Legenda Futian

Memberi Jalan



Memberi Jalan

3Seperti yang diperediksi sebelumnya oleh semua orang yang hadir, Huang Jiuge, Bai Ze, dan Xu Que berada diantara enam orang yang tersisa di medan pertempuran saat ini. Ketiganya telah dianggap sebagai kultivator yang paling kuat sejak awal. Selain mereka bertiga, Ye Futian, Yu Sheng, dan Huang juga masih bertahan di medan pertempuran. Dengan demikian, sepertinya yang akan tersingkir berikutnya adalah Ye Futian, Yu Sheng, dan Huang. Xu Que mungkin akan berakhir di posisi ketiga.     
1

Pertempuran terakhir diperkirakan akan terjadi antara Huang Jiuge dan Bai Ze, karena keduanya adalah penerus dari dua tokoh yang berada di posisi lima besar dalam Peringkat Barren Sky, yang menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki dari garis keturunan mereka sangat luar biasa.     

Ketiganya tampaknya tidak berniat untuk maju ke medan pertempuran. Karena itu, Yu Sheng mulai bergerak. Dia mengamati empat peserta selain Ye Futian dan dia memusatkan tatapan matanya pada Huang.     

Huang menyadari tatapan mata Yu Sheng dan berjalan menuju medan pertempuran. Setiap langkah yang dibuatnya memancarkan hawa dingin ke seluruh area medan pertempuran; hawa dingin yang mampu menusuk tulang. Dia tidak memakai sepatu, yang berarti dia berjalan tanpa alas kaki di atas medan pertempuran. Langkah kakinya begitu ringan, rambutnya yang panjang dan berwarna hitam tertiup angin, dan pakaiannya yang compang-camping berkibar, semua itu memancarkan hawa dingin yang tidak dimiliki orang lain selain dirinya. Tidak lama kemudian, hembusan angin bertiup melintasi medan pertempuran, dan langit segera dipenuhi oleh butiran-butiran salju. Suasana di medan pertempuran itu kini telah berubah menyerupai padang tandus yang dingin, seperti kondisi wilayah selatan Negeri Barren yang sering diceritakan dalam legenda—sangat tandus, gersang, dan dingin.     

"Yu Sheng, sebaiknya kau tidak meremehkan kemampuannya," Ye Futian mengingatkan temannya itu. Dia bisa merasakan bahwa Huang adalah lawan yang tangguh.     

Yu Sheng berdiri dengan tegak saat kekuatan iblisnya bergejolak di dalam tubuhnya. Dalam sekejap, baju zirah iblis berwarna emas kegelapan menyelimuti tubuhnya. Spiritual Qi yang berada di sekelilingnya bergejolak, mulai berkumpul ke arahnya tanpa henti, meningkatkan kekuatan dari aura iblisnya dan membuatnya semakin kuat. Satu sosok iblis tampak menjulang tinggi sambil berdiri dengan sikap sombong di tengah-tengah padang tandus bersalju itu, kedua kakinya menginjak permukaan tanah dengan kuat, sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.     

Sebilah pedang lebar yang memancarkan hawa dingin muncul di tangan Huang. Pedang itu diselimuti oleh cahaya dingin. Namun, sebuah badai yang mengerikan terbentuk di sekitar tubuh Yu Sheng tepat pada saat Huang menghunus pedangnya ke udara, seolah-olah terdapat ribuan aura pedang lebar telah muncul di sekelilingnya, kemudian diarahkan pada Yu Sheng. Namun, kombinasi kekuatan antara baju zirah dan tubuh fisik Yu Sheng sangatlah kuat sehingga ribuan aura pedang lebar yang menghantam badai itu benar-benar tidak mampu menembus pertahanan Yu Sheng.     

Huang sudah menduga hal itu akan terjadi. Dia segera menerjang ke arah badai itu sebelum akhirnya melompat ke udara. Dia memegang pedangnya dengan kedua tangannya sebelum mengayunkannya ke arah lawannya dari atas langit. Aura yang sangat dingin itu telah mencapai targetnya sebelum bilah pedang itu sendiri, dan Yu Sheng dapat merasakan seolah-olah aliran darah di tubuhnya akan berhenti mengalir. Hawa dingin yang menyerang tubuhnya sangat kuat sehingga dia tidak dapat menghindari serangan yang diarahkan padanya itu.     

*Boom* Udara dingin meledak secara tiba-tiba dan sebuah Tombak Iblis kini terlihat di tangan Yu Sheng. Dia kemudian bergerak untuk mengayunkan tombaknya dengan membawa kekuatan iblis yang sangat kuat. Namun, kedua senjata itu langsung hancur berkeping-keping ketika keduanya berbenturan satu sama lain.     

Kemudian, Huang naik ke udara, sambil membentuk sebilah pedang lainnya di tangannya. Sebuah badai yang lebih mengerikan dari sebelumnya dengan cepat terbentuk di sekitar tubuh Yu Sheng, membungkus tubuh Yu Sheng di dalam lapisan es. Pedang yang dia pegang tinggi-tinggi di atas kepalanya memancarkan hawa dingin yang menusuk tulang. Kekuatannya bertambah semakin mengerikan saat dia mengayunkan pedangnya sekali lagi.     

Bayangan seorang iblis muncul diikuti dengan suara raungan yang mengerikan, perlahan-lahan membungkus tubuh Yu Sheng di dalamnya. Aura iblis yang mengerikan itu diarahkan menuju tubuh Huang. Namun, kekuatan dari aura yang mengerikan itu tidak memberikan pengaruh apa-pun untuk menghentikan laju pedangnya. Pedang itu, yang tampaknya membawa kekuatan dari badai salju, diayunkan ke bawah tanpa ragu-ragu, dan pergerakan tangan Huang sama sekali tidak goyah ketika dia mengayunkan pedangnya itu ke bawah.     

Tubuh Yu Sheng terus menerus melahap Spiritual Qi di sekitarnya tanpa henti, membuat badai iblis berwarna emas kegelapan itu semakin mengerikan. Kemudian badai itu berubah menjadi bayangan seorang iblis raksasa berwarna emas kegelapan, dimana sosoknya perlahan-lahan terlihat semakin nyata. Yu Sheng mengerahkan tinjunya ke depan, dan bayangan yang berada di belakangnya juga melakukan hal yang sama. Udara ikut bergetar karena kekuatan dari serangan tersebut.     

Suara retakan dapat terdengar tidak lama setelah pedang itu mendarat pada sasarannya. Tinju iblis itu telah dihancurkan oleh pedang milik Huang, dan bayangan iblis emas yang terlihat semakin nyata juga telah dihancurkan, sehingga memperlihatkan tubuh Yu Sheng yang asli di hadapan lawannya. Namun, pedang itu kembali hancur akibat serangan barusan.     

Sebuah badai es yang lebih mengerikan dari sebelumnya berputar-putar di sekeliling tubuh Yu Sheng, tampaknya berusaha untuk menguburnya hidup-hidup. Huang terlihat seperti sedang berjalan di tengah-tengah badai yang bergejolak di udara. Sebilah pedang lainnya muncul di tangannya, yang terlihat lebih kuat dari pedang sebelumnya.     

Yu Sheng tetap berdiri di tempatnya, sambil merasakan bahwa darahnya seolah-olah akan berhenti mengalir. Dia sepertinya sedang menghadapi hawa dingin yang sangat kuat di tengah-tengah badai es yang sepertinya tak ada habisnya ini. Spiritual Qi yang telah dia serap tampaknya telah berubah menjadi kobaran api iblis di dalam tubuhnya, berusaha untuk menghilangkan hawa dingin yang menyebar di tubuhnya. Lapisan es dan salju yang berada di sekitar Yu Sheng mulai mencair dengan cepat. Dia bisa melihat satu sosok yang sedang membawa sebilah pedang berada di dalam badai tersebut.     

Kobaran api iblis terus membara di dalam tubuh Yu Sheng, menghancurkan badai es yang berada di sekelilingnya. Kilatan dari bilah pedang milik lawannya tidak lama kemudian tiba di hadapannya untuk menghabisinya bersama dengan badai tersebut.     

*Boom* Bayangan iblis kembali bersatu di sekitar Yu Sheng. Spiritual Qi di dunia ini telah digabungkan untuk menciptakan sosok iblis yang paling kuat, ketika serangkaian arus iblis berwarna emas kegelapan tampak berputar-putar di udara. Tidak lama kemudian, sekumpulan badai yang dahsyat tampaknya telah bermunculan dimana-mana. Kekuatan iblis miliknya telah dikeluarkan, dan Yu Sheng tampaknya telah berubah menjadi satu sosok iblis sejati.     

*Boom* Terdengar suara gemuruh yang keras di suatu tempat. Yu Sheng tidak berusaha untuk menghindar dan terus melangkah ke depan tanpa ragu-ragu. Dia mengerahkan tinjunya ke depan, kepalan tangannya diselimuti oleh kekuatan iblis yang tak berbatas, tampaknya tinju itu mampu menghancurkan apa-pun yang menghalangi jalannya.     

*Boom* Tidak lama kemudian, muncul badai aura yang mengerikan, dan sebuah tornado yang mengerikan tiba-tiba terbentuk di hadapan Yu Sheng. Pedang itu tidak diayunkan ke arahnya, dan sosok Huang Jiuge tidak terlihat dimana-mana. Rupanya dia telah mundur di kejauhan, sosoknya sedang berdiri di tengah-tengah badai es. Tinju Yu Sheng bergemuruh di tengah-tengah badai tersebut, mengguncang udara di sekitarnya. Badai yang berada di depannya itu telah dihancurkan.     

"Dia menyarungkan pedangnya." Para penonton memandang ke arah Huang, berpikir bahwa dia benar-benar sosok yang mengerikan. Jika Huang bertarung dengan orang lain selain Yu Sheng, sihir es yang mencakup area luas itu sudah lebih dari cukup untuk menahan pergerakan lawan-lawannya, bahkan mampu membuat lawan-lawannya sama sekali tidak bisa bergerak. Sihir es itu, ditambah dengan teknik pedangnya yang mengerikan, memungkinkannya untuk membunuh targetnya dengan mudah. Namun, dia tidak mengayunkan pedangnya pada kesempatan sebelumnya.     

Badai es terus menerus bergejolak di area medan pertempuran. Huang Jiuge memandang ke tempat dimana Yu Sheng sedang berdiri kemudian ia berbalik untuk pergi meninggalkan medan pertempuran. "Aku datang kemari bukan untuk mempertaruhkan nyawaku padamu." Jika Huang memutuskan untuk melanjutkan pertarungan dengan menggunakan pedangnya, keduanya akan sama-sama menelan kekalahan dan menderita luka yang serius. Huang dikenal sebagai orang gila di wilayah selatan, namun Yu Sheng terbukti lebih gila darinya.     

Huang kembali ke posisinya semula. Dia datang ke Istana Holy Zhi dengan tujuan untuk mempelajari tempat seperti apakah 'tempat suci' di Negeri Barren ini, sambil berlatih dan meningkatkan kekuatannya dalam menempuh perjalanan tersebut. Dia menganggap dirinya telah melakukan yang terbaik. Menang atau kalah tidak begitu berarti baginya. Dia telah mengalami banyak kekalahan, namun orang-orang yang telah dia kalahkan semuanya berakhir dengan kematian. Dia menganggap bahwa hidup dan mati sangatlah penting. Dia sangat memahami hal itu karena pada usia yang sangat muda, dia pernah dibiarkan terlantar di tengah-tengah badai es yang dingin. Dia memang orang yang gila, namun dia menghargai kehidupan di atas segalanya.     

Yu Sheng tidak pergi meninggalkan area medan pertempuran. Dia mengamati tiga peserta lainnya. Selain Ye Futian, hanya ada Huang Jiuge, Bai Ze, dan Xu Que yang tersisa.     

"Pemuda itu..." Banyak orang yang memandang ke arah Yu Sheng.     

Satu sosok terlihat berjalan menuju medan pertempuran. Ekspresinya terlihat tenang, dan sedikit kesombongan terlintas di kedua matanya seperti biasanya. Namun, pada saat dia melangkahkan kaki ke atas medan pertempuran, auranya membuat Yu Sheng tertekan.     

Sosok itu adalah Xu Que dari Klan Tingxue.     

Tidak mengejutkan apabila Yu Sheng tidak akan menantang Ye Futian. Huang Jiuge dan Bai Ze terlalu sombong untuk bergerak terlebih dahulu, dan oleh karena itu, dia harus berurusan dengannya. Yu Sheng sangat kuat, namun dia tidak memiliki peluang jika harus berhadapan dengan Xu Que. Xu Que sendiri merasa yakin bahwa dia akan mengalahkan Yu Sheng.     

"Ini adalah pertama kalinya aku bertemu monster dalam wujud manusia seperti dirimu. Bahkan para kultivator yang biasa berlatih diantara monster-monster iblis itu tidak mampu mengalahkanmu. Tetapi, kemampuanku merupakan mimpi buruk bagimu. Karena itu, aku menyarankanmu untuk menyerah demi kebaikanmu sendiri." Xu Que kemudian menambahkan, "Posisi lima besar sudah cukup baik untukmu."     

Tidak ada seorang-pun diantara para penonton yang berpikir bahwa kata-kata Xu Que barusan terdengar sombong. Kekuatan Yu Sheng memang sudah diakui oleh semua orang, tetapi seperti yang dikatakan oleh Xu Que sendiri, di medan pertempuran kali ini, Xu Que mungkin adalah lawan yang seharusnya dihindari oleh Yu Sheng dengan cara apa-pun.     

Tingkat Plane seseorang tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya penilaian untuk menentukan hasil dari pertempuran seseorang. Setiap kemampuan memiliki penangkalnya masing-masing, hal itu tidak lain adalah ciri khas dari setiap kelas seorang kultivator yang berbeda-beda. Karena itu, sampai pada batas-batas tertentu, tipe kultivator yang unggul dalam berbagai macam kemampuan memiliki keunggulan di atas kelas kultivator lainnya. Misalnya, Ye Futian, dengan melihat pertempurannya sejauh ini telah menunjukkan bahwa ia selalu menjadi orang yang mampu menandingi kemampuan lawan-lawannya.     

Yu Sheng tidak mengatakan apa-pun. Kekuatan iblis yang mengalir di sekujur tubuhnya terbukti sebagai respon yang lebih baik daripada kata-kata apa-pun. Xu Que tersenyum. Dia melihat tidak ada cara selain bertarung jika lawannya ini menganggap bahwa nasihatnya sama sekali tidak berguna baginya.     

Dia melangkah secara perlahan-lahan. Aliran aura pedang menyebar di seluruh tubuhnya dan langsung meningkatkan kekuatannya. Kecepatanya telah meningkat pesat sehingga sosoknya terlihat seperti seberkas cahaya, muncul tepat di hadapan Yu Sheng dalam sekejap.     

*Boom* Yu Sheng menghentakkan kakinya ke atas tanah dan mengerahkan tinjunya ke depan. Serangannya itu langsung menghancurkan tubuh Xu Que, namun dia dengan cepat menyadari bahwa sosok itu hanyalah sebuah bayangan belaka. Aura pedang pembunuh diarahkan pada tubuh Yu Sheng dengan cepat, membentuk sebuah lengkungan sempurna di udara. Pedang itu mendarat tepat di pertahanan Yu Sheng, langsung menembusnya dalam sekejap. Bagian lengan di baju zirah Yu Sheng telah tercabik-cabik, dan pakaiannya kini terkoyak-koyak. Kedua pria itu saling berpapasan dan akhirnya berdiri dengan punggung saling berhadapan.     

"Apakah kau masih ingin bertarung melawanku?" Xu Que bertanya.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Keahlian Xu Que terletak pada kecepatannya yang mengerikan, dimana ketika digabungkan dengan pedang pembunuh miliknya, akan menjadi penangkal utama bagi kemampuan Yu Sheng. Kemampuan bertarung Yu Sheng sangat kuat, tetapi ia tidak dapat melakukan apa-pun selama Xu Que mampu menghindari pertempuran jarak dekat dengannya. Siapa-pun yang bertarung dengan Yu Sheng mungkin akan memiliki keraguan, namun Xu Que tidak memiliki keraguan seperti itu. Dia telah berlatih dalam teknik pedang pembunuh, dan pedangnya hanya digunakan untuk membunuh.     

Tidak lama kemudian, kekuatan iblis yang lebih mengerikan dari sebelumnya telah dikeluarkan, perlahan-lahan menyerap Spiritual Qi di area sekitarnya dan mengubahnya menjadi aura iblis yang kuat. Kemudian, bayangan iblis itu kembali muncul, menyatu dengan tubuh fisiknya. Yu Sheng sendiri terlihat seperti seorang iblis pada saat itu.     

"Kau tidak pernah belajar dari kesalahanmu," Xu Que berbicara lagi, dan begitu dia selesai berbicara, dia kembali melesat di udara dengan kecepatan yang luar biasa. Yu Sheng tidak berniat untuk menghindar. Dia malah berbalik dan menunggu pedang lawannya tiba di hadapannya.     

"Baj*ngan gila itu." Banyak diantara para penonton yang tampak tercengang. Xu Que lebih dari sekedar mahir dalam pergerakannya yang sangat cepat; pedangnya juga dikenal sebagai pedang kehancuran.     

"Kau sepertinya benar-benar ingin mati." Ekspresi Xu Que terlihat serius. Dia mengayunkan pedangnya ke depan, yang langsung menembus baju zirah dan tubuh iblis Yu Sheng, berusaha untuk menikam jantungnya tanpa berhenti sedikit-pun.     

Yu Sheng mengulurkan tangannya dan meraih bilah pedang tersebut. Pedang itu menembus lapisan pertahanan dari baju zirah emas kegelapan miliknya dan melukai telapak tangannya. Darah tampak mengalir pada lukanya, tetapi pada saat yang bersamaan Xu Que dapat merasakan bahaya yang akan mendekatinya. Sebuah telapak tangan iblis raksasa menerjang ke arahnya, langsung diarahkan menuju kepala Xu Que. Xu Que segera mundur dan dapat mendengar suara gemuruh di sekitarnya. Tombak-tombak iblis satu per satu berjatuhan dari atas langit, menghalangi rute pelariannya. Kemudian, dia mengayunkan pedangnya sambil berteriak. Tiba-tiba muncul kilatan cahaya yang terang dan menyilaukan, lalu dalam sekejap semua tombak itu telah dihancurkan. Xu Que menerjang ke depan seolah-olah dia telah berubah menjadi sebilah pedang.     

*Boom* Telapak tangan itu kembali diarahkan padanya. Xu Que mengulurkan tangannya dan menunjuk ke arah langit. Aura pedangnya berhasil menembus targetnya, tetapi telapak tangan itu tetap saja mendarat di tubuhnya. Tubuh Xu Que terhempas ke belakang diikuti dengan suara ledakan yang keras, sebelum akhirnya mendarat dengan keras di permukaan tanah. Dia memuntahkan darah dari mulutnya, merasakan semua organ di dalam tubuhnya telah terluka. Jika dia tidak menggunakan aura pedangnya untuk menangkis sebagian besar kekuatan dari serangan itu pada tubuhnya, serangan itu mungkin akan menghancurkan semua organ dalamnya, membunuhnya secara langsung di tempatnya berada.     

Pada saat yang sama, Tombak-tombak Iblis yang tak terhitung jumlahnya menerjang ke arah Xu Que. Dia bergegas mundur ke belakang, menghindari serangan yang diarahkan padanya itu seperti bayangan.     

"Dasar kau baj*ngan gila," gumam Xu Que dengan pelan ketika dia berusaha menenangkan diri. Darah masih menetes di tangan Yu Sheng. Dia merasa sedikit frustrasi ketika dia menatap ke arah Xu Que. Dia telah gagal, dan kesempatan seperti itu tidak akan datang dua kali.     

"Pedang!" Xu Que berteriak dengan penuh amarah. Badai pembunuh yang tak terhitung jumlahnya langsung terbentuk di sekitarnya, perlahan-lahan berubah menjadi pedang pembunuh yang tak terhitung jumlahnya dan tampak mengelilingi tubuh Xu Que sebelum akhirnya bergabung menjadi satu bilang pedang.     

Tiba-tiba sosok Xu Que menghilang di saat berikutnya. Semua badai pembunuh yang mengerikan itu telah menelan tubuh Yu Sheng. Banyak orang yang melihat kilatan bilah pedang di dalam badai itu, serta serangan-serangan yang dikeluarkan oleh Yu Sheng. Namun, Xu Que berusaha menghindari pertempuran jarak dekat dengan Yu Sheng. Pedang aura itu perlahan-lahan diarahkan pada Yu Sheng yang berada di tengah, dan sebuah badai pembunuh mulai terbentuk dari arah lainnya. Aura pedang dan badai pembunuh yang menyerang dari dua sisi yang berbeda itu seolah-olah akan menghancurkan area tersebut dalam sekejap.     

"Yu Sheng, sudah cukup." Ye Futian berteriak pada Xu Que, "Dia menyerah."     

Tiba-tiba sosok Xu Que muncul di suatu tempat di udara. Badai pembunuh yang tak berbatas itu langsung menghilang dan sosok Yu Sheng dapat terlihat dengan jelas lagi. Baju zirah di tubuhnya terlihat rusak parah, namun tatapan matanya masih tertuju pada Xu Que. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Ye Futian, tampaknya ia masih bersikeras untuk menyelesaikan apa yang telah dia mulai.     

"Turunlah," ujar Ye Futian dengan lembut. Baru saat itulah Yu Sheng mengangguk dan berjalan pergi meninggalkan medan pertempuran.     

Xu Que menatap ke arah punggung Yu Sheng. Jika kemampuannya tidak mampu melawan serangan-serangan Yu Sheng, akan sulit untuk menentukan siapa yang akan muncul sebagai pemenang dalam pertempuran ini. Dia melihat Yu Sheng telah berubah menjadi orang gila, dan dia tidak berniat untuk terus bertarung dengan orang gila itu. Dia bergegas pergi dan kembali ke posisinya semula untuk beristirahat.     

Bagaimanapun juga, Yu Sheng terlihat seolah-olah tidak terjadi apa-apa padanya. Dia kembali ke tempatnya sebelum akhirnya berkata kepada Ye Futian, "Sekarang kau harus menyelesaikannya sendirian." Yu Sheng berniat untuk membukakan jalan bagi Ye Futian, namun dia tidak menyangka akan tersingkir di putaran ini.     

"Tidak apa-apa." Ye Futian berkata, "Beristirahatlah."     

"Baiklah." Yu Sheng mengangguk. Banyak orang yang berpaling untuk melihat ke arah Yu Sheng. Meskipun memang benar bahwa dia telah kalah di putaran ini, tidak ada seorang-pun yang berani mengatakan bahwa Yu Sheng lemah. Pada kenyataannya, jika kemampuan Xu Que bukanlah penangkal utama dari kemampuan Yu Sheng, Xu Que mungkin akan menjadi pihak yang kalah dalam pertempuran ini. Ditambah lagi, Yu Sheng hanyalah seorang Noble kelas sembilan, dan hal itu menunjukkan bahwa dia akan tumbuh menjadi makhluk yang mengerikan di masa depan.     

Saat ini, hanya ada empat kultivator yang tersisa di medan pertempuran: Huang Jiuge, Bai Ze, Xu Que, dan Ye Futian. Tiga peserta pertama yang baru saja disebutkan dianggap sebagai kultivator paling kuat, dan mereka benar-benar mampu mencapai putaran terakhir. Namun, hal yang sama sekali tidak terduga adalah Ye Futian, peserta yang sebelumnya tidak pernah diunggulkan, bisa sampai sejauh ini juga.     

Apakah sebaiknya dia menyerah saja dan memberi jalan bagi tiga kultivator lainnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.