Legenda Futian

Orang Gila



Orang Gila

0Di Gunung Penyu, Ye Futian dan Qin Li berdiri, keduanya saling berhadapan. Tekanan yang kuat masih terpancar dari Gunung Penyu tetapi mereka tetap bertarung di kondisi seperti ini.     
0

Anggota keluarga kerajaan dari Dinasti Qin membuka titik meridian naga mereka dan mengkultivasi seni bela diri. Tubuh mereka terlihat seperti seekor naga—sangat mengerikan.     

Ye Futian menggunakan teknik peningkatan tubuh-monster suci. Bentuk tubuhnya mustahil untuk ditiru dan juga sangat kuat.     

Beberapa ekor naga mengelilingi tubuh Qin Li. Roh Kehidupan dan Realisasi Dharma miliknya adalah seekor naga. Titik meridiannya telah berubah menjadi titik meridian naga dan tulang-tulangnya menjadi tulang-tulang naga. Darahnya bergejolak seolah-olah terdapat seekor naga di dalam tubuhnya.     

Qin Li tampak menyeringai ketika dia menatap ke arah Ye Futian. Di belakangnya, alunan musik ditujukan ke arahnya, yang membuatnya semakin kuat. Aura yang dipancarkan oleh Qin Li juga semakin mengerikan. Pada saat yang sama, alunan musik yang menusuk memasuki gendang telinga Ye Futian, menyerang pikirannya yang sudah lelah.     

*Boom* Yu Sheng melangkah menuju Qian Shanmu sementara Loulan Xue menuju Qin Mengruo. Liu Feiyang tidak berani ikut campur karena meskipun dia ikut mendaki bersama kelompok Ye Futian, dia tetap saja sang pangeran dari Kerajaan Liu. Dinasti Qin datang kemari untuk mengajukan lamaran pernikahan. Jika dia bertarung dengan mereka, Dinasti Qin bisa menggunakan alasan ini untuk menyerang Kerajaan Liu.     

"Kau pikir kau bisa melarikan diri dariku?" Qin Li mencibir dan mengarahkan tangannya ke depan. Delapan ekor naga melesat ke udara, terbang menuju tiga orang di depannya. Cakar-cakar yang berwarna emas itu sangat tajam, memotong apa-pun yang ada di hadapannya.     

Tripod Iblis berukuran besar muncul di tangan Yu Sheng. Diiringi dengan suara keras, tripod itu dilemparkan menuju ke semua naga tersebut. Tripod berwarna hitam itu menghancurkan segalanya, dan menghantam naga-naga yang menerjangnya.     

Hawa dingin yang mengerikan terpancar dari tubuh Loulan Xue. Dia mengeluarkan sebuah sihir es yang mampu menyegel apa-pun dalam lapisan es. Naga-naga itu langsung membeku tetapi mereka masih terus menerjang, berusaha menghancurkan segalanya. Sebuah tongkat es muncul di tangan Loulan Xue, dan tongkat itu berputar-putar di tangannya. Spiritual Qi elemen es yang tak ada habisnya menyelimuti semua naga tersebut. Lalu terdengar beberapa suara seperti retakan. Lapisan es itu pecah, bersama dengan tubuh naga-naga tersebut.     

Ye Futian mengangkat Tongkat Lima Elemen miliknya. Cahaya dengan warna yang berbeda-beda menyala ketika tongkat itu berubah menjadi sebuah tongkat berukuran besar. Tongkat itu mampu menembus langit. Tapi yang lebih buruk lagi adalah alunan musik dari Qian Shanmu. Sebuah halusinasi muncul di benak ketiganya, membuat mereka merasa bahwa setiap gerakan yang dibuat oleh Qin Li sangat luar biasa. Setiap serangan dari Qin Li mampu mengubah mereka menjadi abu.     

Qian Shanmu hanya berada di Arcana Plane tingkat rendah tetapi sebagai seorang penyihir musik terhebat dari generasi muda, Energi Spiritualnya jauh lebih kuat daripada ketiganya. Sihir-sihirnya bisa sangat membahayakan.     

"Holy Sound." Ye Futian merasa bahwa sosok Qin Li tiba-tiba menjadi tidak terbatas. Dia kini terlihat seperti seorang saint. Di Kota Chaoge, hal ini juga terjadi dalam pertarungannya melawan Qian Shanmu. Tapi kala itu targetnya adalah Qian Shanmu. Sekarang, Holy Sound digunakan untuk membantu kemampuan bertarung Qin Li.     

Qin Li membuka mulutnya dan mengeluarkan suara-suara yang tidak jelas. Ucapannya itu seperti bahasa dari bangsa naga. Auranya menjadi semakin mengerikan. Pikiran dari trio Ye Futian terguncang seolah-olah sebuah kekuatan misterius telah menimpa mereka.     

Ye Futian mengeluarkan Realisasi Dharma miliknya. Seekor kera meraung sementara tubuh Ye Futian berubah menjadi semakin mengerikan. Darahnya bergejolak dan aura Noble-nya melesat ke udara. Dia memutar-mutar Tongkat Lima Elemen miliknya dan langit seketika berubah. Langit dan bumi bergetar ketika Tongkat Lima Elemen tampaknya menghubungkan keduanya. Kera tersebut mengayunkan tongkat itu ke bawah dan langsung membelah langit.     

Ekspresi Qin Li tampak mengintimidasi dan serius dengan bantuan dari lagu Holy Sound. Saat ini dia sudah memasuki tingkat Plane yang lebih tinggi dari Ye Futian. Dia tidak perlu takut. Qin Li mengulurkan kedua tangannya dan kedua lengannya seketika berubah menjadi lengan naga. Beberapa bayangan naga mengelilingi tangannya, dan sekali lagi mencengkeram Tongkat Lima Elemen.     

Diikuti dengan suara raungan yang memekakkan telinga, bayangan-bayangan naga itu hancur. Namun Qin Li masih mencengkeram Tongkat Lima Elemen milik Ye Futian. Beberapa ekor naga mengelilingi tongkat tersebut.     

"Tongkat ini adalah harta dari Keluarga Yin. Tongkat ini harus dikembalikan kepada pemiliknya," ujar Qin Li dengan nada serius. Auranya kini terpancar dari tubuhnya. Dia adalah cucu dari Raja Qin, putra dari sang putra mahkota. Dia adalah pewaris takhta Dinasti Qin di masa depan. Dengan memiliki delapan titik meridian naga dan dibaptis dengan darah naga, ia telah berlatih menggunakan titik meridian naga oleh leluhur mereka.     

Ye Futian sedang memegang Tongkat Lima Elemen; Kera Suci berada di dalam tubuhnya. Dia menatap Qin Li dengan ekspresi dingin. Pria itu ingin merebut tongkatnya?     

Spiritual Qi elemen es dan api muncul dari Tongkat Lima Elemen. Spiritual Qi dari Gunung Penyu sepertinya juga telah berkumpul di tongkat tersebut. Sihir itu secara bertahap menyelimuti tubuh Qin Li. Kobaran api itu berubah menjadi sebuah tungku perapian. Aura Noble mengalir dari tongkat tersebut menuju ke tubuh Qin Li.     

"Kau pikir serangan seperti ini dapat melukaiku?" Qin Li memandang ke arah Ye Futian tatapan acuh tak acuh. Qin Li berada di Arcana Plane Tingkat Ketiga. Dia sangatlah kuat dan sebuah cahaya berwarna emas terpancar dari tubuhnya. Dia telah berubah menjadi seekor naga berwarna emas. Dia seperti menyembunyikan seekor naga berwarna emas di dalam dirinya dan sama sekali tidak goyah, tidak peduli seberapa ganasnya kobaran api itu membakar tubuhnya.     

*Whoosh, whoosh* Naga emas itu seperti terbakar di dalam tungku perapian. Qin Li sedikit mengerutkan alisnya saat dia mulai merasakan efek dari sihir Ye Futian. Dia melihat ke bawah dan menyaksikan bahwa kobaran api berwarna emas yang aneh itu muncul di banyak tempat. Kobaran api itu terlihat seperti kobaran api kaisar yang bisa menghancurkan sihir pertahanan apa-pun.     

*Boom* Qin Li segera melepaskan tongkat itu dari cengkeramannya dan mundur. Tapi Yu Sheng dan Loulan Xue sedang menerjang ke arah Qian Shanmu dan Qin Mengruo. Akan merepotkan jika keduanya tidak segera diatasi.     

Tripod Iblis itu semakin membesar dengan cepat. Tripod itu berubah menjadi sebuah tripod kegelapan yang melayang di udara, dan melayang di atas kepala Qian Shanmu. Tekanan iblis langsung muncul dan menimpa area sekitarnya. Tempat itu dipenuhi oleh kegelapan seolah-olah iblis telah turun ke atas bumi. Qian Shanmu memetik senar-senar guqinnya dengan cekatan. Lagu Holy Sound diarahkan pada dirinya sendiri, bukan Qin Li. Lagu itu tampaknya telah mengubah Qian Shanmu menjadi seorang saint.     

Yu Sheng muncul di bawah Tripod Iblis. Tubuhnya yang kekar memancarkan cahaya berwarna emas kegelapan. Dia mengulurkan tangan dan cahaya dari Tripod Iblis langsung berubah menjadi sebuah tombak berwarna emas kegelapan. Dia tampak seperti seorang iblis yang mengerikan dan bersiap untuk membunuh Qian Shanmu.     

Loulan Xue tiba di hadapan Qin Mengruo. Kedua matanya yang berwarna perak kini terlihat sedikit mengerikan. Kepingan salju berputar-putar di udara, menerjang ke arah Qin Mengruo. Hawa dingin itu menembus hingga ke tulang; dan mampu membekukan jiwa seseorang.     

Banyak orang yang melihat medan pertarungan ini dari sisi lain. Dibandingkan dengan Qin Yuan dan Ye Wuchen yang kini sedang mendaki Gunung Penyu, mereka lebih tertarik pada pertarungan ini.     

…     

Sementara pertarungan itu terus berlangsung, Qin Yuan dan Ye Wuchen masih mendaki menuju puncak gunung, terlihat saling mengejar satu sama lain. Tampaknya setelah menaiki tangga ini, mereka bisa bertemu dengan sang Pertapa Penyu.     

Mereka sangat kelelahan tetapi sekarang tubuh keduanya tiba-tiba dipenuhi dengan kekuatan. Kekuatan itu terpancar dari tubuh mereka. Tubuh Ye Wuchen terlihat seperti sebilah pedang. Dia berjalan ke depan dengan sangat tenang. Kedua matanya dipenuhi dengan tekad yang tak tergoyahkan.     

Sebuah kekuatan yang misterius terpancar dari tangga-tangga yang terbuat dari batu tersebut. Kekuatan itu berbentuk seperti sebuah matriks yang tak terlihat dengan untaian benang tanpa ujung. Benang itu mengalir melalui anak tangga seperti gelombang suara. Saat Ye Wuchen menginjaknya, gelombang tak kasat mata itu tampaknya berubah menjadi sebuah aura pedang paling tajam di dunia. Aura pedang itu menusuk tubuhnya, hingga nyaris terbelah. Aura pedang itu mengalir melalui tubuh Ye Wuchen dan kemudian menikamnya. Aura pedang itu menggunakan kekuatan Ye Wuchen untuk menyerang Ye Wuchen. Semakin kuat aura pedang dari Ye Wuchen, semakin kuat serangan yang diterimanya. Yang lebih mengerikan lagi, aura pedang dari tangga-tangga batu itu semakin kuat.     

Qin Yuan juga mengalami hal ini. Dia menggunakan kekuatannya untuk melawan aura pedang itu tetapi kekuatan tersebut malah berbalik melawannya, menyerang tubuhnya sendiri. Serangan ini sangat menyakitkan. Tidak hanya dia harus menerima tekanan yang dipancarkan oleh Gunung Penyu, tetapi dia juga harus menerima serangannya sendiri. Ekspresi aneh terlintas di wajah Qin Yuan yang tampan. Dia merasa kesakitan. Siapa yang akan menduga bahwa terdapat sebuah ujian yang mengerikan seperti ini?     

Tangga-tangga batu itu juga sangat panjang dan curam. Ye Wuchen terus menerus memberikan perlawanan agar bisa melanjutkan pendakian, hingga ia mencapai batasnya. Kekuatan yang semakin kuat ini juga akan digunakan untuk menyerang tubuh Ye Wuchen.     

Ye Wuchen tidak memikirkan semua itu. Dia hanya terus mendaki ke puncak. Sebuah cahaya dari bilah pedang mengelilingi tubuhnya, cahaya itu seperti menyatu dengan tubuhnya. Saat ini tubuhnya berkilau seperti sebilah pedang. Langkahnya menjadi lambat, tapi terlihat cukup stabil. Dia terus mendaki selangkah demi selangkah. Aura pedang tak berbatas mengalir di dalam tubuhnya, menusuk hingga ke sumsum tulangnya. Tapi memangnya kenapa? Jika dia bahkan tidak bisa melindungi wanita yang dicintainya, dia tidak pantas disebut sebagai pendekar pedang.     

Pendekar pedang tidak mengenal rasa takut.     

Ye Wuchen terus mendaki, selangkah demi selangkah. Rasa sakit itu semakin bertambah saat dia berjalan. Aura pedang yang tak berbatas terus menusuk tubuhnya. Satu kesalahan bisa saja membunuhnya. Aura pedang Ye Wuchen kini semakin kuat. Kekuatan yang harus dia terima juga semakin kuat. Tubuhnya hampir mencapai batas, kekuatan itu terus menusuk tubuhnya.     

Bercak darah muncul di pakaiannya. Teknik Sword Body miliknya juga rusak. Organ-organ dalamnya juga terluka oleh serangan aura pedang tersebut, tetapi Ye Wuchen tidak mundur. Langkahnya juga tidak berhenti. Bahkan, aura pedangnya semakin menguat. Dia menjadi target dari aura pedang yang siap menghancurkan tubuhnya.     

"Orang gila." Di belakangnya, Qin Yuan menderita rasa sakit yang mengerikan, wajahnya tampak kesakitan. Ketika melihat Ye Wuchen terus melaju, setiap langkah yang dibuat Ye Wuchen begitu stabil, dia mengutuk dalam hati. Apakah Ye Wuchen bersedia mempertaruhkan nyawanya untuk seorang wanita? Tapi ketika dia memikirkan misi yang sudah ia terima, Qin Yuan juga tidak akan menyerah. Dia terus melanjutkan pendakian.     

Setelah beberapa saat, Qin Yuan sudah berada setengah jalan dari puncak gunung. Ketika melihat sebagian rute yang tersisa, Qin Yuan tampak kesakitan. Ye Wuchen sudah melewati titik tersebut. Darah terus menetes ke atas tangga batu. Qin Yuan bahkan tidak tahu apakah Ye Wuchen bisa bertahan hidup hingga mencapai puncak gunung.     

Aura pedang dari area sekitarnya menusuk tubuh Ye Wuchen, menyerangnya secara bertubi-tubi. Ye Wuchen mendongak, tatapan matanya masih terlihat yakin seperti sebelumnya. Namun, langkahnya menjadi goyah. Serangan itu terlalu menyakitkan.     

Satu sosok muncul di benaknya. Mereka tidak memiliki hubungan yang dramatis. Hubungan mereka mengalir begitu saja, seperti aliran air. Ketika mereka sesekali bertemu mata, mereka tersipu malu. Tapi emosi-emosi yang sederhana ini menghangatkan hati Ye Wuchen.     

Tiga kata dalam surat yang diterimanya di gunung: 'bisakah kau datang?'     

Dia telah datang. Dan karena dia telah datang kemari, dia akan melakukan apa-pun. Dia telah berjanji; Dia akan melindunginya. Jika dia tidak bisa melakukannya, dia akan membiarkan semua pedang ini menembus jantungnya dan membunuhnya.     

Ye Wuchen terus bergerak maju!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.