Legenda Futian

Membuka Lokasi Peninggalan Ketiga



Membuka Lokasi Peninggalan Ketiga

0Cahaya-cahaya pedang ditembakkan dari kedua mata Yan Jiu, yang menyakitkan bagi siapa-pun yang menyaksikannya. Dia adalah pewaris dari Villa Sword Saint, dan leluhurnya adalah seorang sword saint yang legendaris. Namun sekarang, terdapat seseorang yang berani mengancamnya untuk menyerahkan sesuatu, tanpa mempedulikan apakah dia setuju atau tidak.      3

*Boom, Boom* Aura pedang melesat ke depan dan sembilan sinar cahaya telah terbentuk di belakang Yan Jiu yang terlihat seperti sembilan bilah pedang yang telah terhunus. Kesembilan pedang itu juga memiliki aura yang berbeda-beda, seolah-olah kekuatan yang sangat berbeda berada di dalam kesembilan pedang itu.     

Sembilan sinar cahaya di belakang Yan Jiu itu melesat ke atas langit, dan dalam sekejap sembilan bayangan pedang yang berkilau menggantung tinggi di atas langit. Ye Futian mengangkat kepalanya dan bisa merasakan kekuatan yang ada di dalam pedang-pedang lawannya itu. Semua tokoh terkemuka memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa. Yan Jiu adalah pewaris dari Villa Sword Saint dan leluhurnya juga seorang sword saint. Sudah pasti dia memiliki kemampuan yang luar biasa.     

Semua orang yang berada di sekitarnya menatap ke arah pemandangan itu dengan ekspresi terkejut di wajah mereka. Itu adalah teknik Nine Swords of the Celestials yang terkenal; sebuah teknik yang sangat kuat dimana teknik ini dikabarkan telah diwariskan secara langsung kepada Yan Jiu. Seolah-olah Villa Sword Saint berharap bahwa Yan Jiu akan mampu menguasai Nine Swords of the Celestials, dan mampu meraih kejayaan lainnya dari era sword saint.     

"Berkumpul," ujar Yan Jiu dengan nada serius. Para kultivator dalam jumlah besar di sekitarnya merasa bingung. Apakah aku harus bertarung, atau sebaiknya pergi dari sini?     

"Siapa-pun yang tetap tinggal disini dan ikut bertarung, aku akan menganggap bahwa kalian sudah menentang perintahku. Pasukanku tidak akan menunjukkan belas kasihan pada kalian semua," Ye Futian menambahkan dengan nada serius.     

"Tentu saja." Ratusan kultivator kuat yang berada di belakangnya langsung menghunus pedang mereka begitu dia selesai berbicara. Aura pedang sepertinya telah memenuhi seluruh area itu dalam sekejap; benar-benar sebuah pemandangan yang luar biasa. Pergerakan dari semua orang yang berada di pihak Ye Futian telah menunjukkan suatu persatuan yang tak tertandingi, dan itu juga menunjukkan bahwa Ye Futian jauh lebih karismatik terhadap para pengikutnya daripada Yan Jiu terhadap pengikutnya sendiri.     

Ekspresi Yan Jiu terlihat sangat serius dan aura pedangnya tampak berkilau. Salah satu sinar pedang di belakangnya memancarkan cahaya yang menyilaukan, dan pedang itu melesat ke depan dengan mengerikan. Sebuah aura pedang yang mengerikan tampak mengalir diantara langit dan bumi hingga masuk ke dalam pedang tersebut.     

Sebuah tornado mengerikan yang dibentuk oleh pedang itu bergejolak. Sebilah pedang raksasa berwarna emas terlihat di udara. Pola yang ada di bilah pedang itu bersinar terang seolah-olah ingin menyinari seluruh area di sekitarnya.     

"Bunuh dia." Yan Jiu menunjuk ke arah Ye Futian, dan tampaknya ribuan aura pedang menerjang ke depan dalam sekejap, diarahkan pada Ye Futian. Semua orang yang hadir disana dapat merasakan semburan aura pedang yang dikeluarkan oleh Yan Jiu, dan pedang emas raksasa yang berkilauan itu juga mulai bergerak. Langit dipenuhi oleh suara-suara logam berdentangan seolah-olah menjadi pertanda bahwa pedang itu akan membunuh semua yang menghalangi jalurnya.     

*Boom* Permukaan tanah bergetar tanpa henti ketika Yuan Zhan melompat ke udara. Tubuhnya yang berwarna emas bersinar dengan cahaya yang sama menyilaukannya seperti pedang emas raksasa itu. Dia mengulurkan tangannya ke depan dan sebuah jejak telapak tangan raksasa muncul di hadapannya dalam sekejap. Seberkas cahaya yang mengerikan mengalir di sekitar jejak telapak tangan itu seolah-olah akan menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalurnya.     

Semua bangsa kera memang telah mempelajari 81 Strikes of Heaven-traversing Staff Techniques, tetapi itu bukan berarti bahwa bangsa kera tidak tahu apa-apa selain teknik memainkan tongkat tersebut. Kera emas raksasa juga dikenal karena kemampuan bertarung dan pertahanan mereka yang luar biasa. Namun, ketika pedang emas raksasa itu menyerang, pedang itu membelah jejak telapak tangan raksasa itu tepat di bagian tengah, yang menyebabkannya hancur sedikit demi sedikit. Tapi sekali lagi, pedang raksasa itu tampaknya telah kehilangan kekuatannya tidak lama kemudian. Pedang itu langsung hancur ketika Yuan Zhan menghantamnya dengan tangannya sendiri.     

"Stainless." Sebuah aura pedang yang luar biasa melesat di udara. Yan Jiu tidak berniat untuk mundur setelah serangannya dihancurkan. Namun sebilah pedang lainnya kembali melesat dari sembilan sinar cahaya di belakangnya. Bayangan-bayangan bilah pedang tampaknya telah melesat di udara seperti sambaran petir dan menerjang ke arah Ye Futian dan kultivator lainnya, bukan hanya Yuan Zhan saja.     

Pedang itu disebut dengan 'Stainless', yang memiliki arti bahwa pedang itu mampu bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak akan meninggalkan jejak apa-pun di belakangnya.     

Banyak orang tampak tertegun. Yan Jiu adalah keturunan langsung dari seorang sword saint. Setiap pedang yang ada di dalam teknik Nine Swords of the Celestials tampaknya mengandung aura dan kekuatan yang sangat berbeda, namun semuanya sangat mengerikan.     

Tubuh raksasa Yuan Zhan bergetar dan sebuah tirai cahaya berwarna emas muncul untuk menyelimuti tubuhnya. Pedang Stainless mendarat tepat di permukaan tirai cahaya tersebut, namun pedang itu tidak mampu menembus pertahanannya. Ye Futian berdiri di kejauhan dengan memegang Tombak Divine Destruction di tangannya. Tidak lama kemudian, tubuhnya dikelilingi oleh cahaya bintang yang mengerikan, perlahan-lahan berubah menjadi teknik pertahanan miliknya, yaitu Immortal Celestial Bodies, dan membiarkan dirinya diserang oleh aura pedang tersebut.     

*Boom* Yuan Zhan mengambil satu langkah ke depan, langsung menghancurkan semua aura pedang yang berada di sekitarnya. Tubuhnya yang berukuran besar sepertinya telah berubah menjadi sambaran petir berwarna emas, melesat ke arah Yan Jiu dengan kecepatan yang luar biasa.     

Ye Futian mengangkat bahunya ketika melihat pemandangan tersebut. Dengan bantuan dari Yuan Zhan dalam pertempuran ini, hasilnya sudah dapat ditebak.     

Yi Xiaoshi juga telah menjadi petarung tingkat atas sekarang, dan tidak perlu dipungkiri lagi bahwa Ye Futian, yang sekarang telah memiliki Tombak Divine Destruction, juga termasuk diantara mereka.     

*Whoosh, whoosh* Beberapa sinar cahaya melintas dan Ye Futian dapat merasakan aura pedang satu per satu mulai terbentuk di udara. Tampaknya para kultivator kuat lainnya dari Villa Sword Saint kini telah bergerak untuk membunuhnya.     

Villa Sword Saint sangat mengagumi Yan Jiu. Namun, selain Yan Jiu sendiri, anggota mereka lainnya adalah para kultivator istimewa yang memiliki bakat luar biasa. Aura pedang saling bersilangan satu sama lain, membentuk serangan berbentuk 'X' yang tak terhitung jumlahnya seolah-olah semua aura pedang itu adalah jaring-jaring yang terbuat dari bilah pedang. Sepertinya kemana-pun Ye Futian pergi, dia ditakdirkan untuk tercabik-cabik oleh jaring-jaring pedang tersebut.     

Ye Futian mengulurkan tangannya ke atas langit dan meteorit-meteorit bermunculan di hadapannya, menangkis kilatan-kilatan pedang menerjang ke arahnya. Semua meteorit itu telah hancur, dan aura pedang yang berkilau dan berdentang satu sama lain itu terus menerjang dengan kecepatan yang luar biasa saat diarahkan menuju Ye Futian.     

"Matriks pedang ya?" Ye Futian mengambil satu langkah ke depan dan mengangkat Tombak Divine Destruction miliknya. Sebuah aura yang mengerikan muncul di sekelilingnya, membuat langit dan bumi bergejolak. Tombak Divine Destruction kini telah berubah bentuk menjadi sebuah tongkat sepanjang seratus meter dan langsung diayunkan ke depan. Jaring-jaring pedang itu terbelah menjadi dua bagian dalam sekejap. Mereka mengumpulkan aura pedang mereka sekali lagi dan suara berdentang dari pedang-pedang itu kembali terdengar ketika mereka melihat sebuah tongkat yang sangat panjang diayunkan ke arah mereka dengan cara yang begitu mengintimidasi seolah-olah tongkat itu mampu memenuhi langit.     

Mereka berusaha mundur untuk menghindari serangan itu, namun tubuh mereka ditimpa oleh sebuah tekanan yang sangat kuat, membuat mereka tidak bisa bergerak, dan rasanya seperti mereka akan segera dihancurkan.     

*Boom, boom, boom* Setiap sosok yang menghalangi jalur tongkat raksasa itu langsung dihempaskan, mereka memuntahkan darah ketika serangan itu mendarat di tubuh mereka masing-masing. Kultivator lainnya yang berada di sisi lain dari medan pertempuran itu tampak gelisah ketika mereka mengayunkan pedang mereka. Namun, yang terjadi selanjutnya adalah mereka mendengar suara gemerisik di suatu tempat. Roh Kehidupan milik Yi Xiaoshi, Sulur-sulur Kaisar, memenuhi langit ketika sulur-sulur emas itu merambat ke berbagai arah untuk menjerat tubuh para kultivator tersebut. Mereka berusaha melarikan diri, namun dedaunan dari sulur-sulur emas itu membesar dengan cepat untuk menutup seluruh area tempat mereka berada saat ini, sebelum akhirnya sulur-sulur emas itu menjerat tubuh mereka. Para kultivator itu mengeluarkan aura pedang yang sangat tajam, namun tidak ada satu-pun sulur-sulur tanaman itu yang bisa dipotong.     

"Sebaiknya kalian tidak usah bergerak," ujar Yi Xiaoshi dengan malas. Tidak lama kemudian, sulur-sulur tanaman itu membanting tubuh para kultivator itu ke atas tanah. Tubuh mereka satu per satu menghantam permukaan tanah, dan darah segera mengalir di tempat mereka terjatuh.     

Pertempuran baru berlangsung dalam waktu yang singkat, namun banyak pendekar pedang dari Villa Sword Saint telah tewas terbunuh.     

Para pengikut Yan Jiu yang berada di bawah tidak berani bertindak sembrono lagi. Ketika Yuan Zhan sibuk bertarung melawan Yan Jiu, Ye Futian dan Yi Xiaoshi menyerang tanpa ampun saat mereka berdiri di udara. Siapa-pun yang berani mencoba melakukan sesuatu pada mereka akan dianggap seperti seseorang yang berkeinginan untuk mati. Ditambah lagi, ratusan pendekar pedang yang berada di belakang Ye Futian telah menghunus pedang mereka masing-masing. Begitu mereka bergerak, ratusan orang itu juga akan bergerak. Jika hal itu benar-benar terjadi, mereka tidak akan bisa menghindari akhir menyedihkan yang menimpa mereka.     

Yan Jiu, yang sedang bertarung dengan Yuan Zhan, menyadari bahwa situasi ini sangat tidak menguntungkan baginya, dan ia ingin melarikan diri dengan mengendarai pedangnya. Namun, Yuan Zhan tidak akan membiarkannya kabur begitu saja. Satu ayunan dari tongkat itu mampu membuat udara di sekitarnya bergetar, dan Yan Jiu tidak punya pilihan selain berbalik dan melawan serangan dari Yuan Zhan. Sembilan pedang miliknya telah dikeluarkan, dan bayangan dari tongkat itu langsung dihancurkan.     

Pada saat yang sama, teknik Thundering Illusion Step milik Ye Futian benar-benar menghalangi rute pelarian dari Yan Jiu, dan Yi Xiaoshi juga melompat ke udara untuk berjaga di suatu sudut lainnya. Tiga kultivator kuat itu benar-benat telah memblokir semua rute pelarian dari Yan Jiu di udara.     

*Whoosh* Yan Jiu melesat ke atas dengan kecepatan yang sangat tinggi, yang merupakan sebuah tanda bahwa ia tidak akan ditangkap dengan begitu mudah.     

Yuan Zhan meraung dan mengambil satu langkah ke depan. Tongkat emas miliknya diayunkan di udara. Bayangan-bayangan dari tongkat itu memenuhi langit, termasuk menghalangi pergerakan Yan Jiu yang berada di atas sana.     

Sebuah kilatan dari Tubuh Yan Jiu melesat di udara, yang secara mengejutkan pergi ke arah Ye Futian. Kilatan pedang itu tampaknya adalah sosok Yan Jiu yang sebenarnya, dan apa yang terjadi sebelumnya hanyalah sebuah tipuan. Yan Jiu sudah merencanakan hal ini sebelumnya.     

Roh Kehidupan milik Yan Jiu bersinar dengan terang, dikombinasikan dengan sembilan pedang dari sebelumnya, kini Roh Kehidupan miliknya membentuk sembilan aura pedang yang mempesona. Serangan itu langsung diarahkan menuju Ye Futian, dan arus pedang yang tak terhitung jumlahnya di udara, sekaligus sembilan aura pedang yang berbeda-beda itu, juga diarahkan pada Ye Futian. Serangan gabungan itu tampaknya memiliki jalurnya sendiri, berusaha membunuh siapa saja yang berani menghalangi jalurnya.     

Ekspresi Ye Futian menjadi buruk. Sembilan pedang itu adalah senjata-senjata suci dan pedang-pedang itu memancarkan cahaya yang menakjubkan saat menerjang ke arahnya. Sang pewaris dari Villa Sword Saint benar-benar marah.     

Badai bintang bergejolak di sekitar Ye Futian saat dia memegang Tombak Divine Destruction. Tubuhnya berputar-putar di udara seperti aurora yang mengalir di atas langit, dan dia mengayunkan tongkatnya di udara. Serangan itu, yang mampu mengguncang udara di sekitarnya, tidak dimaksudkan untuk menyerang siapa-pun; serangan itu justru sedang mengumpulkan kekuatan.     

Pergerakan Ye Futian sangat cepat, namun dalam waktu bersamaan pergerakannya itu terlihat lambat, seperti sebuah ritme yang unik. Orang-orang yang berada di sekitarnya hanya bisa menyaksikan tubuhnya berputar-putar di udara sambil mengayunkan tongkatnya. Udara di sekitarnya terus bergetar, namun serangan itu belum terlihat sama sekali.     

*Boom* Ye Futian mengayunkan tongkatnya sebanyak empat kali dalam rentang waktu yang sangat singkat. Sebuah kekuatan yang mengerikan telah terkumpul dan serangan kelima telah muncul dengan begitu mengerikan seperti seekor naga sungguhan sedang meraung dan udara di sekitarnya tampak bergetar. Cahaya dari sembilan pedang itu tiba pada saat yang bersamaan, memancarkan kilatan cahaya yang bertujuan untuk membunuh segalanya, dan kilatan itu bertabrakan dengan gelombang-gelombang mengerikan yang dikeluarkan oleh Tombak Divine Destruction. Benturan itu langsung membentuk dua gelombang kejut yang mengerikan.     

Teknik Nine Swords of the Celestials milik Yan Jiu dikeluarkan dengan kekuatan yang luar biasa. Namun, serangan itu langsung ditangkis oleh ayunan tongkat milik Ye Futian.     

Serangan dari Yuan Zhan dan Yi Xiaoshi tiba di hadapan targetnya pada saat yang sama. Yan Jiu berteriak penuh amarah dan kesembilan pedang itu kembali ke belakang punggungnya dan kemudian ia melesat ke atas langit yang lebih tinggi. Tatapan matanya yang sedingin es tertuju pada Ye Futian, yang perlahan-lahan berubah menjadi aura pedang yang mengerikan, sambil memancarkan hawa dingin yang membeku.     

Hembusan angin yang mengerikan meledak ke depan. Serangan-serangan yang dikeluarkan oleh Yan Jiu dengan panik tidak mampu menahan serangan dari Yuan Zhan dan Yi Xiaoshi. Dia tampak tertegun sehingga akhirnya dia memuntahkan darah. Sulur-sulur emas milik Yi Xiaoshi mencambuknya seperti cambuk yang tak ada habisnya, membuatnya tubuhnya terhempas menjauh.     

Ye Futian mengambil satu langkah ke depan, sambil menatap ke arah Yan Jiu, yang kini terlempar ke arahnya. Dia menyerang dengan tongkatnya tanpa ampun.     

*Boom* Diikuti dengan suara ledakan yang keras, tulang-tulang di tubuh Yan Jiu hancur dalam sekejap begitu serangan itu mendarat di tubuhnya, dan pria malang itu terus memuntahkan darah dari mulutnya. Tubuhnya tetap berada di udara karena tubuhnya diselimuti oleh aura pedang. Tatapan matanya tetap terlihat tajam seperti bilah pedang meskipun dia menyaksikan Ye Futian sedang menerjang ke arahnya.     

"Apakah itu kemarahan atau penghinaan yang sedang kau rasakan saat ini?" Ye Futian melirik ke arah Yan Jiu tanpa ada belas kasihan sedikit-pun. Perwakilan dari pasukan-pasukan besar selama ini telah memperlakukan Ye Futian dengan buruk; mereka terus menerus meremehkan kemampuannya, hanya menganggap dirinya sebagai mangsa empuk untuk diincar. Namun, pada saat ini, ia telah menjadi sang pemburu, sementara Yan Jiu, adalah mangsanya.     

"Lencana holy," ujar Ye Futian dengan nada serius.     

Yan Jiu mengeluarkan cincin penyimpanan miliknya dan melemparkannya pada Ye Futian. Ye Futian mengambil cincin itu dengan energi spiritualnya dan melihat lebih dari sepuluh ribu lencana holy berada di dalamnya. Dia berbalik untuk melihat ke arah Yan Jiu, yang hanya menatapnya dengan ekspresi serius tanpa mengatakan apa-pun.     

Dia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Yan Jiu. Wajar saja baginya untuk merasa tidak puas dan frustrasi. Pemandangan ini sama seperti yang dikatakan oleh Ye Futian sebelumnya: "kau akan menyerahkan lencana holy itu, tidak peduli apakah kau setuju atau tidak." Tidak ada pilihan lain baginya, dan Yan Jiu tahu seperti apa kesulitan yang dihadapinya saat ini.     

Tidak ada seorang-pun dari pengikut Yan Jiu yang berada di bawah yang berani berkomentar. Semua lencana holy milik Yan Jiu telah diambil.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian sambil mengabaikan Yan Jiu. Dia tidak menaruh dendam pada Yan Jiu, dan tentu saja dia tidak memiliki alasan untuk membunuhnya. Jika dia membunuh Yan Jiu, Villa Sword Saint akan menempatkannya di daftar incaran mereka. Namun, jika Ye Futian hanya mengambil lencana holy miliknya, itu hanya akan menjadi permasalahan pribadi antara dirinya dan Yan Jiu, dan Villa Sword Saint tidak akan mungkin ikut campur dalam urusan dari para generasi muda mereka.     

Para kultivator lainnya berbalik dan pergi. Banyak orang di Kota Flying Sword tampak tertegun saat mereka melihat sosok-sosok yang pergi menjauh itu. Mereka memandang ke arah Yan Jiu dan melihat orang-orang yang terluka dari Villa Sword Saint berkumpul di sekelilingnya, dan mereka semua tampak sangat sedih. Mereka mungkin tidak pernah mengalami penghinaan seperti ini sepanjang hidup mereka.     

"Kami akan membalas dendam ketika kita semua telah keluar dari Holy Road." Yan Jiu berbalik dan pergi dengan mengendarai pedangnya. Holy Road bukanlah tujuan utama dari perjalanan ini. Ketika para kultivator kuat dari sembilan Holy Road telah berkumpul di depan Istana Holy Zhi setelah keluar dari Holy Road, dia akan membuat Ye Futian menanggung konsekuensi terberat untuk apa yang telah dia lalui saat ini.     

Satu jam kemudian. Aura pedang yang tak terhitung jumlahnya mengalir tanpa henti dari berbagai tempat di Kota Flying Sword, berkumpul di satu arah yang sama.     

Bayangan dari Sebilah pedang raksasa dapat terlihat disana. Bayangan pedang itu terlihat tembus pandang, yaitu sebuah ilusi yang terbuat dari sekumpulan pedang. Aura pedang yang tak terhitung jumlahnya mengalir di sekitar ilusi tersebut, menghasilkan sebuah aura yang mengerikan.     

Satu sosok yang hanya memiliki satu lengan tampak berdiri dengan tenang di tengah-tengah sosok ilusi itu, dan aura pedang yang tak terhitung jumlahnya mengalir ke arahnya. Sosok itu tidak lain adalah Ye Wuchen.     

Semua pendekar pedang lainnya yang mengikuti Ye Futian bisa merasakan aliran aura pedang yang berada di dalam lokasi peninggalan itu, dan mereka merasa iri pada Ye Wuchen. Mereka dapat menebak bahwa peninggalan itu membawa warisan ilmu pedang yang paling murni dan warisan itu merupakan harta yang paling berharga bagi siapa saja yang berlatih ilmu pedang. Hanya masalah waktu saja hingga Ye Wuchen berubah menjadi sosok yang mengerikan seperti Ye Futian dan Yu Sheng.     

Ye Futian telah merebut peninggalan itu dari Yan Jiu, seorang pewaris dari Villa Sword Saint, hanya untuk Ye Wuchen seorang. Sebuah fakta itu saja sudah cukup untuk menggambarkan persahabatan mereka.     

Ye Futian berdiri di depan peninggalan itu dan dia sama sekali tidak mencoba untuk memahaminya. Dia bukan seorang pendekar pedang, jadi dia hanya berdiri untuk menyaksikan orang-orang berkultivasi disana. Dia berharap bahwa Wuchen akan mampu membuat terobosan, dan tampaknya hari dimana Holy Road dibuka akan segera tiba.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.