Legenda Futian

Dipenuhi Oleh Tokoh-Tokoh Terkemuka



Dipenuhi Oleh Tokoh-Tokoh Terkemuka

0Saat ini sedang terjadi kekacauan di atas medan pertempuran yang luas tersebut. Puluhan ribu kultivator kuat bertempur satu sama lain disana. Seseorang hanya bisa fokus bertarung dengan musuh yang berada tepat di hadapan mereka, tidak ada seorang-pun yang bisa memilih lawannya sesuka hati. Jumlah kultivator yang gagal juga semakin banyak seiring berjalannya waktu. Orang-orang terus menerus pergi meninggalkan medan pertempuran, setelah mengakui kekalahan mereka.      0

Banyak tokoh-tokoh penting mengamati peristiwa yang sedang berlangsung saat ini dari bagian puncak tangga langit dan di sisi lain dari medan pertempuran tersebut. Tentu saja, para jenius yang sangat kuat dan memiliki bakat yang luar biasa mendapat perhatian paling banyak dari mereka.     

Bai Ze yang berasal dari Kota Awan Putih, yang merupakan adik dari Bai Luli, adalah seorang kultivator yang wajib untuk diperhatikan penampilannya. Dia sangat berbakat, dan ketika dia berdiri dengan sikap sombong di atas langit, tidak ada seorang-pun yang berani mendekatinya. Semua orang tahu betul bahwa beberapa orang seperti Bai Ze memang tidak bisa dianggap remeh.     

Chi Meng yang berasal dari Klan Dewa Iblis bergerak ke dalam kerumunan orang di hadapannya. Lengannya sangat kuat seperti lengan seekor naga, dan ketika dia memasuki kerumunan itu, beberapa kultivator dihempaskan olehnya. Serangan para kultivator yang berasal dari Klan Dewa Iblis sangatlah kejam. Chi Meng memiliki tubuh berukuran besar dan kekar. Sambil memimpin tokoh-tokoh terkemuka lainnya yang berasal dari klannya ke dalam kerumunan itu, Chi Meng menghempaskan orang-orang yang berada di sekitarnya dengan serangan kuat lainnya. Dia terlihat seperti seekor harimau yang menyerbu kawanan domba, tidak ada seorang-pun yang mampu menghentikannya.     

Tokoh-tokoh terkemuka dari Kota Zhongzhou yang sangat kuat juga berada di bawah pengawasan ketat.     

Pada saat ini, garis-garis cahaya berwarna emas bersinar dari tengah-tengah kerumunan orang. Cahaya itu sangat menyilaukan dan langsung menarik perhatian banyak orang. Beberapa pemuda yang berpakaian luar biasa berdiri disana, bermandikan cahaya yang menyilaukan. Garis-garis cahaya melesat melintasi tempat itu, perlahan-lahan berubah menjadi beberapa ekor naga dan burung phoenix. Tidak ada seorang-pun yang mampu bertahan ketika berhadapan dengan mereka.     

Pemuda yang berada di tengah-tengah kelompok itu memiliki penampilan yang memancarkan keanggunan yang luar biasa. Auranya tampak tak tertandingi. Pemuda ini adalah Huang Jiuge, seorang tokoh terkemuka yang sangat kuat dari Keluarga Sovereign di Kota Zhongzhou.     

Keluarga Sovereign adalah salah satu keluarga paling kuat di Kota Zhongzhou dan bahkan di Negeri Barren. Mereka begitu kuat sehingga reputasi yang dimiliki oleh Istana Holy Zhi tidak begitu berarti bagi mereka. Mereka mengaku sebagai keturunan dari Renhuang, dan sikap mereka sangat sombong dengan menyebut diri mereka sendiri Keluarga Sovereign.     

Tetapi semua orang berpikir bahwa Keluarga Sovereign terlalu membanggakan diri mereka sendiri. Terdapat begitu banyak tokoh-tokoh terkemuka lainnya di dunia ini. Prefektur Ilahi yang sangat luas mungkin memiliki tokoh-tokoh seperti para Kaisar dan Renhuang, tetapi Negeri Barren tidak memiliki kemampuan untuk menampung tokoh-tokoh tersebut.     

Namun, orang-orang dari Negeri Barren masih mengakui kekuatan yang dimiliki oleh Keluarga Sovereign. Orang-orang dari Keluarga Sovereign yang memasuki Holy Road tidak bertujuan untuk bergabung dengan Istana Holy Zhi untuk berkultivasi. Sebaliknya, motivasi mereka datang kemari adalah untuk melihat para kultivator berbakat yang dimiliki oleh Negeri Barren serta melewati semua kompetisi ini dengan mudah untuk membuktikan betapa kuatnya Keluarga Sovereign. Acara ini juga merupakan sebuah kesempatan baik bagi mereka untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka masing-masing.     

Selain Keluarga Sovereign, mereka yang berasal dari Klan Tingxue di Kota Zhongzhou juga tidak kalah mengerikan. Sebuah energi yang mengerikan terpancar dari suatu daerah di dalam medan pertempuran tersebut—para kultivator yang berasal dari Klan Tingxue sedang melancarkan serangan disana. Area di sekitar mereka terlihat kosong dalam sekejap. Orang-orang yang berada di sekitar mereka telah jatuh ke atas tanah, tergeletak tak berdaya dan berdarah-darah. Tidak ada kultivator lainnya yang berani mendekati mereka yang berasal dari Klan Tingxue.     

Klan Ximen dan Istana Petir juga merupakan salah satu pasukan paling berpengaruh di Kota Zhongzhou. Generasi muda dari anggota mereka memiliki bakat yang luar biasa, dan mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk tampil lebih menonjol diantara rekan-rekan mereka dengan cara mengalahkan mereka semua.     

Tapi para tokoh terkemuka ini belum mulai berhadapan satu sama lain. Pertempuran massal ini hanyalah tahap pertama dari proses seleksi. Pertempuran sesungguhnya berada di tahap terakhir nanti. Karena itu, mereka tidak terlalu terburu-buru mengeluarkan kekuatan mereka saat ini, mengetahui bahwa pertarungan ini hanyalah sebuah permulaan dari hal-hal yang lebih besar nantinya.     

Selain tokoh-tokoh terkemuka dari tiga Holy Road ini yang berada di bawah pengawasan ketat, ada juga para kultivator berbakat dari Holy Road lainnya.     

Banyaknya para kultivator berbakat yang berada di dalam medan pertempuran membuat tempat ini menampilkan sebuah pemandangan yang membingungkan untuk dilihat. Terdapat begitu banyak tokoh-tokoh terkemuka disini, dan mereka bahkan belum menunjukkan kemampuan mereka yang sebenarnya.     

Di dalam medan pertempuran, Sembilan Pedang tampak berkilauan di belakang punggung Yan Jiu, dan setelah mengalahkan beberapa orang, tidak ada orang lain yang berani berhadapan dengannya lagi. Hal yang sama juga berlaku bagi para tokoh terkemuka dari Dunia Fana dan Klan Nantian. Tatapan mata mereka beralih ke arah Ye Futian, yang sedang dikejar oleh seseorang, dan sebuah ekspresi aneh muncul di wajah mereka.     

Ketika Ye Futian memegang Tombak Divine Destruction, kemampuan bertarungnya jelas-jelas sangat luar biasa. Dan dengan bantuan dari Yuan Zhan dan Yi Xiaoshi di sisinya, dia tidak perlu melarikan diri seperti ini.     

Chu Shang yang berasal dari Dunia Fana dan Nan Feng dari Klan Nantian mengetahui tentang konflik antara Du Ao dan Ye Futian. Sekte Api Suci juga telah pergi ke Wilayah Barren Timur saat itu, dan Du Ao tampaknya masih tidak menyadari kemampuan yang dimiliki oleh Ye Futian sekarang. Ketika menyaksikan Du Ao mengejar Ye Futian ke dalam kekacauan itu seorang diri, mereka tahu bahwa Du Ao akan menghadapi masalah besar. Ye Futian jelas merasa yakin dengan apa yang dia lakukan saat ini.     

Hua Jieyu sedang berdiri di atas langit. Dia juga memperhatikan sosok Ye Futian dari kejauhan. Namun, suasana di medan pertempuran itu sangat kacau, dan penglihatannya seringkali terganggu oleh beberapa hal. Ye Futian tampaknya juga menuju ke tengah-tengah kerumunan orang dengan sengaja.     

"Dia tampaknya sedang dikejar oleh seseorang," Zhuge Xing berkomentar, sambil menatap ke arah Hua Jieyu yang berada di sebelahnya. "Apakah aku perlu melakukan sesuatu untuknya?"     

"Tidak perlu," Hua Jieyu menjawab dengan tenang, dan ia tidak menatap ke arah Zhuge Xing. Dia melihat bahwa Yi Xiaoshi tidak bergegas untuk membantu Ye Futian. Karena kakak senior Ye Futian yang juga berasal dari Pondok itu tidak terlihat khawatir, dia mengerti bahwa Yi Xiaoshi percaya pada kemampuan Ye Futian untuk menyelesaikan masalah ini sendiri. Ye Futian mungkin berniat untuk membalaskan dendam para korban dari Du Ao kala itu.     

Ketika melihat ekspresi di wajah Hua Jieyu, Zhuge Xing tidak berkomentar apa-apa lagi. Dia kembali melihat ke tempat dimana Ye Futian berada. Ye Futian telah berlari ke tengah-tengah medan pertempuran di tempat Arid Road berada. Dia menyaksikan pancaran cahaya bintang mengelilingi tubuh pemuda itu sebelum akhirnya meteorit-meteorit mulai bermunculan di atas langit. Seolah-olah bagian dari langit itu telah disegel.     

Ye Futian berhenti dan berbalik untuk melihat ke arah Du Ao. Dengan tubuh bermandikan kobaran api kegelapan, sosok Du Ao saat ini adalah sebuah pemandangan yang sangat mengerikan untuk dilihat. Sambil menatap ke arah Ye Futian, dia berkata, "Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu. Setidaknya aku hanya akan menghancurkan kekuatanmu secara permanen. Aku mendengar informasi bahwa kekasihmu adalah seorang Penyihir Spiritual Suci sekarang dan dia memiliki kecantikan yang tak tertandingi. Ada banyak orang di luar sana yang ingin mendapatkan kekasihmu itu. Mungkin dia akan menjadi kekasih dari orang lain begitu kekuatanmu telah hancur nantinya."     

Du Ao melirik ke arah Ye Futian. Dia percaya bahwa jika bukan karena gangguan dari Ye Futian kala itu, dia akan berhasil mendapatkan Hua Qingqing, seorang wanita cantik yang begitu mempesona di Wilayah Barren Timur. Kecantikan Hua Qingqing begitu luar biasa, dan dia merupakan sosok yang sangat polos. Auranya terlihat sangat menarik baginya. Sangat disayangkan bahwa Ye Futian telah menghalanginya dua kali—pertama, ketika mereka berada di Gunung Langit dan yang kedua ketika ia mengejar Hua Qingqing di Perguruan Tinggi Barren Timur.     

"Apakah kau tahu mengapa aku membawamu kesini?" Ye Futian bertanya.     

Sekilas keraguan terlintas di wajah Du Ao sebelum akhirnya dia bertanya, sambil tersenyum, "Tidak, memangnya kenapa?"     

"Akan lebih mudah untuk membunuhmu tanpa ada orang lain yang mengikuti kita kemari," begitu Ye Futian menjawab, sebuah sambaran petir meledak dari bawah kaki Ye Futian. Tubuh Ye Futian melesat mengikuti angin dan sambaran petir di sekitarnya, dan bayangan dari tubuhnya muncul di atas langit. Itu adalah teknik Thundering Illusion Step.     

Dalam sekejap, Du Ao dapat merasakan gelombang dari Aura Noble yang sangat kuat menghampirinya. Dalam pikirannya, gambaran dari langit berbintang seolah-olah telah muncul dan menekannya, menyelimuti tubuhnya dan Aura Spiritualnya. Dia tiba-tiba merasa sesak napas.     

Terdengar suara gemuruh di suatu tempat, dan ekspresi Du Ao sedikit berubah. Dia tidak mengerti bagaimana bisa energi yang dimiliki Ye Futian menjadi begitu kuat ketika dia jelas-jelas belum mencapai tingkat Noble Plane.     

Di dalam pikirannya, dia mengeluarkan sebuah Aura Api yang sangat kuat. Satu sosok kegelapan muncul disana, tubuhnya diselimuti oleh kobaran api kegelapan yang mampu melenyapkan segalanya dan berusaha mendorong tekanan besar yang menimpa tubuhnya. Pada saat yang sama, bayangan dari kobaran api kegelapan muncul di belakangnya. Setelah mengeluarkan sebuah sihir, sekumpulan naga api kegelapan melesat di udara menuju ke arah Ye Futian.     

Tombak Divine Destruction berputar-putar di udara dengan membawa sebuah kekuatan yang mengejutkan. Ye Futian akan menyerang Du Ao dengan menggunakan Nine Heavenly Attacks. Dapat terlihat dengan jelas bahwa Ye Futian bertujuan untuk menghabisi Du Ao dengan menggunakan teknik paling kuat yang dimilikinya saat ini.     

Naga-naga api itu langsung dihancurkan hanya dengan satu serangan dari Tombak Divine Destruction. Ekspresi Du Ao menjadi kesal, sebelum akhirnya ia mengeluarkan sebuah tongkat api tingkat Sage di tangannya. Sambil mengulurkan tongkat api itu ke depan, kobaran api kegelapan yang tak berbatas mulai berkumpul di hadapannya dan membentuk sebuah jejak telapak tangan kegelapan yang berukuran sangat besar. Jejak telapak tangan itu diselimuti oleh kobaran api kegelapan yang mengerikan dan jika kobaran api itu mengenai seseorang maka orang itu akan terbakar habis dalam sekejap.     

Tombak Divine Destruction baru saja akan mendaratkan serangan lainnya ketika Ye Futian berputar di udara dan melancarkan serangan keduanya dari arah langit. Serangan itu menghujani jejak telapak tangan yang diarahkan padanya, dan meledak.     

Ekspresi Du Ao kini benar-benar berubah. Sejak kapan Ye Futian menjadi sekuat ini? Kala itu, Ye Futian memiliki tingkat Plane yang jauh lebih rendah darinya. Du Ao mencengkeram tongkat api miliknya, dan dalam sekejap bayangan kobaran api kegelapan yang berada di belakang tubuhnya mulai terbentuk menjadi kobaran api yang nyata. Kobaran api kegelapan itu menyebar dengan cepat dan memenuhi area di sekitarnya, hampir terlihat seperti pasukan penyerbu yang bersiap-siap untuk membantai sebuah kota.     

Pada saat ini, Ye Futian mengeluarkan serangannya yang ketiga saat dia berputar di udara. Jarak diantara keduanya sangat jauh, dan Du Ao menertawakan sebuah fakta bahwa Ye Futian menyerang dari tempat yang begitu jauh. Tapi kemudian, dia melihat bahwa Tombak Divine Destruction dengan cepat bertambah besar saat tombak itu diayunkan ke arahnya seperti sebuah tombak raksasa dari langit.     

"Tidak..." Ekspresi Du Ao tampak sangat terkejut ketika Tombak Divine Destruction itu menimpa tubuhnya. Kobaran Api miliknya memang kuat, tetapi kekuatan dari kobaran api itu tidak akan mampu membakar Tombak Divine Destruction. Kemampuannya yang berspesialisasi dalam serangan elemen api telah diimbangi oleh kekuatan mengerikan yang dimiliki oleh serangan Ye Futian.     

Du Ao terus menerus mengeluarkan gulungan sihir pertahanan untuk melindungi dirinya. Ketika Tombak Divine Destruction itu tiba di hadapannya, semua gulungan sihir itu memancarkan cahaya yang menyilaukan dan berhasil menangkis sebagian dari serangan itu. Namun, Du Ao masih terhempas ke permukaan tanah akibat efek serangan barusan. Tanah langsung bergetar begitu Du Ao menghantam tanah dan lengan Du Ao tampak menggantung di sampingnya, lengannya patah. Dia juga memuntahkan darah dari mulutnya.     

Dengan menggunakan lengan kirinya, Du Ao meraih cincin penyimpanan yang berada di tangan kanannya. Pada saat yang sama, ia bergegas melarikan diri, bersiap untuk menyerah dan terbebas dari situasi tersebut. Namun, Ye Futian berencana untuk mengakhiri semuanya saat ini juga.     

"Menyingkir!" Du Ao berteriak, dan kobaran api yang mengerikan mengelilingi kerumunan orang yang menghalangi jalannya. Seseorang dibakar habis dalam sekejap oleh kobaran api tersebut. Namun, sulur-sulur tanaman raksasa menerjang ke arah Du Ao dari belakang, dan pada saat itu Du Ao mengeluarkan gulungan-gulungan sihir miliknya, sulur-sulur tanaman itu mampu menembus kobaran api dan menusuk lengannya, membuatnya menjatuhkan gulungan-gulungan sihir yang berada di tangannya.     

Setelah itu, dalam sekejap tubuhnya telah dikelilingi oleh sulur-sulur tanaman, dan sulur-sulur tanaman itu merambat ke atas langit dengan membawa tubuh Du Ao bersamanya.     

Ye Futian, yang telah bersiap-siap untuk membunuh Du Ao, tampak terkejut. Bukan dia yang telah menyerang Du Ao, melainkan salah satu tokoh terkemuka yang berada di sekitar area tersebut. Ye Futian melihat ke belakang Du Ao dan menyaksikan seorang pemuda berkulit coklat dengan pakaian compang-camping sedang berdiri disana, sambil menatap ke arah Du Ao dengan ekspresi serius.     

"Aku mengaku kalah," Du Ao meronta. "Aku adalah seorang murid dari Sekte Api Suci!"     

Pemuda itu tidak mempedulikannya. Sebuah sulur tanaman yang tajam langsung menembus jantung Du Ao, membunuhnya di udara. Ekspresi Ye Futian berubah. Du Ao tewas di tangan seorang tokoh terkemuka dari Arid Road.     

Sambil mengalihkan pandangannya, Ye Futian melihat ke arah orang yang telah terbakar oleh kobaran api milik Du Ao. Dia tampak mengenakan pakaian yang serupa dengan pemuda itu. Seorang wanita muncul di sisi orang itu dan tubuhnya memancarkan sinar berwarna hijau batu giok yang menyilaukan. Cahaya itu menyelimuti tubuh orang tersebut, seolah-olah sedang menyembuhkan luka bakar yang diderita olehnya.     

Kemudian, tokoh-tokoh terkemuka dari Sekte Api Suci bergegas menghampiri tubuh Du Ao. Ekspresi mereka menjadi buruk ketika melihat tubuh Du Ao. Du Ao memiliki status yang tinggi di dalam Sekte Api Suci. Dia memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa, tetapi dia malah berakhir menyedihkan seperti ini.     

Di atas langit, kilatan kobaran api kegelapan melesat dari kedua mata Xie Ji, yang berasal dari Sekte Api Suci. Kobaran api kegelapan itu langsung melesat ke arah pemuda yang telah membunuh Du Ao. Xie Ji adalah kultivator terbaik dari generasinya di Sekte Api Suci, dan dia sangat kuat. Kekuatan dari auranya ditembakkan melalui matanya, yang telah digabungkan dengan teknik aura api Burning of Silence. Namun, pemuda itu mendongak untuk menatapnya tanpa ragu-ragu.     

Tubuh Xie Ji mulai terbakar dengan kobaran api yang mengerikan, dan kobaran api yang terdiri dari berbagai macam warna kini telah menyatu dan membentuk beberapa ekor naga yang menerjang ke arah pemuda itu. Tapi sulur-sulur tanaman muncul di sekitar tubuh pemuda itu dan menjalar ke arah Xie Ji juga. Ekspresi banyak orang tampak kebingungan ketika melihat pemuda itu malah menggunakan sihir elemen kayu untuk melawan kobaran api milik Xie Ji. Ditambah lagi, itu bukanlah kobaran api biasa, tapi kobaran api yang dikeluarkan oleh Xie Ji.     

Kobaran api mulai membakar sulur-sulur tanaman itu dalam sekejap. Namun, sulur-sulur tanaman itu tidak terpengaruh, bahkan kini menjadi lebih mengerikan dari sebelumnya ketika sulur-sulur itu terus menerjang ke arah Xie Jie, kobaran api miliknya dan semua yang berada di sekitarnya.     

Xie Ji mengambil satu langkah ke belakang, dan ekspresinya kini telah berubah. Sambil melihat ke arah pemuda itu, dia bertanya, "Kau berasal dari wilayah tenggara bagian mana?"     

"Desa Immortal," pemuda itu menjawab dengan tenang.     

"Kelompok dari Desa Immortal juga datang kemari rupanya," tokoh-tokoh penting yang berada di atas tangga langit yang berada jauh dari medan pertempuran telah memperhatikan perkembangan pertarungan di tempat ini juga. Du Ao yang berasal dari Sekte Api Suci mungkin adalah tokoh terkemuka pertama yang tewas dalam pertempuran yang kacau ini.     

Desa Immortal terletak di wilayah tenggara Negeri Barren, dimana tempat itu dikelilingi oleh gurun pasir. Mereka membatasi diri dengan dunia luar dan belum pernah datang ke Holy Road sebelumnya. Tapi kali ini, mereka juga datang kemari.     

"Sepertinya Lelaki Tua Abadi itu telah berhasil mengembangkan pasukannya dengan baik," seseorang berkomentar dengan tenang. Lelaki Tua Abadi adalah salah satu individu yang berada di posisi atas dalam Peringkat Barren Sky.     

"Lihatlah gadis itu," ujar seseorang, ia menyadari bahwa wanita yang telah menyembuhkan temannya itu telah menyelesaikan tugasnya dan berdiri dari tempatnya. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah semua orang. Dengan mengenakan pakaian berwarna putih yang sederhana, dia terlihat mengagumkan dan sempurna. Meskipun dia tampak sangat polos sebelumnya, setelah diperhatikan baik-baik, wajahnya benar-benar cantik dan dia tampak memiliki aura misterius di sekitar tubuhnya.     

"Terdapat sebuah rumor yang mengatakan bahwa Lelaki Tua Abadi itu memiliki seorang penerus. Kemungkinan besar gadis ini adalah orangnya," seseorang dari Istana Holy Zhi menebak-nebak. Sekarang, telah muncul seorang primadona baru di Negeri Barren.     

"Peralatan ritual yang digunakan oleh pria itu tampaknya sangat kuat," seseorang berkomentar, sambil memandang ke arah Ye Futian.     

"Itu pasti Tombak Divine Destruction yang merupakan harta karun milik Klan Zhaixing," jawab seseorang, sepertinya dia mengetahui semua hal tentang Negeri Barren. "Pemuda itu mungkin adalah sang Putra dari Kota Langit Suci yang kita dengar dalam rumor yang beredar selama ini. Karena dia adalah adik junior dari Zhuge Mingyue, semestinya dia berasal dari Wilayah Barren Timur."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.