Legenda Futian

Konflik di Paviliun Daozang



Konflik di Paviliun Daozang

0Menara Sky Reaching memancarkan cahaya berwarna emas. Kemilau cahaya emasnya yang menyilaukan mengalir dari atas ke bawah dan menyebar ke berbagai arah. Ye Futian bisa merasakan tekanan yang luar biasa langsung menimpa tubuhnya hanya dengan berdiri di bagian tepi dari area Menara Sky Reaching. Terutama ketika kemilau cahaya emas itu melewati tubuhnya. Rasanya seperti sekumpulan energi yang luar biasa sedang berkeliaran di sekitarnya.      2

Zona Kekuatan Law terdiri dari enam reruntuhan yang memiliki kekuatan dari enam elemen yang berbeda-beda, kecuali untuk elemen logam. Diperkirakan bahwa kekuatan dari elemen logam terkandung dalam menara itu, memungkinkan seseorang untuk mengembangkan pemahaman akan aura elemen logam dan melatih tubuh seseorang hanya dengan berada di area sekitarnya.     

Bagian dasar dari menara itu selalu terbuka sepanjang hari. Setiap pintu terasa seperti sebuah gua. Satu sosok terlihat berdiri tepat di depan Ye Futian, sosok itu tersenyum ketika melihat Ye Futian berjalan ke arah Menara Sky Reaching.     

"Saudara Qi Jie," panggil Ye Futian.     

"Ternyata kau hebat juga, adik junior. Tidak lama lagi kau akan segera terkenal disini," ujar Qi Jie sambil tersenyum, ia berpikir bahwa Ye Futian memang adalah pemenang dari Pertempuran Law, pemuda ini langsung menindas senior-seniornya tidak lama setelah dia membiasakan diri dengan situasi di tempat ini. Biasanya dia sering mendengar bahwa para pendatang baru adalah orang-orang yang ditindas oleh senior-senior mereka.     

"Sepertinya aku akan terkenal karena sifatku yang buruk." Ye Futian mengangkat bahunya, tidak peduli apakah dia akan terkenal karena kehebatannya atau keburukannya. Dia baru saja bergabung dengan Istana Holy Zhi dan tingkat Plane miliknya masih relatif rendah. Dia berusaha melucu dan menggunakan trik untuk menyelamatkan dirinya dari masalah. Meskipun banyak orang yang merasa tidak puas dengan bagaimana dia berperilaku dalam pertempuran pertamanya di dalam istana, hampir tidak ada seorang-pun yang peduli untuk mencoba memahami apa yang dia alami. Dikejar oleh seseorang yang berada di puncak Noble Plane yang ingin membunuhnya, dan kemudian dikepung oleh sekelompok Noble kelas menengah bukanlah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Dia merasa sangat sulit untuk memprotes kemarahan yang ditujukan padanya dan karena itulah dia bertarung untuk menunjukkan bahwa dia pantas untuk disegani. Jika dia kalah dalam pertempuran pertama itu, konsekuensinya tidak akan terbayangkan. Meskipun dia telah memenangkan pertempuran pertamanya di istana, ia tetap saja diremehkan dan ditindas oleh senior-seniornya. Gelarnya sebagai pemenang di Pertempuran Law dianggap sebagai semacam lelucon. Jika mengalahkan setiap orang yang menindasnya adalah satu-satunya solusi yang bisa dilakukannya, dia tidak akan repot-repot berbicara kepada mereka. Yang paling penting baginya saat ini adalah dia harus berlatih dan meningkatkan kekuatannya.     

Saat ini reputasi tidak begitu penting baginya.     

Selama perjalanannya di dalam Holy Road dan pertempuran untuk bergabung dengan Istana Holy Zhi, ia telah mengalami berbagai macam penghinaan. Namun, tidak ada seorang-pun yang bisa mengatakan atau melakukan apa-pun begitu dia menjadi pemenangnya. Jika ada hari dimana dia berhasil meraih posisi pertama di Peringkat Law dan berhak masuk ke dalam Istana Sage, semua orang akan mengakui kemampuannya.     

"Reputasimu akan meningkat ketika kau bisa mengalahkan mereka semua." Qi Jie tersenyum dan menambahkan, "Oh benar, gadis yang kau temui saat itu adalah Xiang Zhiqin, seorang murid dari Sage Daozang. Dia memiliki status yang tinggi, dia adalah seorang puteri dari Kerajaan Xiang yang datang dari State Road. Dia memiliki wajah yang cantik, ya?"     

Ye Futian mengerutkan keningnya pada Qi Jie. Apakah orang ini benar-benar seorang biksu?     

"Menurutku dia hanya memiliki penampilan luar yang menarik. Lagipula aku tidak peduli dengan kecantikan semata," ujar Ye Futian dengan nada datar. Meskipun Xiang Zhiqin memang cantik, ia menganggap bahwa kepribadiannya yang sombong begitu memuakkan.     

"Kau akan memiliki hubungan yang baik dengan sang Buddha, adik junior," ujar Qi Jie sambil tersenyum.     

"Jadi, apa yang sedang kau lakukan disini, senior?" Ye Futian melangkahkan kaki ke dalam menara tersebut. Tekanan yang kuat dan mengerikan dapat dirasakan mengalir dari bawah. Ye Futian mendongak untuk melihat bagian atas menara saat dia berada di dalam. Menara ini memiliki 18 lantai, dan setiap lantai memiliki sebuah ruangan di bagian tepinya. Banyak yang terlihat duduk di dalam ruangan tersebut untuk berlatih.     

"Orang-orang yang paling sering datang kemari adalah orang-orang dari Paviliun Battle Sage, karena menara ini memungkinkan mereka untuk melatih fisik mereka sehingga kemampuan seni bela diri mereka semakin meningkat, sementara pada saat yang sama menara ini juga bisa melatih Energi Spiritual mereka. Menara ini memiliki 18 lantai. Bagaimana kalau kau mencobanya dan mari kita lihat berapa lantai yang bisa kau naiki?" Qi Jie menjelaskan.     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk. Yu Sheng, Yi Xiaoshi, dan Yuan Zhan sedang berlatih di lantai atas. "Apakah lantai paling atas memiliki tekanan yang paling kuat?" Dia bertanya.     

"Benar. Kau akan mengerti setelah kau merasakannya sendiri. Para murid dari Paviliun Battle Sage diminta untuk sampai ke lantai 18 sebelum guru-guru mereka nantinya akan memberikan teknik tingkat tertinggi untuk melatih tubuh mereka," Qi Jie menjelaskan.     

"Aku mengerti, Saudara Qi Jie. Aku akan pergi berlatih sekarang." Ye Futian langsung menuju ke lantai pertama dan menemukan sebuah tempat kosong. Dia duduk disana dan hanya dalam beberapa saat, cahaya berwarna emas menyelimuti sekujur tubuhnya. Dia mulai merasa seolah-olah sedang memanggul sebuah menara dan dia merasa kewalahan menahan tekanan tersebut. Cahaya emas itu tampaknya mengandung sebuah kekuatan yang mengerikan, tekanan itu menyerang tubuhnya dan membuatnya merasa seolah-olah sedang dipukuli. Tekanan yang luar biasa ini menjalar ke setiap inci tubuhnya, membuatnya merasa seolah-olah tubuhnya sedang ditekan dengan sangat kuat.     

"Aku tidak menyangka bahwa tekanan di lantai pertama ternyata sudah sekuat ini," Ye Futian bergumam pada dirinya sendiri. Setelah menahan tekanan itu selama beberapa waktu, ia pergi menuju lantai dua, lalu lantai tiga, empat, dan seterusnya. Ketika dia mencapai lantai tujuh, dia bisa merasakan bahwa kekuatan mengerikan itu tidak hanya menimpa tubuhnya, tetapi juga pikirannya. Perasaan itu tidak dapat digambarkan. Seolah-olah auranya ditekan dengan kuat. Cahaya yang tak berbatas mengalir ke arahnya, mencabik-cabik fisik dan pikirannya.      

Dalam waktu singkat, Ye Futian merasa seolah-olah sekujur tubuhnya terluka parah, otot-ototnya terkoyak, dan tulang-tulangnya benar-benar hancur. Dia mampu menahan rasa sakit itu selama satu jam lamanya sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan lantai tujuh. Dia merasa seolah-olah tubuhnya bukan lagi miliknya, seolah-olah auranya telah diambil dengan paksa dari tubuhnya.     

"Aku tidak percaya Yu Sheng benar-benar berhasil sampai ke lantai sembilan." Ye Futian mendongak dan melihat baik Yi Xiaoshi maupun Yuan Zhan sedang berada di lantai delapan, tetapi mereka telah berlatih disini selama beberapa waktu; sementara Ye Futian telah menghabiskan waktu untuk berkultivasi di Zona Es.     

Setelah beristirahat sejenak, Ye Futian merasa tubuhnya sudah siap untuk berlatih lagi. Kemudian dia naik ke lantai tujuh, kembali menyesuaikan diri dengan tekanan tersebut. Dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang memanggilnya dari dalam, namun di waktu yang bersamaan, seberkas cahaya yang berkilauan masuk dan menyebar di sekujur tubuhnya. Seolah-olah dia sedang memanggul sebuah menara. Jika seseorang memiliki fisik yang lemah, orang itu tidak akan bisa menahan tekanan seperti itu, dan hal yang sama juga akan terjadi apabila orang itu memiliki aura yang lemah.     

Setelah beberapa saat, satu sosok tampak mendekati Ye Futian dan berkata dengan nada datar, "Apakah kau adalah orang yang mengalahkan Yan Xin hanya dengan satu serangan dari tongkatmu?"     

"Aku hanya sedang beruntung, dan aku bisa mengalahkannya berkat bantuan dari peralatan ritual yang kumiliki. Kemenangan itu tidak pantas untuk dibanggakan." Ye Futian membuka matanya. Sosok yang berada di hadapannya tampak tercengang. Terdapat rumor yang mengatakan bahwa Ye Futian adalah seseorang yang hina, namun saat ini dia justru menunjukkan perilaku sebaliknya.     

Sebelum sosok itu melanjutkan kata-katanya, Ye Futian menambahkan, "Aku mengaku kalah."     

"..." Sosok itu menatapnya dengan ekspresi tertegun, sebelum akhirnya menggelengkan kepala dan pergi sambil tersenyum. Ini memang membosankan.     

Selama berhari-hari Ye Futian menghabiskan waktu untuk berlatih di menara tersebut, ada beberapa orang yang datang untuk menemuinya. Dia menjawab mereka dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan pada orang pertama yang dia ajak bicara di Menara Sky Reaching. Setelah itu Ye Futian tidak lagi terlihat di menara tersebut, dia pergi ke Zona Kekuatan Law.     

Seperti yang dia duga. Reputasi menjadi seorang pemenang tidak akan menguntungkan ketika berada di dalam Istana Holy Zhi.     

Bertolak belakang dengan reputasinya, posisinya di Peringkat Law justru telah meningkat. Saat ini dia berada di posisi ke-97, tepat di belakang Yun Feng.     

…     

Paviliun Daozang, Istana Holy Zhi.     

Daozang Palace, the Holy Zhi Palace.     

Banyak murid telah berkumpul di depan kuil kuno yang megah. Para murid kebanggaan dari Paviliun Daozang telah menghentikan latihan mereka dan kembali ke paviliun. Sage Daozang akan memberikan pengajaran secara langsung pada hari itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para murid yang berkultivasi di Paviliun Daozang dan hal ini merupakan salah satu cara untuk membimbing mereka semua. Pengajaran ini adalah sebuah kesempatan yang langka, hal seperti ini hanya terjadi beberapa kali dalam satu tahun. Sehingga wajar saja bagi para murid di Paviliun Daozang untuk tidak melewatkan peristiwa langka seperti itu. Ditambah lagi, Sage Daozang adalah pemimpin paviliun yang memberikan pengajaran paling banyak dari semua enam paviliun yang ada, dan jumlah murid di Paviliun Daozang juga paling banyak diantara paviliun lainnya.     

Ratusan orang berbondong-bondong pergi menuju kuil kuno yang megah itu, dan pemandangan itu tampak luar biasa. Terdapat pula murid-murid dari paviliun lainnya yang hadir disini untuk mengikuti pengajaran dari Sage Daozang. Paviliun Daozang tidak keberatan dengan kehadiran mereka, karena semua murid dari Istana Holy Zhi diperbolehkan untuk menghadiri pengajaran ini.     

Terdapat dua sosok sedang duduk di tempat mereka dengan tenang. Keduanya datang lebih awal dan karena itulah, keduanya bisa duduk di bagian depan. Sebagian besar dari orang yang hadir menatap ke arah mereka berdua dengan kagum. Keduanya tidak lain adalah murid baru dari Paviliun Daozang: Hua Jieyu dan Phoenix. Kedua sosok itu memiliki dua kesamaan: keduanya sangat tekun dalam berlatih dan keduanya memiliki penampilan yang mempesona.     

Meskipun Paviliun Daozang selalu dikenal karena mereka memiliki banyak murid yang cantik, tidak banyak yang berpenampilan seperti dua sosok ini. Disana terdapat empat wanita tercantik diantara murid-murid yang dibimbing secara langsung oleh pemimpin paviliun. Selain dua pendatang baru itu, terdapat pula Yun Shuisheng dan Xiang Zhiqin. Dari keempat wanita itu, Hua Jieyu dianggap memiliki kecantikan yang paling sempurna, karena ia memiliki sifat seperti seorang peri dan sepertinya sosoknya adalah perwujudan dari hal-hal yang indah di dunia ini.     

Phoenix memancarkan keanggunan yang luar biasa seolah-olah dia tidak berasal dari dunia ini; terbebas dari semua keburukan yang ada di dunia ini.     

Yun Shuisheng memiliki kecantikan yang dingin, dan ia juga merupakan salah satu murid yang dikagumi oleh banyak orang.     

Xiang Zhiqin terlihat cantik dan elegan, dengan penampilan yang setara jika dibandingkan dengan tiga wanita lainnya. Kebanyakan orang menganggap keempatnya sebagai wanita paling cantik dari Paviliun Daozang. Karena itu, pemandangan menjadi begitu menakjubkan ketika mereka berempat hadir di satu tempat yang sama.     

Ada juga satu tempat yang dikelilingi oleh banyak orang. Satu sosok terlihat duduk disana dan dia sedang melukis dengan serius, sosok itu adalah Yun Feng. Dia melukis secara perlahan dan sesekali melirik ke arah dua sosok yang berada di hadapannya. Banyak sekali orang yang mengelilinginya dan menyaksikan dua orang yang dilukisnya seolah-olah menjadi hidup di atas kertas. Dia hanya melukis wajah mereka berdua dari samping, tetapi lukisan itu terbukti lebih dari cukup untuk menarik minat banyak orang.     

"Lukisan itu tampaknya dipenuhi dengan kekuatan dari para dewa, dan lukisan itu terlihat seperti sebuah mimpi. Penguasaan seni Yun Feng memang tak tertandingi, dan dia akan menjadi seorang pelukis terkenal suatu hari nanti."     

"Yun Feng, terdapat rumor yang mengatakan bahwa kau sudah memiliki lukisan dari Saudari Yun dan Saudari Xiang. Apakah kau akan menambahkan lukisan Hua Jieyu dan Phoenix ke koleksimu juga?" seseorang bertanya sambil tersenyum dari samping.     

"Mereka berdua bagaikan malaikat di dunia fana. Jika aku ingin melukis mereka berdua, kecantikan mereka akan menjadi lebih sempurna, terbebas dari semua keburukan dari dunia fana," jawab Yun Feng sambil tersenyum. Dia meletakkan kuasnya dan melihat lukisan yang baru saja diselesaikannya, dia merasa puas dengan karyanya itu.     

"Apakah 'keburukan' yang kau sebutkan barusan mengacu pada Ye Futian?" tanya seseorang. Yun Feng tidak mengatakan apa-apa tapi sepertinya dia memang mengakuinya.     

Pandangan mereka beralih ke bagian samping. Yun Shuisheng juga hadir disana, dia tampak begitu polos dan mempesona. Sulit dipercaya bahwa wanita seperti itu telah dilecehkan oleh Ye Futian. Saat ini mereka telah mengetahui seperti apa rupa Hua Jieyu, dan dia memang salah satu wanita tercantik di Paviliun Daozang. Mereka tidak percaya bahwa Ye Futian telah melecehkan Saudari Yun meskipun dia sendiri telah memiliki seorang kekasih secantik Hua Jieyu. Wajar saja apabila para murid dari Paviliun Daozang memiliki kesan yang sangat buruk terhadap Ye Futian.     

Pemuda itu lebih rendah dari sampah. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal seperti itu kepada Saudari Yun? Bagaimana dia bisa melakukan hal itu sementara dia mempunyai seorang kekasih seperti Hua Jieyu?     

Pada saat itu, Hua Jieyu terlihat berdiri secara perlahan, sebelum berbalik dan berjalan ke arah Yun Feng. Tatapan matanya tertuju ke arah lukisan itu, dan dia bertanya, "Apakah kau merasa keberatan jika aku ingin kau menghancurkan lukisan itu?"     

"Bagaimana mungkin aku bisa menghancurkan sebuah mahakarya seperti itu?" jawab Yun Feng. Hua Jieyu meliriknya dan menambahkan, "Kalau begitu, izinkan aku yang menghancurkannya." Dia memusatkan pandangannya pada lukisan itu. Dalam sekejap, kobaran api tersulut di lukisan itu, membakarnya hingga menjadi debu.     

Banyak orang berbalik untuk melihat ke arah Hua Jieyu. Dia... benar-benar tidak memberi hormat kepada siapa-pun.     

Yun Feng masih bisa dianggap sebagai sosok yang terkenal di Paviliun Daozang, dan senior-seniornya berteman baik dengan Sage Daozang.     

"Apakah kau benar-benar harus bertindak sejauh ini? Bahkan jika kau telah menghancurkan lukisanku, apakah menurutmu aku tidak akan membuat lukisan yang sama?" Yun Feng bertanya pada Hua Jieyu sambil tersenyum.     

"Aku akan menghancurkan berapa-pun lukisan yang kau buat." Hua Jieyu memandang ke arah Yun Feng, namun kedua matanya seperti memancarkan hawa dingin. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia telah memperhatikan tindakan Yun Feng selama ini, dan hal itu membuatnya merasa sangat kesal.     

Yun Feng memandang ke arah Hua Jieyu dan mengingat kembali sosok pemuda yang dilihatnya di Area Pertempuran Law. "Apakah kau melakukan hal ini karena Ye Futian?"     

"Apakah kau harus bersikap seperti ini, adik junior?" Xiang Zhiqin berjalan ke arah mereka dan mengalihkan pandangannya ke arah Hua Jieyu. "Meskipun kekasihmu itu memiliki bakat yang sangat besar, dia benar-benar tidak memiliki sopan santun. Dia hanyalah seseorang yang kejam, dan jelas bukan orang yang bisa sembarangan diganggu."     

"Hal itu tidak ada hubungannya denganmu." Hua Jieyu menoleh untuk melihat ke arah Xiang Zhiqin, dan ekspresinya berubah menjadi serius dan tegas. Selama dia menghabiskan waktu untuk berlatih di Paviliun Daozang dengan tenang, dia telah mendengar banyak hal buruk tentang Ye Futian. Meskipun gosip memang merupakan satu hal yang menakutkan, seseorang tidak dapat menghalangi orang-orang untuk berkomentar. Namun, dia tidak akan mentolerir orang-orang yang melakukan hal serupa tepat di hadapannya, siapa-pun mereka.     

Sebuah konflik telah muncul diantara keduanya ketika mereka saling menatap satu sama lain di sebuah tempat yang sakral seperti kuil kuno tempat mereka berada saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.