Legenda Futian

Melawan Yan Jiu



Melawan Yan Jiu

1Huang Jiuge terkubur oleh serangan Sulur-sulur Kaisar milik Yi Xiaoshi dan dia merasa sangat kesal, sehingga membuatnya mengeluarkan Roh Kehidupan miliknya. Aura Kerajaan yang agung berputar-putar di sekitar Huang Jiuge. Dia memegang Pedang Renhuang di tangannya dan mengayunkannya ke depan dengan kedua tangannya. Pedang Renhuang mengeluarkan kobaran api yang mengerikan, mulai membakar sulur-sulur yang berdatangan ke arahnya.     0

"Serang." Huang Jiuge melemparkan Pedang Renhuang ke depan dan dalam sekejap, Pedang Renhuang telah berubah menjadi sebuah sinar cahaya yang melesat ke depan, menghancurkan sulur-sulur emas tak terhitung jumlahnya yang menghalangi jalannya itu. Dimana-pun Pedang Renhuang melintas, semuanya akan hancur berkeping-keping, kekuatan penghancur dari pedang itu bahkan menyebabkan sulur-sulur itu tidak dapat tumbuh kembali.     

Yi Xiaoshi tentu bisa merasakan keinginan membunuh yang terpancar dari Pedang Renhuang yang diarahkan padanya. Tubuhnya yang gemuk melompat dan Pedang Renhuang melintasinya lalu menusuk pohon kuno milik Yi Xiaoshi, memotongnya menjadi dua bagian. Namun, pohon kuno itu tumbuh kembali dengan cepat. Keunggulan dari elemen kayu adalah memiliki kemampuan pertumbuhan kembali yang kuat sehingga sihir elemen kayu tidak bisa dihancurkan.     

Pedang Renhuang telah berubah menjadi sebuah sambaran petir dan terus melesat ke arah Yi Xiaoshi. Roh Kehidupan itu bisa terhubung dengan pikiran Huang Jiuge, jadi bahkan setelah pedang itu pergi meninggalkan tubuhnya, serangannya tidak pernah berhenti. Yi Xiaoshi mengangkat lengannya dan berusaha melawan balik, dalam sekejap sulur-sulur emas yang melesat keluar dari tangannya membentuk sebuah dinding pertahanan yang kokoh, berusaha menjerat Pedang Renhuang yang diarahkan padanya. Meskipun sulur-sulur itu terus menerus dihancurkan, perlahan-lahan mereka berhasil mengurangi laju pergerakan dari Pedang Renhuang, membuat pergerakan pedang itu terhenti.     

Namun, Yi Xiaoshi bisa merasakan aura berbahaya lainnya, seolah-olah dia sedang diincar dari suatu tempat. Sesuai dengan firasatnya, dia melihat Busur Renhuang muncul diantara sulur-sulur yang berada di bawahnya. Huang Jiuge menarik busur tersebut dan sembilan anak panah melesat di udara secara bersamaan, langsung menembus sulur-sulur yang tak terhitung jumlahnya itu. Sembilan anak panah pembunuh itu terbang membentuk sebuah lengkungan di udara menuju ke arahnya.     

"Aku..." Yi Xiaoshi ingin mengumpat, tetapi dia tidak punya waktu untuk berpikir. Sulur-sulur emas menyeret tubuhnya kembali dan tubuhnya yang gemuk melompat. Sembilan anak panah itu terbang ke arahnya dan tubuh Yi Xiaoshi berputar-putar di udara. Bahkan sebelum dia sempat keluar dari situasi berbahaya itu, dia dapat merasakan aura mengancam lainnya dan pada saat berikutnya, terdapat seberkas cahaya yang menyilaukan langsung menuju ke arahnya.     

"Aku menyerah." Kecepatan Yi Xiaoshi meningkat dan dia segera melarikan diri. Panah-panah itu menembus ke tempat dia berada sebelumnya. Jika dia bergerak sedikit lebih lambat, dia akan terjatuh dari atas langit akibat serangan tersebut.     

Sulur-sulur emas yang memenuhi area itu telah menghilang dan di tempat dimana Huang Jiuge berdiri, ketiga Roh Kehidupan miliknya melayang disana, bersinar dengan sangat terang..     

Benar-benar Roh Kehidupan yang kuat. Kerumunan orang mengamati tiga Roh Kehidupan milik Huang Jiuge dan mereka semua tampak tertegun. Keluarga Sovereign selalu menyebut diri mereka sendiri dengan nama 'Renhuang' dan semua teknik kultivasi mereka diberi nama berdasarkan nama kaisar tersebut. Banyak orang merasa bahwa klan itu bersikap terlalu sombong dan berani menyebut diri mereka sendiri sebagai keturunan dari Renhuang, tetapi mereka harus mengakui bahwa para kultivator dari Keluarga Sovereign memang sangat kuat.     

"Tindakannya barusan sungguh keterlaluan." Yi Xiaoshi terlihat sedih saat dia mendarat di permukaan tanah. Baj*ngan itu benar-benar memiliki tiga Roh Kehidupan. Ketika dia melihat betapa sombongnya Huang Jiuge, dia benar-benar ingin mengalahkannya suatu hari nanti.     

"Yi Xiaoshi, apakah kau bersedia berkultivasi di bawah bimbinganku?" Pada saat itu, terdapat beberapa orang yang berbicara untuk mengundang Yi Xiaoshi bergabung dengan mereka.     

Yi Xiaoshi mengangkat kepalanya ke arah Istana Holy Zhi, lalu menggaruk-garuk kepalanya, sambil tersenyum dan bertanya, "Apakah saya bisa membahas hal ini dengan kakak kedua saya terlebih dahulu dan mengambil keputusan nanti?"     

Para Tetua dari Istana Holy Zhi memandang ke arah Zhuge Mingyue, lalu tersenyum dan mengangguk. Pemuda ini benar-benar licik.     

"Kalian berdua, silahkan kembali," ujar Tetua yang berada di atas tangga langit itu dan kemudian Huang Jiuge dan Yi Xiaoshi pergi meninggalkan medan pertempuran. Selanjutnya, hanya ada sepuluh orang yang tersisa dan lima tempat untuk posisi di sepuluh besar.     

Dalam pertempuran keenam, Zhuge Xing dan Zi Yan yang berasal dari Istana Petir melangkah menuju medan pertempuran. Keduanya mengkultivasi teknik bertarung menggunakan elemen petir, karena Keluarga Zhuge dan Istana Petir di Kota Zhongzhou adalah dua klan yang berspesialisasi dalam elemen petir. Pertempuran itu tentu akan berlangsung sangat sengit Pada akhirnya, pertempuran berakhir dengan kemenangan Zhuge Xing atas seorang Noble kelas enam, Zi Yan, dengan menggunakan kemampuan bertarungnya yang mengerikan.     

Meskipun Zi Yan adalah seorang jenius dari Istana Petir, potensi yang dimilikinya bukanlah yang tertinggi diantara rekan-rekannya. Dia mampu mencapai babak 20 besar karena kekuatan yang dimilikinya, tapi hal itu disebabkan karena ia hanya memiliki keunggulan pada tingkat Plane yang cukup tinggi. Ketika dia masuk ke dalam Holy Road, dia sudah berada di puncak Noble kelas tujuh, kemudian dia berhasil menembus tingkat kultivasinya di dalam Holy Road, jadi wajar saja baginya untuk kalah dari Zhuge Xing.     

Dalam pertempuran ketujuh, sang kultivator misterius dari Frost Road, Huang, juga berhasil mengalahkan Yang Jian, membuat banyak orang merasa terkejut. Huang juga telah menunjukkan kekuatan yang mengerikan dalam pertempuran tersebut.     

Dalam pertempuran kedelapan, seorang kultivator berwajah cantik dari Desa Immortal, Phoenix, berhasil mengalahkan Li Xing yang merupakan seorang Noble kelas enam, dia lolos ke babak sepuluh besar sebagai peserta yang tidak diunggulkan sebelumnya.     

Phoenix, yang merupakan penerus dari Lelaki Tua Abadi itu adalah wanita paling cantik di Desa Immortal. Dia memiliki potensi yang luar biasa dan kecantikan yang menakjubkan, Roh Kehidupannya adalah sang burung suci, Phoenix. Phoenix adalah seekor burung abadi yang tubuhnya diselimuti oleh kobaran api, burung itu memiliki kemampuan penyembuhan yang kuat dan mahir dalam menggunakan kemampuan penyembuhan dari elemen kayu. Dalam medan pertempuran kali ini, terdapat banyak tokoh-tokoh penting di Istana Holy Zhi yang tertarik dengan kemampuannya dan mereka ingin merekrutnya di bawah bimbingan mereka.     

Setelah pertempuran itu berakhir, hanya ada empat orang yang tersisa di medan pertempuran: mereka adalah Ye Futian, Yu Sheng, Chi Meng, dan Yan Jiu.     

Hal ini membuat banyak orang merasa penasaran, meskipun Ye Futian dan Yu Sheng telah menunjukkan potensi dan kemampuan bertarung yang luar biasa, mengapa mereka terlihat begitu tenang? Mereka tidak mengambil inisiatif untuk menantang seseorang dan tetap mengamati medan pertempuran dengan tenang. Sekarang, kecuali mereka berdua ingin saling menantang satu sama lain, lawan mereka adalah Yan Jiu dari Villa Sword Saint dan Chi Meng dari Klan Dewa Iblis.     

Namun sekuat apa-pun Ye Futian dan Yu Sheng, akan sulit bagi mereka untuk memenangkan pertempuran di putaran ini.     

Pada saat itu, mereka berempat sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Sekarang setelah hanya ada empat orang yang tersisa, mereka tidak perlu terburu-buru. Yan Jiu dan Chi Meng juga berpikiran sama, mereka tahu bahwa Ye Futian tidak akan bertarung melawan Yu Sheng, jadi keputusan bergantung pada mereka untuk memilih lawan masing-masing.     

"Siapa yang ingin kau pilih?" tanya Yan Jiu sambil memandang ke arah Chi Meng. Peraturan yang berlaku tidak melarang mereka untuk berbicara dengan peserta lain.     

"Dia." Chi Meng menatap ke arah Yu Sheng. Sebelumnya, Yu Sheng telah mengalahkan Chi Kuang.     

"Aku juga berpikiran sama denganmu." Yan Jiu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku maju duluan." Setelah mengatakan hal itu, dia melangkah menuju medan pertempuran, tapi pandangannya tetap tertuju pada Ye Futian. Dia sedang menunggu Ye Futian keluar dari kerumunan.     

Dia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bertarung dengan Ye Futian.     

"Kemarilah, br*ngsek," ujar Yan Jiu dengan acuh tak acuh dan dia secara resmi menantang Ye Futian untuk bertarung.     

Ye Futian melangkah ke depan dan memasuki area medan pertempuran.     

"Kekuatanmu memang telah membuatku terkejut, tapi perjalananmu akan berakhir disini," ujar Yan Jiu sambil memandang ke arah Ye Futian. Pemuda yang telah berani mengambil peninggalan miliknya di Holy Road ini benar-benar membuatnya terkejut. Pemuda ini berhasil mengalahkan Bing Yi, Xie Ji dan kekuatannya semakin meningkat setiap kali dia menyelesaikan pertempuran. Namun, pertempuran ini akan mengakhiri perjalanan Ye Futian di Istana Holy Zhi. Saat dia selesai berbicara, begitu banyak Aura Pedang bermunculan di udara dan bergerak mengikuti pergerakan lengannya secara bersamaan, Pedang Qi tampak berputar-putar di sekitar lengannya.     

Ye Futian mampu mengalahkan Bing Yi dan Xie Ji, Ye Futian juga mampu melawan balik sihir-sihir mereka, membuat mereka tidak dapat menyerangnya saat Ye Futian menyerang mereka dari jarak dekat. Namun, dia berbeda. Dia adalah seorang pendekar pedang yang kuat dan ia tidak memiliki kelemahan seperti halnya Bing Yi dan Xie Ji, jadi tentu saja dia tidak akan memberi Ye Futian kesempatan untuk mendekatinya.     

Dia akan menggunakan Ye Futian sebagai batu loncatannya untuk masuk ke babak sepuluh besar dan jika dia memiliki kesempatan, dia tidak akan keberatan membalaskan dendam Yan Nan di pertempuran ini. Setelah dia masuk ke babak sepuluh besar, dia akan menantang Xu Que untuk mengakhiri pertarungan antara pendekar pedang yang masih tersisa di medan pertempuran ini.     

"Perjalananku akan berakhir disini?" Ye Futian tersenyum dengan acuh tak acuh. Ketika merasakan Aura Pedang yang menyelimuti area di sekitarnya, cahaya bintang mulai mengelilingi tubuhnya. Aura Saint telah menyatu ke dalam cahaya bintang itu, perlahan-lahan berubah menjadi sebuah tirai bintang yang mengagumkan, tirai bintang itu melindungi tubuhnya dan menangkis Aura Pedang yang diarahkan padanya.     

Setelah itu, seberkas cahaya berwarna emas yang menyilaukan melesat ke depan dan bayangan seekor Roc muncul di belakang Ye Futian dengan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Tubuh Ye Futian seolah-olah telah menyatu ke dalam bayangan Roc tersebut. Tubuhnya menjadi seperti tubuh Roc, dan kedua matanya memancarkan cahaya berwarna emas yang mengintimidasi.     

*Boom* Saat hembusan angin bertiup kencang, sayap Roc itu memancarkan cahaya yang menyilaukan dan tubuh Ye Futian yang melayang di udara, dikelilingi oleh sebuah sihir angin. Terdapat sambaran petir yang melesat ke depan, dan pada saat itu, dia sudah menggunakan beberapa kemampuan elemen yang berbeda-beda.     

Dengan menggunakan Meditasi Kebebasan, dia bisa melihat semuanya dengan jelas pada saat itu dan setiap Aura Pedang milik Yan Jiu dapat terlihat dengan jelas di matanya. Yan Jiu berspesialisasi dalam Pedang Cahaya dan Kegelapan, jadi Ye Futian tentu harus berhati-hati.     

Tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya tertuju pada Ye Futian. Pada saat itu, pemuda tampan itu terlihat sangat mempesona.     

Ketika merasakan Aura Pedang yang mengalir di udara, Ye Futian memandang ke arah Yan Jiu dan bertanya dengan santai, "Apakah kau benar-benar layak untuk berada disini?" Saat dia selesai berbicara, sambaran petir muncul di kaki Ye Futian kemudian ia melesat ke depan dengan menggunakan teknik Thundering Illusion Step, membuat tubuhnya menghilang dalam sekejap.     

Hembusan angin bertiup dengan kencang di area medan pertempuran dan para kultivator Noble Plane kelas bawah bahkan tidak bisa melihat sosok Ye Futian dengan mata mereka. Pergerakannya terlalu cepat, apakah ini adalah kecepatan Ye Futian yang sesungguhnya?     

Ekspresi Yan Jiu terlihat sedikit pucat, seolah-olah dia sedang merasakan sesuatu. Jarinya menekan udara di depannya tanpa ragu-ragu dan dalam sekejap Pedang Qi yang tak terhitung jumlahnya berkumpul ke arah jarinya dan melesat ke depan.     

Pada saat berikutnya, dia melihat sebuah kilatan cahaya dari atas langit dan tiba-tiba sebuah jejak telapak tangan diarahkan ke bawah. Jejak telapak tangan emas itu memancarkan tekanan yang sangat kuat dan Pedang Qi yang baru saja dia keluarkan hancur dalam sekejap, tidak bisa menghalangi laju dari jejak telapak tangan tersebut.     

*Boom* Diikuti dengan suara ledakan yang keras, jejak telapak tangan itu menghantam sesuatu, namun tampaknya serangan itu mendarat di permukaan sebuah tirai pedang, membuat tirai pedang itu hancur berkeping-keping. Jejak telapak tangan yang kuat itu juga menghempaskan tubuh Yan Jiu ke bagian ujung medan pertempuran, tirai pedang yang berada di sekujur tubuhnya telah dihancurkan oleh jejak telapak tangan tersebut.     

Ini... Pemandangan yang tak terduga itu membuat banyak orang tampak tertegun. Apakah Ye Futian baru saja menghempaskan Yan Jiu hanya dengan satu serangan saja? Kecepatan dan kekuatannya dalam serangan barusan terlalu mengerikan. Ye Futian mungkin belum mengerahkan seluruh kekuatannya ketika dia mengalahkan Xie Ji di pertempuran sebelumnya.     

Tatapan mata Yan Jiu juga tertuju padanya. Dia bisa merasakan sebuah sensasi menyengat di dadanya, hanya dia yang tahu seberapa besar kekuatan yang dibawa oleh jejak telapak tangan itu.     

Sambil mengangkat kepalanya, Yan Jiu menatap ke arah Ye Futian dan Pedang Qi langsung memenuhi langit dalam sekejap. Di belakangnya, sembilan pedang muncul secara bersamaan dan Pedang Qi miliknya bergejolak hingga mampu mengguncang langit. Saat ini, Yan Jiu terlihat sangat marah.     

"Marah?" Ye Futian menatap ke arah Yan Jiu dengan tenang dan melanjutkan kata-katanya dengan santai, "Hasil dari pertempuran ini tidak akan berubah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.