Legenda Futian

Ketika Musik Berhenti, Orang-orang akan Pergi



Ketika Musik Berhenti, Orang-orang akan Pergi

0Beberapa hari kemudian, suasana di Pondok menjadi sangat ramai. Para murid dari Klan Bulan telah pindah ke gunung yang dihuni oleh Pondok. Tuan Du mengatakan sebelum dia pergi bahwa Klan Bulan diperbolehkan menggunakan tempat tersebut. Dalam sekejap, gunung itu dipenuhi oleh wanita-wanita cantik.     
0

Jika hal ini terjadi di masa lalu, Ye Futian akan sangat bahagia. Namun, dia tidak lagi berminat untuk hal seperti itu. Beberapa hari terakhir ini, dia berdiam diri di sebuah tebing, membaca dan berkultivasi. Dahulu, Jieyu yang menemaninya berkultivasi, tapi sekarang Yu Sheng yang mendampinginya.     

Beberapa orang berjalan ke arahnya. Sword Saint, Dewi Wangyue, Xue Ye dan Luo Fan, serta Pemimpin Akademi Xiao, telah tiba di tempat Ye Futian sedang berkultivasi.     

"Adik Junior," Sword Saint memanggilnya.     

"Kakak Pertama, Pemimpin Akademi Xiao, Dewi," Ye Futian menyapa mereka.     

"Kakak pertamamu telah menjadi pemimpin akademi sekarang, kau bisa memanggilku Paman-Guru," Pemimpin Akademi Xiao terkekeh.     

"Baiklah, Paman-Guru Xiao," Ye Futian mengangguk.     

"Duduklah, kami hanya sedang berjalan-jalan," ujar Pemimpin Akademi Xiao. "Kami sangat sibuk menyelesaikan berbagai hal di Perguruan Tinggi Barren Timur, kami bahkan tidak punya waktu untuk mengobrol denganmu."     

"Paman-Guru, anda terlalu sopan." Ye Futian masih tidak begitu akrab dengan Pemimpin Akademi Xiao. Lagipula, mereka tidak begitu sering bertemu. Namun, sosoknya berbeda dari apa yang dibayangkan oleh Ye Futian selama ini. Murid-murid dari Pondok pasti mengasumsikan bahwa hubungan antara pemimpin akademi dan guru mereka bukanlah hubungan yang baik tetapi pada kenyataannya, asumsi mereka itu salah. Hubungan mereka berdua bukanlah hubungan yang mudah dipahami oleh orang yang tidak mengenal mereka secara pribadi.     

Beberapa orang mengatakan bahwa Pemimpin Akademi Xiao ingin menguasai Perguruan Tinggi Barren Timur seorang diri dan karena itulah ia tidak senang dengan Tuan Du. Faktanya, Pemimpin Akademi Xiao selalu menginginkan Sword Saint untuk mengambil alih posisinya.     

Kelompok itu duduk di atas tanah. Sword Saint berkata, "Adik Junior, orang-orang dari Dinasti Qin sudah pergi. Istana mereka sekarang tidak berpenghuni. Mereka pasti merasa khawatir apabila Perguruan Tinggi Barren Timur membalas dendam dan kini Dinasti Qin benar-benar telah menjadi lenyap. Beberapa Lord dari Kerajaan Liu telah datang ke Gunung Buku untuk menyampaikan permintaan maaf. Wuchen dan Liu Chenyu sedang berkultivasi di Gunung Buku. Aku sudah meminta pendapat mereka dan mereka menolak permintaan maaf itu, jadi aku menyuruh orang-orang dari Kerajaan Liu untuk pergi. Namun, aku tidak akan melakukan apa-pun untuk menindaklanjuti mereka karena ini adalah masalah pribadi dari Kerajaan Liu. Aku akan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri."     

"Baiklah," Ye Futian mengangguk. Tidak mengejutkan bahwa Ye Wuchen dan Liu Chenyu akan menolak untuk memaafkan para pengkhianat dari Kerajaan Liu.     

"Selain itu, Adik Ketiga telah pergi. Dia datang menemuiku lalu pergi tanpa mengatakan apa-pun kepada yang lainnya," ujar Sword Saint. Ye Futian mengangguk, ia memahami situasi dari Kakak Ketiga. Dia sudah memprediksi hal ini. Jika melihat sifat dari Kakak Ketiga, dia pasti akan pergi meninggalkan Gunung Buku. Orang terpelajar seperti dirinya akan terus mengejar targetnya.     

"Guru dan Kakak Ketigamu menaruh harapan besar padamu. Mereka berdua menyinggung tentang dirimu sebelum pergi, dengan mengatakan bahwa kau tidak pantas berada di Wilayah Barren Timur. Duniamu berada di suatu tempat yang jauh."     

"Aku akan berangkat ke Negeri Barren dalam beberapa hari ke depan," ujar Ye Futian. "Kakak Keempat, Kakak Kelima, Kakak Ketujuh, apa rencana kalian nantinya?"     

"Kami akan tinggal disini untuk membantu Perguruan Tinggi Barren Timur untuk sementara waktu. Setelah semua masalah benar-benar terselesaikan dan Wilayah Barren Timur mulai kembali normal, kami akan pergi," Xue Ye menjelaskan. "Sebagai muridnya, kami akan membantu guru mencapai mimpinya."     

Ye Futian mengangguk. Hidup penuh dengan pertemuan dan perpisahan. Setiap orang memiliki jalan mereka masing-masing. Pondok pasti akan dibubarkan cepat atau lambat. Meski begitu, semuanya terjadi begitu cepat. Jadi, tentu saja ia merasa sedih dengan perpisahan ini.     

"Guru kalian selalu ingin membuat perubahan di dunia ini. Pada akhirnya, dia menyadari bahwa dia tidak dapat mengubah apa-pun, bahkan menyeret murid-muridnya ke dalamnya," ujar Pemimpin Akademi Xiao. "Dasar baj*ingan yang cerdik."     

"Paman-Guru, orang seperti apa guru kami itu? Mengapa dia dibawa pergi?" tanya Ye Futian.     

Ekspresi Pemimpin Akademi Xiao seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. Dia berkata, "Ketika gurumu masih muda, dia sama seperti kalian, penuh dengan kebanggaan dan kepercayaan diri. Dia berambisi untuk menjelajahi dunia. Itu adalah ambisinya sampai dia bertemu dua orang yang telah mengubah takdirnya."     

"Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing?" Ye Futian bertanya dengan kedua mata yang berbinar.     

"Benar." Pemimpin Akademi Xiao terlihat sangat serius ketika dia mengangguk. "Tidak banyak orang yang mengetahui tentang hal ini, tetapi gurumu memang pergi dengan dua kaisar tersebut. Dia menjelajah bersama mereka bertahun-tahun lamanya sebelum dia kembali dan ketika dia akhirnya telah kembali, semangatnya langsung menghilang. Dia menjadi pemalas dan tidak ingin melakukan apa-apa. Aku sudah bertanya tentang apa yang telah terjadi ketika dia pergi menjelajah dan dia hanya berkata bahwa dia sudah bosan dengan apa yang dia lihat di dunia ini. Dia telah membunuh beberapa orang tetapi ia tidak pernah mengatakan kepadaku siapa yang dibunuhnya. Namun, aku yakin bahwa mereka adalah orang-orang yang seharusnya tidak boleh diusik olehnya. Kalau tidak, dia tidak akan kembali ke Wilayah Barren Timur dan bersembunyi. Dia hanya mulai sedikit berubah ketika dia mulai merekrut murid-muridnya. Dia memiliki ambisi baru tetapi pada akhirnya semuanya gagal. Meskipun, dia memang mengatakan sebelum dia pergi bahwa dia tidak mempunyai penyesalan, dia mengatakan dia telah melihat hal-hal yang tidak dilihat oleh orang lain dan membunuh orang-orang yang tidak berani dibunuh oleh orang lain. Sekarang, dia bahkan memiliki sekelompok murid yang luar biasa. Dia tidak akan merasa menyesal bahkan jika dia harus mati."     

Ye Futian mendengarkan penjelasannya dengan tenang. Dia tidak pernah menyangka bahwa gurunya yang pemalas dan pencinta alkohol akan memiliki kisah yang luar biasa.     

"Gurumu selalu mengatakan bahwa prinsip akan mengendalikan keinginan manusia, tetapi seringkali, prinsip dikalahkan oleh kekuatan fisik. Oleh karena itu, kau harus menjadi lebih kuat dari semua orang karena itulah satu-satunya cara agar orang-orang mendengarkanmu. Pada kenyataannya, baj*ngan itu tidak pernah memiliki prinsip ketika dia bersamaku karena dia selalu lebih kuat dariku." Pemimpin Akademi Xiao tampaknya sedang mengeluh. Ye Futian dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa. Sepertinya Pemimpin Akademi Xiao telah melalui banyak hal dalam hidupnya.     

"Karena itulah, hidupnya penuh dengan pertentangan. Dia menghabiskan seluruh hidupnya untuk memikirkan pertentangan tersebut," lanjut Pemimpin Akademi Xiao. "Dia akhirnya melupakan semua itu. Dia mengatakan bahwa orang yang selama ini dia tunggu akhirnya telah tiba. Jadi sekarang, masa depan ada di tangan kalian."     

"Orang yang selama ini ditunggunya?" Ye Futian tampak tertarik. "Siapa?" Saat dia bertanya, dia menyadari bahwa Pemimpin Akademi Xiao dan Kakak Pertama sedang menatapnya. Dia adalah murid terakhir Tuan Du. Setelah Ye Futian datang di Gunung Buku, Tuan Du berkultivasi bersamanya di bagian belakang gunung dan dia bahkan mengatakan bahwa dia tidak menyesal untuk pergi dari sini. Jadi, siapakah orang yang ditunggu-tunggu oleh Tuan Du?     

"Apakah itu aku?" Ye Futian bergumam. Jika demikian, maka lelaki tua yang selama ini selalu memandang rendah bakatnya itu ternyata sedang menunggunya? Bukankah itu lucu? Namun, dia bahkan tidak bisa tertawa saat ini.     

Sambil mengangkat kepalanya ke arah langit, Ye Futian seolah-olah bisa melihat sosok lelaki tua itu. Pemabuk tua yang dihormatinya sekaligus dibencinya. Kenapa dia yang selama ini ditunggu-tunggu olehnya? Apa yang diketahui oleh lelaki tua itu? Satu-satunya kesamaan mereka adalah mereka memiliki hubungan dengan dua kaisar agung.     

Setelah saling berbincang-bincang, Kakak Pertama dan yang lainnya pergi. Ye Futian memperhatikan sosok mereka yang pergi menjauh dan berseru, "Paman-Guru, Kakak Senior, aku juga tidak akan datang untuk mengucapkan selamat tinggal ketika aku pergi nanti."     

"Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok akan selalu menjadi rumahmu." Sword Saint berbalik dan tersenyum padanya. Sebenarnya, semua orang ikut berbalik untuk memberinya sebuah senyuman terakhir.     

Beberapa hari kemudian, Ye Futian tidak lagi berkultivasi di tempat ini. Para murid dari Pondok telah meninggalkan Gunung Buku, termasuk Xue Ye dan Luo Fan. Sekarang, hanya wanita-wanita dari Klan Bulan yang tersisa disana.     

Seorang gadis cantik sedang berdiri di dekat sebuah tebing. Dia berdiri disana tanpa mengatakan apa-pun, sambil menatap ke arah lautan awan di depannya. Pemandangan di tempat ini benar-benar menakjubkan. Gadis in adalah Chu Yaoyao.     

"Kakak," sebuah suara memanggilnya. Chu Lian berjalan mendekat, ia tampak cantik seperti kakaknya. Sambil memandang ke arah yang dilihat oleh kakaknya, dia bertanya, "Apa yang sedang kau pikirkan?"     

"Tidak begitu penting." Chu Yaoyao menggelengkan kepalanya.     

"Jangan berbohong padaku. Sejak kau meninggalkan Gunung Langit, kau telah menyembunyikan sesuatu," ujar Chu Lian. "Apakah kau ingin menceritakannya padaku?"     

"Kau ingin tahu?" tanya Chu Yaoyao.     

"Ya," Chu Lian mengangguk.     

Chu Yaoyao tersenyum sebelum menjawabnya, "Aku jatuh cinta pada seseorang yang tidak boleh kucintai."     

"Ini bukan masalah apakah kau boleh mencintainya atau tidak. Jika dia layak mendapatkannya, maka kau harus mengikuti kata hatimu. Di seluruh Wilayah Barren Timur, tidak akan ada satu orang-pun yang tidak akan jatuh cinta pada pesonamu."     

"Tentu saja ada."     

"Siapa?"     

"Seseorang yang telah terbiasa berkultivasi," jawab Chu Yaoyao dengan senyuman lebar di wajahnya. "Tapi semua itu sudah menjadi masa lalu. Saatnya memulai lembaran baru."     

Di gunung lainnya, seorang gadis cantik menatap ke kejauhan dengan wajah seperti habis menangis. "Kenapa dia harus pergi meninggalkanku sendiri?" dia berbicara sambil berurai air mata.     

Di sebelahnya, seorang pemuda berbicara kepadanya dengan lembut, "Karena dia tidak tahan ketika memikirkan bahwa kau akan kesusahan sementara mereka menjelajah Negeri Barren."     

"Itu hanya pendapatnya pribadi. Apakah dia tidak tahu bahwa keputusannya ini bahkan lebih kejam?" Liu Chenyu menangis.     

"Dia juga bertindak kejam pada dirinya sendiri. Namun, dia lebih suka memikul semua masalahnya sendiri. Aku akan melakukan hal yang sama jika aku berada dalam posisinya." Liu Feiyang tersenyum. "Dia ingin memberimu dunia ini, bukan mengajakmu menderita bersamanya."     

Terdapat seorang gadis lainnya di Gunung Buku dengan kedua matanya terfokus ke suatu tempat yang jauh. Gadis itu adalah Yi Qingxuan. Tapi dia tidak menangis. Dia malah tersenyum. Dia tahu bahwa semua ini adalah bagian dari pengalaman. Perpisahan akan sering ia temui di masa depan. Ini adalah pilihan yang dibuatnya. Pria yang dicintainya bukan miliknya sepenuhnya. Pria yang dicintainya itu mengabdi pada 'pemuda' yang selalu berada di dekatnya.     

…     

Beberapa bulan kemudian, sebuah rumor menyebar dari Gunung Langit. Mereka mengatakan bahwa suara guqin terdengar dari gunung tersebut. Alunan musik yang indah itu melebur dengan butiran-butiran salju yang melayang turun. Tidak ada yang tahu bahwa ini adalah bentuk lain dari Aura Kaisar. Namun, saat ini tidak begitu banyak orang yang mendaki Gunung Langit sehingga banyak yang tidak peduli tentang rumor ini.     

Di puncak Gunung Langit, butiran-butiran salju tidak pernah berhenti turun dari atas langit. Satu sosok yang mengenakan pakaian berwarna putih sedang duduk dengan tenang, memainkan guqin sementara butiran-butiran salju melayang turun. Sosok itu adalah Ye Futian. Dia belum pergi meninggalkan Wilayah Barren Timur. Dia sedang berkultivasi disini. Selama ini, dia berlatih memainkan guqin dan mengembangkan Energi Spiritualnya. Dia juga mengkultivasi ilmu sihir dan bela diri untuk memperkuat tubuhnya.     

Tidak jauh dari Ye Futian, Yu Sheng tampak duduk bersila, dia juga sedang berkultivasi.     

Di kejauhan terdapat seorang pemuda dengan satu tangan sedang berlatih ilmu pedang diantara salju yang turun. Tubuh Ye Wuchen diselimuti oleh Aura Pedang. Ada juga seorang gadis di gunung bersalju itu. Dengan tenang, dia merasakan hawa dingin dari Gunung Langit. Gadis itu adalah Loulan Xue.     

Saat itu, alunan musik berhenti. Ye Futian mengalihkan pandangannya ke rute pendakian. Disana, satu sosok berwajah cantik sedang mendaki sambil menahan hembusan angin yang dingin dan perlahan-lahan bergerak mendekati puncak gunung. Langkahnya begitu ringan dan dia pergi menuju Ye Futian.     

Ye Futian melihat pakaian yang dikenakan oleh gadis tersebut. Pakaian itu terlihat seperti sesuatu yang akan dikenakan oleh para biksu, tetapi bahkan pakaian biasa seperti itu tidak bisa menyembunyikan kecantikannya yang murni.     

"Kau..." Ye Futian terkejut ketika melihat cara berpakaian gadis yang berada di depannya itu.     

"Ketika para biksu dari Kuil Qianqiu tiba di Gunung Buku sebelumnya, aku berkata pada mereka bahwa aku ingin mendapat pencerahan. Jadi, setelah itu, aku pergi ke Kuil Qianqiu dan kini aku berkultivasi disana," Hua Qingqing tersenyum. Dia sudah terlihat polos dan murni seperti biasanya.     

"Baguslah." Ye Futian membalas senyumannya.     

"Bisakah kau memainkan Lagu Ukiyo untukku sekali lagi? Aku ingin mendengarkan lagu itu secara lengkap," dia bertanya dengan lembut.     

"Baiklah," Ye Futian mengangguk. Ekspresinya menjadi serius dan dia meletakkan tangannya di atas guqin.     

Alunan musik yang menenangkan mulai bergema di Gunung Langit sekali lagi. Mungkin, ini terakhir kalinya musik ini akan terdengar disini.     

Ketika alunan musik ini berhenti, orang-orang akan pergi...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.