Legenda Futian

Gunung Taihang



Gunung Taihang

0Di arah Istana Holy Zhi, semua orang melihat kerumunan orang yang berada di bawah mereka dan banyak dari mereka yang tersenyum.     
0

"Tangkap." Saat itu, terdengar berbagai macam suara disana. Banyak tokoh penting mengulurkan tangan mereka, melemparkan banyak lencana ke bawah. Sebuah lencana muncul di hadapan semua orang yang akan berkultivasi di enam paviliun Istana Holy Zhi. Begitu pula untuk Ye Futian. Lencana yang melayang di depannya memiliki tulisan "Battle" di permukaannya. Mereka memasukkan sedikit energi spiritual ke dalam lencana itu dan kemudian membawanya bersama mereka. Lencana ini mewakili status mereka sebagai murid dari Istana Holy Zhi.     

"Kalian punya waktu selama tiga bulan untuk menyelesaikan hal-hal di dunia luar sebelum bergabung dengan paviliun masing-masing. Tentu saja, kalian diperbolehkan untuk bergabung sekarang. Sedangkan untuk pertemuan berikutnya, kalian harus mematuhi perintah para Tetua kalian masing-masing," ujar Tetua yang berada di atas tangga langit itu.     

"Proses pemilihan untuk murid baru Istana Holy Zhi secara resmi telah berakhir. Para peserta dan hadirin dari seluruh penjuru Negeri Barren, kalian semua diperbolehkan untuk kembali sekarang," lanjut Tetua itu. Tokoh-tokoh penting dari Istana Holy Zhi mulai berdiri dari tempatnya masing-masing. Mereka berjalan menuju paviliun atau mulai saling mengobrol satu sama lain.     

'Sudah berakhir,' pikir semua orang yang hadir untuk menyaksikan medan pertempuran tersebut. Acara besar ini akan diadakan tiga tahun lagi.     

Di arah paviliun, Bai Luli berdiri dari tempatnya. Dia menatap ke arah semua orang yang hadir disana. Alih-alih pergi menghampiri adiknya, Bai Ze, ia berbalik dan pergi bersama para Tetua dari Paviliun Holy Sage.     

Bai Luli masih sangat muda, tetapi hanya tokoh-tokoh penting dari Istana Holy Zhi yang mengetahui tentang statusnya.     

"Akhirnya, semua ini sudah berakhir." Ye Futian memandang ke arah Sage King Kong yang berbalik untuk pergi dan tersenyum. Selama menempuh perjalanan ini, dia telah memasuki tingkat Noble Plane, memahami berbagai aura seni bela diri, dan akhirnya bergabung dengan Paviliun Battle Sage. Pencapaian ini sangat sempurna baginya. Mulai sekarang, dia telah mendapatkan reputasi tersendiri di Negeri Barren. Dia tidak perlu berpura-pura mati dan melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya seperti sebelumnya.     

Dia bertanya-tanya apa yang akan dipikirkan oleh orang-orang dari Sekolah Blazing Sun dan Sekolah Bright Moon sekarang.     

Banyak orang telah berkumpul disana. Hua Jieyu berjalan ke sisinya. Dia menggenggam tangan Ye Futian dan tatapan mata mereka bertemu satu sama lain, keduanya tersenyum. Hua Jieyu telah memilih Paviliun Daozang dan mereka tidak akan berkultivasi bersama, tetapi keduanya masih berada di satu tempat yang sama, yaitu di Istana Holy Zhi. Mereka bisa sering bertemu satu sama lain. Mereka tidak akan terpisah selama bertahun-tahun lamanya seperti sebelumnya.     

"Kau harus ingat apa yang telah kau janjikan padaku." Ye Futian mengedip-ngedipkan matanya. Dia masih mengingat-ingatnya sampai sekarang. Hua Jieyu langsung menginjak kakinya.     

Yu Sheng, Ye Wuchen, Yi Xiaoshi, dan Yuan Zhan juga berjalan mendekat. Ye Wuchen akan bergabung dengan Paviliun Sword untuk berkultivasi dengan Sword Demon. Sementara itu yang lainnya akan bergabung dengan Paviliun Battle Sage.     

Namun, Loulan Xue dan Elang Angin Hitam tidak dipilih untuk bergabung dengan Istana Holy Zhi. Ye Futian tidak tahu apakah mereka diperbolehkan ikut memasuki Istana Holy Zhi.     

Zhuge Mingyue berjalan mendekat dan tersenyum. "Kalian berdua akhirnya bisa berkultivasi bersama," ujarnya kepada Ye Futian dan Hua Jieyu.     

"Kakak Senior," ujar Hua Jieyu, sambil sedikit malu-malu.     

Ye Futian juga memanggilnya, "Kakak Senior." Ekspresinya terlihat emosional. Kakak Kedua selalu memperlakukannya dengan baik. Tetapi, kapan dia bisa benar-benar bersama dengan Kakak Ketiga? Keduanya menghadapi tekanan yang jauh lebih besar daripada Ye Futian dan Hua Jieyu. Lagipula, mereka sudah lama berkencan dan keduanya memiliki hubungan dekat dengan orang tua masing-masing.     

"Apa yang sedang kau lakukan? Berusaha bersikap emosional?" Zhuge Mingyue tersenyum lebar. "Aku sudah membantumu menjaga Jieyu selama lebih dari dua tahun lamanya. Sekarang, dia benar-benar menjadi milikmu."     

"Ya." Ye Futian mengangguk dengan paksa. Kemudian dia bertanya, "Oh benar, Kakak Senior, jika aku berkultivasi di Istana Holy Zhi, apakah Loulan Xue dan Elang Kecil boleh ikut serta?"     

Dia pernah mendengar informasi bahwa bahkan orang-orang dari Kepulauan Thousand Holy tidak dapat memasuki pulau inti dengan mudah.     

"Mereka yang berkultivasi di bawah bimbingan pemimpin paviliun dapat membawa keluarga mereka masing-masing. Begitu pula denganmu," ujar Zhuge Mingyue. Seorang murid yang dipilih secara pribadi oleh pemimpin pavliun tentu saja memiliki status yang berbeda dari yang lain.     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk.     

Zhuge Mingyue menyeringai padanya. Kemudian dia mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk kepala Ye Futian. "Senang sekali melihat kalian berkembang sedikit demi sedikit," ujarnya, sambil tersenyum. "Mungkin tidak akan butuh waktu lama sebelum kau akhirnya benar-benar bisa menjagaku. Pada saat itu, aku akan bisa bersantai sesuka hati."     

"Tidak akan selama itu." Ye Futian tersenyum.     

"Adik Junior, kau harus berkultivasi dengan baik." Tatapan mata Beitang Xing'er dipenuhi dengan antisipasi. Dia tahu bahwa meskipun Kakak Kedua selalu menjaga Jieyu dan Ye Futian, dia sebenarnya memiliki harapan yang tinggi untuk Ye Futian. Suatu hari, dia akan berdiri di puncak dan membuat nama Pondok dikenal oleh semua orang.     

"Xiaoshi, adik junior telah melampauimu. Sebaiknya kau terus makan dan menjadi semakin gemuk," ujar Zhuge Mingyue, sambil menatap ke arah Yi Xiaoshi.     

"Aku..." Yi Xiaoshi merasa frustrasi. Dia menundukkan kepalanya dan menghela napas. Dia tidak bisa membantahnya dan merasa malu untuk mengakuinya.     

"Ingatlah untuk selalu menjaga adik junior," Zhuge Mingyue mengingatkan.     

"Aku tahu, Kakak Senior," ujar Yi Xiaoshi dengan sedih.     

"Baiklah, aku harus pergi sekarang," ujar Zhuge Mingyue.     

"Kemana kakak akan pergi?" tanya Ye Futian.     

"Tentu saja aku kembali ke keluargaku. Datanglah untuk berkunjung jika kau mempunyai waktu luang." Zhuge Mingyue tersenyum dan pergi meninggalkan mereka. Beitang Xing'er mengikutinya, tapi dia berbalik untuk melambaikan tangan pada kelompok Ye Futian.     

Zhuge Mingyue berjalan menghampiri Zhuge Canyang dan berbisik, "Ayo kita pergi."     

Zhuge Canyang melirik ke arah Ye Futian sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut bersama anggota Keluarga Zhuge lainnya, termasuk Zhuge Xing.     

"Kakak seniormu itu sepertinya memperlakukanmu dengan sangat baik," bisik Chen Yuan, sambil berjalan mendekat.     

"Tentu saja. Kakak Kedua adalah kakak senior terbaik di dunia." Ye Futian memandang ke arah punggung Zhuge Mingyue sambil tersenyum lebar. Kakak-kakak seniornya adalah anggota keluarga yang paling dekat dengannya di dunia ini.     

"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Chen Yuan. "Apakah kau akan langsung berkultivasi di Istana Holy Zhi?"     

"Saya telah berjanji pada Yuan Zhan bahwa saya akan pergi mengunjungi Gunung Taihang bersamanya dan bertemu para senior dari Klan Kera," ujar Ye Futian.     

"Baiklah. Gunung Taihang juga berada di rute yang sama dengan Kota Langit Suci. Aku bisa mengantarmu kesana." Chen Yuan mengangguk. Dia bertanya-tanya apakah cerita dibalik Ye Futian dan Gunung Taihang ada hubungannya dengan teknik memainkan tongkat yang dimilikinya itu.     

"Apakah kau ingin mengunjungi Kota Langit Suci? Gadis dari keluarga Long itu mungkin merindukanmu," ujar Chen Yuan, sambil tersenyum. Dia ingin melihat ekspresi yang dimiliki oleh Yang Ding dan Gong Kui ketika mengetahui kondisi Ye Futian saat ini.     

"Tentu saja." Ye Futian mengangguk. "Saya juga merindukan Ling'er."     

"Jangan salah paham. Dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri," Ye Futian langsung menjelaskan setelah melihat Hua Jieyu memandangnya dengan aneh.     

"Ah... adik." Hua Jieyu mengangguk dan tersenyum.     

"Ekspresi macam apa itu?" Ye Futian merasa canggung.     

"Futian, aku ingin mengunjungi Wilayah Barren Timur," ujar Ye Wuchen secara tiba-tiba.     

Kedua mata Ye Futian tampak berbinar. Dia tahu betul mengapa Ye Wuchen mengatakan hal itu. Kerajaan Liu di Wilayah Barren Timur telah mengalami perubahan besar, jadi Liu Chenyu masih berada disana. Setelah kehilangan orang tuanya, kini dia hanya memiliki kakaknya, Liu Feiyang. Saat itu, mereka berhasil menyelinap pergi dari kepungan musuh. Sudah lebih dari dua tahun waktu telah berlalu. Wuchen pasti merindukannya. Sekarang setelah Ye Futian dan Jieyu kembali bersama, tujuan mereka disini sudah terpenuhi. Wuchen tentu akan memikirkan Chenyu.     

"Baiklah. Aku dan Jieyu juga merindukan guru dan Tuan Putri. Selain itu aku ingin menemui Kakak Pertama." Ye Futian tersenyum dan mengangguk. "Kepala Sekolah, apakah anda bisa membantu saya?"     

"Aku mengerti." Chen Yuan mengangguk. Kelompok Ye Futian akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai Wilayah Barren Timur, tetapi jika mereka pergi bersama seorang Sage, mereka dapat tiba lebih cepat.     

Ye Futian melihat ke arah teman-temannya yang berada sekelilingnya. Mu Zhiqiu, Qin Yin, Li Qingyi, dan Xie Wuji berdiri disana, sambil menatapnya.     

"Ada apa? Apakah kita sudah tidak saling mengenal sekarang?" Ye Futian bertanya. "Apakah kalian semua sedang bersiap-siap untuk pergi?"     

"Aku akan pergi ke pulau tempatku berkultivasi," Mu Zhiqiu berbisik.     

"Zhiqiu, untuk apa kau berbicara dengan pria itu?" Teriak Mu Chuan. Chen Yuan memutar matanya. Apakah lelaki tua ini masih berpura-pura bersikap baik-baik saja?     

"Aku pergi dulu. Di masa depan, aku juga akan berkultivasi di pulau inti," ujar Mu Zhiqiu kepada Ye Futian sebelum pergi meninggalkan tempat tersebut.     

Ye Futian tersenyum. "Aku percaya kau bisa melakukannya."     

"Kami juga bersiap-siap untuk kembali," ujar Qin Yin. Dia belum terpilih sebagai murid di Istana Holy Zhi.     

Ye Futian mengangguk. "Qingyi, jika kau tidak ingin kembali ke kotamu, kau bisa berkultivasi di Sekolah Starry di Kota Langit Suci."     

Li Xun telah tewas di tangannya. Meskipun Kota White Sovereign tidak akan berani membalaskan dendam Li Xun padanya, tetapi situasi akan menjadi sulit bagi Li Qingyi jika dia kembali kesana.     

"Tidak perlu." Li Qingyi menggelengkan kepalanya. Pemimpin Kota White Sovereign adalah ayahnya, ibunya juga masih berada disana. Bagaimana mungkin dia tidak kembali ke Kota White Sovereign?     

"Qin Yin, bisakah kau membiarkan Qingyi berkultivasi di Gunung Jiuxian? Kau bisa kembali bersamanya," Ye Futian bertanya pada Qin Yin.     

"Aku akan melakukannya bahkan jika kau tidak memberitahuku." Qin Yin mengangguk.     

"Kami juga akan kembali bersama mereka," ujar Xuanyuan Bashan.     

"Jaga diri kalian baik-baik," ujar Ye Futian.     

"Kau juga." Semua orang mengangguk.     

"Tuan Ye, kami selalu mendoakan yang terbaik untuk anda." Saat ini, banyak orang memandang ke arah Ye Futian. Mereka adalah orang-orang yang melakukan perjalanan di dalam Dawn Road bersama Ye Futian.     

"Kalian juga," ujar Ye Futian, sambil tersenyum. Kemudian dia melayang ke udara, bersiap-siap untuk pergi.     

Banyak orang dari Dawn Road melambaikan tangan ke arah Ye Futian. Pemuda yang mereka kenal di dalam Dawn Road telah menjadi pemenang dalam medan pertempuran Istana Holy Zhi kali ini. Dia akan menjadi sosok legendaris dari Negeri Barren di masa depan. Mereka sudah ditakdirkan untuk mengenal seseorang yang nantinya akan menjadi sosok yang berada di dalam Peringkat Barren Sky. Mereka mungkin bisa membangga-banggakan tentang hal itu di masa depan.     

Semua orang mulai pergi secara bertahap. Banyak orang naik ke udara dan pergi ke arah yang berbeda-beda.     

Chen Yuan membawa kelompok Ye Futian dan murid-murid dari Sekolah Starry pergi meninggalkan tempat tersebut. Mereka mengendarai beberapa peralatan ritual. Mereka datang kemari melalui Holy Road dan sekarang mereka akan pergi dengan melintasi Kota Zhongzhou.     

…     

Negeri Barren, Gunung Taihang     

Sinar matahari menyinari gunung tersebut. Satu sosok raksasa berwarna sedang duduk di puncak gunung, tampak menyilaukan di bawah pancaran sinar matahari. Dia berdiri di atas sebongkah batu besar yang berada di suatu tebing. Sambil melihat ke kejauhan, dia tampak sangat agung.     

Satu sosok lainnya yang memiliki wajah tampan dan mengenakan pakaian berwarna putih terlihat duduk dengan tenang di tempat yang berada tidak terlalu jauh dari sosok raksasa itu. Dia sedang memainkan guqin miliknya. Alunan musik telah berubah menjadi sebuah konsepsi artistik yang masuk ke dalam pikiran sosok emas tersebut. Banyak kera emas mengawasi dari kejauhan. Suasana di Gunung itu menjadi sunyi untuk waktu yang lama setelah alunan musik itu berhenti. Sosok itu masih berdiri disana dengan tenang, sambil memandang ke kejauhan.     

Tiba-tiba, seekor kera meraung. Suara raungan yang mengejutkan itu begitu mengguncang dunia, bahkan Gunung Taihang yang sangat besar ikut bergetar. Banyak kera emas bergegas mendekati lokasi suara raungan tersebut. Mereka memandang ke arah raja mereka dari kejauhan, mereka terlihat bingung.     

Chen Yuan dan kultivator lainnya yang kini berada di Gunung Taihang juga merasa terkejut. Chen Yuan tidak melakukan apa-apa. Karena Ye Futian telah datang kemari, raja Kera Emas Raksasa tidak akan menyakitinya. Bagaimanapun juga, dia adalah seseorang yang berada di dalam Peringkat Barren Sky. Jika dia benar-benar mencoba untuk menyakiti Ye Futian, Chen Yuan tidak akan bisa menghentikannya.     

Saat itu, kera raksasa itu benar-benar jatuh berlutut dan bersujud ke kejauhan. Semua Kera Emas Raksasa lainnya juga ikut berlutut dan membungkuk hormat ke arah yang sama.     

Raja mereka sepertinya sedang menyembah sesuatu.     

Ye Futian menyaksikan pemandangan ini dengan tenang dari samping. Dia bisa merasakan kesedihan yang mendalam dari para kera ini. Begitu banyak monster iblis yang mengikuti tindakan mereka. Raja yang memimpin mereka sangat dihormati. Kera Salju adalah sang kaisar kera dan dia telah memimpin semua klan kera raksasa di masa lalu. Kera senior ini pasti merasa sangat sedih ketika mengetahui bahwa sang kaisar telah meninggal dunia.     

"Namaku adalah Yuan Hong. Kaisar Kera secara pribadi telah memilih nama ini untukku ketika aku masih sangat muda. Pada saat itu, pemimpin dari klan Kera Emas Raksasa adalah ayahku." Kera raksasa itu berdiri dari tempatnya. Dia masih melihat ke kejauhan seolah-olah ia sedang mengenang sesuatu.     

"Sekarang, mereka semua telah meninggalkanku." Suara Yuan Hong terdengar sangat lelah. Dia berbalik dan menatap ke arah Ye Futian dengan kedua mata raksasanya. "Katakan padaku," ujarnya, "Siapa identitasmu sebenarnya?"     

"Apa maksudmu?" Kedua mata Ye Futian berbinar.     

"Kaisar Kera tidak akan mengajarkan teknik terbaiknya kepada orang asing. Jika kau hanya sekedar melihat satu pertempuran yang dilalui oleh Kaisar Kera, bagaimana mungkin kau bisa mempelajarinya dan kebetulan berada disana saat itu?" Yuan Hong menatap ke arah Ye Futian. Tiba-tiba sebuah tekanan yang sangat kuat menimpa tubuhnya. "Aku ingin mengetahui kebenarannya. Kau mungkin adalah manusia terakhir yang mendampingi Kaisar Kera di saat-saat terakhirnya."     

Ye Futian menatap ke arah kera raksasa itu dan mengangguk pelan. "Kalau begitu, akan kutunjukkan konsepsi artistik lainnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.