Legenda Futian

Pertempuran Para Jenius Tingkat Atas



Pertempuran Para Jenius Tingkat Atas

0Ye Futian menatap ke arah Huang Jiuge dengan waspada. Karena Keluarga Sovereign berani menyebut diri mereka sendiri sebagai keturunan Renhuang, mereka tidak dapat dipungkiri lagi adalah sebuah klan yang luar biasa. Dengan melihat teknik-teknik bertarung yang dikultivasi oleh Huang Jiuge, dapat terlihat dengan jelas bahwa setiap anggota mereka memiliki kualitas yang luar biasa.     

Yi Xiaoshi dan Yuan Zhan telah dikalahkan oleh Huang Jiuge.     

Matahari dan bulan, serta cahaya bintang terus bersinar dari atas langit dan terdapat kobaran api dan embun es yang keluar dari matahari dan bulan itu, semuanya diarahkan menuju Huang Jiuge. Kedua kekuatan itu menyelimuti tubuhnya tetapi tubuh Huang Jiuge sama sekali tidak bergerak. Dia hanya berdiri di tempatnya dengan tenang, sambil mengeluarkan aura seni bela diri di tubuhnya. Sebuah gelombang Spiritual Qi Sovereign menyelimuti tubuhnya, membiarkan kekuatan api dan es memasuki tubuhnya.     

Dia memiliki tiga Roh Kehidupan dan dia merupakan seorang Penyihir Mandate yang langka. Ditambah lagi, dia mahir dalam mengendalikan Energi Spiritual, tetapi dia tidak berspesialisasi dalam ilmu sihir, melainkan seni bela diri. Metode rahasia yang telah diturunkan dalam Keluarga Sovereign sebagian besar merupakan teknik seni bela diri.     

Orang-orang melihat seberkas sinar cahaya yang menyilaukan muncul di belakang Huang Jiuge, salah satu Roh Kehidupan miliknya, yaitu Busur Renhuang telah muncul. Dia sudah memahami gaya bertarung Ye Futian. Ye Futian unggul dalam berbagai kemampuan bertarung dan diantara semua itu, kecepatan adalah salah satu kelebihan Ye Futian. Jika Ye Futian menggabungkan kecepatan dengan sihir-sihirnya, dia akan berada dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan. Itulah sebabnya dia harus menghindari situasi tersebut terjadi.     

Ketika dia meletakkan sebuah anak panah di busurnya, Ye Futian dapat dengan jelas merasakan bahwa tubuhnya telah diincar oleh sebuah Aura Spiritual yang tidak terlihat. Busur di tangan Huang Jiuge tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang menyilaukan dan anak panah itu memancarkan sebuah aura yang tajam.     

Saat Huang Jiuge melepaskan tali busurnya, seberkas sinar cahaya melesat di udara, meninggalkan sebuah jejak di udara saat terdengar suara ledakan yang keras di suatu tempat. Pada saat berikutnya, anak panah itu telah mendarat di konstitusi bintang milik Ye Futian dengan memancarkan aura pembunuh yang mengerikan. Diikuti dengan suara dentuman, banyak retakan mulai muncul di permukaan konstitusi bintang milik Ye Futian. Meskipun anak panah itu tidak mampu menembus pertahanan Ye Futian, kekuatan yang mengerikan itu tetap saja mengejutkan Ye Futian.     

Huang Jiuge menarik tali busur miliknya sekali lagi dan kali ini, sembilan anak panah melesat di udara secara bersamaan dan pandangan banyak orang dihalangi oleh pancaran cahaya dari semua panah itu untuk beberapa saat. Cahaya yang menyilaukan itu menembus udara dan kembali diarahkan menuju Ye Futian.     

Di sekitar Ye Futian, badai bintang terus menerus terbentuk. Ketika sembilan anak panah itu tiba, badai itu langsung dihancurkan menjadi debu dan berubah menjadi sebuah pusaran yang sangat besar. Sayap Roc emas miliknya terbentang lebar dan Ye Futian bergegas mundur. Ketika suara dentuman itu terus terdengar, semakin banyak retakan yang muncul di permukaan konstitusi bintang dan pada akhirnya pertahanan Ye Futian itu hancur. Kekuatan dari semua anak panah itu terus melesat ke arahnya dan Ye Futian segera mengerahkan tinjunya ke depan dengan kuat. Namun, jejak telapak tangan emas itu langsung ditembus oleh anak panah tersebut, tetapi semua anak panah itu telah melemah sehingga serangan itu tidak bisa melukai Ye Futian.     

'Benar-benar sekumpulan anak panah yang kuat,' pikir Ye Futian dalam hati. Saat ini dia sudah mundur ke bagian ujung dari medan pertempuran. Jika lawan Huang Jiuge adalah para kultivator biasa lainnya dengan tingkat kultivasi yang sama dengannya, dia mungkin sudah dikalahkan di udara tepat ketika anak panah dari Busur Renhuang itu ditembakkan.     

Pada saat itu, Huang Jiuge menarik tali busurnya sekali lagi. Kali ini, dua belas anak panah yang dipenuhi dengan kekuatan penghancur telah dibidik ke arah Ye Futian.     

Tubuh Huang Jiuge seperti telah menyatu dengan busurnya dan udara di sekitarnya langsung bergejolak ketika dua belas anak panah itu melesat seperti sekumpulan meteorit menuju dimensi bintang tempat dimana Ye Futian berada.     

Di sekitar tubuh Ye Futian, sebuah badai bintang telah terbentuk dan suara gemerisik dapat terdengar dari dalam tubuhnya. Tubuhnya kini telah beresonansi dengan langit dan Spiritual Qi dalam jumlah besar telah berubah menjadi sebuah pusaran bintang. Semua anak panah itu telah tiba di hadapan Ye Futian dan menembus pusaran bintang itu, menghancurkannya hingga berkeping-keping. Meteorit-meteorit yang berada di depan Ye Futian telah dihancurkan dengan cepat tetapi semua meteorit itu tidak mampu memperlambat laju semua anak panah tersebut. Pada saat itu, Ye Futian bergerak seperti seekor burung suci, melesat di udara dengan kecepatan yang luar biasa, terbang menembus semua anak panah itu dan semakin mendekati Huang Jiuge.     

Meskipun dia berspesialisasi dalam penggunaan ilmu sihir, jika pertempuran ini terus berlanjut dengan pola yang sama, dia akan menjadi pihak yang terjebak dalam situasi tersebut. Laju anak panah itu terlalu cepat. Seolah-olah semua anak panah itu mampu melintasi perbedaan jarak yang jauh dalam waktu singkat.     

Ye Futian mengayunkan tangannya dan dalam sekejap beberapa gulungan sihir muncul di udara. Spiritual Qi dalam jumlah besar telah berkumpul di tubuhnya dan semua Spiritual Qi itu mengalir dengan cepat dari dalam tubuhnya ke dalam gulungan-gulungan sihir itu, menyebabkan sebuah aura yang kuat terpancar dari semua gulungan sihir itu, kemudian sambaran petir melesat keluar.     

"Punishment of the Thunder God." Ye Futian mengayunkan tangannya ke depan dan dalam sekejap banyak gulungan sihir terbang menuju ke arah Huang Jiuge. Dalam sekejap, langit telah dipenuhi dengan sambaran petir berwarna ungu, seolah-olah mencoba untuk menenggelamkan seluruh area itu dengan petir, semua sambaran petir itu diarahkan menuju Huang Jiuge.     

Roh Kehidupan miliknya yang berbentuk Busur Renhuang telah menghilang, digantikan oleh Tubuh Renhuang. Dalam sekejap, aura Huang Jiuge menjadi sangat mengerikan, seolah-olah sang Renhuang telah turun ke dunia ini. Sebuah aura seni bela diri yang sangat kuat terpancar dari tubuhnya, menyebabkan sebuah ilusi muncul di atas langit. Spiritual Qi Sovereign di sekitarnya telah berubah menjadi sebuah pasukan yang terdiri dari sosok-sosok agung yang mengendarai sebuah kereta perang, mereka semua bergerak ke arah Ye Futian. Area itu telah berubah menjadi medan perang yang sesungguhnya.     

Ini adalah teknik Perwujudan dari Aura seni bela diri, ini adalah kebenaran dibalik seni bela diri. 'Benar-benar teknik bertarung yang sangat kuat,' pikir orang-orang saat mereka menatap ke arah pemandangan yang terjadi di hadapan Huang Jiuge itu, mereka terlihat takjub. Sosok-sosok agung itu memegang sebuah tombak di tangan mereka saat mereka menerjang semua yang menghalangi jalannya, tidak terpengaruh oleh kematian saat mereka menerobos sambaran petir tersebut. Meskipun sosok-sosok itu terus dihancurkan satu per satu, mereka berhasil menangkis gelombang sambaran petir tersebut.     

Tubuh Ye Futian masih diselimuti dengan cahaya Spiritual Qi dan suara gemerisik terus terdengar di dalam Istana Kehidupan miliknya, Pohon Dunia bergetar tanpa henti dan Spiritual Qi berputar-putar dengan cepat di sekelilingnya. Di sekitar tubuh Ye Futian, muncul sulur-sulur emas yang tak terhitung jumlahnya, perlahan-lahan mulai menutupi langit, kemudian sulur-sulur emas itu melesat seperti bilah-bilah pedang, menembus udara menuju ke arah Huang Jiuge, yang berdiri di bawahnya.     

Huang Jiuge mengeluarkan Roh Kehidupannya yang ketiga, yaitu Pedang Renhuang, di tangannya. Sementara itu Tubuh Renhuang memancarkan aura Sovereign dan tubuh Huang Jiuge kini terlihat sangat agung. Dia mengayunkan Pedang Renhuang di tangannya dan terbang membentuk sebuah lengkungan di udara, menimbulkan sebuah badai yang mengerikan muncul di sekitarnya, memotong sulur-sulur emas itu menjadi bagian-bagian kecil.     

Huang Jiuge melangkah ke depan bersama dengan Pedang Renhuang di tangannya. Aura Sovereign berputar-putar di sekitar tubuhnya, seolah-olah sang Renhuang telah turun ke dunia ini. Dia melihat ke arah langit dan mengayunkan Pedang Renhuang sekali lagi. Dalam sekejap, pedang raksasa itu menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya dan diarahkan menuju tubuh Ye Futian.     

Ketika melihat sosok Huang Jiuge semakin mendekat, sayap Roc raksasa itu mengepak dan Ye Futian langsung terbang ke arah awan. Orang-orang mengangkat kepala mereka dan melihat Ye Futian melesat dengan membentuk sebuah lengkungan yang anggun di udara. Dia mengulurkan tangannya di udara dan dalam sekejap Spiritual Qi mulai berkumpul di sekelilingnya, sebuah tongkat bintang telah terbentuk di tangannya. Setelah itu, sosok Roc suci tersebut terbang menukik ke bawah. Di dalam dimensi bintang, sebuah kekuatan yang mengerikan diayunkan ke bawah dan berbenturan dengan Pedang Renhuang dan Huang Jiuge.     

Bayangan sebuah tongkat yang mengerikan muncul di udara dan diikuti dengan sebuah benturan yang keras, Pedang Renhuang terlempar ke belakang dan Huang Jiuge meraihnya dengan kedua tangan, tetapi tubuhnya terus terdorong ke belakang tak terkendali.     

'Benar-benar sebuah serangan yang kuat.' Ekspresi Huang Jiuge terlihat sangat serius. Serangan Ye Futian barusan sangat mirip dengan serangan yang ditampilkan oleh Yuan Zhan sebelumnya dan tampaknya keduanya merupakan teknik menggunakan tongkat yang sama. Teknik ini lebih cocok digunakan oleh Yuan Zhan, tetapi teknik ini memiliki kekuatan yang lebih mengerikan ketika digunakan oleh Ye Futian. Sudah jelas, Ye Futian memiliki pemahaman yang lebih baik tentang teknik ini.     

Sambil mengangkat kepalanya, hembusan angin bertiup di atas langit dan sosok itu kembali turun ke permukaan tanah. Tanpa banyak waktu untuk berpikir, sebuah aura yang lebih kuat dari sebelumnya terpancar dari tubuh Huang Jiuge, sementara itu Pedang Renhuang bergetar saat diarahkan ke udara. Perwujudan seni bela diri itu muncul sekali lagi. Sosok-sosok yang berada di atas kereta perang itu membuat orang-orang merasa bahwa siapa-pun yang memegang Pedang Renhuang akan memiliki kekuatan dari sebuah pasukan besar yang dapat digunakannya kapan saja, sosok-sosok itu akan menyerang di tempat dimana pedang itu diarahkan.     

Sebuah aura yang mengerikan melesat di udara dan berbenturan dengan teknik Nine Heavenly Attacks milik Ye Futian. Sebuah suara benturan yang bahkan lebih mengerikan dari sebelumnya terdengar dan benturan itu terlihat seperti sebuah ledakan di udara. Kereta-kereta perang itu dihancurkan satu per satu dan tombak yang dipegang oleh semua sosok itu rusak. Pedang Renhuang kembali terdorong ke belakang sementara Ye Futian terbang ke udara sekali lagi, mempersiapkan serangan berikutnya.     

'Sangat kuat.' Seluruh area medan pertempuran ikut bergetar dan banyak orang memikirkan hal tersebut ketika mereka menyaksikan mereka berdua bertarung satu sama lain. Apakah ini adalah pertempuran antara teknik seni bela diri terkuat?     

Di atas langit, Ye Futian memegang tombaknya dan dalam sekejap Spiritual Qi yang tak terhitung jumlahnya telah berkumpul di sekitar tubuhnya, semakin memperkuat tekniknya.     

Ketika melihat pemandangan itu, Huang Jiuge mengerutkan keningnya dan mengeluarkan Busur Renhuang miliknya lagi. 12 anak panah ditembakkan ke udara, berusaha menghentikan Ye Futian dari usahanya untuk mengumpulkan lebih banyak kekuatan di tongkatnya. Tentu saja dia bisa merasakan bahwa kekuatan Ye Futian semakin meningkat selama pertarungan ini berlangsung dengan melihat kekuatan dari auranya yang terus menerus meningkat.     

Dengan dikelilingi oleh badai bintang, tubuh Ye Futian terbang menukik dari atas langit. Ketika badai bintang itu dihancurkan, bayangan tongkat di sekelilingnya diayunkan ke arah semua anak panah tersebut. Serangan ketiga dari teknik Nine Heavenly Attacks dikerahkan menuju Huang Jiuge dan setelah serangan ini mendarat, bahkan tubuh Huang Jiuge terhempas ke permukaan tanah. Saat tubuhnya menghantam area medan pertempuran, tanah ikut bergetar.     

Ye Futian melanjutkan pergerakannya dengan mengeluarkan serangan keempat dari Nine Heavenly Attacks dan bayangan tongkat itu diayunkan dari atas langit langsung ke arah sosok yang berada di permukaan tanah tersebut.     

Ketika Huang Jiuge melihat serangan yang diarahkan padanya itu, dia menancapkan Pedang Renhuang miliknya ke permukaan tanah dan dalam sekejap sebuah gelombang kejut menyebar di area medan pertempuran. Di belakangnya, Tubuh Renhuang miliknya tampaknya telah berubah dan mulai menyatu ke dalam tubuhnya. Sebuah badai penghancur menerjang ke depan dan banyak sosok agung yang tak terhitung jumlahnya muncul di sekelilingnya, mendongakkan kepala mereka ke arah langit. Daerah di sekitar tempat itu kini diselimuti oleh sebuah tirai cahaya yang mengerikan, membentuk sebuah lingkaran pemanggilan. Ketika bayangan tongkat itu mendarat di permukaan tirai cahaya, serangan itu menghancurkan tirai cahaya itu, menyebabkan sosok-sosok agung dan semua kereta perang itu meledak menjadi debu dan menghilang. Namun, serangan itu telah dihentikan dan Ye Futian dapat merasakan bahaya segera mendekatinya, seolah-olah terdapat sebuah kekuatan suci yang telah terbangun.     

"Tidak kusangka kau mampu memaksaku bertarung seperti ini, Ye Futian, kau benar-benar kuat," ujar Huang Jiuge. Di tubuhnya, sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya berputar-putar di sekelilingnya, seolah-olah Spiritual Qi Sovereign perlahan-lahan mengalir menuju Tubuh Renhuang dan Pedang Renhuang.     

Pedang itu bergetar di atas tanah dan Tubuh Renhuang perlahan-lahan mulai membesar. Selanjutnya, satu sosok yang tak tertandingi muncul secara tiba-tiba seolah-olah sosok itu telah dipanggil oleh sang Renhuang.     

Pedang Renhuang juga mulai membesar hingga ukuran yang sama dan sosok yang baru saja muncul itu meraih Pedang Renhuang dengan kedua tangannya dan sebuah badai yang mengerikan telah terbentuk di sekitarnya, mengancam untuk menghancurkan segalanya.     

Ye Futian tidak ragu-ragu sedikitpun dan menyerang dengan menggunakan serangan kelima dari Nine Heavenly Attacks. Dengan membawa kekuatan yang bisa membelah langit, serangan itu mendarat dan dalam sekejap bayangan tongkat itu langsung menutupi seluruh area medan pertempuran. Namun, pada saat itu, sosok yang dibentuk dari Tubuh Renhuang itu menarik Pedang Renhuang dari tanah dan mengayunkannya ke udara. Seberkas sinar cahaya yang mengerikan muncul dan bayangan dari tongkat itu telah menghilang. Kekuatan yang sangat kuat itu mampu membelah udara dan tubuh Ye Futian terhempas ke belakang, dan bergetar tanpa henti.     

Huang Jiuge berdiri di bawah, dia mengangkat kepalanya dan tubuhnya diselimuti oleh cahaya Renhuang. Tampaknya dia telah bergabung dengan sosok dari Tubuh Renhuang dan kini ia menggenggam Pedang Renhuang di tangannya, seolah-olah sang Renhuang sendiri telah bereinkarnasi ke dunia ini, membuat orang-orang merasa bahwa sosok itu begitu agung dan suci.     

Banyak orang melihat sosok yang berada di hadapan mereka itu dan beberapa dari mereka bahkan percaya bahwa Keluarga Sovereign benar-benar keturunan dari sang Renhuang.     

"Sebaiknya kau menyerah sekarang." Huang Jiuge mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit. Sebagai seorang Noble kelas sembilan, Ye Futian telah mendapatkan pencapaian yang luar biasa untuk dapat memaksanya bertarung sejauh ini. Namun, sebagai keturunan dari Keluarga Sovereign, ia harus mendapatkan posisi pertama dalam proses pemilihan murid di Istana Holy Zhi kali ini untuk membuktikan dirinya kepada dunia. Ini juga pertama kalinya dia muncul di Negeri Barren. Dia akan menciptakan sejarah bagi Keluarga Sovereign mulai hari ini dan seterusnya.     

"Banyak orang membandingkanmu dengan Bai Ze, tapi dia bahkan tidak pantas bertarung denganmu," jawab Ye Futian dari atas langit. Di bagian tepi medan pertempuran, ekspresi Bai Ze terlihat sangat suram, tetapi orang-orang setuju dengan kata-kata Ye Futian barusan.     

Ye Futian telah bertarung dengan mereka berdua, jadi dia tentu saja berhak memberikan pendapatnya. Ditambah lagi, kekuatan Huang Jiuge memang sangat mengerikan, terutama sosok Huang Jiuge saat ini, yang benar-benar tak terkalahkan.     

Jika pertempuran terakhir ini berlangsung seperti yang mereka harapkan dan Huang Jiuge bertarung dengan Bai Ze, Bai Ze pasti akan dikalahkan dalam sekejap. Namun, kehadiran Ye Futian disini memungkinkan mereka untuk menyaksikan kekuatan Huang Jiuge yang sebenarnya dan menjadi saksi dari sebuah pertempuran terakhir yang benar-benar layak. Bahkan jika pada akhirnya Ye Futian dikalahkan, dia patut merasa bangga akan pencapaiannya itu.     

Huang Jiuge melihat ke arah langit, tetapi pada saat itu, Ye Futian telah memejamkan matanya dan sebuah aura yang mengerikan bergejolak di sekitar tubuhnya. Di dalam dimensi bintang, cahaya bintang yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di sekelilingnya dan membentuk sebuah tongkat bintang raksasa di depannya, membuat banyak orang tercengang.     

Ye Futian memilih untuk terus bertarung.     

Pada saat itu, kerumunan orang menyaksikan ketika meteorit yang tak terhitung jumlahnya berjatuhan dari dimensi bintang milik Ye Futian ke arah Huang Jiuge, tetapi semua metorit itu dihancurkan sebelum tiba di hadapan Huang Jiuge. Namun, meteorit-meteorit itu tampaknya tidak ada habisnya. Pada saat itu, Huang Jiuge dapat merasakan sebuah tekanan yang samar menimpa tubuhnya, seolah-olah semua meteorit yang berada di udara itu diarahkan padanya, tekanan yang dia rasakan sangat berat.     

Pada saat itu, Ye Futian mengingat kembali teknik Nine Heavenly Attacks yang diwariskan oleh senior Kera Salju. Setiap serangan dari Nine Heavenly Strikes akan beresonansi dengan tingkat kultivasi seseorang.     

Serangan keenam beresonansi dengan aura Sage.     

Cahaya suci yang mengelilingi tubuhnya mulai mengalir saat kekuatan bintang bergabung menjadi satu kesatuan. Tiba-tiba terdengar suara raungan yang mengejutkan dan kerumunan orang melihat bayangan seekor Kera Suci muncul di belakang tubuh Ye Futian, tangannya mencengkeram sebuah tongkat bintang raksasa.     

Kera Suci itu melompat turun dari atas langit dengan membawa kekuatan dari lima serangan sebelumnya ditambah dengan kekuatan dimensi bintang, kemudian dia mengayunkan tongkatnya ke bawah. Serangan itu sangat sederhana dan tidak menggunakan trik apa-pun.     

Namun, Huang Jiuge merasa terancam ketika melihat serangan itu. Sosok raksasa dari Tubuh Renhuang itu sedang memegang Pedang Renghuang dengan kedua tangannya, lalu mengayunkannya ke arah langit. Pada saat itu, sebuah pemandangan yang mengerikan telah muncul di udara.     

Kera Suci raksasa itu sedang bertarung melawan sang Renhuang, tongkat bintang dan Pedang Renhuang itu saling berbenturan di udara. Pada saat berikutnya, sebuah tirai cahaya yang tak terlihat menyelimuti area itu dan perlahan-lahan berubah menjadi sebuah badai yang mengerikan. Bahkan kerumunan orang yang berdiri di luar medan pertempuran merinding, tetapi mereka memusatkan perhatian mereka untuk berusaha menyaksikan apa yang terjadi di atas medan pertempuran.     

Ketika badai yang mengerikan itu telah menghilang, Ye Futian masih berdiri di udara dan Huang Jiuge masih berdiri di permukaan tanah, seolah-olah mereka berdua tidak pernah bergerak dari posisinya masing-masing.     

Pada saat ini, hembusan angin terasa begitu aneh.     

*Uhuk* Huang Jiuge memuntahkan darah saat lututnya bergetar tanpa henti seolah-olah dia tidak memiliki kekuatan untuk terus berdiri. Namun, dia mampu memaksakan tubuhnya berdiri tegak dan tidak terjatuh.     

"Ini kemenanganmu," ujar Huang Jiuge dengan sedih. Seolah-olah langit telah memberikan semua kekuatannya pada serangan terakhir dari tongkat itu, menghancurkan semua yang menghalangi jalannya.     

"Aku hanya sedang beruntung," jawab Ye Futian. Dia memang sangat beruntung, hanya dia sendiri yang tahu seberapa besar kekuatan yang dia gunakan untuk memenangkan pertempuran ini. Sangat sulit untuk mengeluarkan serangan barusan. Jika bukan karena serangan keenam dari Nine Heavenly Attacks, dia pasti akan kalah.     

Percakapan sederhana diantara mereka berdua membuat para penonton tertegun dan suasana di area medan pertempuran itu menjadi sunyi senyap.     

Pertempuran terakhir di Istana Holy Zhi: posisi pertama—Ye Futian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.