Legenda Futian

Terbongkar



Terbongkar

0 Cambuk Zhuge Hui itu melintas di udara menuju para kultivator yang menerjang ke arah Ye Futian. Ekspresi wajah mereka menjadi pucat sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk mundur. Cambuk itu sangat cepat. Cahaya menyilaukan yang menerangi cambuk itu tampaknya telah berubah menjadi sebilah pedang yang tajam, menembus udara di depannya.     
0

*Sring* Cambuk itu langsung mendarat di salah satu kultivator tersebut. Diikuti dengan suara teriakan yang mengerikan, semua orang tercengang ketika menyaksikan tubuh Noble itu terbelah menjadi dua bagian akibat serangan dari cambuk tersebut. Saat ini, cambuk yang berputar-putar di langit itu terlihat seperti sebuah senjata yang paling tajam dan paling kuat di dunia.     

Zhuge Hui bergerak ke samping sebelum dia bergegas ke arah Ye Futian, meninggalkan jejak bayangan di belakangnya. Pada saat yang sama, senjata milik Sword Saint menyerang dengan kekuatan yang mengerikan, membuat pemimpin dari Klan Pedang Fuyun dan penguasa pertama dari Kuil Royal Xuan terpaksa mundur untuk sementara. Sword Saint menjauhkan diri dari keduanya dengan kekuatan dari Aura Pedang Lebar miliknya. Adapun Gu Dongliu, Qin Yu tidak memiliki kemampuan untuk membuatnya tidak meninggalkan pertempuran ini.     

Pertempuran berhenti secara tiba-tiba saat Zhuge Hui, Sword Saint, dan Gu Dongliu kini berdiri di depan Ye Futian. Mereka tidak akan membiarkan para kultivator dari Dinasti Qin maupun Klan Donghua untuk mendekati adik juniornya. Orang-orang dari Klan Donghua tampaknya juga tidak ingin terburu-buru untuk melanjutkan pertempuran.     

Tatapan mata dari Pemimpin Klan Hua dan Nyonya Yuxiao tertuju pada Hua Qingqing. "Qingqing, kemarilah." Gadis itu berjalan ke arah Nyonya Yuxiao.     

Ekspresi bingung muncul di wajah pasangan itu ketika mereka melihat jubah berwarna putih yang dikenakan oleh Hua Qingqing. Nyonya Yuxiao bertanya, "Qingqing?" Rasa penasarannya pada jubah itu terlihat jelas di kedua matanya. Dia telah melihat jubah berwarna putih yang sama pada Ye Futian sebelumnya. Ye Futian tidak lagi memakainya, membuatnya yakin bahwa pakaian dari pemuda itu sekarang dikenakan oleh Hua Qingqing.     

Tatapan mata Nan Feng, Chu Shang, dan kultivator lainnya kini tertuju pada Hua Qingqing. Gadis itu mungkin tidak tahu bagaimana sebaiknya menceritakan tentang hal-hal memalukan dan menyakitkan yang telah mereka lakukan padanya. Hal itu adalah topik yang akan sulit dibahas bagi wanita mana-pun. Adapun Du Ao, dia tetap bersikap serius saat tubuhnya diselimuti oleh cahaya dari api suci. Kobaran api di matanya tampak seperti menutupi tatapan matanya yang mengejek.     

"Ayah, Ibu, ayo kita pulang," Hua Qingqing tiba-tiba berbicara. Hal itu memang sesuatu yang tidak bisa dia bicarakan disini. Ini bukan hanya terkait reputasinya, tetapi juga, bagaimana dia akan menjelaskan mengenai pakaian Ye Futian? Apakah dia harus memberi tahu semua orang bahwa pemuda itu telah menyelamatkannya? Hal itu hanya akan merugikannya karena orang-orang dari Negeri Barren akan mengetahui bahwa Ye Futian adalah orang yang bertanggung jawab atas peristiwa terkait Burung Iblis di Gunung Langit. Itulah mengapa Hua Qingqing berharap pertempuran ini segera berakhir dan dia akan menjelaskan semuanya kepada orang tuanya begitu mereka kembali ke rumah.     

"Pulang?" Pemimpin Klan Hua merasa bingung. "Nantian, bawa Qingqing ke samping." Masalah terkait Hua Qingqing bisa menunggu sampai mereka tiba di rumah. Menyelesaikan pertempuran ini adalah hal yang terpenting saat ini. Ketiga murid dari Pondok ini terlalu kuat. Jika mereka membiarkan ketiganya pergi, mereka akan menanggung konsekuensi yang tidak terbayangkan. Pemimpin Klan Hua menyadari bahwa jika tiga murid dari Pondok ini mendapat kesempatan untuk berkultivasi beberapa tahun ke depan, mereka bertiga akan berada di puncak kekuatan dari Wilayah Barren Timur. Ini adalah alasan mengapa Raja Qin mengambil tindakan secepat ini.     

Hua Qingqing memandang ke arah ayahnya, tidak tahu harus berbuat apa. Jika dia mengaku bahwa Ye Futian telah menyelamatkannya, hal itu akan menempatkan Ye Futian dalam bahaya, tetapi jika dia tidak mengatakan apa-pun, orang tuanya akan membunuh Ye Futian. Apabila ia memberitahu orangtuanya tentang apa yang telah dilakukan oleh Du Ao kepadanya, apa yang akan terjadi nantinya? Apakah orang tuanya akan menyatakan perang terhadap pasukan-pasukan dari Negeri Barren? Hal itu mungkin akan menjadi akhir dari Klan Donghua.     

Dari tatapan matanya, siapa-pun bisa melihat bahwa Hua Qingqing sedang kebingungan. Dia tidak tahu harus berbuat apa.     

Pada saat ini, Qin Yu sedang menatap ke arah Hua Qingqing. Gadis ini benar-benar mengenakan pakaian milik Ye Futian. Sepertinya gadis ini tidak sepolos yang ia pikirkan. Adik dari Qin Yu, Qin Mengruo telah menikah dengan Qian Shanmu dari Klan Donghua dan kini tewas terbunuh. Apa yang dilakukan Hua Qingqing? Dia menyembunyikan kebenaran tentang apa yang dilakukan oleh Ye Futian di Gunung Langit. Sepertinya sesuatu yang tidak mereka sadari pasti telah terjadi di Gunung Langit pada tahun lalu. Namun, Qin Yu tidak langsung bertanya pada Hua Qingqing sekarang. Masalah ini bisa diselesaikan nanti. Yang dia butuhkan sekarang adalah kemampuan bertarung dari Pemimpin Klan Hua dan istrinya untuk mengalahkan Sword Saint dan adik-adik juniornya.     

Saat itu, sang Arhat menyadari situasi tersebut dari tempat dia berdiri di perkemahan Kuil Qianqiu. Dia menatap ke arah para kultivator dari Negeri Barren dan bertanya, "Apakah kalian sudah mendaki Gunung Langit?" Orang-orang dari Negeri Barren menoleh untuk melihat sang Arhat, mendengarkan kata-katanya ketika sang Arhat terus berbicara. "Jika kalian mendaki bersama dua orang yang pernah mencapai puncak Gunung Langit sebelumnya, kalian tidak mungkin gagal untuk mencapai puncak gunung."     

"Kami diserang oleh Burung Iblis," ujar Nan Feng.     

"Burung Iblis?" Ekspresi aneh muncul di wajah sang Arhat sebelum tatapan matanya tertuju ke arah Ye Futian. Saat itulah dia menyadari bahwa Ye Futian juga sedang memandang ke arahnya dengan tatapan mata yang serius.     

Dalam sekejap, Ye Futian tiba-tiba menyadari siapa yang telah memberitahu informasi tentang dirinya kepada para pasukan dari Negeri Barren. Dia tidak pernah menyangka bahwa pelakunya adalah sang Arhat dari Kuil Qianqiu. Dia seharusnya bisa menebaknya.     

"Aku mengerti sekarang," ujar sang Arhat. Dia memalingkan muka dan mengatupkan tangannya. Dia merapalkan nama sang Buddha dan tidak mengatakan apa-apa lagi.     

"Apa maksudmu?" tanya Nan Yu.     

"Aku tidak bisa mengatakannya." Sang Arhat menggelengkan kepalanya.     

Nan Yu mengerutkan alisnya karena merasa bingung. Han Lan yang berasal dari Gunung Taixuan berbicara, "Jika kau mengetahui sesuatu, katakan saja."     

"Kalian tidak akan percaya bahkan jika aku memberitahu kalian semua. Ditambah lagi, kalian mungkin akan membenciku setelah aku mengatakan hal ini. Aku belum menjadi biksu yang berpengalaman dan aku tidak bisa menerima kebencian yang akan timbul jika aku memberitahu kalian," sang Arhat menggelengkan kepalanya sekali lagi.     

"Kongming," kepala biksu dari Kuil Qianqiu menatap sang Arhat dan memanggilnya. Nama biksu dari sang Arhat adalah Kongming.     

Du Ao bergerak menuju kelompok Kuil Qianqiu sementara Gagak Emas Berkaki Tiga dan para kultivator dari Sekte Api Suci mengikuti di belakangnya. Sambil menatap ke arah sang Arhat, Du Ao berkata, "Katakan saja dan aku bisa menjamin bahwa tidak ada seorang-pun yang bisa melukaimu."     

"Kepala biksu melarangku untuk membicarakan hal itu," sang Arhat menggelengkan kepalanya lagi. "Aku khawatir kepala biksu kami akan bertanggung jawab atas apa yang akan kusampaikan pada kalian. Bagaimana aku bisa melanjutkan kultivasi di kuil jika aku tidak menghormati kepala biksu?"     

"Kau bisa ikut denganku ke Negeri Barren dan bergabung dengan Sekte Api Suci untuk berkultivasi," ujar Du Ao.     

Sang Arhat melihat sekelilingnya dan melihat bahwa Nan Feng juga telah berjalan mendekat. "Aku juga bisa menjamin bahwa tidak akan ada yang menyakitimu." Sang Arhat sedikit menundukkan kepalanya lalu membungkuk hormat pada kepala biksu dari Kuil Qianqiu. "Kepala biksu, para biksu tidak pernah berbohong. Aku harus menyampaikan kebenaran." Setelah itu, dia kembali ke hadapan Du Ao. "Tidak ada Burung Iblis di Gunung Langit."     

"Apakah kau berpikir bahwa kami buta?" Nan Yu berbicara dengan nada serius. Dia telah diserang oleh Burung Iblis dan menderita luka-luka di sekujur tubuhnya.     

"Kuil Qianqiu telah berada di Wilayah Barat, menghadap ke arah Gunung Langit, selama bertahun-tahun lamanya. Tidak ada pasukan lain yang lebih mengetahui tentang Gunung Langit selain kami. Disana hanya terdapat aura yang ditinggalkan oleh Burung Iblis, tetapi sosok Burung Ibis itu sendiri tidak benar-benar ada disini. Jika kalian tidak percaya padaku, kalian bisa bertanya kepada kepala biksu," ujar sang Arhat. Perhatian semua orang segera beralih ke kepala biksu. Yang mereka lihat hanyalah sang kepala biksu sedang mengatupkan tangannya dengan erat dan merapalkan nama sang Buddha. Dia sangat kecewa dengan keputusan sang Arhat.     

"Biksu yang bijaksana," Nan Yu memanggil sang kepala biksu.     

"Dengan mengamati Gunung Langit dapat membantumu memahami hatimu dan melihat jati dirimu yang sebenarnya. Menurutku, Kongming, kau sudah memahami hatimu sendiri," ujar sang kepala biksu.     

Sang Arhat mengangguk dan menjawab, "Benar."     

"Kalau begitu, kau bisa pergi sekarang," ujar sang kepala biksu.     

"Terimakasih untuk semuanya." Sang Arhat membungkuk hormat sekali lagi. Tentu saja, dia telah memahami hatinya sendiri. Semakin ia mengkultivasi ajaran Buddha, dia semakin memahami keinginan hatinya. Sang Buddha mengatakan bahwa semua makhluk hidup adalah sama tetapi dimanakah kesetaraan ini? Orang-orang hanya menghormati mereka yang memiliki status tinggi. Berkultivasi ajaran Buddha hanyalah sebuah upaya untuk mengejar kekuatan baginya.     

Setelah ia mengetahui bahwa Kuil Qianqiu tidak memiliki ambisi, ia tidak perlu tinggal lebih lama lagi disana. Ditambah lagi, Wilayah Barren Timur perlahan-lahan mulai berubah. Sang Buddha sering membicarakan tentang kesempatan. Saat ini, kesempatan itu telah datang kepadanya.     

"Ayo kita pergi," ujar sang kepala biksu. Dia berbalik dan pergi, memimpin para biksu lainnya dari Kuil Qianqiu bersamanya. Banyak dari mereka menatap ke arah sang Arhat. Pemahamannya tentang ajaran Buddha begitu hebat. Sang Arhat mampu memahami arti sebenarnya dari kitab suci dengan mudah dan bahkan diberi gelar sebagai 'sang Arhat' karena pencapaiannya itu. Namun, sepertinya dia juga sangat mahir menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya. Sangat disayangkan.     

Orang-orang dari Negeri Barren menyaksikan pemandangan ini dan mengetahui bahwa apa yang dikatakan oleh sang Arhat pasti benar adanya. Du Ao berbicara, "Lanjutkan apa yang kau katakan pada kami sebelumnya."     

"Aku sudah mengatakan bahwa Hua Qingqing bukan satu-satunya orang yang berhasil mencapai puncak Gunung Langit, begitu juga Ye Futian. Pada kenyataannya, mereka bukan satu-satunya yang berhasil mencapai puncak gunung." Dia menjelaskan lebih lanjut, "Setelah Ye Futian membunuh Qin Li yang berasal dari Dinasti Qin di Gunung Langit, dia sudah kehabisan tenaga. Dia tidak bisa bertarung lagi dan dikejar oleh Hua Qingqing. Dalam situasi seperti itu, Ye Futian dilindungi oleh rekannya yang juga berasal dari Pondok, Yu Sheng. Dalam kelompoknya, dia juga didampingi oleh seekor monster iblis, yaitu Elang Angin Hitam. Monster itu telah berubah menjadi Burung Iblis untuk melindungi Ye Futian. Elang itu telah melukaiku dan Hua Qingqing sebelum akhirnya terbang menuju Gunung Langit. Ye Futian dan Yu Sheng juga melanjutkan pendakian menuju puncak gunung. Hua Qingqing juga melanjutkan pengejarannya, mengikuti mereka dari belakang."     

Sang Arhat melanjutkan, "Jika kalian tidak percaya padaku, kau bisa bertanya pada ayah Qin Li, Qin Yu. Dia adalah orang yang memberi tahu kalian bahwa Hua Qingqing berhasil mencapai puncak Gunung Langit. Selain itu, kalian juga bisa bertanya pada Hua Qingqing, tetapi menurut pendapatku, sesuatu pasti telah terjadi antara gadis itu dan Ye Futian di Gunung Langit. Jika memang tidak terjadi apa-apa diantara keduanya, Hua Qingqing tidak mungkin mengenakan pakaian milik Ye Futian."     

Tiba-tiba, ekspresi Du Ao menjadi pucat. Begitu pula ekspresi dari Nan Feng dan Nan Yu. Setelah mendengarkan penjelasan dari sang Arhat, mereka cukup mempercayai kata-katanya. Jadi, Burung Iblis tidak pernah ada di Gunung Langit. Lalu darimana datangnya sosok Burung Iblis yang mereka lihat sebelumnya?     

"Burung Iblis itu menyelamatkan Hua Qingqing," gumam Du Ao. Nan Feng dan para kultivator lainnya mulai memahami semua ini.     

Burung Iblis itu muncul secara tiba-tiba di Gunung Langit dan menyelamatkan Hua Qingqing. Kemudian, Ye Futian datang dan memberikan pakaiannya pada gadis tersebut. Sungguh menggelikan. Mereka berpikir bahwa Ye Futian berusaha bersikap layaknya seorang pria sejati pada Hua Qingqing. Sepertinya mereka bersikap terlalu naif. Mereka telah dipermainkan oleh seorang pemuda dari Wilayah Barren Timur.     

Menarik. Nan Yu bertepuk tangan dan berbalik perlahan. Tatapan matanya tertuju pada Ye Futian. Memang sangat menarik. Pemuda ini telah membawa mereka ke Gunung Langit dan menyuruh Burung Iblis itu menyerang mereka...melukai mereka. Tidak heran dia terus berusaha membuat mereka terus mendaki ke puncak Gunung Langit.     

Kedua mata Du Ao terlihat serius dan memancarkan keinginan membunuh.     

Burung Iblis itu hampir membunuhnya. Mungkin Ye Futian tidak cukup berani untuk membunuh mereka semua, tetapi jika hanya ada satu orang yang terbunuh, tidak mungkin ada orang yang curiga bahwa itu adalah perbuatan Ye Futian. Ditambah lagi, terdapat beberapa orang lainnya yang hadir disana. Siapa yang menyangka bahwa dirinya hampir tewas terbunuh di Wilayah Barren Timur?     

Ye Futian tidak melihat ke arah mereka karena tatapan matanya kini tertuju pada sang Arhat. Setelah sang Arhat memberitahu kebenarannya, semuanya sekarang menjadi jelas. Ye Futian tidak bisa lagi menyembunyikan apa-pun dari mereka. Kenapa dia melakukan hal ini?     

Zhuge Hui dan Gu Dongliu juga menatap ke arah sang Arhat dengan sikap serius. Namun, sang Arhat sudah naik ke atas Gagak Emas berkaki tiga bersama dengan Du Ao. Dia telah mengkhianati Kuil Qianqiu. Dia melihat hal ini sebagai kesempatannya untuk meninggalkan Wilayah Barren Timur dan segera menuju Negeri Barren untuk berkultivasi.     

"Kau telah menipuku dan membuatku mendaki Gunung Langit. Kemudian, Burung Iblis menyerang kami. Apakah kau ingin membunuhku?" Nan Yu bertanya pada Ye Futian. Senyumannya tampak terpaksa.     

"Apakah kau serius?" Kedua mata Nan Yu dipenuhi dengan keinginan membunuh.     

Para kultivator dari berbagai pasukan di Negeri Barren bergerak menuju Ye Futian. Saat itulah Nan Feng berbicara. "Dan kami malah berpiki bahwa kau benar-benar tidak mendapatkan peninggalan dari Gunung Langit. Sepertinya kami telah meremehkan kemampuanmu. Apa yang kau dapatkan dari Gunung Langit?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.