Legenda Futian

Kembalinya Marga Donghuang



Kembalinya Marga Donghuang

0Para kultivator dari Negeri Barren menatap ke arah gadis cantik itu dengan ekspresi terkejut. Mungkin nama 'Zhuge Mingyue' tidak begitu dikenal oleh banyak kultivator muda, tetapi mereka langung menyadari latar belakang yang dimiliki oleh gadis itu hanya dengan mendengar nama ini.     
0

Zhuge Qingfeng adalah kultivator terhebat dari Keluarga Zhuge. Dia memiliki reputasi yang luar biasa bertahun-tahun yang lalu, membuktikan bahwa dirinya lebih hebat daripada semua orang di usia yang sama dengannya. Saat ini, ia sudah menjadi seorang legenda di Negeri Barren.     

Zhuge Canyang adalah kultivator yang paling menonjol diantara generasi muda di Keluarga Zhuge. Dia sudah mencapai Sage Plane beberapa tahun yang lalu. Dia benar-benar memiliki bakat yang luar biasa.     

Dua orang ini dikenal sebagai kultivator yang paling hebat dari seluruh Keluarga Zhuge dalam seribu tahun terakhir. Zhuge Qinfeng adalah ayah Zhuge Mingyue. Sementara itu, Zhuge Canyang adalah kakak laki-lakinya.     

Dengan latar belakang seperti itu, bahkan para Sage dari empat pasukan besar di Negeri Barren tidak dapat dibandingkan dengan Zhuge Mingyue. Adapun Nan Feng, Nan Yu, dan Du Ao, mereka hanyalah kultivator muda dari pasukan-pasukan di Negeri Barren. Mereka bahkan tidak tergolong kultivator terhebat di klan mereka masing-masing. Jadi, mereka jelas tidak bisa dibandingkan dengan Zhuge Mingyue. Dan dengan semudah itu, mereka kini menyadari bahwa seseorang dengan status tinggi seperti itu selama ini telah bersembunyi di tempat ini, tempat yang mereka anggap sebagai klan rendahan.     

Ekspresi Nan Yu dan Du Ao terlihat canggung. Hanya dengan mendengar namanya, mereka tahu bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membalas serangan yang baru saja mereka terima. Mereka tidak akan membalas dendam dan tentu saja tidak ada seorang-pun yang berani melakukannya untuk mereka.     

Ketika mendengar kata-kata mereka, Zhuge Hui menoleh ke arah murid-murid dari Pondok sambil tersenyum lebar. "Ingat-ingatlah namaku yang sebenarnya, Zhuge Mingyue."     

Ketika melihat bahwa Zhuge Mingyue baru saja mengakui identitasnya, para Sage dari Negeri Barren tertegun. Sage yang berasal dari Klan Nantian berkata, "Siapa yang akan mengira bahwa putri dari Keluarga Zhuge telah melarikan diri dan tinggal di Wilayah Barren Timur. Sebuah tempat yang terisolasi dari Negeri Barren dan tempat dimana para Sage tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam wilayahnya. Kau bahkan mengubah namamu. Wajar saja jika Keluarga Zhuge tidak dapat menemukanmu meskipun mereka mencarimu di setiap sudut Negeri Barren."     

Zhuge Mingyue tidak hanya mengubah namanya, tetapi dia juga jarang meninggalkan Gunung Buku. Sebelum Ye Futian diserang di Kota Chaoge, tidak begitu banyak orang di Wilayah Barren Timur yang mengetahui keberadaannya. Yang mereka tahu adalah bahwa tidak ada seorang-pun yang pernah menemui murid kedua dari Pondok secara langsung.     

"Aku mendengar rumor bahwa Zhuge Qingfeng awalnya bermaksud mengirim Zhuge Mingyue untuk berkultivasi di Istana Holy Zhi. Mengapa kau lebih memilih untuk melarikan diri kemari, ke Wilayah Barren Timur, daripada bergabung dengan kelompok paling suci di Negeri Barren? Kau bahkan menemukan seorang guru disini," Sage yang berasal dari Sekte Api Suci bertanya. Istana Holy Zhi adalah tempat suci di Negeri Barren. Tempat itu memiliki berbagai macam jenis monster iblis. Setiap pasukan besar di Negeri Barren ingin mengirimkan kultivator muda mereka ke Istana Holy Zhi. Zhuge Hui, di sisi lain, memilih untuk melarikan diri.     

"Karena disanalah Pemimpin Muda dari Kota Awan Putih berkultivasi," ujar seorang Sage dari Dunia Fana. Semua orang langsung membelalakkan matanya. Tubuh mereka merinding ketika memikirkan orang itu. Sebagai seorang Sage dari Negeri Barren, mereka jelas pernah mendengar beberapa kisah dari Negeri Barren. Pemimpin dari Kota Awan Putih pernah berkultivasi di Istana Holy Zhi Palace bersama Zhuge Qingfeng. Mereka berdua adalah dua murid yang paling hebat dan keduanya sangat akrab satu sama lain. Tentu saja, mereka berharap bahwa keturunan mereka juga bisa berkultivasi disana bersama-sama. Namun, putri dari Keluarga Zhuge mempunyai sifat memberontak dan ia benci bahwa takdirnya diatur oleh keluarganya. Akhirnya, dia melarikan diri dari rumah. Dia jelas memiliki kepribadian yang tegas.     

"Apakah kalian sudah puas membicarakanku?" Zhuge Mingyue tersenyum pada mereka yang baru saja berbicara.     

Sepertinya Nona Zhuge sudah siap untuk kembali ke keluarganya. Saat ini, setelah Zhuge Mingyue mengungkapkan identitasnya, Keluarga Zhuge jelas akan mengirim utusan untuknya. Terlebih lagi, identitasnya mungkin dapat terungkap bahkan jika dia tidak mengakuinya sendiri. Lagipula, semua berita tentang peristiwa yang terjadi di Wilayah Barren Timur ini bukanlah sesuatu yang tersebar dengan pelan. Keluarga Zhuge pasti akan segera mengetahui berita ini.     

"Sebaiknya kalian segera pergi dari sini jika urusan kalian sudah selesai. Kalian sudah mendapatkan lembaran musik dari Lagu Ukiyo. Mulai sekarang, kalian semua dilarang untuk melangkahkan kaki ke Gunung Buku. Jika aku mengetahui bahwa ada seseorang diantara kalian yang memasuki Gunung Buku, dia tidak akan bisa keluar dari gunung ini. Dengan kata lain, hanya kematian yang akan menunggu kalian," Zhuge Mingyue mengumumkan hal ini ketika kedua matanya mengamati kerumunan orang di depannya. Dia melanjutkan sambil tersenyum, "Kalian semua harus tahu bahwa aku bisa membunuh salah satu dari kalian, tetapi klan kalian tidak akan berani menyentuhku."     

Du Ao mengepalkan tangannya dengan erat dan kobaran api mulai menyelimuti tubuhnya. Kedua matanya memancarkan kobaran api penuh amarah. Dia tidak percaya dia sedang diintimidasi dengan cara seperti ini.     

*Whoosh* Cambuk panjang itu diayunkan dan mendarat di tubuh Du Ao. Tubuhnya terluka oleh serangan tersebut. Dia kembali diserang oleh Zhuge Mingyue dan sekarang ia mengerang kesakitan di atas tanah.     

Oh, kebencian yang dia rasakan saat ini. Dia tidak percaya bahwa dia tidak akan pernah bisa membalas dendam atas semua serangan yang diterimanya ini.     

"Semua orang tahu bagaimana cara menindas orang lain. Bagaimana rasanya?" Zhuge Mingyue tersenyum lebar. Orang-orang ini telah datang secara tiba-tiba ke Gunung Buku, bersikap sombong dan tidak memperdulikan pendapat orang lain. Bahkan dengan kehadiran seorang Sage di Gunung Buku, Du Ao tetap membawa pasukan dari Sekte Api Suci kemari untuk membuat masalah. Dia begitu yakin bahwa tidak ada seorang-pun dari Perguruan Tinggi Barren Timur yang berani melukainya. Dia juga bersikap seperti ini di Gunung Langit. Seolah-olah dia adalah satu-satunya orang yang diizinkan untuk menyakiti orang lain. Tidak ada seorang-pun yang diizinkan untuk membalas tindakannya. Dia juga tahu bagaimana cara menindas orang lain dengan menggunakan status dan kekuasaannya.     

"Kami akan pergi sekarang," Sage yang berasal dari Dunia Fana menyampaikan salam perpisahannya sebelum membawa pasukannya keluar dari Gunung Buku. Mereka sama sekali tidak menderita kerugian apa-pun namun mereka malah kembali dengan membawa lembaran musik Lagu Ukiyo. Mereka tidak perlu berlama-lama tinggal disini. Jika bukan karena Nan Yu dari Klan Nantian dan Du Ao dari Sekte Api Suci, Zhuge Mingyue tidak akan terpancing seperti ini. Mereka sendiri yang menyebabkan semua ini bisa terjadi.     

Klan Nantian dan Sekte Api Suci juga secara bertahap mulai pergi meninggalkan Gunung Buku. Mereka datang dengan sikap yang sombong dan kini pergi dipenuhi dengan rasa panik. Tidak lama kemudian, para kultivator dari Negeri Barren telah pergi meninggalkan Gunung Buku.     

Tatapan mata semua orang kini tertuju pada Zhuge Mingyue. Tidak akan ada yang menduga bahwa murid kedua dari Pondok ternyata memiliki latar belakang yang luar biasa. Dia benar-benar mengalahkan para kultivator yang berasal dari Negeri Barren. Tentu saja, mereka juga terkejut dengan kekuatan yang dimiliki oleh Tuan Du. Dia mengancam akan membunuh Sage itu jika dia berani bergerak. Guru dan murid ini benar-benar pasangan yang misterius.     

Zhuge Mingyue menghampiri Ye Futian yang berdiri tidak terlalu jauh di bagian samping. "Kenapa kau melihat kakak keduamu seperti itu?" dia bertanya sambil terkekeh.     

Kedua mata Ye Futian terpaku pada gadis cantik yang berada di depannya. Sebuah senyuman kemudian menghiasi wajahnya. "Karena kakak sangat cantik."     

Zhuge Mingyue terkekeh ketika mendengar kata-kata Ye Futian. Dia memukul kepala Ye Futian. Sekarang identitasnya telah terungkap, dia mungkin harus meninggalkan Wilayah Barren Timur dan kembali ke Negeri Barren.     

"Jangan terlihat sedih, nak. Ayo kita pergi," ujarnya. Dia kemudian berjalan mendekati Tuan Du. "Guru."     

Dia menganggukkan kepalanya untuk menjawab Zhuge Mingyue lalu mengumumkan kepada semua orang, "Hari ini, murid pertamaku telah resmi memimpin Perguruan Tinggi Barren Timur dan ia akan mulai mengajar disini. Pondok secara resmi dibubarkan. Mulai sekarang, hanya ada Perguruan Tinggi Barren Timur dan tidak ada lagi Pondok disini."     

Murid-murid saling berbisik ketika mendengar pengumuman dari Tuan Du. Apakah Pondok yang telah dikenal di seluruh Wilayah Barren Timur selama bertahun-tahun lamanya benar-benar akan menjadi sejarah sekarang?     

Para murid dari Pondok merasa sedih ketika mendengar kata-kata Tuan Du dan mereka semua menundukkan kepala.     

"Aku pergi duluan," ujar Tuan Du. Selain Sword Saint, semua murid dari Pondok mengikutinya naik ke atas gunung.     

"Guru, anda dan Kakak Kedua sangat kuat. Mengapa Adik Junior harus memberikan lembaran musik itu pada mereka?" tanya Luo Fan. Dia tidak terlalu senang dengan peristiwa yang terjadi hari ini. Meskipun guru dan kakak seniornya mampu mengusir orang-orang itu dari Gunung Buku, hasilnya tidak terlalu memuaskan.     

"Apakah kami bisa melindungi kalian selamanya?" tanya Tuan Du. "Jangan pernah meremehkan mereka yang bersedia mengorbankan segalanya hanya untuk mengambil keuntungan semata. Kakakmu memang berhasil menakuti mereka. Namun, jika Kakakmu dan aku tidak ada disini dan jika mereka tidak mendapatkan lembaran musik itu, siapa yang akan menjamin bahwa mereka tidak akan melakukan sesuatu pada Adik Juniormu? Mereka telah mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Para Sage itu tahu bahwa kita sudah membuat kompromi dan tahu kapan harus mundur."     

"Guru, serahkan semua urusan di Gunung Buku kepada saya. Anda bisa pergi," ujar Zhuge Hui kepada Tuan Du.     

"Aku sudah menjelajah selama bertahun-tahun lamanya. Tidak ada lagi yang membuatku tertarik di dunia ini. Gurumu ini memang pemalas dan aku tidak ingin menjelajah lagi," jawab Tuan Du, sambil menggelengkan kepalanya.     

"Guru, siapa sebenarnya musuh anda?" tanya Ye Futian.     

"Jangan berpikir terlalu berlebihan, nak. Fokuslah berkultivasi. Aku akan memberimu beberapa buku. Bersikaplah dengan baik dan selesaikan semuanya," perintah Tuan Du dengan tatapan mata yang serius.     

"Baik." Ye Futian mengangguk dengan patuh.     

…     

Beberapa saat setelah semua itu terjadi, suasana di Perguruan Tinggi Barren Timur kembali normal. Namun, tempat itu masih cukup ramai karena banyak orang dari seluruh Wilayah Barren Timur datang berkunjung, mereka ingin bertemu dengan Sage. Namun, bagian belakang gunung tempat pondok berada tampak sunyi. Suasana disana sangat berbeda.     

Hari ini, cahaya matahari yang terang dan menyilaukan tiba-tiba menembus awan di atas langit Gunung Buku. Banyak orang mengangkat kepala mereka ke arah langit dan menyaksikan sekelompok orang turun dari tempat cahaya itu bersinar. Sosok-sosok yang mengenakan baju zirah terbang mendekat seperti sekelompok jenderal suci.     

Seorang gadis cantik berada di tengah-tengah kelompok tersebut. Gadis itu memakai sebuah mahkota dan jubah. Tubuhnya diselimuti oleh cahaya suci, membuatnya terlihat seperti seorang dewi dari surga.     

Ye Futian, yang saat ini sedang berkultivasi, juga ikut mendongak ke atas langit. Ketika melihat kelompok itu, jantungnya berdegup kencang dan dia merasa sesak napas. Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin itu mereka? Dia pernah melihat gadis ini sebelumnya. Waktu itu di masa mudanya, di Gunung Yao, Kota Qingzhou.     

Nama keluarga dari gadis ini adalah 'Donghuang'.     

Tuan Du melompat ke udara dan menatap ke arah kelompok yang semakin mendekat. Dia tampak tenang seolah-olah dia sudah tahu bahwa mereka akan datang kemari.     

Murid-murid dari Pondok melangkah keluar satu per satu, memandang ke arah langit. Mereka tampak terkejut oleh cahaya menyilaukan dari pasukan suci ini. Mereka semua memiliki firasat bahwa guru mereka sedang menunggu orang-orang ini. Ini mungkin alasan mengapa dia tidak ingin pergi dari Gunung Buku. Jika dia pergi, apa yang akan mereka lakukan?     

"Permisi, apakah anda 'sang puteri', Yang Mulia?" Tuan Du bertanya pada gadis itu. Dia mengangguk pelan. Kedua mata Tuan Du berbinar sebelum akhirnya dia berlutut. "Salam untuk sang Puteri dari saya, sang pendosa."     

"Jika kau tahu bahwa kau telah berdosa, maka berdirilah dan pergi bersama kami," ujar seorang prajurit yang berada di belakang gadis itu. Tuan Du mengangguk dan berdiri. Dia tersenyum pada gadis itu. "Yang Mulia, anda semestinya berusia 20 tahun di tahun ini, benar begitu?"     

"Ya," gadis itu mengangguk.     

"Bagus.. sangat bagus." Tuan Du malah tersenyum dalam situasi seperti ini. Dia menundukkan kepalanya untuk melihat ke arah Pondok. "Aku tidak akan berada disini untuk membimbing kalian mulai sekarang. Jangan lupa untuk menjaga diri kalian sendiri."     

"Guru..." para murid memanggilnya satu per satu.     

"Aku pergi dulu." Tuan Du memberi mereka semua senyuman terakhir dan dalam sekejap ia sudah berada jauh di atas langit.     

Gadis itu menundukkan kepalanya untuk melihat ke arah Gunung Buku dan tatapan matanya tertuju pada Ye Futian. Setelah bertahun-tahun lamanya, mereka akhirnya bertemu lagi. Beberapa tahun yang lalu mereka berusia 16 tahun. Sekarang, mereka telah berumur 20 tahun!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.