Legenda Futian

Guru Sangat Pemalas



Guru Sangat Pemalas

0Setelah berita besar seperti itu menyebar di Wilayah Barren Timur, para murid dari Pondok merasa sedikit gelisah. Mereka menerima berita bahwa istana Qin sedang mengadakan perjamuan untuk memanggil semua kultivator kuat di Wilayah Barren Timur untuk menyerang Pondok.     
0

Jika pertempuran sebesar ini benar-benar terjadi, banyak orang akan tewas tidak peduli pihak mana yang memenangkan pertempuran ini.     

Tapi Pondok masih tampak sepi seperti biasanya. Hanya Ye Futian yang merasa gelisah. Bagaimanapun juga, peperangan ini terjadi akibat perbuatannya.     

"Kakak Kedua, aku mendengar bahwa istana Qin telah mengadakan perjamuan hari ini. Raja Qin mungkin memanggil seluruh pasukan di Wilayah Barren Timur untuk melawan Pondok." Ye Futian menemui Zhuge Hui untuk bertanya padanya. Saat ini Zhuge Hui terlihat begitu tenang sambil duduk di atas ayunan. Dia terlihat sangat cantik tapi Ye Futian tidak dalam suasana hati yang baik untuk memujinya.     

Zhuge Hui tersenyum padanya. "Bukankah aku menyuruhmu untuk pergi berkultivasi? Jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-apa untuk saat ini."     

Ye Futian menggaruk kepalanya dengan bingung. "Bagaimana kakak bisa mengetahuinya?"     

"Dinasti Qin menginginkan seluruh pasukan di Wilayah Barren Timur untuk melawan Pondok. Guru kita sangat pemalas dan kita tidak dapat menemukannya sehingga siapa yang bisa bertanggung jawab untuk saat ini?" Zhuge Hui bertanya.     

Ye Futian menggaruk kepalanya. "Kakak?"     

"Aku sedang sibuk. Kau masih memiliki Kakak Pertama."     

Sambil memutar matanya, Zhuge Hui berkata, "Ketika Klan Pedang Fuyun menghina guru kita, Kakak Pertama langsung pergi ke markas mereka. Sekarang, orang-orang itu ingin menyerang Pondok. Dia bisa saja pergi ke pasukan mana-pun dan aliansi itu akan berantakan. Pondok tidak sama seperti Kerajaan Liu. Dinasti Qin tidak sepenuhnya percaya diri pada kemampuannya jadi dia membutuhkan banyak orang untuk membantunya. Mereka tidak bodoh, hanya saja, Kakak Pertamamu sudah terlalu lama tidak meninggalkan gunung sehingga mereka lupa akan keberadaannya."     

Ketika mendengar hal ini, Ye Futian dapat sedikit bernapas lega. Kekuatan dari Kakak Pertama pasti telah meningkat selama beberapa tahun terakhir. Untuk menghadapi pertarungan seperti ini, mereka harus memiliki kepercayaan diri. Kalau tidak, siapa yang tidak takut dengan Kakak Pertama, seperti yang dikatakan oleh Kakak Kedua?     

"Dengan kekuatan Kakak Pertama saat ini, ia mungkin bisa mengalahkan pemimpin dari Klan Pedang Fuyun, bukan?" Ye Futian bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Hasil pertarungan mereka kala itu berakhir dengan hasil seimbang, tetapi bakat yang dimiliki oleh murid dari Pondok biasanya jauh lebih baik daripada kebanyakan orang.     

"Kakak Ketigamu semestinya menjadi orang yang paling tahu tentang kemampuan dari Kakak Pertama. Karena dia telah membunuh Pangeran Qin, pangeran itu telah mati sia-sia," ujar Zhuge Hui. "Kakak Ketigamu mungkin hanya ingin membantu Kerajaan Liu."     

"Oh." Ye Futian mengangguk sambil mengela napas dalam hati. Sangat disayangkan bahwa Kerajaan Liu berakhir dengan cara yang menyedihkan. Mereka belum bisa membalaskan dendam Kerajaan Liu.     

"Pria seperti apakah Kakak Pertama itu?" Ye Futian bergumam. Dari semua murid di Pondok, Kakak Pertama adalah satu-satunya yang belum pernah dia temui.     

Bulu mata Zhuge Hui bergerak. Dia tersenyum dan berkata, "Seperti sebongkah batu."     

"Sebongkah batu?" Ye Futian tidak mengerti.     

"Ya." Zhuge Hui mengangguk. "Dia memiliki temperamen yang buruk dan sangat keras kepala."     

"Kau membicarakanku lagi," sebuah suara berbicara dari kejauhan. Zhuge Hui terkekeh dan mendongak ke arah tertentu. Jelas, dia sudah menyadari kehadirannya.     

Beberapa orang berjalan mendekat. Pria yang berada di bagian depan mengenakan pakaian berwarna hitam. Pria itu adalah Sword Saint yang datang dari Dinasti Qin. Luo Fan, Xue Ye, dan Yi Xiaoshi berdiri di sampingnya.     

"Kakak Pertama, apa aku salah?" Zhuge Hui bertanya, sambil menyeringai.     

"Baiklah, kau selalu benar," ujar Sword Saint sambil tersenyum. Kedua matanya yang biasanya tampak serius kini terlihat lebih lembut. Dia tidak akan menatap adik-adik juniornya sama seperti menatap Dinasti Qin.     

Ye Futian mengamati sang pendatang baru. Ini adalah pertemuan pertama mereka. Ini juga pertama kalinya dia melihat Kakak Kedua kehilangan auranya yang berwibawa di hadapan para murid dari Pondok. Tatapan mata dan percakapan mereka yang sederhana terasa seperti hubungan antara saudara kandung pada umumnya.     

Tidak peduli berapa banyak legenda yang ada dan seberapa legendarisnya mereka, mereka akan menjadi orang biasa ketika berkumpul dengan keluarga mereka.     

"Adik Junior," panggil Sword Saint, sambil menatap ke arah Ye Futian.     

"Kakak Pertama," Ye Futian menyapanya dengan senyuman lebar. "Aku selalu bertanya-tanya seperti apa sosok Kakak Pertama saat bercakap-cakap dengan Kakak Kedua. Sekarang aku tahu bahwa kakak benar-benar tampan, luar biasa, karismatik, kuat..."     

Sword Saint berkedip sambil memandang Ye Futian sebelum akhirnya tertawa. "Tidak heran ketika aku mendengar bahwa kakak keduamu memanjakanmu," ujarnya. "Kau memang hebat."     

Di samping Sword Saint, Yi Xiaoshi merasa kesal. Ini juga pertemuan pertama mereka, tetapi perbedaan perlakuan antara Ye Futian dan dirinya terlalu mencolok. Dia merasa terkesan dengan sikap tidak tahu malu yang dimiliki adik juniornya ini.     

"Kakak Pertama." Satu sosok kecil berlari mendekat. Beitang Xing'er menatap ke arah sosok legendaris ini, ia merasa sedikit gugup karena itu juga pertemuan pertama mereka.     

"Aku sudah lama mendengar bahwa guru merekrut seorang adik perempuan yang cantik. Pemuda-pemuda ini sangat beruntung." Sword Saint terkekeh.     

Ketika mendengar pujian tersebut, Beitang Xing'er tersipu malu. "Aku akan pergi memanggil Kakak Ketiga." Setelah itu, dia berbalik dan berlari menjauh.     

"Adik Kelima, pergilah memasak. Adik Keempat, bantu kakakmu memasak. Adik Ketujuh, ambillah anggur yang enak," perintah Zhuge Hui. Semua orang mengangguk dan pergi melaksanakan tugas masing-masing sambil memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan cemburu. Orang ini tidak melakukan apa-apa...     

"Kakak, apakah kau baru saja kembali dari Dinasti Qin?" Zhuge Hui bertanya.     

"Kau memang pintar." Sword Saint tersenyum padanya. "Aku pergi mengunjungi Dinasti Qin dan memutuskan untuk mampir ke Pondok. Aku belum pernah bertemu adik-adik juniorku."     

Di samping mereka, Ye Futian tertegun. Kakak Pertama telah berbicara tentang kunjungannya ke Dinasti Qin dengan begitu santai. Dia bertanya-tanya betapa menakjubkannya kunjungannya itu.     

Pangeran Qin Ge dari Dinasti Qin telah tewas terbunuh di tangan Gu Dongliu. Dinasti Qin ingin menyerang Pondok sehingga Kakak Pertama mengunjungi mereka ketika seluruh Wilayah Barren Timur dijaga ketat. Kunjungannya itu pasti sangat mengesankan dan berani.     

Tampaknya prediksi Kakak Kedua benar tetapi alih-alih pergi ke pasukan lainnya, Kakak Pertama justru pergi mengunjungi Dinasti Qin.     

"Adik Junior kita merasa khawatir bahwa Wilayah Barren Timur akan bersekutu untuk melawan kita," ujar Zhuge Hui. "Sekarang dia dapat bernapas lega."     

Ye Futian tersenyum dan bibirnya terlihat gemetar. Karena Kakak Pertama telah pergi ke Dinasti Qin dan datang ke Pondok dalam keadaan utuh, dia pasti telah menyelesaikan masalah dengan Dinasti Qin.     

"Mereka tidak akan berani untuk membentuk aliansi dan melawan Pondok," ujar Sword Saint. "Tapi karena Dinasti Qin telah menyatakan perang, kondisi di Wilayah Barren Timur tidak akan damai. Kalian harus tetap berhati-hati."     

Zhuge Hui mengangguk pelan. Persaingan dua pasukan ini telah terbentuk. Bahkan jika Dinasti Qin tidak berani bertarung secara langsung, perang tidak akan bisa mereka hindari sejak pernyataan perang dari Dinasti Qin diumumkan. Mereka hanya tidak berani menunjukkan senjata rahasia mereka sekarang dan memulai peperangan besar-besaran.     

"Tidak ada berita mengenai guru?" Sword Saint bertanya.     

"Kakak, kau juga mengenalnya dengan baik. Mungkin dia sedang mencari murid cantik lainnya," gumam Zhuge Hui. "Ini semua salahnya karena tidak mengawasi guru dengan baik."     

"Kau pikir Adik Ketiga bisa membuat guru tinggal disini meskipun guru ingin pergi dari Gunung Buku?" ujar Sword Saint. "Kau tahu sendiri betapa malasnya guru kita."     

Ye Futian ikut mendengarkan pembicaraan itu dan ia merasa canggung. Legenda macam apa guru mereka itu?     

"Kakak Pertama, kau benar-benar membelaku kali ini." Gu Dongliu yang tampan berjalan mendekat. Dia melirik ke arah Zhuge Hui, yang langsung memalingkan muka, ia tidak merasa ingin memberinya perhatian.     

Ketika melihat perilaku kedua adiknya itu, Sword Saint menggelengkan kepalanya. "Kalian berdua…"     

"Seberapa malas guru kita itu?" Ye Futian bertanya.     

"Berapa banyak murid yang dia terima? Dan dia hanya menerima mereka tanpa mengajari mereka apa-pun. Menurutmu seberapa malas dia?" Kakak Kedua bertanya.     

Ye Futian semakin merasa malu. Hanya ada tujuh murid sebelum dia bergabung di Pondok. Dan sang guru hanya menerima mereka tanpa mengajari apa-pun... dia benar-benar pemalas.     

"Begitu banyak orang yang beranggapan bahwa guru ingin menguasai Wilayah Barren Timur." Sambil menggelengkan kepalanya, Sword Saint berkata, "Andai saja orang tua itu memiliki ambisi seperti itu."     

Kedua mata Zhuge Hui berbinar. Jika seseorang mengetahui betapa malasnya guru mereka itu, dia juga akan mengetahui betapa anehnya jika guru mereka menguasai Wilayah Barren Timur.     

"Berapa kali orang-orang pernah melihatnya? Bagaimana mereka bisa memahami ambisinya?" Gu Dongliu berkata dengan tenang. Bahkan tokoh-tokoh terkemuka itu tidak bisa mengatakan bahwa mereka memahami guru dari Pondok.     

Ketiga orang ini mungkin murid yang paling mengenal guru mereka tetapi ketiganya tetap saja tidak dapat menemukan keberadaan gurunya.     

Saat mereka mengobrol, anggur dan makanan telah disiapkan. Yu Sheng dan Loulan Xue juga datang. Sejak Ye Futian bergabung di Pondok, ini adalah pertama kalinya semua murid dari Pondok berkumpul bersama.     

Suasana begitu santai dan menyenangkan seperti biasanya. Murid-murid ini adalah para tokoh legendaris di dunia luar. Tapi disini, mereka semua adalah orang-orang biasa yang mengobrol secara normal.     

…     

Di dunia luar, kehadiran Sword Saint di Dinasti Qin telah menyebabkan kehebohan. Dinasti Qin mengajak seluruh pasukan di Wilayah Barren Timur untuk menyerang Pondok tetapi dia telah gagal. Kehadiran Sword Saint di Istana Qin telah membubarkan aliansi yang mereka buat. Tidak ada yang berani mengambil risiko untuk melawan Sword Saint.     

Aura pedang besar yang tersisa di istana kekaisaran itu juga menunjukkan kepada Raja Qin bahwa tingkat kultivasi Sword Saint adalah yang terhebat di Wilayah Barren Timur. Siapa-pun yang ingin menyerang Pondok telah mengetahui konsekuensinya. Mereka tidak bisa melarikan diri dari balas dendam Sword Saint.     

Tentu saja, mereka tidak bisa mengirim pasukan secara langsung tetapi Klan Pedang Fuyun dan Kuil Royal Xuan telah menyetujui untuk bersekutu dengan Dinasti Qin. Pasukan yang kuat ini tidak berani melawan Sword Saint tetapi mereka tidak bisa mundur dari perang ini.     

Berhari-hari kemudian di Dunia Barren Kuno, banyak murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur yang sedang berkultivasi di sebuah peninggalan. Saat itu, sekelompok kultivator kuat turun dari langit. Mereka berasal dari Dinasti Qin; pemimpin kelompok tersebut adalah Qin Li. Dia melambaikan tangannya dan langsung mengepung orang-orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur.     

"Buat mereka lumpuh mereka dan pergi," perintah Qin Li dengan nada serius. Anak buahnya langsung menyerang mereka.     

Orang-orang yang menyaksikan merasa ketakutan dan menyingkir ke bagian samping. Murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur berusaha melawan tetapi pada akhirnya mereka semua dibuat lumpuh dan dibawa pergi oleh pasukan Qin Li.     

Jantung orang-orang berdegup kencang. Seperti yang telah diprediksi, Dinasti Qin tidak mengirim pasukan secara langsung ke Gunung Buku. Tetapi mereka ingin menjadi penguasa di Wilayah Barren Timur. Mereka tidak bisa membiarkan Qin Ge mati sia-sia.     

Secara tidak langsung, perang telah dimulai.     

Setelah itu, Dinasti Qin mengirim berita bahwa Perguruan Tinggi Barren Timur dapat menyerahkan Liu Feiyang dan Liu Chenyu untuk ditukar dengan murid-murid mereka yang tertangkap oleh Qin Li.     

Perguruan Tinggi Barren Timur sangat marah. Mereka tahu bahwa Liu Feiyang dan Liu Chenyu hanya dijadikan sebuah alasan untuk memulai perang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.