk mencapai tubuh Ye Futian.     

Di antara langit dan bumi, bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya turun dalam bentuk Matrik Pedang Semua Penjuru Langit.     

Ketika ia merasakan hal ini, Ye Futian mengulurkan kedua tangannya, dan dengan tubuhnya yang berperan sebagai titik pusat, sebuah kekuatan yang lebih kuat dari sebelumnya kini telah terbentuk, berubah menjadi sebuah zona bintang absolut. Matrik Pedang Semua Penjuru Langit melesat ke bawa seperti sebuah bom yang menghantam tirai-tirai cahaya bintang, tidak mampu menerobos pertahanan Ye Futian. Dan di dalam tirai-tirai tersebut, sulur-sulur petir berwarna ungu-emas menerjang ke depan seperti sebuah tangan, menyerang ke arah Yaya.     

Dalam sekejap, Yaya telah terpojok. Dia menggeram, dan sebuah Aura Pedang yang lebih kuat dari sebelumnya meledak, berniat untuk menembus pertahanan Ye Futian. Tapi kekuatan petir terus menyerangnya, menghisap kekuatannya sedikit demi sedikit, hingga dia terjerat di udara.     

"Nak, meskipun daya serangmu memang kuat, kau belum memasuki tingkat Sage Plane, oleh karena itu, kekuatan hukum yang dapat kau gunakan berbeda dariku, terutama karena aku menguasai berbagai macam jenis sihir dan hukum, dan mampu menggunakan banyak kemampuan hanya dengan menggunakan pikiran. Kau tidak mungkin bisa menang melawanku," ujar Ye Futian pada Yaya. Gadis itu masih berusaha melawan; dia sangat keras kepala.     

*Boom* Saat ini, permukaan tanah bergetar, dan sebuah kekuatan yang mengerikan meledak. Pemuda yang mengenakan mantel bulu dan berdiri di sebelah Yaya berlari menuju Ye Futian dengan kecepatan yang luar biasa.     

Diikuti dengan suara raungan yang keras, seekor monster raksasa muncul di kejauhan; itu adalah Hou [2][2] yang mengerikan, seekor monster yang ganas.     

Hembusan angin bertiup kencang, dan sebuah badai penghancur bergejolak di area tersebut. Ye Futian hanya bisa merasakan guncangan tanpa henti dari aura spiritualnya. Diikuti dengan suara yang keras, tirai-tirai cahaya bintang itu meledak dan hancur berkeping-keping. Satu sosok mendarat di depan Ye Futian seperti kilat, dan mengerahkan sebuah kepalan tinju dengan cepat, lebih ganas dari seekor monster.     

Ye Futian menatap ke arah orang yang baru saja menyerangnya, dan Hukum Space-freezing kembali dikeluarkan, mempengaruhi kecepatan dari lawannya. Kemudian, dia mengangkat kepalan tinjunya dan mengerahkannya ke depan seperti sebuah meteor.     

Bayangan dari Hou muncul di belakang lawannya itu, dimana suara raungannya bisa menghancurkan aura spiritual seseorang. Kekuatan mengerikan yang tak tertandingi itu bertabrakan dengan kepalan tinju milik Ye Futian. Tubuh Ye Futian terdorong beberapa langkah ke belakang sementara lawannya terhempas ke udara oleh gelombang kejut yang ditimbulkan. Sambil melangkah ke belakang, Ye Futian juga membawa tubuh Yaya bersamanya dan mengembalikan mereka berdua ke posisi mereka sebelumnya.     

Ye Futian menatap lawannya dengan ekspresi tertarik di wajahnya. Orang ini mampu menggerakkan pegunungan dan sungai-sungai hanya dengan sebuah raungan yang membawa kekuatan tak tertandingi serta kemampuan untuk menyerang aura spiritual. Kekuatan seperti itu memang mengerikan.     

Tidak perlu diragukan lagi, Desa Makam adalah sebuah sarang monster yang tersembunyi!     

[1] Da Niu berarti Big Ox atau Kerbau Raksasa     

[2] Hou (犼) – juga dikenal sebagai Denglong (蹬龙). Makhluk yang mirip dengan Qilin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.