Legenda Futian

Bertanggung Jawab



Bertanggung Jawab

0Pada hari-hari berikutnya, suasana di Negeri Barren sangat tenang. Namun, di kediaman Klan Tingxue di wilayah Zhongzhou, Kota Alkimia di wilayah barat Negeri Barren, dan Keluarga Zhuge yang terletak di utara wilayah Zhongzhou kini telah menerima tamu dari Istana Holy Zhi.      2

Saat ini, Sage Tianxing datang secara pribadi untuk mengunjungi Keluarga Zhuge di Gunung Crouching Dragon dan kini sedang menemui Zhuge Qingfeng. Di tempat tinggalnya, Zhuge Qingfeng memandang ke arah Sage Tianxing, yang berdiri di hadapannya, dan bertanya, "Apakah Istana Holy Zhi akhirnya memutuskan untuk melibatkan diri dalam masalah ini?"     

"Qingfeng, kalian semua telah menyebabkan begitu banyak kekacauan dan pertumpahan darah di Negeri Barren. Terdapat begitu banyak orang yang tewas dalam pertempuran sebelumnya, apakah kau akan tetap bersikap keras kepala dan melanjutkan semua kekacauan ini?" tanya Sage Tianxing pada Zhuge Qingfeng, sambil menatap ke arahnya. "Dengarkan saranku kali ini—sekarang setelah Zhan Xiao tewas terbunuh, Tebing Zhisheng tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Mereka telah menyatakan secara terang-terangan bahwa mereka ingin Gu Dongliu diserahkan kepada mereka. Istana Holy Zhi masih tidak bisa memastikan sejauh mana Tebing Zhisheng akan bertindak mengenai hal ini, tetapi kami berharap bahwa Keluarga Zhuge akan selamat dari kekacauan ini. Oleh karena itu, beberapa pengorbanan harus dilakukan."     

"Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Istana Holy Zhi jika Tebing Zhisheng meminta Bai Luli suatu hari nanti," tanya Zhuge Qingfeng, sambil melirik ke arah Sage Tianxing.     

"Kau masih keras kepala rupanya," Sage Tianxing berkomentar dengan nada dingin, sambil menatap ke arah Zhuge Qingfeng.     

"Jawab pertanyaanku dulu. Apakah Istana Holy Zhi bersedia mengorbankan Bai Luli?" Zhuge Qingfeng masih menatap ke arah Sage Tianxing dengan tegas, ia tidak akan mengalah sampai dia menerima jawabannya.     

"Bai Luli adalah masa depan dari Negeri Barren," jawab Sage Tianxing, sambil membalas tatapan mata dari Zhuge Qingfeng. Ketika mendengar hal ini, Zhuge Qingfeng tersenyum. Dia sudah memprediksi hal ini sebelumnya.     

"Bai Luli mewakili harapan untuk Istana Holy Zhi dan Paviliun Holy Sage, bukan untuk Negeri Barren," ujar Zhuge Qingfeng. "Kau juga berada disana ketika pertempuran antara Gu Dongliu dan Bai Luli berlangsung kala itu. Apakah Gu Dongliu benar-benar tampak lebih lemah daripada Bai Luli? Meskipun kau menganggapnya lebih lemah, sebesar itukah perbedaan kemampuan bertarung dari keduanya? Sedangkan untuk Ye Futian, apakah bakatnya lebih lemah dari Bai Luli? Mereka berdua telah mengalahkan Zhan Xiao dan Qin Zhong. Mengapa kalian tidak melihat hal ini sebagai harapan untuk Negeri Barren? Mengapa Istana Holy Zhi ingin melenyapkan secercah harapan ini?"     

Ketika menghadapi rentetan pertanyaan dari Zhuge Qingfeng ini, Sage Tianxing terdiam untuk beberapa saat. Zhuge Qingfeng menatapnya, dan melanjutkan dengan tegas, "Karena aku sendiri berasal dari Istana Holy Zhi, aku bisa memahami tujuan dari Guru dan Paman-Guru. Tetapi kalian semua kini menjadi begitu terpaku pada keyakinan kalian sendiri sehingga kalian tidak bisa mengakui bahwa kalian telah melakukan kesalahan. Sekarang setelah Zhan Xiao tewas terbunuh dan Tebing Zhisheng mulai bergerak, Istana Holy Zhi adalah satu-satunya pasukan di seluruh penjuru Negeri Barren yang mampu melakukan sesuatu terhadap situasi ini. Namun, tindakan yang telah dilakukan oleh Istana Holy Zhi sejauh ini sangat mengecewakan bagiku."     

Sage Tianxing menatap ke arah Zhuge Qingfeng. Dia datang kemari dengan tujuan untuk memberikan saran dan membujuk Zhuge Qingfeng, tetapi pada saat ini, peran antara mereka berdua telah berbalik, dan Zhuge Qingfeng malah berusaha memberinya saran. Dengan ini, dia mengerti bahwa tidak ada satu-pun dari mereka berdua yang akan terpengaruh dalam perbincangan ini. Dapat terlihat dengan jelas bahwa Zhuge Qingfeng tidak berniat untuk menyerah.     

"Wanxiang telah meramalkan bahwa sebuah krisis akan menimpa Istana Holy Zhi. Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, maka perubahan besar akan terjadi di dalam Negeri Barren. Zhuge Qingfeng, pikirkan baik-baik tentang apa yang telah kau lakukan selama ini," Sage Tianxing memperingatkan Zhuge Qingfeng sebelum berbalik dan pergi meninggalkan tempat tersebut. Ketika dia beranjak pergi, dia memperingatkannya sekali lagi, "Jika situasinya mendesak, Istana Holy Zhi mungkin akan mengambil tindakan. Karena kau telah pergi meninggalkan Istana Holy Zhi, aku berharap kau tidak akan menentang kehendak dari Istana Holy Zhi."     

Zhuge Qingfeng menyaksikan sosok Sage Tianxing pergi ke kejauhan. Dia tahu bahwa Istana Holy Zhi kali ini akan benar-benar melibatkan diri dalam masalah ini, dan begitu Istana Holy Zhi memutuskan untuk menangkap Gu Dongliu, maka hasil akhir dari semua ini tidak perlu dipertanyakan lagi.     

Dua sosok muncul di belakang Zhuge Qingfeng. Mereka adalah Gu Dongliu dan Zhuge Mingyue.     

"Kalian mendengar semuanya?" Zhuge Qingfeng bertanya pada mereka berdua. Gu Dongliu mengangguk. Mereka telah mendengar perbincangan antara kedua pria itu, dan mungkin Sage Tianxing juga tahu bahwa mereka berdua ikut mendengarkan.     

"Saya akan pergi ke Istana Holy Zhi," ujar Gu Dongliu. Zhuge Qingfeng berbalik dan menatap ke arah Gu Dongliu yang berdiri di hadapannya. Seharusnya Gu Dongliu tahu bahwa jika dia melakukan perjalanan ini, maka kemungkinan besar dia tidak akan bisa kembali kemari.     

Kemudian tatapan mata Zhuge Qingfeng beralih ke arah putrinya, Zhuge Mingyue. Dia terlihat sangat tenang meskipun dia baru saja mendengar kata-kata Gu Dongliu, menunjukkan bahwa dia sudah mengetahui rencananya ini sebelumnya.     

"Mingyue juga telah menyetujuinya," Gu Dongliu menjelaskan. "Karena pada akhirnya masalah ini harus diselesaikan, bukankah sebaiknya saya mengambil inisiatif untuk melakukannya?"     

"Apakah kalian berdua sudah mempertimbangkan hal ini dengan matang?" Zhuge Qingfeng bertanya pada mereka berdua. Kala itu ketika Zhuge Mingyue bertunangan dengan Bai Luli, dia begitu bersikeras menentangnya, dan ketika Gu Dongliu benar-benar muncul, dia telah menyerahkan segalanya untuk bisa hidup bersamanya. Sungguh tidak terduga bahwa dia benar-benar setuju untuk membiarkan Gu Dongliu pergi ke Istana Holy Zhi sekarang.     

"Ya." Gu Dongliu mengangguk. Semenjak pertempuran yang terjadi di Menara Xuanwu, dia sudah memikirkan hal ini secara menyeluruh. Hanya saja Adik Junior tidak ingin menyerah begitu saja. Meskipun Adik Junior entah bagaimana berhasil memenangkan pertempurannya, itu tidak banyak berpengaruh pada situasi saat ini. Oleh karena itu, dia harus melakukan hal ini seorang diri.     

"Ayah, biarkan dia pergi," Zhuge Mingyue juga memohon padanya. Zhuge Qingfeng menatap ke arah putrinya tanpa berkomentar apa-apa, dia tidak tahu harus berkata apa. Pada akhirnya, dia tidak mengatakan sepatah kata-pun. Sambil berpaling dari mereka, dia mengangkat kepalanya untuk melirik ke arah langit, sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua. Lagipula tidak banyak yang bisa dia katakan. Setelah berjuang begitu lama, apakah dia akan setuju untuk membiarkan Gu Dongliu pergi menjemput ajalnya sendiri?     

Terdapat hal-hal tertentu yang akan dilakukan dan tidak akan dilakukan oleh seorang pria sejati. Meskipun dia mulai menyukai menantunya itu, semakin ia menyukainya, maka situasi akan menjadi semakin sulit baginya.     

Pada akhirnya, Gu Dongliu pergi meninggalkan Gunung Crouching Dragon seorang diri. Sementara itu Zhuge Mingyue sedang berdiri di puncak Gunung Crouching Dragon, ikut menyaksikan saat Gu Dongliu menghilang ke kejauhan. Ekspresinya terlihat sangat tenang. Sulit baginya untuk menahan semua ini, tetapi dia menerima situasi yang mereka hadapi saat ini. Lagipula, inilah yang membuat dia sangat mencintai Gu Dongliu.     

…     

Sage Tianxing membawa Gu Dongliu ke Paviliun Holy Sage di Istana Holy Zhi. Hal ini dilakukan atas permintaan Gu Dongliu, yang ingin bertemu dengan Liu Chan. Sage Tianxing telah menyetujui permintaan Gu Dongliu, itulah sebabnya Liu Chan saat ini sedang berdiri di hadapannya.     

Liu Chan tampak sedikit terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Sage Tianxing akan membawa Gu Dongliu kembali bersamanya semudah ini. Tetapi ketika Sage Tianxing diam-diam menyampaikan peristiwa yang telah terjadi padanya melalui telepati, Liu Chan juga bisa memahaminya.     

Ketika melihat pria yang berada di hadapannya itu, Liu Chan merasa kagum. Gu Dongliu mampu menahan Bai Luli dalam pertempuran meskipun dia hanya seorang Sage tingkat menengah. Dia sangat berbakat, satu sosok dengan kepribadian kuat yang jarang sekali ditemukan di Negeri Barren. Bahkan dia mampu membuat seseorang seperti Bai Luli rela mengorbankan dirinya sendiri.     

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Liu Chan bertanya pada Gu Dongliu. Dia telah diberitahu oleh Sage Tianxing bahwa Gu Dongliu ingin bertemu dengannya.     

"Saya ingin bertanya pada anda, senior, jalur apa yang sedang anda kejar?" tanya Gu Dongliu, tatapan matanya kini beralih ke arah Liu Chan.     

"Tentu saja aku mengejar Jalur Divine. Dan bukan hanya aku saja, itu adalah jalur yang diimpikan oleh semua kultivator," jawab Liu Chan. "Sepertinya itu bukanlah hal yang ingin kau tanyakan. Ketika berbicara tentang Negeri Barren, jalur yang sedang kukejar adalah jalur yang mengarah pada seorang Saint yang akan muncul di Negeri Barren. Aku sedang berupaya untuk menuju masa depan dimana seni bela diri akan berkembang di Negeri Barren dan memungkinkan Istana Holy Zhi untuk bersaing di Sembilan Negara. Aku ingin Istana Holy Zhi menjadi sebuah tempat yang melatih para kultivator kuat di setiap generasinya dan menjalankan tugas penting untuk menurunkan pengetahuan, bahkan Jalur Divine itu sendiri. Tidak seperti sekarang ini, Istana Holy Zhi hanya menjadi tempat dengan sebutan untuk mewariskan ajaran divine."     

"Apa yang menyebabkan Istana Holy Zhi dianggap sebagai sebuah tempat suci yang diakui oleh orang-orang dari Negeri Barren? Apa yang membuatnya menjadi tempat yang memenuhi harapan anda, senior?" Gu Dongliu terus bertanya.     

"Istana Holy Zhi akan menjadi sebuah tempat yang terbebas dari kepentingan pribadi dan situasi dari dunia luar, sebuah tempat yang berdiri untuk satu tujuan, yaitu mewariskan ajaran divine," jawab Liu Chan.     

"Dengan kata lain, Istana Holy Zhi akan menjadi sebuah tempat yang netral." Gu Dongliu mengangguk. "Lalu, apa yang mampu membuat seni bela diri berkembang di Negeri Barren?"     

Liu Chan menatap ke arah Gu Dongliu. Tiba-tiba dia mengerti kemana Gu Dongliu ingin mengarahkan pembicaraan ini nantinya. Dia juga mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Gu Dongliu.     

"Tidak usah berbasa-basi," perintah Liu Chan dengan nada dingin.     

Gu Dongliu menjawab, "Agar seni bela diri berkembang di Negeri Barren, maka selain memiliki orang-orang dengan bakat yang luar biasa, maka diperlukan sebuah tempat netral yang didirikan untuk mewariskan ajaran divine, yaitu Istana Holy Zhi. Jika tempat seperti itu dinodai oleh kepentingan pribadi, maka jumlah orang-orang yang menentangnya akan semakin meningkat, membuat impian senior tidak mungkin terwujud."     

Kemudian dia melanjutkan secara perlahan, "Tapi sekarang, apa yang sedang anda lakukan bertentangan dengan keyakinan yang anda miliki. Jika Istana Holy Zhi akan memusatkan semua perhatiannya pada Bai Luli dan menggantungkan semua harapan padanya, bagaimana bisa para kultivator berjuang bersama-sama dan memungkinkan seni bela diri untuk berkembang di Negeri Barren? Bagaimana mungkin Negeri Barren dapat bersaing di Sembilan Negara?"     

"Saat ini, hal yang paling dibutuhkan oleh Negeri Barren adalah seorang Saint," Liu Chan berusaha membela diri. Dia tahu bahwa pada akhirnya, mimpi hanya menjadi sekedar mimpi dan seringkali seseorang juga harus mempertimbangkan kenyataan yang sedang mereka hadapi.     

"Jika tindakan anda tidak sesuai dengan keyakinan anda, maka akan ada kelemahan dalam pola pikir anda yang akan menghancurkan semua harapan yang anda miliki untuk melewati Jalur Divine." jawab Gu Dongliu dengan tenang, "Senior, kalau begitu, bukankah tindakan anda ini seperti sedang menghancurkan jalur yang ingin anda kejar nantinya?     

Ketika mendengar kata-katanya, Liu Chan merasa sedikit terkejut. Pola pikirnya tak tergoyahkan, namun beberapa kata yang diucapkan oleh Gu Dongliu ini telah membuatnya merasa gelisah hari ini.     

"Sepertinya kau tidak ingin menyerah begitu saja," komentar Liu Chan, sambil menatap ke arah Gu Dongliu. Apakah saat ini Gu Dongliu sedang berusaha membujukku?     

"Jika seseorang memiliki pilihan untuk hidup, siapa yang bersedia untuk mati? Selain itu, hati nurani saya jernih, dan pola pikir saya sempurna. Izinkan saya menunjukkan sesuatu kepada anda, senior," ujar Gu Dongliu, sambil menutup matanya. Sebuah gelombang Energi Spiritual terpancar dari tubuhnya, untaian energi tersebut masuk ke dalam dahi Liu Chan. Tidak lama kemudian, Liu Chan melihat banyak gambaran di dalam pikirannya. Semua gambaran itu terjadi ketika Gu Dongliu dan Zhan Xiao sedang berada di reruntuhan suci bersama-sama. Gu Dongliu ingin membuktikan bahwa dia tidak berbohong—bahwa peralatan ritual tingkat Saint itu memang memilihnya, dan fakta bahwa Zhan Xiao adalah orang yang membunuh para Sage tersebut.     

"Ada lagi yang ingin kau katakan?" tanya Liu Chan.     

Gu Dongliu menjawab, "Kebenaran bisa saja dirubah, tetapi setiap orang akan tahu dalam hati mereka apakah tindakan mereka benar atau salah. Karena saya telah datang kemari, saya tidak berharap untuk bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup. Tapi jika anda tidak mengusir Adik Junior saya dari Istana Holy Zhi ketika berada di Gunung Crouching Dragon kala itu, Senior, maka mungkin saja Istana Holy Zhi bisa berkembang lebih baik dari yang anda harapkan di masa depan. Terdapat sebuah pepatah yang mengatakan 'tidak mampu melihat hutan karena terlalu fokus pada pohon-pohon' yang berarti ketidakmampuan seseorang untuk melihat situasi secara keseluruhan karena terlalu mempermasalahkan detail-detail yang tidak penting. Sebagai Pemimpin dari Istana Holy Zhi, anda seharusnya tidak menjadi orang seperti itu. Jika anda masih memegang teguh keyakinan anda, senior, maka saya berharap suatu hari nanti anda akan benar-benar menerapkannya dalam kehidupan anda." Setelah dia selesai berbicara, Gu Dongliu membungkuk hormat dan berbalik untuk pergi. Dia telah mengatakan semua yang ingin dia katakan. Dia akan menerima apa-pun yang akan terjadi selanjutnya dengan lapang dada.     

Sambil melihat ke arah sosok Gu Dongliu yang menghilang ke kejauhan, Liu Chan menghela napas. Terkadang, tidak ada jalan untuk kembali. Terutama dalam masalah ini, sekarang setelah mereka sampai pada titik ini, tidak ada yang bisa dia lakukan selain melanjutkan rencananya.     

Gu Dongliu dibawa ke hadapan kelompok dari Tebing Zhisheng dan kini ia sedang menghadap Kong Yao. Tatapan mata Kong Yao terlihat sangat serius, dan keinginan membunuh terpancar di kedua matanya. Istana Holy Zhi memang merupakan tempat suci dari Negeri Barren. Jauh lebih mudah bagi mereka untuk menyelesaikan sesuatu disini.     

"Semua yang telah terjadi sejauh ini diakibatkan oleh perselisihan antara saya dan Zhan Xiao. Karena Tebing Zhisheng adalah tempat suci dari Negeri Yu, dan saya telah membunuh Zhan Xiao, maka anda boleh membawa saya pergi. Tapi saya berharap Tebing Zhisheng tidak menodai reputasinya sebagai tempat suci," ujar Gu Dongliu pada Kong Yao.     

"Apakah kau ingin bertanggung jawab atas semua ini seorang diri?" tanya Kong Yao, sambil menatap ke arah Gu Dongliu. "Apakah kau sanggup melakukannya?     

"Dimana Ye Futian sekarang?" Kong Yao memaksa, sikapnya sedingin es. Karena Gu Dongliu dan Ye Futian telah dipilih oleh Ketua Saint, Kong Yao harus membawa mereka berdua ke Negeri Yu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.