Legenda Futian

Keinginan Membunuh yang Luar Biasa



Keinginan Membunuh yang Luar Biasa

0Di malam hari, Qin Yuan kembali mengunjungi paviliun tempat Liu Chenyu berada.     
0

Banyak orang di Istana Kekaisaran sudah terbiasa dengan kedatangan Qin Yuan. Semua orang juga tahu bahwa Liu Chenyu menyukai Ye Wuchen. Qin Yuan hanya membuang-buang waktu dengan melakukan hal seperti ini. Meskipun demikian, Qin Yuan adalah tamu dari Kerajaan Liu. Setiap hari, ia selalu menyapa orang-orang di istana kekaisaran dengan sopan, sehingga Kerajaan Liu juga tidak bisa mengusirnya.     

Ketika melangkah ke dalam paviliun Liu Chenyu, kedua mata Qin Yuan dipenuhi dengan kesuraman. Dia dalam suasana hati yang sangat buruk. Sejak awal, dia sudah tidak senang bahwa dia harus datang ke Kerajaan Liu untuk menjadi menantu dari Kaisar Liu. Hari ini, dia benar-benar harus melakukan sesuatu yang berbahaya.     

Tebakan Qin Li benar bahwa Qin Yuan memang berharap agar Qin Li akan menderita kematian yang menyedihkan. Tapi apa yang bisa dia lakukan?     

Meskipun ibunya, Selir Nan, dicintai oleh Raja Qin, dia mengetahui bahwa semua itu karena ibunya mengandalkan kemampuannya sendiri. Raja Qin mencintai Selir Nan hanya karena beberapa alasan tertentu. Namun, tujuan sebenarnya dari Raja Qin adalah menguasai dunia, dan hanya sang putra mahkota Qin Yu yang menjadi pewarisnya, sementara Qin Li adalah pewaris dari Qin Yu.     

Di sisi lain, Qin Yuan tampaknya memiliki kehidupan yang menyenangkan, tetapi dalam kenyataannya, statusnya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Qin Yu dan Qin Li.     

Hari ini, dia sebenarnya tidak ingin datang kemari. Tempat ini adalah Istana Kekaisaran dari Kerajaan Liu. Mudah bagi Qin Li untuk menyuruhnya datang kemari, tetapi dia tahu bahwa hal ini akan sangat berbahaya baginya. Namun, apa lagi yang bisa dia lakukan?     

Saat ini Qin Yu sudah menjadi sang putra mahkota, dan Raja Qin perlahan-lahan menyerahkan kekuasaannya kepada Qin Yu secara bertahap. Status Qin Yu kini sangat kuat di Dinasti Qin dan tidak ada yang berani melanggar perintahnya. Nasib Qin Yuan dan ibunya ada di tangan Qin Yu. Kali ini, perintah yang diberikan oleh Qin Yu adalah dia harus menyelesaikan rencana ini sepenuhnya. Kalau tidak, dia yang akan bertanggung jawab. Di hadapan Qin Yu, dia sama sekali tidak bisa melawannya.     

"Baj*ngan itu." Kedua mata Qin Yuan dipenuhi dengan kebencian. Dia melangkah ke dalam paviliun dan, dengan sangat cepat, ekspresinya kembali normal. Senyuman yang menawan muncul di wajahnya.     

"Pangeran Qin." Seorang pelayan datang untuk menyambutnya. Ketika melihat wajah Qin Yuan yang menawan, ekspresi pelayan itu tampak terpesona, seolah-olah dia sedang tidak sadarkan diri.     

"Keluarlah. Aku ingin membicarakan sesuatu dengan puteri Chenyu." Dengan ekspresi lembut di wajahnya, Qin Yuan tersenyum pada pelayan itu. Kedua matanya tampak dipenuhi dengan pesona yang misterius. Pelayan itu tampak linglung dan dia mengangguk pelan. Kemudian, pelayan itu berjalan ke luar paviliun. Seolah-olah dia akan mematuhi semua perintah dari Qin Yuan saat ini.     

Qin Yuan terus berjalan dan mendekati Liu Chenyu.     

Ketika melihat kedatangan Qin Yuan, Liu Chenyu merasa tidak senang, tapi dia hanya bisa menyambutnya dengan sopan. Untuk beberapa alasan, setiap kali Qin Yuan datang berkunjung, dia tidak bisa benar-benar membencinya, seolah-olah wajahnya benar-benar memiliki pesona yang misterius.     

"Chenyu." Suara Qin Yuan terdengar sangat lembut dan dia memandang ke arah Liu Chenyu dengan penuh kekaguman.     

"Pangeran Qin, ada apa?" Ketika mendengar bagaimana cara Qin Yuan memanggilnya, Liu Chenyu mengerutkan keningnya secara perlahan.     

"Apakah kau bersedia menjadi istriku?" Tanya Qin Yuan.     

"Pangeran Qin, tolong jangan sembarangan berbicara. Aku punya hal lain untuk diselesaikan. Silahkan pergi," ujar Liu Chenyu dengan nada kesal.     

Kedua mata Qin Yuan berbinar. 'Dasar wanita jalang, kau sendiri yang membuatku melakukan hal ini.'     

Tatapan mata Qin Yuan tiba-tiba berubah seolah-olah dia menjadi tampak lebih tertarik. Sebuah kekuatan spiritual yang misterius dipancarkan dari tubuhnya dan berubah menjadi pancaran energi yang tak terlihat. Pancaran energi itu membuatnya tampak sangat menawan sehingga siapa-pun yang melihatnya akan merasa linglung. Liu Chenyu memandang ke arah Qin Yuan dan merasa seolah-olah dia tertarik pada Qin Yuan. Rasanya sangat aneh.     

"Apa yang sedang terjadi?" Liu Chenyu merasakan firasat buruk.     

Sebuah Energi Spiritual yang misterius dan sangat kuat langsung menimpa tubuh Liu Chenyu. Saat ini, dia merasa linglung dan sangat lelah. Samar-samar, dia seolah-olah melihat bahwa orang yang berdiri di depannya bukan Qin Yuan melainkan Ye Wuchen.     

Liu Chenyu tahu bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi padanya, tetapi aura spiritualnya terus-menerus melemah dan diserang oleh kekuatan tersebut. Akhirnya, dia berusaha berdiri di tempatnya, ia terlihat linglung.     

"Wanita jalang, karena kau sendiri yang memilih cara ini, aku akan mengabulkan keinginanmu." Tatapan mata Qin Yuan terlihat sangat suram. Dia tidak ingin melakukan ini; Bagaimanapun juga, tempat ini berada di dalam Kerajaan Liu. Tapi pilihan apa lagi yang dia punya? Hatinya dipenuhi dengan kebencian saat ini. Dia membenci Qin Li, Kaisar Liu, dan Liu Chenyu. Wanita jalang satu ini. Apakah aku jauh lebih buruk dari Ye Wuchen?     

Kepribadian Qin Yuan sering berubah-ubah karena pengaruh dari lingkungan tempat ia dibesarkan. Di Gunung Penyu ketika tekadnya berada pada titik terlemah, ia telah menunjukkan dirinya yang sebenarnya, pribadi yang berubah-ubah dalam halusinasinya. Saat ini, hal yang sama juga terjadi padanya. Dia seperti seseorang yang memiliki kepribadian ganda. Dia adalah pangeran Qin yang berhati lembut, berbakat, dan sangat tampan, tetapi dia juga memiliki kepribadian Qin Yuan kecil yang hanya bisa hidup dalam bayang-bayang orang lain. Bahkan kemampuannya sendiri adalah salah satu hal yang tidak dapat ia tunjukkan dan selalu dihina oleh orang lain. Namun, setiap kali dia menggunakan kemampuan ini pada seorang wanita, kemampuan ini sangat efektif.     

Senyumannya kembali menjadi lembut dan menawan. Dia mendekati Liu Chenyu selangkah demi selangkah dan memandangi wanita cantik dan polos di hadapannya tersebut. Dia mengulurkan tangannya dan membelai rambutnya yang halus dan wajahnya yang cantik.     

"Chenyu, kau sangat cantik." Suara Qin Yuan terdengar sangat lembut. Meskipun Liu Chenyu bukan salah satu dari tiga wanita tercantik di Wilayah Barren Timur, dia juga seorang wanita cantik yang cukup terkenal. Dia adalah sang puteri dari Kerajaan Liu dan memiliki pesona yang unik. Saat ini, Liu Chenyu berdiri tanpa mengatakan apa-pun di hadapannya, membiarkan Qin Yuan melakukan apa-pun yang diinginkannya. Hal ini semakin menyulut pergolakan kepribadian di hati Qin Yuan.     

Bukankah dia ingin menolakku? Lalu, bagaimana langkah selanjutnya setelah aku mendapatkan tubuhnya? Jari-jarinya turun dari wajah cantik Liu Chenyu yang memukau dan menyentuh lehernya yang indah dengan lembut. Lalu, dia meletakkan tangannya di atas pundak Liu Chenyu. Sambil mengulurkan kedua tangannya, Qin Yuan melepas pakaian Liu Chenyu. Bahunya berwarna putih tak bercela, dan lehernya yang seksi begitu menawan.     

Tubuh Liu Chenyu gemetar perlahan. Dia terlihat kesakitan, dan energi spiritualnya juga telah diserang. Dia sepertinya telah menyadari apa yang dia alami saat ini dan ia ingin membebaskan diri dari kendali Qin Yuan. Namun, saat ini dia merasa sangat tidak berdaya dan sama sekali tidak bisa berkonsentrasi, seolah-olah terdapat sebuah penjara yang menyegel roh kehidupannya di dalamnya. Dia merasa kesakitan.     

"Sangat cantik," seru Qin Yuan. Dia hanya melihat sebagian kecil dari tubuhnya, dan itu sudah sangat menarik baginya. Tatapan matanya berganti-ganti antara tatapan lembut dan tatapan penuh kebencian. Dia mendekatkan kepalanya ke telinga dan leher Liu Chenyu, dan menikmati aroma dari wanita cantik di hadapannya tersebut. Ekspresi terpesona muncul di wajah Qin Yuan.     

"Tolong..." Suara lembut dan terdengar sangat pelan keluar dari mulut Liu Chenyu. Qin Yuan mengerutkan keningnya dan berjalan lebih dekat ke Liu Chenyu, ia terus menerus mengeluarkan Energi Spiritual yang kuat. Dia masih mampu menahan serangannya?     

Qin Yuan mendengar beberapa langkah kaki di belakangnya. Pelayan itu berjalan kembali menuju paviliun. Karena ia berada di Istana Kekaisaran, Liu Chenyu hanya memiliki seorang pelayan untuk melayaninya. Tidak ada satu-pun penjaga di paviliun ini karena mereka tidak dibutuhkan disini. Siapa pula yang berani menyerang sang puteri di Istana Kekaisaran? Namun tanpa diduga, serangan itu terjadi hari ini.     

Qin Yuan tidak terburu-buru. Dia memutar kepalanya perlahan dan melirik ke arah pelayan itu. Dia mengeluarkan Energi Spiritual miliknya dan pesona yang misterius terpancar dari dirinya. Dia berkata kepada pelayan itu, "Tunggu di luar."     

"Baik." Pelayan itu merasa linglung. Dia mengangguk dengan patuh, setelah itu dia pergi untuk menunggu di luar.     

"Chenyu, tidak ada yang akan mengganggu kita. Kau akan merasa bahagia, dan di masa depan, kau akan menjadi istriku. Semua yang telah kulakukan sekarang adalah mempercepat proses itu," ujar Qin Yuan dengan ekspresi galak di wajahnya. Kau benar-benar wanita yang kuat dan masih bisa berteriak bahkan dalam situasi seperti ini.     

Qin Yuan melepas salah satu dari pakaian Liu Chenyu, dan hanya menyisakan pakaian dalam tipis yang menutupi tubuh Liu Chenyu. Tubuhnya yang seksi menyebabkan Qin Yuan menarik napas dalam-dalam. Bahkan Ye Wuchen mungkin belum pernah menikmati pemandangan ini sebelumnya.     

Air mata mengalir dari sudut mata Liu Chenyu. Tubuhnya mulai gemetar.     

Pada saat ini, Ye Wuchen dan kelompoknya mendarat di luar Istana Kekaisaran dan langsung masuk ke dalam istana. Mereka bisa saja menghabiskan lebih banyak waktu untuk berkultivasi—lagipula, hal itu benar-benar kesempatan yang langka—tapi Ye Wuchen merasa khawatir dengan situasi di Kerajaan Liu dan tidak bisa berkonsentrasi. Karena itu, kelompok itu kembali dari Gunung Penyu.     

Untungnya, setelah mereka kembali, mereka tidak mendengar kabar buruk apa-pun. Kaisar Liu sedang menunggu mereka untuk mengumumkan keputusannya, jadi semestinya tidak ada hal buruk yang terjadi.     

"Bagaimana kalau kita pergi ke tempat Chenyu?" ujar Liu Feiyang.     

"Baiklah," Ye Wuchen mengangguk. Setelah mengalami semua peristiwa yang terjadi di Gunung Penyu, Ye Wuchen kini dapat berpikir lebih bijaksana. Bahkan perasaannya terhadap Liu Chenyu menjadi semakin kuat.     

Kelompok itu langsung pergi menuju ke Paviliun Puteri. Pada saat yang sama, di paviliun tempat Qin Li berada, seorang Noble memberitahu Qin Li, "Ye Futian dan kelompoknya telah kembali. Mereka sedang menuju ke tempat Liu Chenyu berada."     

Beberapa ekspresi serius terlintas di kedua mata Qin Li. Qin Yuan sudah berada disana cukup lama. Benar-benar waktu yang sempurna. Menjadikan Qin Yuan sebagai menantu dari Kaisar Liu tidak pernah menjadi tujuan dari Dinasti Qin. Mereka sudah tidak lagi tertarik bersekutu dengan Kerajaan Liu.     

…     

Di paviliun tempat Liu Chenyu berada, Qin Yuan masih menikmati sosok wanita cantik yang berada di hadapannya. Liu Chenyu benar-benar cantik, jauh lebih cantik daripada wanita mana-pun yang pernah dipermainkan olehnya. Dia berpikir bagaimana jika Liu Chenyu dibandingkan dengan tiga wanita tercantik di Wilayah Barren Timur.     

Kedua tangannya membelai kulit Liu Chenyu yang lembut dan hendak melepas pakaian yang tersisa di tubuh Chenyu. Air mata terus menerus mengalir di pipi Liu Chenyu. Tubuhnya bergetar tanpa henti dan dia sangat kesakitan.     

"Seorang wanita cantik yang menangis akan membuat orang-orang ingin lebih memanjakannya. Aku akan memperlakukanmu dengan sangat lembut," ujar Qin Yuan, sambil meletakkan tangannya di pakaian dalam tipis yang menutupi tubuh Liu Chenyu. Namun, tiba-tiba, seseorang di luar berteriak, "Puteri, apa kau ada didalam?"     

Gerakan tangan Qin Yuan terhenti. Dia dengan cepat mengambil semua pakaian di tanah dan memakaikannya di tubuh Liu Chenyu.     

Beberapa langkah kaki datang dari luar. Mereka terdengar sangat panik. Tidak lama kemudian, sekelompok orang memasuki paviliun tersebut. Ye Wuchen, Liu Feiyang, dan Ye Futian masuk terlebih dahulu dan melihat pemandangan di depan mereka. Pakaian Liu Chenyu terlihat berantakan seolah-olah telah dipakaikan padanya secara asal-asalan, sementara tangan Qin Yuan tengah memegang pakaian Liu Chenyu. Liu Chenyu berdiri disana dan tidak mampu bergerak serta wajahnya dipenuhi dengan air mata.     

*Boom*. Aura yang mengerikan muncul dari tubuh Liu Feiyang.     

"Baj*ngan! "Liu Feiyang berteriak dengan suara yang serak saat dia menerjang ke depan. Ye Wuchen mendekati Liu Chenyu secepat kilatan pedang dan berteriak, "Chenyu." Saat dia berbicara, dia membantu Liu Chenyu mengenakan pakaiannya dengan benar.     

"Energi Spiritualnya telah diserang," ujar Ye Futian. Jejak aura pedang muncul dari alis Ye Wuchen dan memasuki pikiran Liu Chenyu.     

"Chenyu." Suara Ye Wuchen terus-menerus bergema dalam pikiran Liu Chenyu. Tiba-tiba, tubuh Liu Chenyu bergetar dan dia berhasil melepaskan diri dari kendali Qin Yuan. Dia menatap ke arah Ye Wuchen dan air mata terus mengalir di wajahnya. Tubuhnya gemetar tanpa henti seolah-olah dia baru saja mengalami hal yang paling menakutkan dalam hidupnya.     

Ketika melihat ekspresi dari Liu Chenyu, Ye Wuchen merasa sangat bersalah dan kesakitan. Dia memeluk Liu Chenyu dengan erat dan berkata dengan lembut, "Chenyu, tidak apa-apa. Aku sudah bersamamu." Ye Wuchen menatap ke arah Qin Yuan yang berada di belakang Liu Chenyu. Tatapan mata Ye Wuchen seperti tatapan dari seorang iblis yang berasal dari bagian terdalam neraka dan keinginan membunuh langsung memenuhi langit!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.