Legenda Futian

Keinginan Membunuh



Keinginan Membunuh

1"Xu Shang." Kedua mata dari Pemimpin Kota Awan Putih memancarkan cahaya dingin ketika melihat Xu Shang berada disana. Menurut penjelasan dari Istana Holy Zhi, putra Xu Shang, Xu Que, termasuk di antara mereka yang melarikan diri dari Istana Holy Zhi. Oleh karena itu, kemungkinan Xu Que adalah salah satu dari mereka yang telah membunuh Bai Ze.     0

Bai Gu tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan Xu Shang di Gunung Taihang. Dia bertekad bahwa hari itu akan menjadi hari dimana dia akan menghabisi sosok yang menempati posisi kesembilan dalam Peringkat Barren Sky itu.     

Sihir Eye of Devastation dikeluarkan dan sepasang mata yang mengerikan telah muncul di atas langit, menutupi seluruh area tempat mereka berada saat ini. Untaian aura pedang mengelilingi tubuh Ye Futian dan semua orang yang berada disana. Aura pedang itu mengeluarkan suara logam yang berdentangan saat aura itu membawa mereka semua pergi. Xu Shang mengambil satu langkah ke depan, dan satu langkah itu membuat udara dipenuhi dengan aura pembunuh, menyebar ke setiap sudut dan celah yang bisa ditemukannya. Tatapan mata Bai Gu berubah menjadi serius. Meskipun ia menempati posisi keempat dalam Peringkat Barren Sky, dia menganggap bahwa sangat tidak bijaksana jika dia meremehkan Xu Shang, yang berada di posisi kesembilan.     

Dari empat pendekar pedang terbaik di Negeri Barren, Xu Shang menempati posisi pertama.     

Alasannya sangat sederhana, yaitu karena teknik pedang pembunuh yang dimilikinya. Siapa-pun yang berani meremehkan Xu Shang akan menanggung konsekuensi dengan nyawanya. Setiap kesempatan yang berhasil dia dapatkan bisa berubah menjadi sebuah peluang untuk mendaratkan serangan yang mematikan.     

Pada saat yang sama, Bai Gu merasa seolah-olah tubuhnya sedang dikendalikan oleh aura pembunuh yang tak berbatas di udara. Aura pembunuh itu menyebar dimana-mana, bahkan sihir Eye of Devastation mengalami kesulitan dalam mengendalikan dan menghilangkan aura tersebut. Dia bisa melihat kilatan ilusi berwarna abu-abu seolah-olah dia telah dikelilingi oleh begitu banyak bayangan dari sosok Xu Shang.     

"Pergilah, bunuh yang lainnya," Bai Gu memberi perintah pada orang-orang yang datang bersamanya, namun tidak ada satu-pun dari mereka yang bergerak. Pada kenyataannya, tekanan yang menimpa tubuh mereka jauh lebih kuat daripada tekanan yang menimpa tubuh Bai Gu. Aura pembunuh menahan mereka di tempat mereka berdiri seolah-olah mengatakan bahwa mereka akan tercabik-cabik dan tewas dengan cara yang mengerikan jika mereka berani bergerak.     

Ekspresi Bai Gu menjadi sangat dingin ketika menyaksikan pemandangan itu. Dia tidak menyangka bahwa orang-orang yang dibawanya akan terhalang oleh apa yang dilakukan Xu Shang.     

Bai Gu mengambil satu langkah ke depan, mengirimkan sebuah tangan berwarna abu-abu yang mengerikan ke arah Xu Shang. Xu Shang melesat dengan cepat dan muncul di tempat lain saat salah satu bayangannya dihancurkan. Aura spiritualnya benar-benar tidak mampu mengendalikan tubuh Xu Shang.     

Tidak lama kemudian, Bai Gu merasa seolah-olah tubuh Xu Shang kini benar-benar telah menyatu dengan aura pembunuh yang tak berbatas di sekitarnya. Dia tidak bisa merasakan aura Xu Shang di antara bayangan-bayangan yang muncul, memberikan anggapan bahwa Xu Shang telah menghilang tanpa jejak. Namun dia tahu, bahwa inilah alasan mengapa Xu Shang merupakan sosok yang sangat mengerikan. Pendekar itu terlihat seolah-olah dia telah menghilang, namun sebenarnya dia berada dimana-mana.     

Xu Shang, Pemimpin dari Klan Tingxue adalah sang raja pembunuh di Negeri Barren. Bahkan mereka yang memiliki posisi lebih tinggi dari Xu Shang di Peringkat Barren Sky menganggap bahwa mereka perlu untuk mengeluarkan semua kemampuan mereka saat bertarung dengan Xu Shang, jika tidak, mereka pasti akan mati. Xu Shang adalah satu sosok yang sangat berbahaya.     

Faktanya adalah, selain Bai Luli yang masuk ke dalam posisi sepuluh besar karena potensinya untuk menjadi seorang Saint, sembilan orang lainnya adalah sosok yang berbahaya dengan keunikannya masing-masing.     

"Waspadalah!" teriak Pemimpin dari Kota Awan Putih. Dia merasa seolah-olah sebuah arus pedang hitam telah muncul di hadapan salah satu kultivator kuat dari Kota Awan Putih yang berada di belakangnya. Bilah pedang itu nyaris tak berbentuk, membuatnya seperti tidak terdeteksi. Bai Gu mengeluarkan kekuatan dari aura spiritual yang mengerikan, berusaha untuk menghentikan pergerakan dari pedang tersebut. Namun, arus pedang itu mampu mengoyak pertahanan dari aura spiritual. Ekspresi dari kultivator itu terlihat ketakutan, ia merasa seolah-olah sudah semakin dekat dengan kematian.     

*Jleb* Leher mereka ditusuk dari belakang. Aura pedang memancar saat darah menyembur keluar dari luka mereka. Mereka memegang leher mereka masing-masing dan merasakan rasa takut yang tak berbatas. Seperti itulah kekuatan dari sosok yang menempati posisi kesembilan dalam Peringkat Barren Sky; kekuatan dari sang raja pembunuh.     

Bai Gu memancarkan aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya, memenuhi udara dengan keinginan membunuh. Xu Shang baru saja membunuh anak buahnya tepat di hadapannya, sosok yang menempati posisi keempat dalam Peringkat Barren Sky.     

Di sisi lain, Ye Futian sedang bergerak ke depan dengan mengendarai pedang milik Xu Shang, terbang melintasi langit. Kekuatan dari aura pedang itu telah menurun secara drastis, dan dia tahu bahwa Xu Shang tidak mampu membagi kekuatan spiritualnya untuk mengendalikan pedang tersebut; dia harus memfokuskan diri pada pertarungannya dengan Pemimpin Kota Awan Putih.     

Tidak dapat dipastikan berapa banyak sosok dari Peringkat Barren Sky yang terlibat dalam pertempuran itu. Ye Futian merasa bersalah karena hal ini. Dia benar-benar berharap agar Xu Shang akan baik-baik saja setelah menjalani pertempuran itu.     

Gu Dongliu dan Ye Futian terus bergerak ke depan. Tatapan mata Gu Dongliu berubah menjadi setajam pedang yang paling tajam di dunia ini saat menyaksikan tubuh dari para kera emas raksasa berserakan di sekitar Gunung Taihang. Alasan utama mengapa dia ikut bersama Xu Shang dan Ye Futian ke tempat ini adalah agar dia bisa mengakhiri konfliknya dengan Zhan Xiao.     

Ye Futian mengepalkan tangannya dan mendapati tubuhnya sedikit gemetar. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh agar tidak terjadi apa-apa pada Jieyu, Yu Sheng, dan yang lainnya. Mereka mengikuti aura pertempuran yang menyebar di udara dan bergerak melintasi Gunung Taihang.     

Di suatu tempat yang jauh dari tempat mereka berada saat ini, sebuah pertempuran yang mengerikan sedang terjadi disana. Tubuh seorang iblis terlihat sedang berdiri di udara saat kekuatan iblis memenuhi area tempat mereka berada saat ini. Tubuh raksasa yang mengenakan baju zirah telah dikeluarkan dan titik akupuntur Tujuh Bintang telah diaktifkan. Kemudian sosok itu dilapisi dengan baju zirah lainnya. Terdapat tiga orang Sage yang sedang berdiri di hadapannya: mereka adalah Zhan Xiao dan dua orang Sage lainnya. Namun, dua orang Sage itu tidak terlalu kuat. Salah satu di antara mereka adalah seorang magi tingkat bawah sedangkan yang lainnya adalah seorang magi tingkat menengah. Sedangkan semua kultivator kuat lainnya sedang ditahan oleh para monster iblis dari Gunung Taihang. Meskipun mereka hanya berada di tingkat Magi, Yu Sheng tidak mampu untuk menghentikan mereka.     

Yu Sheng memuntahkan darah dari mulutnya. Hua Jieyu dan Yi Qingxuan berdiri di belakangnya. Yi Qingxuan sedang menangis saat ini.     

Zhan Xiao menatap ke arah Yu Sheng dan ekspresinya terlihat sangat jijik. Dia tidak menyangka bahwa seorang Noble berani berdiri di depannya, dan lebih buruk lagi, pria ini adalah seorang Noble yang kemampuan bertarungnya mampu membuatnya merasa takut. Namun, hal itu tidak merubah fakta bahwa Yu Sheng tetap saja seorang Noble. Meskipun dia telah dipersenjatai dengan bantuan yang diberikan oleh kekuatan iblis dan peralatan ritual, semua itu masih tidak cukup untuk melampaui perbedaan tingkat Plane yang mereka miliki.     

Seolah-olah seekor semut berusaha mengguncang sebuah pohon.     

"Jika kau memang ingin mati, aku akan dengan senang hati mengabulkan keinginanmu itu," ujar Zhan Xiao sambil menatap ke arah Yu Sheng. Mereka tidak pernah berniat untuk mempermainkan Yu Sheng seperti ini, namun dia telah mengamuk seperti seorang iblis. Zhan Xiao terpaksa harus mengakui bahwa jika pria yang berada di depannya ini diberi kesempatan untuk berkembang, maka suatu saat nanti pria itu akan menjadi satu sosok yang sangat mengerikan yang mempelajari teknik iblis.     

"Bunuh dia dan bawa gadis-gadis itu," ujar Zhan Xiao dengan nada dingin. Ye Futian berani berurusan dengan dia sebelumnya dan dia telah memberi tahu Ye Futian bahwa dia akan membuat pemuda itu menanggung akibatnya.     

Sebuah bayangan melangkah ke depan dan sambaran petir yang mengerikan menjalar di sekujur tubuhnya. Yu Sheng berteriak dengan penuh amarah dan menghalangi jalan mereka. Sebuah tombak yang mengerikan dikerahkan ke depan seolah-olah tombak itu dipegang oleh seorang iblis. Namun, ketika sambaran petir itu mendarat di tombak tersebut, Yu Sheng merasa seluruh tubuhnya akan menjadi kaku. Meskipun dia memiliki kekuatan yang luar biasa, ia benar-benar dibuat tak berdaya ketika petir itu menyambarnya. Itu adalah semacam hukum petir khusus yang digunakan oleh lawannya.     

"Matilah," ujar Magi itu dengan nada dingin sambil mengerahkan seekor burung petir langsung ke arah Yu Sheng. Serangan itu membuat Yu Sheng terhempas ke udara dan kemudian mendarat dengan keras di permukaan tanah, ia kembali memuntahkan darah.     

"Peralatan ritual yang dimilikinya memungkinkan dia untuk melenyapkan sebagian besar kekuatan dari serangan yang ditujukan padanya. Habisi saja dia dengan kekuatan fisik," ujar Zhan Xiao dengan nada dingin. Kedua Magi itu berjalan menghampiri Yu Sheng, tatapan mata mereka tampak seperti melihat seseorang yang sudah mati. Meskipun demikian, mereka tetap saja merasa terkesan dengan Yu Sheng. 'Jika pemuda ini berhasil menjadi seorang Sage, dia akan menjadi sosok yang sangat mengerikan. Tapi faktanya, kita harus membunuhnya sekarang.'     

Serangan-serangan hukum yang mengerikan telah dikeluarkan. Yu Sheng berdiri di tempatnya tanpa berniat untuk menghindar. Meskipun dia telah mengaktifkan kekuatan iblis di tubuhnya, dia tetap saja dibombardir oleh serangan-serangan tersebut hingga dia terus memuntahkan darah. Langkahnya menjadi goyah dan dia jatuh ke atas tanah, namun dia kembali bangkit dan hal yang sama terus terulang. Namun, dia tetap bersikeras untuk tidak mundur dari medan pertempuran tersebut.     

"Dasar idiot," ujar Zhan Xiao dengan nada dingin. Akhirnya dia memilih untuk mengabaikan Yu Sheng dan kini berjalan ke arah Hua Jieyu dan dua gadis lainnya. 'Mereka bertiga sangat cantik. Ye Futian benar-benar tahu cara untuk bersenang-senang. Aku ingin tahu apakah Ye Futian akan menyesali tindakannya yang telah mengacaukan rencanaku.'     

"Nona-nona, apakah kalian mau ikut denganku? Atau apakah aku perlu memaksa kalian untuk ikut denganku?" ujar Zhan Xiao sambil menyeringai. Yu Sheng menerjang ke arahnya, tetapi Zhan Xiao langsung menyingkirkannya dengan sebuah serangan yang kuat. Kekuatan Yu Sheng hampir habis dan dia tidak mungkin bisa menghentikan Zhan Xiao.     

"Zhan Xiao." Terdengar sebuah suara yang mengguncang udara dari kejauhan. Ekspresi Zhan Xiao langsung berubah menjadi serius. Tatapan matanya berubah menjadi sangat tajam saat dia mengalihkan pandangannya ke udara, dimana dia melihat dua sosok terbang mendekat dengan kecepatan yang luar biasa.     

Gu Dongliu dan Ye Futian.     

Dia melirik ke sekelilingnya dan mendapati bahwa hanya ada mereka berdua di udara. Dia merasa lega ketika mengetahui hal tersebut. Gu Dongliu dan Ye Futian muncul di waktu yang tepat. Dia akan membunuh keduanya disini.     

"Bunuh mereka," ujar Zhan Xiao dengan nada dingin. Dua orang Magi itu langsung bergerak menuju dua sosok yang berada di udara.     

Ekspresi Gu Dongliu menjadi dingin saat dia merasakan tingkat Plane dari dua sosok yang bergerak ke arahnya itu, kemudian dia mengeluarkan aura spiritual mengerikan miliknya yang berbentuk seperti Sosok Suci bersamaan dengan Roh Kehidupannya. Dua orang Magi itu merasa seolah-olah mereka sedang melihat seorang dewa untuk beberapa saat.     

Sebuah sambaran petir melesat di udara dan Gu Dongliu menerjang ke arah dua orang Magi yang menghalangi jalannya.     

Ye Futian terus bergerak ke bawah, mendekati Yu Sheng yang terbaring di permukaan tanah. Saat ini sekujur tubuh Yu Sheng berlumuran darah. Bahkan kedua matanya benar-benar menjadi berwarna merah.     

"Kau sudah datang rupanya," gumam Yu Sheng, sambil melihat sosok Ye Futian yang baru saja tiba. Kedua matanya terpejam saat dia tak sadarkan diri. Semua ketegangan yang selama ini dia tahan di sekujur tubuhnya akhirnya telah dilepaskan. Dia merasa lega pada saat Ye Futian muncul di hadapannya.     

Ye Futian menggendong tubuh Yu Sheng di punggungnya dan berjalan menghampiri Hua Jieyu. Zhan Xiao tidak menghentikannya dan dia melihat mereka dengan tatapan mata yang mengejek. Baginya, Ye Futian sama saja sudah mati saat dia muncul disini. Kedatangannya telah memudahkan Zhan Xiao menyelesaikan misinya. Akan lebih efektif jika Zhan Xiao bisa membunuh dua musuhnya ini secara bersamaan.     

"Maaf, aku terlambat," Ye Futian berjalan ke arah Hua Jieyu dan berkata kepadanya dengan lembut.     

"Selama ini aku selalu menunggumu," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum. Dengan melewati semua rintangan yang pernah dia alami telah membuatnya jauh lebih tenang daripada sebelumnya. Saat ini Ye Futian sudah berada disana, dan itu adalah hal yang terpenting baginya saat ini.     

"Kalian berdua benar-benar pasangan yang luar biasa." Pada saat yang sama, terdengar suara tawa di dekat mereka, "Sayang sekali, ini adalah pertemuan kalian yang terakhir."     

Ye Futian tidak berbalik. Dia malah berkata pada Yi Qingxuan. "Qingxuan, tolong bantu aku menjaga Yu Sheng."     

"Ya." Yi Qingxuan mengangguk sambil menangis.     

Ye Futian berbalik dan melirik ke arah Kakak Ketiga di udara. Dua orang Magi itu telah mengepung Kakak Ketiga, tetapi mereka terlalu disibukkan olehnya. Dengan demikian, dia adalah satu-satunya orang yang bisa menghadapi Zhan Xiao.     

Zhan Xiao, yang memiliki tingkat Plane yang sama dengan Kakak Ketiga, yaitu Sage tingkat atas, dan juga sang Putra dari Tebing Zhisheng.     

Zhan Xiao memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Ye Futian, kau hanyalah seorang Noble, namun kau terlalu memaksakan dirimu untuk ikut campur dengan urusan Tebing Zhisheng. Dengan begitu banyak orang yang tewas karena dirimu sekarang, aku jadi bertanya-tanya, apakah kau merasa bersalah? Apa kau merasa menyesal?"     

"Hanya ada satu hal yang kupikirkan sekarang," ujar Ye Futian sambil menatap ke arah Zhan Xiao, "Membunuhmu."     

Zhan Xiao menyeringai sinis ke arah Ye Futian. Membunuhku? Zhan Xiao tertawa mengejek saat dia melirik ke arah Hua Jieyu dan yang lainnya. Kemudian Zhan Xiao berkata, "Aku jadi memikirkan sesuatu sekarang, setelah aku membunuhmu, apakah aku sebaiknya membunuh gadis-gadis cantik ini juga?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.