Legenda Futian

Alasan Menjadi Seorang Murid



Alasan Menjadi Seorang Murid

0 "Apakah hidup itu tidak menyenangkan?" Kata-kata Tuan Du memasuki telinga Raja Qin, membuat tubuhnya merinding. Meskipun Tuan Du sama sekali tidak mengeluarkan auranya, kata-katanya saja masih memiliki kekuatan seperti itu, sebuah kekuatan yang dapat menanamkan rasa takut pada Raja Qin.     
0

"Junior..." Pemimpin Akademi Xiao menatap ke arah Tuan Du dengan ekspresi serius.     

"Aku tidak punya pilihan lain." Tuan Du menggaruk kepalanya seolah-olah dia tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya.     

*Roar* Tiba-tiba, terdengar suara raungan naga yang mengguncang bumi. Di Gunung Buku, banyak murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur tampak tercengang dan benar-benar merasakan darah mereka bergejolak. Suara raungan naga itu datang dari Raja Qin. Kemudian, seekor naga yang mengerikan keluar dari tubuhnya dan terbang ke atas langit. Sepasang cakar berwarna emas yang mengerikan diarahkan pada kepala dari Tuan Du. Jarak mereka berdua terlalu dekat satu sama lain dan serangan itu terlalu ganas. Selain itu, orang yang mengeluarkan serangan itu adalah Raja Qin. Tidak ada seorang-pun yang berada di bawah Sage Plane akan selamat dari serangan mendadak seperti itu. Pada saat ini, semua orang yang berada di Gunung Buku menatap ke arah Tuan Du, jantung mereka berdegup kencang.     

Namun, Tuan Du sama sekali tidak terluka. Cakar naga emas itu tetap berada di udara. Banyak bayangan naga keluar dari cakar yang mengerikan tersebut, mengeluarkan suara raungan, tetapi bahkan serangan yang begitu kuat itu tidak berhasil membunuh Tuan Du.     

Waktu seolah berhenti. Tuan Du hanya berdiri di tempatnya dengan tenang. Naga-naga yang mengerikan itu mencoba menerkam tubuhnya, tetapi mereka terhalang oleh seberkas cahaya yang tak terlihat. Cahaya yang terpancar di sekitar Tuan Du itu sepertinya tidak bisa dihancurkan. Ditambah lagi, cahaya itu perlahan-lahan menyelimuti tubuh Raja Qin.     

Tubuh Raja Qin mulai gemetar. Dia merasa heran, takut, dan bingung.     

"Sage..." Raja Qin tampak tercengang. Dia memandang ke arah Tuan Du tetapi ia hanya melihat Tuan Du membalas tatapan matanya dengan tenang seperti biasanya. Ekspresi Raja Qin terus menerus berubah. Kemudian dia bertanya, "Mengapa? Mengapa rumor di luar sana mengatakan bahwa kau tidak tahu bagaimana cara untuk berkultivasi?"     

"Berapa banyak orang di dunia ini yang berani mengatakan bahwa mereka tahu cara berkultivasi?" Tuan Du menjawabnya.     

"Tapi kenapa kau tidak menyerang kami?" Raja Qin masih merasa bingung. Dia merasa bahwa dia sudah memberikan cukup tekanan pada Tuan Du. Jika Tuan Du benar-benar sangat kuat, mengapa dia tidak menghancurkan Dinasti Qin? Dia tidak pernah berpikiran bahwa Tuan Du benar-benar tidak bisa berkultivasi, karena dia tidak berani meremehkan seseorang yang bisa mengajari Sword Saint dan Gu Dongliu hingga mereka sekuat ini. Namun, Tuan Du selalu bersikap sederhana yang membuatnya merasa bahwa meskipun Tuan Du bisa berkultivasi, ia hanya akan sekuat Pemimpin Akademi Xiao, atau mungkin sedikit lebih kuat. Tapi dia tentu tidak pernah menyangka bahwa Tuan Du berada di tingkat Sage Plane. Kalau tidak, mengapa dia baru menunjukkan kemampuannya sekarang?     

"Bukankah aku sudah menyerangmu saat ini?" Tuan Du berkata perlahan. Kemudian, seberkas sinar yang menyilaukan membawa tubuh Raja Qin ke atas langit. Tiba-tiba, satu sosok ilusi muncul di belakang Raja Qin. Kedua matanya kini berwarna abu-abu dan sebuah aura yang mengerikan langsung menerjang ke arah Tuan Du. Dalam sekejap, muncul begitu banyak bayangan di sekitar Gunung Buku. Naga-naga yang mengerikan tampaknya telah muncul di atas langit Gunung Buku, menutupi langit dan matahari.     

Banyak orang yang merasa bingung ketika mereka menatap ke arah bayangan-bayangan mengerikan yang berada di depan mereka. Banyak juga yang merasa ketakutan. Dua orang Tetua dari Dinasti Qin bergerak ke samping Raja Qin dan mengeluarkan kekuatan yang sama. Seolah-olah mereka telah berubah menjadi Dewa Kematian. Sebuah wajah terbentuk dari arus kegelapan yang muncul di atas langit dan kini menatap ke arah Gunung Buku.     

"Siapa yang berani menyentuh keturunanku?" Terdengar sebuah suara yang sangat mengerikan, menyebabkan banyak orang di Gunung Buku terpana ketika melihat pemandangan yang berada di atas langit.     

Raja Qin? Keturunannya? Rumor mengatakan bahwa Dinasti Qin telah membuka makam leluhur mereka. Tampaknya mereka benar-benar menemukan aura yang ditinggalkan oleh leluhur mereka disana.     

Pemandangan itu terlalu mengerikan. Semua orang dapat merasakan bahwa tubuh mereka seperti diselimuti oleh kematian. Apakah ini alasan sebenarnya mengapa Dinasti Qin berani datang ke Perguruan Tinggi Barren Timur?     

Tuan Du mengangkat kepalanya untuk melihat sosok ilusi yang berada di atas langit itu dan berkata tanpa ekspresi, "Keturunanmu telah melakukan kesalahan. Aku membantumu untuk memberinya pelajaran." Arus kegelapan yang tak berbatas terbang di atas langit saat mata kematian menatap ke arah Tuan Du. Kemudian, arus kegelapan itu menerjang dengan ganas ke setiap sudut di Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Tuan Du mengulurkan tangannya ke arah langit. Dalam sekejap, sebuah jejak telapak tangan raksasa muncul di atas Gunung Buku. Jejak telapak tangan itu muncul diantara langit dan bumi dan menutupi seluruh wilayah Gunung Buku. Arus kegelapan tak berbatas itu menghantam jejak telapak tangan yang baru saja muncul, tetapi Aura Pedang yang tajam dan kobaran api juga muncul di jejak telapak tangan raksasa tersebut.     

Jejak telapak tangan itu semakin membesar dengan cepat dan menutupi seluruh langit. Jejak telapak tangan itu seperti permukaan bumi, sementara jari-jarinya seperti lima gunung yang menjulang tinggi. Aura Pedang yang berada di bagian tengah dari jejak telapak tangan tersebut cukup kuat untuk menembus langit, dan kobaran api suci yang memenuhi langit dapat membakar habis dunia ini. Aura Pedang dan kobaran api itu bergabung menjadi satu kesatuan. Semua orang dari Dinasti Qin kini diselimuti oleh jejak telapak tangan tersebut.     

"Tidak..." Raja Qin dan kultivator lainnya dari Dinasti Qin dapat merasakan ketakutan yang luar biasa memenuhi pikiran mereka. Mereka mencoba untuk naik ke udara dan berupaya untuk melarikan diri, tetapi mereka segera menyadari bahwa jejak telapak tangan itu membuat mereka tidak bisa bergerak. Mereka sama sekali tidak bisa bergerak dan gaya gravitasi yang kuat menarik mereka ke bawah. Alih-alih melarikan diri, mereka terus ditarik ke bawah.     

"Sepertinya satu-satunya hal yang bisa menyelesaikan semua masalah di dunia ini adalah kekuatan. Di dunia ini, hal yang paling dibutuhkan oleh seseroang adalah kekuatan." Tuan Du tersenyum mengejek pada dirinya sendiri. Dia sedikit menutup telapak tangannya dan di atas langit, jejak telapak tangan raksasa itu mulai mengepal.     

"Tuan Du, kumohon!" banyak orang memohon ampun. Namun, pada saat ini, Tuan Du sama sekali tidak merasa kasihan pada mereka. Jejak telapak tangan itu langsung mengepal. Diikuti oleh suara ledakan yang keras, mereka telah berubah menjadi abu. Jejak telapak tangan itu berubah menjadi Spiritual Qi dan perlahan-lahan menghilang. Sinar matahari turun dari atas langit, tetapi semua yang berada di langit kini telah menghilang. Tidak ada lagi arus kegelapan, begitu pula para kultivator dari Dinasti Qin; hanya ada beberapa jejak spiritual yang tersisa disana. Mereka semua telah lenyap. Hanya dengan menggunakan satu serangan, Dinasti Qin telah lenyap dan berubah menjadi sejarah di Wilayah Barren Timur.     

Di Gunung Buku, banyak orang merasa ketakutan dan sangat terkejut. Tidak ada seorang-pun yang bisa menggambarkan perasaan mereka saat ini.     

Jejak telapak tangan raksasa itu telah mengubah era dalam satu serangan.     

Apakah ini sosok Tuan Du yang sebenarnya? Dia adalah Tuan Du yang dirumorkan tidak mengetahui cara berkultivasi tetapi ia telah membesarkan para murid terbaik di Wilayah Barren Timur.     

Banyak orang kini menatap ke arah lelaki tua itu, dan tatapan mata mereka dipenuhi dengan rasa hormat dan kagum. Para murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur, Gunung Sword Saint, dan Klan Bulan merasakan hal yang sama. Tuan Du dari Pondok tidak diragukan lagi adalah orang terkuat di Wilayah Barren Timur.     

Lelaki tua itu perlahan menurunkan tangannya. Ketika menyadari tatapan mata semua orang tertuju padanya, dia menghela napas panjang. Kemudian, dia memandang ke arah Pemimpin Akademi Xiao dan berkata, "Mengapa begitu sulit untuk bersikap sederhana?"     

*Uhuk* Pemimpin Akademi Xiao langsung sadar dari lamunannya dan menatap ke arah Tuan Du tanpa mengatakan apa-apa. Namun, Tuan Du hanya meletakkan kedua tangannya di belakang dan pergi perlahan-lahan.     

'Baj*ngan ini... Dia masih berusaha merendahkan kemampuannya sendiri..." Pemimpin Akademi Xiao mengumpat dengan pelan.     

…     

Di suatu tempat antara Gunung Langit dan Gunung Buku, sekelompok kultivator sedang menempuh perjalanan melalui jalur udara. Mereka adalah Sword Saint, Zhuge Hui, Gu Dongliu, Ye Futian, dan kultivator lainnya. Setelah beristirahat sejenak, mereka memulai perjalanan ke Gunung Buku.     

"Kakak, akankah terjadi sesuatu pada Pondok?" Ye Futian bertanya, merasa agak khawatir. Karena Qin Yu telah mencegat mereka di Gunung Langit tanpa kehadiran dari Raja Qin, kemungkinan besar dia pergi ke Gunung Buku. Selain itu, Ye Futian juga telah menghina para kultivator dari Negeri Barren.     

"Jangan khawatir. Guru ada disana, jadi tidak akan terjadi apa-apa," jawab Gu Dongliu.     

Kedua mata Ye Futian berbinar, setelah itu dia bertanya lagi, "Sebenarnya guru kita berada di tingkat Plane apa?" Dia akan menjadi seorang idiot jika dia benar-benar percaya bahwa Tuan Du tidak mengetahui cara berkultivasi.     

"Sage," ujar Gu Dongliu tanpa basa-basi. Kedua mata Ye Futian berbinar. Sepertinya dia tidak perlu merasa khawatir.     

"Sebenarnya, aku mengkhawatirkan guru," Sword Saint tiba-tiba berbicara. "Para kultivator dari Negeri Barren telah datang kemari, dan Dinasti Qin juga terus memojokkan kita. Menurutku guru harus menunjukkan kekuatannya."     

Baik kakak kedua maupun kakak ketiga tetap tidak mengatakan apa-apa. Hal ini menyebabkan ekspresi aneh muncul di wajah Ye Futian—guru mereka adalah seorang Sage, mengapa mereka harus merasa khawatir?     

"Adik Junior, apakah kau mengetahui mengapa kami pada akhirnya menjadi murid dari Tuan Du?" Sword Saint tiba-tiba bertanya pada Ye Futian.     

Ye Futian menggelengkan kepalanya.     

"Aku seorang yatim piatu. Bertahun-tahun yang lalu ketika aku masih muda, aku ingin bergabung dengan sebuah klan kecil untuk mempelajari teknik pedang lebar. Namun, aku ditolak karena bakatku terlalu lemah. Aku bahkan tidak diperbolehkan mendaki gunung. Seseorang menunjuk ke arah sebuah dinding batu di kaki gunung tersebut dan berkata padaku bahwa jika aku mampu mengukir sebuah kata di permukaan dinding batu itu, mereka akan mengizinkanku naik ke atas gunung tersebut. Aku mengambil pedang lebar milikku dan terus mencobanya selama tiga bulan. Akhirnya, aku berhasil membuat sedikit goresan pada dinding tersebut. Karena merasa senang, aku mencoba untuk bergabung dengan mereka tetapi pada akhirnya aku diusir lagi. Seorang lelaki tua yang lewat berbicara padaku bahwa aku terlalu bodoh untuk berkultivasi dan ia menyarankan agar aku pergi bersamanya untuk membantunya bekerja. Karena aku merasa putus asa kala itu, aku memutuskan untuk pergi bersamanya." Ketika memikirkan tentang masa lalunya, senyuman muncul di wajah Sword Saint. Dia tidak akan pernah melupakan hal ini.     

"Lalu kau menjadi Sword Saint di Wilayah Barren Timur..." Ye Futian mengedipkan matanya. Itu benar-benar sebuah cerita yang sederhana.     

"Kakak kedua, bagaimana denganmu?" Ye Futian bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Aku sudah lupa," ujar Zhuge Hui. Ye Futian tidak bisa berkata-kata.     

"Dia melarikan diri dari rumahnya saat itu dan semua anggota keluarganya pergi mencarinya. Guru mengatakan kepadanya bahwa ada sebuah tempat bagus dimana dia tidak akan pernah ditemukan oleh keluarganya. Jadi dia membawanya ke Wilayah Barren Timur," ujar Sword Saint, sambil tersenyum.     

"Engg..." Ye Futian tidak tahu harus berkata apa.     

"Bagaimana dengan kakak ketiga?" Ye Futian bertanya lagi.     

"Kisahnya bahkan lebih sederhana. Ketika guru membawa adik kedua untuk bermain di luar, mereka bertemu dengan adik ketiga. Aku mendengar bahwa setelah bertemu dengan adik kedua, adik ketiga memutuskan untuk bergabung dengan mereka dan memutuskan untuk tidak akan pernah pergi lagi dari Pondok," ujar Sword Saint .     

"..." Ye Futian merasa bingung. Apakah mereka ini benar-benar tiga murid dari Pondok yang telah terkenal di dunia ini? Mereka benar-benar memiliki alasan-alasan yang luar biasa untuk menjadi murid dari Tuan Du...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.