Legenda Futian

Pertempuran Pertama di Istana Holy Zhi



Pertempuran Pertama di Istana Holy Zhi

1Ye Futian menatap ke arah gadis yang berada di hadapannya itu. Yun Shuisheng mungkin mencari masalah dengannya karena ia memiliki alasan yang kuat, tapi gadis yang berada di depannya ini hanya berusaha ikut campur dalam masalah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.      3

Perkataan senior Qi Jie memang benar adanya: hampir tidak ada peraturan khusus di Istana Holy Zhi. Dia tahu bahwa ada satu fakta yang tidak bisa dibantah lagi di Istana Holy Zhi—pihak yang kuat akan menjadi pihak yang benar.     

Dia mengingat kembali kata-kata dari seniornya itu dan menyadari bahwa hal ini akan berlaku dimana-pun dia berada. Seringkali, kekuatan seseorang akan lebih meyakinkan daripada kata-kata yang diucapkan oleh seseorang. Sangat disayangkan bahwa dia adalah seorang pendatang baru di tempat ini, dan semua orang yang hadir disini lebih dulu menjadi bagian dari Istana Holy Zhi sebelum dirinya. Sebagian besar dari mereka dipromosikan kemari dari Kepulauan Thousand Holy. Terdapat pula orang-orang yang dipilih dari ujian masuk yang diadakan tiga tahun dan enam tahun yang lalu. Wajar saja apabila kebanyakan orang disini memiliki lebih banyak pengalaman darinya, terutama mereka yang telah bergabung tiga tahun yang lalu. Tingkat kultivasi orang-orang itu berada jauh di atas miliknya, salah satunya adalah Yun Shuisheng, yang berada di puncak Noble Plane. Karena itu, penyelesaian masalah yang mereka anggap benar saat ini hanyalah sebuah sandiwara untuk sesuatu yang jauh lebih sederhana—menindas sang pendatang baru. Terutama mengingat bahwa pendatang baru itu adalah seseorang yang menempati posisi pertama dalam ujian masuk yang diadakan sebelumnya, yang langsung mendapatkan posisi dalam Peringkat Law tidak lama setelah ia bergabung dengan Istana Holy Zhi. Wajar saja jika satu sosok seperti itu akan menarik perhatian banyak orang.     

Ye Futian tersenyum dan berkata, "Aku baru saja bergabung dengan Istana Holy Zhi, dan dalam aspek tingkat Plane dan kultivasi, semua orang yang hadir disini tentu merupakan para seniorku disini. Cara kalian 'mengajariku bagaimana cara kalian menyelesaikan masalah di tempat ini' sudah dapat terlihat dengan jelas di depan mataku saat ini." Dia melirik ke arah semua orang yang hadir saat dia mengatakan hal tersebut. Semua orang tahu betul apa arti dari kata-katanya yang tampaknya terdengar sangat sopan itu—dia mengkritik mereka karena telah berusaha menindasnya.     

Namun, hampir tidak ada orang yang tergerak oleh kata-katanya tersebut. Seseorang menjawab sambil menyeringai, "Nah, apakah kau bermaksud untuk mengatakan bahwa kau telah melupakan tindakanmu sebelumnya, yaitu menyerang secara tiba-tiba dan membuat keributan di Panggung Pertempuran Law? Wajar jika kami bersikap waspada."     

"Jadi bisa dikatakan, bahwa kalian para senior merasa wajib untuk mengeroyok sang pendatang baru, yaitu diriku sendiri, bukan begitu?" Ye Futian bertanya sambil tersenyum.     

"Mengeroyok?" Pemuda yang menyilangkan tangannya itu memandang ke arah Ye Futian dan menjawab, "Kami tahu apa yang sedang kau rencanakan saat ini, tetapi sikapmu terlalu sombong. Pilih salah satu dari kami yang hadir disini dan bertarunglah melawannya. Jika kau berhasil memenangkan pertarungan, maka kami akan membiarkanmu pergi. Bagaimana menurutmu?" Banyak orang memandang ke arah Ye Futian dengan penuh minat. Meskipun mereka menganggap Ye Futian sebagai makhluk yang hina, mereka tetap saja merasa penasaran dengan kemampuan yang dimiliki oleh pendatang baru ini, dan ini merupakan sebuah kesempatan yang bagus untuk melihat kehebatannya. Pertarungan ini juga akan memiliki manfaat tambahan yaitu untuk memberinya pelajaran dan membuatnya menyadari status yang dimilikinya di tempat ini.     

"Dan kau sendiri berbicara untuk mewakili siapa?" Ye Futian bertanya saat dia melihat ke sekelilingnya.     

Pemuda itu tampak tercengang. Dia memang tidak pantas berbicara untuk mewakili siapa-pun yang hadir saat ini, namun faktanya banyak orang memang memiliki pemikiran yang sama dengan pemuda tersebut. Gadis yang berbicara tentang 'memberi Ye Futian pelajaran' membuka mulutnya saat Ye Futian terus menerus menatap ke arah orang-orang yang berada di sekitarnya. "Siapa yang akan kau pilih?"     

"Apa tingkat Plane yang kau miliki?" Ye Futian mengangguk dan bertanya pada gadis itu.     

"Noble kelas lima," jawab gadis itu dengan nada dingin.     

"Baiklah, aku ingin menegaskan bahwa aku tidak akan menindas seorang wanita," ujar Ye Futian dengan nada serius, membuat semua orang yang berada di sekitarnya tampak tertegun. Pemuda ini benar-benar tidak punya rasa malu. Tidak akan menindas seorang wanita? Lalu apa yang telah dia lakukan pada Yun Shuisheng barusan?     

Hal ini cukup mengejutkan bagi banyak orang ketika melihat bahwa pemuda satu ini dapat menemukan sebuah alasan untuk menutupi sifatnya yang begitu pengecut. Mungkin tidak ada murid yang pernah bergabung dengan Istana Holy Zhi dengan status sebagai peraih posisi pertama di ujian masuk yang memiliki sifat tidak tahu malu seperti Ye Futian. Dia memang seseorang yang cukup unik dalam hal-hal tertentu. Hua Fan yang berasal dari Paviliun Holy Sage adalah seorang jenius yang tak tertandingi, bahkan Ximen Hanjiang yang bergabung dari tiga tahun yang lalu juga sama hebatnya dengan Hua Fan. Sementara itu pemuda yang berada di hadapan mereka saat ini, meskipun memiliki wajah yang tampan, adalah seseorang yang sangat hina. Sangat disayangkan bahwa seseorang yang begitu hina memiliki wajah yang sangat tampan.     

"Bagaimana denganmu senior? Apa tingkat Plane yang kau miliki?" Ye Futian menatap ke arah pemuda yang menyilangkan tangan di depannya itu.     

"Noble kelas enam," pemuda itu menyeringai ketika dia menjawab.     

"Kalau begitu, aku akan melawanmu." Ye Futian menambahkan, "Karena tingkat Plane yang kumiliki masih relatif rendah, apakah aku diperbolehkan untuk menggunakan sebuah peralatan ritual?"     

"Waspadalah terhadap tipuan yang dibuatnya," gadis yang berada di samping pemuda itu mengingatkan. Pemuda ini adalah makhluk yang sangat hina, dan kau tidak boleh jatuh begitu saja ke dalam tipuannya. Ditambah lagi, meskipun dia sangat hina dan tak tahu malu, kekuatannya sebagai peraih posisi pertama dalam ujian masuk ke Istana Holy Zhi tidak bisa diremehkan, dan dia pasti memiliki potensi yang luar biasa. Setidaknya dia harus memiliki kemampuan bertarung yang setara dengan seorang Noble kelas tujuh untuk meraih posisi pertama. Jika dia diperbolehkan menggunakan peralatan ritual tingkat Sage, dia akan sulit untuk diatasi apabila dia menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. Mereka sudah memberi Ye Futian kesempatan untuk memilih lawannya sendiri, dan mereka tidak akan menyetujui permintaan seperti itu.     

"Tentu saja, kalian juga diizinkan untuk menggunakan peralatan ritual masing-masing," ujar Ye Futian dengan acuh tak acuh setelah melirik ke arah gadis tersebut.     

"Baiklah kalau begitu." Pemuda itu tersenyum. Murid-murid dari Istana Holy Zhi adalah para jenius yang memiliki kemampuan istimewa. Pemuda itu pasti juga memiliki sesuatu yang luar biasa, dan Ye Futian tidak akan mendapatkan keuntungan apa-pun apabila menggunakan trik seperti itu.     

"Terima kasih atas kebaikanmu ini. Bolehkah aku mengetahui siapa namamu? Jika aku kalah, setidaknya aku ingin tahu siapa yang telah mengalahkanku," tambah Ye Futian.     

"Namaku adalah Yan Xin," ujar pemuda itu. "Apakah kau tidak sadar bahwa kau terlalu banyak bicara?"     

"Aku ingin belajar banyak hal darimu, senior," ujar Ye Futian sambil melipat tangannya. Kemudian, dia mengeluarkan Tombak Divine Destruction tanpa mengucapkan sepatah kata-pun, dan dalam sekejap tubuhnya telah diselimuti oleh cahaya bintang.     

"Sombong sekali dia." Banyak orang memandang ke arah Ye Futian, yang tetap berperilaku sopan meskipun dapat terlihat dengan jelas bahwa dia merasa sangat kesal. Dia tersenyum lebar dan menyebut lawannya sebagai 'senior'. Mereka cukup terkesan pada sifat tidak tahu malu yang dimiliki oleh Ye Futian.     

"Mulailah duluan," ujar Yan Xin dengan nada datar. Dalam sekejap, kekuatan petir yang mengerikan bergejolak di sekitar tubuhnya. Area di sekitar mereka ikut bergetar ketika sosok Yan Xin tampaknya telah berubah menjadi orang lain. Bayangan seorang dewa petir yang berukuran sangat besar muncul di belakangnya. Bayangan itu membawa sebuah Palu Petir yang satu ayunannya saja sepertinya bisa menghancurkan bumi dan semua yang berada di dalamnya.     

Yan Xin, putra kebanggaan dari salah satu pasukan besar di Kota Zhongzhou, yaitu Istana Petir. Dia baru saja menerobos ke tingkat Noble Plane sekitar tiga tahun yang lalu dan telah mendapatkan pengakuan dari para Tetua di Paviliun Daozang sehingga akhirnya bergabung dengan Istana Holy Zhi. Sekarang, tiga tahun telah berlalu, dan saat ini dia merupakan seorang Noble kelas enam. Dia telah memperoleh pengendalian yang sempurna dari kekuatan aura petir.     

Meskipun Yan Xin sudah tidak sabar untuk memberi pelajaran pada pendatang baru yang merupakan pemenang dari Pertempuran Law ini, ia tidak akan meremehkan lawannya. Pemuda yang tampak tersenyum di hadapannya ini, Ye Futian, tidak mengenal belas kasihan ketika dia bertarung dengan serius, dan Wang Yu merupakan bukti nyatanya.     

Saat ini langit dipenuhi oleh sambaran petir, dan semua orang memilih untuk mundur. Pertempuran antara dua orang Noble dari Istana Holy Zhi akan dengan mudah mempengaruhi cakupan area yang luas.     

Tidak lama kemudian, langit telah berubah menjadi sebuah dunia petir. Cahaya bintang berkilauan di sekitar Ye Futian, namun dunia bintang miliknya seperti bukan tandingan bagi dunia petir milik Yan Xin. Bayangan dewa petir dengan tinggi sekitar seratus meter itu terlihat seperti sosok dewa yang sesungguhnya. Kedua mata dari dewa petir itu bercahaya, menembakkan sambaran petir yang mengerikan, diarahkan pada Ye Futian.     

*Whoosh* Sayap seekor Roc mengepak di belakang punggung Ye Futian saat dia menghindari serangan itu satu per satu. Sambaran petir yang berada di atas kepalanya terus membidiknya dari atas langit. Ye Futian melesat di udara dengan membentuk sebuah lengkungan yang mempesona saat dia menghindari serangan-serangan yang diarahkan padanya. Berbagai macam cahaya tampak berkilauan di dalam Istana Kehidupan miliknya. Spiritual Qi yang berada di dalam dan di sekitar tubuhnya telah berubah menjadi kekuatan bintang yang berputar-putar di sekelilingnya dan mengalir ke dalam Tombak Divine Destruction miliknya. Dia mengaktifkan teknik Divine Light of the Stars, yang menyebabkan cahaya dari bintang-bintang mengalir ke dalam senjatanya sehingga pancaran cahaya yang dihasilkan semakin menyilaukan.     

Pada saat itu, bayangan dari dewa petir itu mengerahkan telapak tangan raksasanya dari belakang Yan Xin. Itu adalah sebuah serangan yang dipenuhi dengan kekuatan petir yang tak berbatas, ditambah dengan pusaran petir yang berada di telapak tangan itu yang terlihat seperti sebuah pusaran mengerikan yang siap untuk menghancurkan semua yang disentuhnya. Telapak tangan itu diarahkan pada Ye Futian. Langit seolah-olah telah ditutupi ketika kilatan petir menghujani Ye Futian, mengurung seluruh area di sekitarnya.     

"Dari semua orang yang bisa dia pilih untuk bertarung, dia malah memilih Yan Xin." Banyak orang memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan mata yang menyindir. Peraih posisi pertama dalam ujian masuk Istana Holy Zhi akan mendapatkan pelajaran pertamanya di dalam istana ini.     

Yan Xin bergabung dengan Istana Holy Zhi sebagai seseorang yang baru saja menerobos ke tingkat Noble Plane kala itu. Bakat yang dia miliki sangat luar biasa, meskipun wajahnya tidak setampan Ye Futian. Pertempuran antara keduanya ini sangat menguntungkan bagi Yan Xin, sehingga tidak mungkin bagi Ye Futian untuk keluar sebagai pemenangnya, alasannya tentu saja karena Yan Xin berada di tingkat Plane yang jauh lebih tinggi daripada Ye Futian.     

Pergerakan gesit yang ditunjukkan oleh Ye Futian tampaknya merupakan cara yang dilakukannya untuk melarikan diri, namun jejak telapak tangan itu terus menerus diarahkan padanya, dan Ye Futian tampaknya tidak akan bisa menghindar lebih lama lagi dari serangan tersebut. Namun, Ye Futian terbang melintas sambil membentuk sebuah lengkungan di udara, berbalik sambil melewati celah diantara sambaran petir, melesat ke arah Yan Xin.     

Sambaran petir yang menghujani Ye Futian mendarat tepat di atas tubuhnya, namun sebuah tirai cahaya bintang yang berkilauan melindungi tubuhnya. Retakan-retakan bermunculan dan tirai cahaya itu hancur secara perlahan-lahan, tetapi Ye Futian tidak lama lagi akan keluar dari jangkauan serangan telapak tangan itu dan mendekati Yan Xin.     

"Hmmh." Yan Xin menyeringai. Dewa petir yang menjulang tinggi itu mengangkat Palu Petir miliknya di udara dan mengayunkannya ke arah Ye Futian. Serangan itu tampaknya mampu menghancurkan semua yang menghalangi jalurnya.     

Pada saat itu juga, Ye Futian mengayunkan Tombak Divine Destruction di tangannya. Peralatan ritual itu telah berubah menjadi sebuah tongkat sepanjang seratus meter, dengan diselimuti oleh cahaya bintang. Dunia bintang yang berada di sekitarnya bersinar semakin terang, cahayanya berputar-putar di sekitar Tombak Divine Destruction. Tongkat itu kini membawa sebuah kekuatan yang mampu membelah langit dan bumi. Bahkan para penonton yang menyaksikan pertempuran itu dari kejauhan bisa merasakan tekanan tak berbentuk itu menimpa tubuh mereka.     

"Peralatan ritual yang mengerikan. Selama ini dia telah menyembunyikannya." Ekspresi beberapa orang telah berubah.     

"Hati-hati," gadis itu mengingatkan. Ye Futian telah menyembunyikan kekuatan sesungguhnya dari Tombak Divine Destruction sebelumnya, membuat semua orang mengira bahwa tombak itu adalah sebuah peralatan ritual tingkat Sage biasa. Kekuatannya yang sesungguhnya benar-benar meledak secara tiba-tiba ketika bintang-bintang itu berkilauan di udara. Peralatan ritual tersebut membawa kekuatan penuh dari dunia bintang ke area di sekitarnya. Tongkat itu memancarkan sebuah tekanan yang sangat kuat. Seolah-olah bintang-bintang sedang berjatuhan di pundak seseorang.     

Tongkat itu berbenturan dengan Palu Petir milik Yan Xing. Terdengar suara gemuruh dan sebuah badai tiba-tiba terbentuk di udara. Meteorit-meteorit mulai berjatuhan satu per satu dari dunia bintang, dengan membawa kekuatan yang tak berbatas. Banyak orang yang menyaksikan ketika Palu Petir milik Yan Xing terlempar ke belakang, sementara tongkat itu terus diayunkan ke bawah.     

Ekspresi Yan Xin akhirnya berubah. Dia berteriak dengan penuh amarah dan bayangan dewa petir itu mengambil satu langkah ke depan, berusaha melindungi tubuhnya. Ketika tombak itu tiba di atas Yan Xing, serangan itu mendarat tepat di bayangan dewa petir, menghancurkan tubuhnya yang berukuran raksasa itu.     

*Uhuk* Yan Xin memuntahkan darah dari mulutnya dan bayangan itu langsung menghilang. Ye Futian kini telah berubah menjadi sambaran petir saat dia menerjang ke bawah. Yan Xin dapat merasakan tongkat itu mendarat di tubuhnya, bahkan dia belum pulih dari serangan sebelumnya. Meskipun kekuatan dari serangan barusan tidak seperti serangan sebelumnya, namun serangan itu tetap saja membuat tubuhnya terhempas ke udara, pada akhirnya tubuhnya menghantam permukaan tanah dan dia kembali memuntahkan darah dari mulutnya.     

Wajah Yan Xin berubah menjadi sangat pucat. Dia berniat untuk memberi pelajaran pada pendatang baru itu di hadapan semua orang, namun pada akhirnya justru dirinya yang dibuat babak belur dan terluka parah. Peralatan ritual macam apa itu?     

"Apakah kau baik-baik saja, senior?" Satu sosok tiba di samping Yan Xin, dan sosok itu tidak lain adalah Ye Futian. Sebuah perhatian yang tulus dapat terlihat dari kedua matanya yang polos.     

"Apakah tindakanku terlalu berlebihan?" Ye Futian menambahkan saat Yan Xin tetap tidak mengatakan sepatah kata-pun. "Maaf, senior. Seandainya aku tahu bahwa hasilnya akan menjadi seperti ini, aku tidak akan menggunakan kekuatanku secara berlebihan. Aku akan berusaha menahan diri ketika bertarung melawanmu lain kali."     

*Uhuk* Yan Xin kembali memuntahkan darah dari mulutnya, dan wajahnya menjadi semakin pucat.     

Semua orang yang berada di sekitarnya memandang ke arah Ye Futian dengan ekspresi tercengang. Apakah pemuda ini benar-benar harus menghina lawannya seperti ini? Seberapa tidak tahu malunya dia? Bagaimana nasib Yan Xin nantinya?     

"Enyahlah dari hadapanku," ujar Yan Xin dengan dingin.     

"Terima kasih, senior," ujar Ye Futian sambil melipat tangannya sebelum dia berjalan melewatinya dan menambahkan dengan suara pelan, "Bagaimana mungkin kau tidak dapat menahan satu seranganku? Apakah kau mengasihaniku?" Dia berjalan ke arah Menara Sky Reaching ketika dia selesai berbicara, meninggalkan semua orang yang sedang berdiri dengan ekspresi tercengang di tempat mereka masing-masing.     

Mereka semua tidak bisa berkata-kata.     

Yan Xin merasa sangat marah sehingga sekujur tubuhnya bergetar tanpa henti. Banyak orang memandangnya dengan penuh simpati. Meskipun sangat wajar bagi seseorang untuk kalah dalam sebuah pertempuran, kekalahan yang begitu memalukan ditambah dengan kata-kata Ye Futian barusan membuat Yan Xin tidak tahan dengan semua penghinaan yang diterimanya kali ini.     

Kau memiliki kekuatan yang luar bisa, jadi mengapa kau harus bersikap sangat kejam?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.