Legenda Futian

Pertarungan Melawan Ning Huang



Pertarungan Melawan Ning Huang

0Burung Iblis itu telah membunuh beberapa orang sebelum akhirnya berputar-putar di area tersebut, sambil mengepakkan sayap raksasa miliknya, memisahkan para tawanan dari pengikut Ning Huang.     
1

Para tawanan segera mengetahui apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Mereka melompat ke udara dan mendarat di punggung Burung Iblis tersebut. Burung itu berbalik dan segera pergi meninggalkan tempat itu. Burung itu melesat ke atas langit hingga mencapai ketinggian lebih dari seribu meter dengan satu kepakan dari sayapnya.     

Banyak orang memandang ke arah burung itu dan tidak lama kemudian mereka dapat merasakan aura mengerikan dari burung tersebut. Tatapan mata dari burung yang sombong itu berbalik untuk melihat mereka semua, dan tidak ada seorang-pun yang berani melawannya. Ditambah lagi, Ye Futian masih berada di sekitar mereka.     

Ning Huang melirik ke arah Burung Iblis itu dan berpikiran bahwa burung itu juga makhluk yang benar-benar unik. Monster iblis itu benar-benar bekerja sama dengan Ye Futian dan menyelamatkan mereka semua. Namun dia, bagaimanapun juga, sama sekali tidak peduli akan hal itu, karena Qin Yin dan kelompoknya tidak berguna baginya. Penangkapan mereka adalah ide dari para pengikutnya, dan dia hanya memberi perintah kepada orang-orang yang mengajukan rencana tersebut. Dia tidak peduli, apakah Qin Yin dan kelompoknya akan berakhir hidup atau mati.     

Hal yang menarik minat Ning Huang saat ini adalah sosok Ye Futian yang menakjubkan dan tampak tak tertandingi itu. Dia tahu bahwa jika dia tetap tidak melakukan apa-pun, tidak ada seorang-pun dari pengikutnya yang mampu bertarung melawan Ye Futian saat ini. Tokoh-tokoh terkemuka sangat jarang ditemukan. Putra dan putri kebanggaan dari berbagai pasukan berada di dalam Dawn Road, dan hanya segelintir dari mereka yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Mereka yang mampu mendominasi kekuatan di Dawn Road adalah para kultivator kuat yang mampu mengalahkan pasukan yang terdiri dari sepuluh ribu orang di dalamnya seorang diri.     

Dan sepertinya Ye Futian sekarang adalah salah satu dari mereka.     

Sebelum Ye Futian mampu mengeluarkan kekuatannya secara maksimal, dia telah dibatasi oleh tingkat Plane miliknya dan karena itulah, dia tidak dapat dianggap sebagai kultivator tingkat atas. Namun, pada saat ini, tidak ada seorang-pun yang meragukan bahwa dia adalah salah satu dari mereka. Cahaya yang dipancarkan oleh Roh Kehidupan miliknya saja sudah cukup untuk menghancurkan semua yang menghalangi jalannya, dan membunuh orang-orang menjadi sangat mudah baginya. Tidak ada seorang-pun yang berani bertarung melawan Ye Futian saat ini, semua orang—kecuali Ning Huang—akan mati jika bertarung melawannya.     

Ning Huang mulai bergerak. Setiap langkah yang diambilnya mampu mengguncang udara di sekitarnya, menyebabkan hati banyak orang berdebar lebih kencang dari biasanya. Semua kultivator kuat yang berada di sekitarnya memusatkan pandangan mereka pada Ning Huang. Jadi apakah dia akhirnya akan ikut bertarung sekarang?     

Ning Huang tidak pernah repot-repot melakukan apa-pun selain memberikan perintah untuk membunuh Ye Futian sebelumnya. Atau lebih tepatnya, dia sama sekali tidak menganggap Ye Futian sebagai seseorang yang layak untuk mendapatkan perhatian darinya. Namun, kemampuan Ye Futian saat ini jelas telah menarik perhatian Ning Huang dan pemuda ini tidak bisa diabaikan lagi. Karena itu, Ning Huang memutuskan untuk bergerak.     

*Boom* Ning Huang terus berjalan saat keduanya menatap satu sama lain. Meskipun jarak antara mereka berdua cukup berjauhan satu sama lain, setiap langkah itu tetap menekan tubuh Ye Futian, membuat jantungnya berdebar kencang.     

Ye Futian menggenggam Tombak Divine Destruction di tangannya dan dalam sekejap tubuhnya dikelilingi oleh Cahaya Bintang saat dia memusatkan pandangannya pada Ning Huang, yang sedang berjalan ke arahnya. Ye Futian ingin merasakan sendiri kekuatan dari orang yang dijuluki sebagai kultivator paling kuat di dalam Dawn Road itu.     

*Boom* Bintang-bintang yang berada di sekitar Ye Futian bergetar dan tampak retak. Sebuah perasaan yang aneh muncul di dalam pikirannya. Setiap langkah yang diambil oleh Ning Huang terasa seperti ada seekor monster raksasa yang sedang menginjak bagian dadanya, rasanya begitu berat sehingga tekanan itu sudah cukup kuat untuk benar-benar menghancurkan jantung seseorang. Begitulah penggambaran betapa kuatnya tekanan yang dipancarkan oleh Ning Huang.     

Konstitusi Bintang yang rusak kini telah kembali normal. Ketika melihat Ning Huang terus berjalan ke arahnya, Ye Futian memancarkan seberkas sinar mengerikan dari kobaran api matahari, seolah-olah Tungku Matahari Suci mengarahkan sinarnya tepat di tubuh Ning Huang.     

"Bahkan jika teknik rahasia ini adalah sesuatu yang bisa membuat kekuatanmu meningkat secara drastis, kau tetap saja bukan tandinganku," Ning Huang berkomentar dengan nada serius. Tiba-tiba sebuah cahaya yang menyilaukan terpancar dari tubuhnya dan seekor monster iblis yang terlihat seperti dewa muncul di belakangnya. Monster itu memiliki kepala dari seekor naga dan tubuh dari seekor singa. Tubuhnya dipenuhi oleh sisik-sisik berwarna emas yang berkilauan, dan setiap sisik itu tampak seperti lempengan baja paling kokoh yang pernah ada. Suara raungan dari monster raksasa itu membuatnya terlihat seperti monster suci yang telah turun ke dunia manusia, menuntut para manusia untuk tunduk di hadapannya dengan hormat.     

"Seekor qilin." Tatapan mata Ye Futian tertuju pada Roh Kehidupan yang baru saja muncul di hadapannya itu. Monster bertubuh raksasa dan bersisik emas itu bermandikan oleh kobaran api yang mengerikan dan tampak berkilauan. Sosoknya yang mengesankan itu menunjukkan betapa kuatnya aura yang dimilikinya. Tatapan matanya mengamati area sekitarnya, seolah-olah pandangan matanya itu memberi perintah pada mereka untuk tunduk di hadapannya.     

Ye Futian akhirnya mengerti mengapa langkah kaki yang dibuat oleh Ning Huang mampu menekan orang-orang yang berada di sekitarnya seolah-olah seekor monster yang mengerikan baru saja berjalan di atas tubuh mereka.     

Ketika Ye Futian menatap ke arah mata Ning Huang, dia bisa merasakan kekuatan dari seekor qilin, monster legendaris yang sangat kuat, tepat di dalam kedua matanya. Tekanan yang dipancarkan dari kedua mata Ning Huang itu sangat mengganggu auranya. Ning Huang terus berjalan ke arahnya. Bahkan jika Ning Huang sendiri tidak berniat untuk melukai orang-orang yang berada di sekitarnya, mereka yang berada di dekatnya tetap saja merasa terintimidasi dan terguncang.     

Ye Futian memusatkan pandangannya pada Ning Huang tanpa ada niat untuk melarikan diri. Terdapat sosok kera suci dan roc di kedua matanya, mereka berhadapan dengan qilin dengan sikap yang sama-sama mengerikan, berdiri dengan kokoh dan tidak bergerak sedikit-pun. Ketika Ning Huang mengambil langkah selanjutnya, Ye Futian mengayunkan tombaknya. 'Aku tidak peduli betapa menakutkannya penampilan atau kekuatan spiritualmu, aku akan menghajarmu seperti seekor lalat,' pikir Ye Futian dalam hati.     

Tekanan itu menghilang dalam sekejap. Serangan itu diarahkan langsung pada Ning Huang seolah bintang-bintang berjatuhan ke arahnya. Tiba-tiba Ning Huang berteriak dan qilin, monster legendaris itu, mulai bergerak. Namun, rasanya bukan hanya seekor qilin yang melesat di udara, melainkan ada dua belas ekor qilin menerjang ke arah bintang-bintang itu secara langsung hingga hancur berkeping-keping.     

Meskipun demikian, rangkaian serangan ini terus berlanjut.     

Ning Huang dapat merasakan sebuah tekanan yang mengerikan akan segera menghampirinya. Dia mengangkat telapak tangannya, dalam sekejap seberkas cahaya berkilauan di sekelilingnya. Sebuah baju zirah yang menyilaukan muncul di tubuhnya—satu set lengkap baju zirah Qilin yang sangat mengintimidasi dan tak terkalahkan. Lengannya sepertinya telah dipenuhi dengan kekuatan tak berbatas dalam sekejap, dan dia mengangkat lengannya untuk menangkis tongkat yang diayunkan padanya.     

*Boom* Terdengar suara ledakan yang keras, dan meskipun kekuatannya tak tertandingi, Ning Huang terlempar sejauh ribuan meter hingga akhirnya mendarat dengan keras di istana yang berada di hadapannya. Bagian tangga dari istana itu telah runtuh setelah berbenturan dengan tubuhnya dan kuil kuno itu telah hancur.     

Hati semua orang yang menyaksikan pertempuran ini berdebar kencang saat mereka menyaksikan Ning Huang terhempas akibat serangan dari Ye Futian barusan. Bahkan seseorang sekuat Ning Huang tidak mampu menahan kekuatan dari tongkat itu.     

Terdengar sebuah ledakan yang bergemuruh saat Ning Huang melompat ke udara, sambil memandang ke arah Ye Futian. Cahaya yang menyelimuti tubuh Ning Huang bersinar semakin terang, dan ukuran tubuh dari monster legendaris itu semakin membesar, monster itu mengeluarkan napas api saat berjalan menuju ke arahnya.     

Ning Huang melihat ke arah Tombak Divine Destruction milik Ye Futian. Peralatan ritual itu sendiri adalah benda yang sangat berharga. Satu pukulan dari sebelumnya terasa seperti bintang-bintang saling berjatuhan menimpa tubuhnya.     

Saat dia berdiri di udara, Roh Kehidupan lainnya muncul di belakang Ning Huang: yaitu sebuah Tombak Perang berwarna emas yang menyilaukan. Terdapat pula sebuah bayangan yang berdiri disana, mengambil senjata berwarna emas itu di tangannya dan sosoknya tampak mengesankan seperti seorang dewa. Ning Huang mengulurkan tangannya dan memancarkan seberkas cahaya menyilaukan dari telapak tangannya. Senjata itu perlahan-lahan mulai berubah bentuk ketika Spiritual Qi elemen logam di sekitarnya saling berkumpul, menyelimuti senjata itu dengan cahaya yang bersinar sepanjang seribu meter.     

Qilin itu menerjang ke depan dan Ning Huang melompat di atasnya. Sosok yang mengesankan itu masih berada di belakangnya, sambil memancarkan cahaya terang seolah-olah sosok itu adalah bayangannya sendiri. Ning Huang, yang memiliki sebuah Tombak Perang di tangannya, terlihat gagah dan anggun saat dia kembali berhadapan secara langsung dengan Ye Futian.     

Qilin itu menghembuskan napas api berwarna emas saat monster itu menerjang ke depan untuk menghancurkan Ye Futian. Roh Matahari milik Ye Futian memancarkan kobaran api yang langsung berbenturan dengan napas api berwarna emas yang diarahkan padanya.     

*Booomm* Monster legendaris itu menjauh untuk beberapa saat, sambil mengeluarkan bayangan dari tubuhnya satu per satu, berusaha menghantam tubuh Ye Futian. Dengan memiliki Roh Kehidupan berupa seekor Qilin dan sebuah Tombak Perang, tidak mengherankan apabila kemampuan bela diri dari Ning Huang sangat hebat.     

Ye Futian menggenggam Tombak Divine Destruction dengan erat dan mengendalikan ribuan cahaya meteor yang berada di atas langit. Langit berbintang, meteorit, dan bayangan dari qilin itu berbenturan dengan dahsyat, pemandangan itu terlihat seolah-olah hari kiamat sudah dekat. Semua orang yang berada di sekitarnya bergegas menjaga jarak, menjauh dari mereka berdua setidaknya sejauh sepuluh ribu meter. Mereka menatap kedua sosok itu dari kejauhan dan berpendapat bahwa pertempuran mereka bisa dibilang mampu mengubah bentuk area itu sendiri.     

Cahaya-cahaya berwarna emas berkilauan seolah-olah puluhan ribu Tombak Perang berjatuhan dari atas langit, menimpa cahaya meteor milik Ye Futian. Elemen logam dianggap tidak dapat dihancurkan, namun banyak meteorit yang berhasil dihancurkan hingga berkeping-keping.     

Meskipun demikian, tidak ada perubahan di tatapan mata Ye Futian. Dia hanya melihat ke arah langit. Tubuhnya bersinar dengan cahaya kaisar yang tetap terlihat mengesankan seperti sebelumnya. Sebuah kekuatan yang tak berbentuk terpancar dan menyelimuti tubuhnya. Ketika Tombak Perang itu diayunkan dari atas langit, tombak itu mendarat dengan keras di permukaan tirai bintang-bintang yang berada di sekitar Ye Futian, namun serangan itu tidak dapat menembus pertahanannya. Itulah kekuatan pertahanan yang sangat kuat dari teknik Immortal Celestial Bodies.     

Tidak lama kemudian, terdengar suara gemuruh yang lebih mengerikan ketika monster legendaris itu turun dari atas langit, menyerang segala sesuatu yang menghalangi jalannya, menembus ke dalam dunia bintang milik Ye Futian. Ning Huang tampak agung dan gagah ketika berdiri di atas punggung monster legendaris itu dengan membawa Tombak Perang di tangannya. Dia menerjang ke depan sambil menghancurkan meteorit-meteorit itu satu per satu, menghembuskan napas api ke arah langit berbintang dan menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya dengan memancarkan cahaya berwarna emas yang menyilaukan.     

Ning Huang ingin bertarung dalam jarak dekat dengan Ye Futian, dan melihat secara langsung seberapa kuat Ye Futian saat ini.     

Monster legendaris itu meraung saat ia berderap ke depan, dan Ning Huang mengayunkan tombaknya ke bawah. Serangan itu membawa kekuatan dari langit dan bumi, sebuah kekuatan suci yang memancarkan cahaya berwarna emas yang menyilaukan. Serangan itu tampaknya tak terkalahkan dan hampir tidak bisa dihancurkan, dan serangan itu mengandung kekuatan yang berasal dari aura para Sage. Jika Ye Futian mampu meminjam kekuatan dari aura kaisar dan cahaya suci, seseorang seperti Ning Huang tentu bisa melakukan hal yang sama dengan menggunakan bantuan dari aura para Sage.     

*Boom* Bintang-bintang yang berada di sekitar Ye Futian bergetar. Qilin itu menerjang ke arahnya dengan memancarkan keinginan membunuh. Tubuhnya yang besar dan kokoh berusaha menembus pertahanan dari teknik Immortal Celestial Bodies. Pertahanan Ye Futian mulai retak secara perlahan. Karena Tombak Perang berwarna emas itu diarahkan pada satu titik, teknik pertahanan itu hancur berkeping-keping. Cahaya emas yang mengancam itu sepertinya sudah tidak sabar untuk membunuh Ye Futian saat itu juga.     

Tombak Divine Destruction milik Ye Futian, yang telah diperkuat oleh Aura Kaisar, berputar-putar di udara. Sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya masuk ke dalamnya, dan Ye Futian mengarahkannya ke depan untuk menghadapi Ning Huang yang sedang menerjang ke arahnya, kemudian dia mengayunkan tombak itu ke bawah dengan membawa kekuatan yang seolah mampu menghancurkan bumi. Saat kedua senjata itu bertabrakan, seberkas cahaya yang sangat menyilaukan meledak. Monster itu membawa tubuh Ning Huang di sekitar Ye Futian, berusaha untuk menyerang bagian panggulnya.     

Sihir Divine Fire of the Sun yang berada di atas Ye Futian memancarkan cahaya yang menyilaukan, menyelimuti tubuhnya dengan Tungku Matahari Suci, berusaha menangkis serangan mematikan dari Ning Huang. Tungku itu melindungi bagian depan tubuhnya dengan kuat saat dia mengambil langkah di udara. Ketika melihat tombak Ning Huang kembali diarahkan padanya, ribuan cahaya dari senjata itu dipusatkan menjadi satu titik dan berniat menyerang Ye Futian dengan kekuatan yang mampu membelah langit, Tombak Divine Destruction miliknya kini telah terbelah menjadi ribuan bayangan saat tombak itu diayunkan.     

*Boom* Terdengar suara raungan yang bergemuruh ketika cahaya dari Tombak Perang itu hancur berkeping-keping. Ning Huang kembali terlempar ke udara saat kedua senjata itu menghantam satu sama lain.     

"Sekarang aku ingin melihat berapa banyak serangan yang bisa kau terima," ujar Ye Futian saat auranya semakin kuat. Dia melompat ke depan, sambil berteriak dengan membawa kekuatan langit dan bumi, menunjukkan auranya pada semua orang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.