Legenda Futian

Dragon Master



Dragon Master

0Ye Futian tertegun sejenak. Ketika melihat bekas air mata di wajah gadis itu, dia tidak tahu harus berkata apa.     
0

Sungguh kisah yang menyedihkan. Gadis itu pasti sangat senang dicintai oleh orang seperti itu. Namun, pada akhirnya dia meninggal dunia.     

Ini adalah dunia kultivasi. Tidak peduli seberapa kuat seseorang, mereka pasti akan mati.     

"Kehidupanku juga berubah setelah itu. Orang tuaku menjadi bersikap sangat tegas padaku dan tidak pernah bermain denganku lagi. Setiap hari, mereka selalu menyuruhku untuk berkultivasi dan ingin agar aku bergabung dengan Tiga Sekolah Terbesar. Mengapa aku harus pergi ke tempat sampah seperti itu?" gadis itu mengeluh. Ye Futian tidak bisa berkata-kata. Tiga Sekolah Terbesar adalah tempat suci untuk berkultivasi di Wilayah Timur. Namun tempat itu benar-benar disebut sebagai "tempat sampah" oleh gadis itu.     

Sambil mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah bulan sabit yang menggantung di atas langit, gadis itu berkata dengan lembut, "Paman, aku merindukanmu." Ye Futian menyadari bahwa orang yang disebut oleh gadis itu sebagai pahlawan adalah pamannya. Dia memiliki seorang senior yang sangat mencintainya namun dia telah meninggal dunia. Tidak heran dia merasa begitu sedih.     

Ye Futian tidak mengatakan apa-apa dan hanya duduk disana untuk memberi gadis itu waktu untuk menenangkan diri.     

Setelah beberapa saat, gadis itu tiba-tiba menoleh. Sambil menatap ke arah Ye Futian, dia berkata, "Kenapa aku memberitahumu hal ini? Karena kau sudah mengetahui kisahku, bukankah kau seharusnya menceritakan tentang kesedihan yang pernah kau alami?"     

"Kau jauh lebih beruntung daripada aku. Orang tuaku telah menghilang secara misterius, begitu juga ayah baptisku, dan aku bahkan tidak tahu dari mana aku berasal. Terdapat pula seorang lelaki tua yang memperlakukanmu dengan baik, tetapi pada akhirnya dia juga dibawa pergi oleh seseorang. Kakak perempuanku yang sangat menyayangiku juga dibawa kembali oleh keluarganya. Kekasihku juga berpisah denganku. Apakah kau berpikir hidupku begitu sengsara?" Ye Futian berkata secara perlahan.     

Ketika mendengar kata-katanya, gadis itu tertegun dan berkata, "Aku pikir begitu. Lalu mengapa kau masih bisa tertawa?"     

"Hidup masih terus berjalan dan kita harus menghadapinya dengan sikap optimis. Selain itu, bukankah kita harus bekerja keras untuk menebus penyesalan ini?" Ye Futian menjawabnya, sambil merasa ada sesuatu yang aneh. Apakah aku benar-benar sedang menasihati gadis ini? Bukankah aku dibawa kemari dengan paksa oleh gadis ini?     

Tindakannya ini sangat tak tahu malu.     

Lupakan saja tentang hal ini. Gadis ini terlihat sangat menyedihkan jadi aku hanya akan menghiburnya untuk saat ini. Kenapa aku selalu bersikap begitu baik?     

"Kedengarannya masuk akal," gadis itu mengangguk. Kemudian, dia sepertinya menyadari sesuatu dan berkata dengan suara pelan, "Tapi pamanku tidak akan pernah kembali..."     

"Oleh karena itulah kau harus menjadi orang yang dia harapkan. Kau harus melanjutkan hidup dengan bahagia," ujar Ye Futian.     

"Aku tidak menyangka bahwa kau tahu bagaimana cara untuk menghibur seseorang." Gadis itu menatap ke arah Ye Futian dengan tatapan waspada dan berkata, "Apakah itu karena aku terlalu cantik?"     

"..." Ye Futian menutup matanya dan meletakkan tangannya di dahinya. Apakah gadis-gadis sekarang menjadi lebih cepat bersikap dewasa? Dia masih sangat muda namun ia sudah memikirkan banyak hal.     

"Dik, apakah kau benar-benar kekurangan kasih sayang?" ujar Ye Futian, sambil menatap ke arah gadis itu.     

"Kau-lah yang kurang mendapatkan kasih sayang." Gadis itu menatap ke arah Ye Futian dengan penuh amarah.     

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apakah kau belum pernah melihat pria tampan sebelumnya?" Ye Futian berkata dengan nada menghina.     

"..." Gadis itu mengarahkan jarinya pada Ye Futian. Dia belum pernah bertemu dengan orang yang tak tahu malu seperti Ye Futian. Kemudian, dia kembali tenang. Sambil tersenyum, dia bertanya, "Paman, siapa namamu?"     

"Paman..." Ye Futian berdiri dari tempatnya karena merasa terkejut. Paman? Apakah aku sudah setua itu? Lama-lama dia tidak tahan dengan kata-kata dari gadis ini. Tenang... aku akan kalah jika aku memasukkan kata-kata ini dalam hati, pikir Ye Futian.     

Ye Futian kembali duduk di tempatnya dan tersenyum, dia menjawab, "Nama paman ini adalah Ye Futian."     

"Namaku Long Ling'er. Paman, bagaimana seseorang yang tak tahu malu sepertimu mampu mendapatkan seorang kekasih?" Gadis itu bertanya, sambil tersenyum. Dia benar-benar merasa tidak yakin apakah kekasih Ye Futian meninggalkannya karena alasan ini.     

"Penampilanku." Ye Futian menyeringai.     

"Baiklah, kau menang." Long Ling'er merasa bahwa dia benar-benar kalah kali ini. Kemudian, dia berjalan ke arah guqin dan alunan musik yang menyedihkan kembali menyebar.     

"Berhenti!" Ye Futian berteriak. Dalam sekejap, alunan musik itu berhenti.     

Kemudian, gadis itu menatap ke arah Ye Futian. Jika dia terus bermain guqin, dia mungkin akan terus menangis sepanjang malam.     

Musik adalah sesuatu yang bisa dengan mudah memicu emosi seseorang. Jika gadis itu memainkan lagu itu lagi, dia pasti akan menangis.     

"Bagaimana kalau aku memainkan sebuah musik untukmu?" Ye Futian menawarkan. Sepertinya satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan seorang gadis yang merasa sedih seperti saat ini adalah dirinya.     

"Apakah kau bisa memainkan guqin?" Long Ling'er merasa tidak yakin.     

"Tentu saja. Aku jauh lebih berpengalaman dalam hal ini daripada kau," ujar Ye Futian dengan nada serius. Kenapa gadis itu memandangnya dengan aneh?     

"Kalau begitu cobalah." Gadis itu meninggalkan guqin miliknya dan masih menatap ke arah Ye Futian dengan curiga.     

Ye Futian berjalan ke arah guqin tersebut ketika temperamennya tiba-tiba berubah menjadi tenang dan damai. Cahaya bulan menyinari wajahnya yang tampan. Dia memegang guqin dengan tangannya dan menggunakan ujung jarinya untuk memetik senarnya. Tidak lama kemudian, alunan musik yang sangat tenang menyebar dari jari-jarinya.     

Alunan musiknya terdengar jelas dan damai. Di bawah sinar bulan, musik itu membawa semua pendengarnya ke dalam konsepsi artistik yang tenang dan damai, seolah-olah mereka sedang duduk sendirian di bawah sinar bulan, setelah itu mereka perlahan-lahan berbaring. Sambil bermandikan sinar bulan yang cerah, semua orang merasa tenang dan terbebas dari segala kekhawatiran di benak mereka.     

'Purification of the Night Moon' adalah lagu pertama yang dipelajari oleh Ye Futian. Namun, kekuatan dari sihir musik akan meningkat sesuai dengan tingkat Plane pemainnya. Saat ini, lagu sederhana ini dimainkan oleh Ye Futian. Meskipun lagu ini tidak memerlukan banyak keterampilan khusus, konsep artistiknya ditampilkan dengan sempurna. Untuk setiap lagu yang dimainkan, konsepsi artistik lebih penting daripada teknik yang digunakan dalam sihir musik.     

Gadis itu duduk di sebelah Ye Futian dan mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah bulan. Kedua matanya dipenuhi dengan kedamaian dan dia merasa semakin rileks. Kemudian, dia perlahan-lahan menutup matanya dan benar-benar tertidur dalam posisi duduk.     

Ye Futian berbalik untuk melirik ke arah gadis tersebut. Di bawah sinar bulan, gadis itu tertidur dengan tenang, seperti apa yang akan dilakukan oleh gadis pada umumnya.     

Di belakang mereka, seorang pelayan berjalan mendekat dan membawa gadis itu dengan lembut, sementara musik terus dimainkan. Ye Futian baru berhenti memainkan guqin setelah pelayan itu berjalan keluar dari ruangan.     

"Terima kasih," ujar pelayan itu kepada Ye Futian.     

"Tidak masalah," ujar Ye Futian dengan sopan.     

"Bahkan setelah beberapa tahun berlalu, gadis itu masih terus memikirkan peristiwa di tahun itu. Seringkali, dia akan menangis dalam tidurnya dan dia mudah marah. Aku minta maaf atas ketidaknyamanan ini," ujar pelayan itu. Dia telah merawat gadis itu selama bertahun-tahun lamanya.     

"Tidak masalah. Aku akan pergi dan beristirahat sekarang," ujar Ye Futian, setelah itu dia berbalik dan pergi.     

Kemarahan yang dimilikinya di pagi hari tadi benar-benar telah menghilang sekarang. Long Ling'er hanyalah seorang gadis yang memiliki kisah menyedihkan, jadi dia semestinya tidak bersikap terlalu serius. Namun, Ye Futian tiba-tiba merasa ada sesuatu yang aneh dan menatap ke arah Istana Barat yang megah di hadapannya. *Hah* Ternyata aku lebih menyedihkan.     

…     

Keesokan paginya, Ye Futian dibangunkan oleh sebuah suara yang keras. Sambil berjalan keluar dari ruangan, Ye Futian melihat Long Ling'er berdiri di depan pintu. Dia menatapnya dengan penuh amarah seperti sebuah boneka porselen. Ye Futian menyadari bahwa ketika Long Ling'er marah, dia terlihat sangat imut.     

"Ada apa?" Ye Futian bertanya dengan nada malas.     

"Apakah kau memainkan lagu pengantar tidur kemarin?" Long Ling'er membelalakkan matanya pada Ye Futian. Dia benar-benar tertidur setelah mendengarkan musik yang dimainkan oleh Ye Futian.     

"Itu hanya sebuah lagu yang menenangkan pikiran," ujar Ye Futian dengan santai. Mengapa kau menganggap bahwa lagu itu adalah lagu pengantar tidur?     

"Tidak ada perbedaan antara keduanya. Kenapa kau membuatku tertidur?" Gadis itu terlihat kesal.     

"Kau kelelahan dan karena itu kau tertidur dengan pulas. Apa hubungannya denganku?" 'Kenapa dia merasa kesal dengan hal ini?' pikir Ye Futian.     

"Kau..." Gadis itu menunjuk ke arah Ye Futian. Kemudian, dia menghentakkan kakinya ke atas tanah dan berbalik. "Ikutlah denganku."     

"Kemana kita akan pergi?" Ye Futian bertanya.     

"Sebagai pendamping musikalku, jelas kau akan pergi bersamaku untuk belajar memainkan guqin," ujar Long Ling'er. Ye Futian benar-benar tidak tahu harus menjawab apa dan hanya mengikutinya dari belakang. Apakah dia benar-benar harus belajar memainkan guqin dengannya?     

Lupakan saja. Aku hanya berusaha bersikap baik.     

Keduanya pergi ke depan air terjun yang mereka lihat sebelumnya, setelah itu mereka mengendarai naga es ke atas bukit. Suasana di tempat itu memang sangat elegan. Tetua yang bermarga Feng itu sudah menunggu disini. Ketika melihat kedatangan Long Linger, dia tersenyum dengan ramah.     

"Kakek Feng, aku datang kemari untuk belajar memainkan guqin," ujar Long Ling'er dengan lembut.     

"Baiklah," Tetua itu mengangguk. Lalu, dia menatap ke arah Ye Futian dan bertanya, "Siapa dia?"     

"Dia adalah Ye Futian, pendamping musikalku," jawab Long Ling'er. Tetua itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Lagipula, musik yang akan dia ajarkan pada Long Ling'er tidak bisa dipelajari oleh orang biasa jadi dia tidak merasa keberatan dengan kehadiran Ye Futian disini.     

"Aku yakin kau sudah mempelajari dasar-dasarnya; orang tuamu seharusnya juga sudah mengajarimu banyak hal. Aku akan mengajarimu cara memainkan musik secara langsung," ujar Tetua tersebut.     

"Baik," Long Ling'er mengangguk pelan.     

Tetua itu berjalan ke arah guqin miliknya. Guqin itu berbentuk seekor naga dan tampaknya terbuat dari kayu mati. Guqin itu sudah sangat tua dan tampak luar biasa.     

Kemudian dia mulai memainkan guqin secara perlahan. Ketika alunan musik menyebar, Ye Futian benar-benar merasakan bahwa musik itu bukan bagian dari dunia fana. Sebaliknya, musik itu ditujukan untuk bangsa naga.     

"Engg..." Saat ini, Ye Futian tampak tercengang. Ketika gadis itu memintanya untuk datang kemari dan belajar musik bersama-sama, dia berpikir bahwa gurunya hanya akan menunjukkan keahliannya di depan seorang ahli seperti dirinya. Namun, ketika dia mendengar musik dari Tetua itu, dia akhirnya mengerti betapa sombong dirinya.     

Pada saat ini, dia dapat merasakan sebuah arus yang tak terlihat mengalir di atas langit, seolah-olah banyak naga berdarah murni menari-nari di udara dan saling berbicara.     

Ketika mengaktifkan Meditasi Kebebasan secara, sosok-sosok yang tak terlihat di depan Ye Futian kini dapat terlihat dengan jelas. Sebuah gambaran yang mengejutkan muncul di hadapannya: dia benar-benar dapat melihat naga-naga yang menari-nari di atas langit. Naga es yang berada di samping Long Ling'er juga bergerak dengan gelisah dan naik ke atas langit dan pergi menuju Tetua tersebut. Tiba-tiba, terdengar sebuah raungan naga dari belakang bukit. Kemudian, Ye Futian melihat seekor naga yang lebih besar muncul disana. Naga itu adalah seekor naga berwarna ungu yang tubuhnya lebih besar dari naga mana-pun yang pernah dilihatnya sebelumnya. Naga ungu itu juga bergerak di belakang Tetua itu dan mengelilinginya.     

Ye Futian dapat merasakan bahwa musik itu seperti suatu bahasa yang istimewa. Musik itu bisa memanggil naga-naga ilusi dan juga naga yang sesungguhnya, serta mampu berkomunikasi dengan mereka secara spiritual. Musik itu lebih dari sekedar sebuah bahasa. Rasanya seolah-olah mereka adalah spesies yang sama.     

"Nak, seorang Dragon Whisperer dilahirkan dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan para naga. Kau harus menggunakan hatimu untuk mendengarkan dan merasakan. Ketika kau memainkan guqin, Energi Spiritual milikmu akan berubah menjadi bahasamu dan beresonansi dengan langit, bumi, dan naga. Seorang Dragon Whisperer yang berpengalaman mampu mengubah musik dan naga menjadi satu kesatuan," ujar Tetua itu secara perlahan dengan nada serius. "Hanya ketika kau bisa melakukan hal tersebut, maka kau bisa disebut sebagai seorang Dragon Master sejati."     

"Dragon Master." Kedua mata Ye Futian berbinar. Dragon Master adalah sebuah kelas yang sakral dan kuat, bahkan lebih terhormat daripada seorang Dragon Knight. Tetua di hadapannya ini jelas adalah seorang Dragon Master yang kuat. Selain itu, gadis yang suka bermain-main ini sebenarnya adalah seorang Dragon Master muda yang datang kemari untuk berlatih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.