Legenda Futian

Di Gunung Langit



Di Gunung Langit

0Sambil berdiri di kaki Gunung Langit, Zhuge Hui mendongak ke arah puncak gunung di depannya itu. Dia bisa merasakan bahwa tekanan yang dipancarkan dari Gunung Langit semakin kuat setelah lonceng itu berbunyi.     
0

"Apakah gunung ini benar-benar memiliki sebuah roh di dalamnya? Apakah aura dari kedua kaisar itu benar-benar mengawasi dan menjaga agar para Noble tidak melangkahkan kaki ke gunung ini?" Zhuge Hui bertanya.     

Suara lonceng itu berbunyi dari Gunung Langit karena suatu alasan, sehingga mendorong kembali semua Noble yang berusaha mendaki Gunung Langit.     

"Jika aura dari kedua kaisar itu benar-benar berada disini, dua kaisar tersebut tidak perlu melakukan hal seperti ini," gumam Gu Dongliu, sambil mendongak ke puncak gunung di depannya.     

Donghuang Agung adalah penguasa dari Prefektur Suci di Timur. Dia tidak akan peduli dengan tingkat Plane dari orang-orang yang mendaki Gunung Langit.     

"Kurasa kedatangan kita akan sia-sia." Xue Ye dan Luo Fan juga merasa kesal setelah mengetahui bahwa mereka tidak bisa mendaki Gunung Langit.     

"Xiaoshi, Xinger, Adik Junior, hanya kalian yang bisa mendaki gunung ini," ujar Luo Fan.     

Ye Futian mengangguk. Dia menatap ke arah puncak gunung yang tinggi. Salju turun secara perlahan-lahan, yang menutupi banyak orang dalam lapisan salju berwarna putih.     

Murid-murid dari Pondok bukan satu-satunya pasukan yang menyadari hal ini. Para tetua gunung dari Perguruan Tinggi Barren Timur juga menasihati generasi muda mereka. Hal yang sama juga terjadi pada Dinasti Qin, Qin Yu memberi tahu pasukannya, "Qin Li, sepertinya hanya kalian yang bisa mendaki gunung ini."     

"Baik, ayah." Qin Li mengangguk.     

"Jangan ragu-ragu jika kau memiliki kesempatan." Kedua mata Qin Yu bercahaya. Dia masih belum membalaskan dendam Qin Ge dengan membunuh Gu Dongliu.     

"Aku mengerti." Kedua mata Qin Li terlihat serius.     

Disamping mereka, Nona Yuxiao dari Klan Donghua memandang ke arah Hua Qingqing. Dia bergumam, "Qingqing, apa kau ingin mencobanya?"     

"Ya." Hua Qingqing mengangguk. Dia ingin melihat tempat seperti apakah Gunung Langit ini.     

Lu Nantian memandangnya dengan tatapan mata yang lembut. Dia mengulurkan tangan seolah-olah ingin membelai wajah Hua Qingqing yang sempurna. Tetapi seolah takut akan mengotori kesucian gadis itu, dia hanya membelai rambutnya. "Turunlah jika kau menghadapi bahaya di atas sana," ujar Lu Nantian dengan lembut.     

"Baiklah," jawab Hua Qingqing.     

"Tolong jaga dia baik-baik," Lu Nantian mengingatkan para murid dari Klan Donghua yang mendampingi Hua Qingqing.     

Mereka semua mengangguk. Jika semuanya berjalan dengan lancar, Lu Nantian akan menjadi pemimpin berikutnya dari Klan Donghua; Hua Qingqing akan menjadi pendampingnya. Qian Shanmu juga berbakat tetapi kemampuannya masih jauh jika dibandingkan dengan Lu Nantian.     

Hua Qingqing dan orang-orang dari Klan Donghua mulai berjalan ke depan. Lady Yuxiao bergumam, "Legenda mengatakan bahwa hanya mereka yang memiliki hati yang murni yang mampu mendaki Gunung Langit. Qingqing memiliki hati yang murni dan suci. Jika ada seseorang yang bisa mendaki hingga ke puncak gunung, aku yakin Qingqing akan berhasil melampaui pencapaian para kultivator dari Kuil Qianqiu."     

"Saya juga yakin akan hal itu." Lu Nantian tersenyum sambil memandang ke arah punggung Hua Qingqing. Dia berharap agar Hua Qingqing bisa melihat pemandangan dari Gunung Langit.     

Pada saat ini, Gu Zhiqiu menatap ke arah pemimpin dari Klan Penyihir yang telah terdorong kembali ke kaki gunung. Pria itu mengangguk kepadanya dan berkata, "Hanya kau yang bisa menanamkan kekuatan iblis pada orang lain. Gunung Langit tidak bisa menghentikanmu. Pergilah, kau tidak perlu merasa cemas. Pemanggilan Kaisar Agung itu ditujukan untukmu."     

Gu Zhiqiu memandang ke arah gurunya. Bisakah dia melakukannya? Bahkan orang paling berbakat dari Wilayah Barren Timur akan kehilangan kepercayaan diri ketika berhadapan dengan Gunung Langit yang pernah dikunjungi oleh dua Kaisar Agung.     

"Kakak senior, kau bisa melakukannya," ujar Gu Biyue, sambil tersenyum. Gu Zhiqiu mengangguk. Dengan tatapan mata yang meyakinkan, dia terus berjalan ke depan.     

Sang Arhat juga melihat ke arah kaki gunung. Seorang biksu disana menyatukan tangannya dan merapalkan mantra. Sang Arhat melakukan hal yang sama dan berbalik untuk mendaki gunung di depannya.     

Qi Ao masih bersama dengan orang-orang dari Klan Pedang Fuyun. Hanya perwakilan gunung ketujuh yang tidak hadir dari tujuh gunung di Klan Pedang Fuyun. Ye Wuchen, seorang pendekar pedang dari gunung ketujuh, telah dikeluarkan oleh sang pemimpin klan. Sekarang, dia tinggal bersama Ye Futian.     

Para kultivator kuat dari Klan Bulan, Kuil Royal Xuan, Keluarga Ji, dan yang lainnya secara bertahap juga mulai mendaki. Beberapa orang telah mempercepat langkah mereka tetapi tidak banyak yang mampu mengejar mereka. Jika pendakian ini sangat mudah, mereka tidak akan menunggu selama ini.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Sekelompok murid dari Pondok, Perguruan Tinggi Barren Timur, dan Gunung Sword Saint berangkat bersama-sama.     

"Ikuti mereka," ujar Zhuge Hui pada Xue Ye dan Luo Fan. Keduanya memahami maksud dari kakak senior mereka; dia ingin mereka mengikuti kelompok Ye Futian. Meskipun mereka tidak ingin mendaki gunung itu lagi, mereka harus menghentikan para Noble dari Dinasti Qin dan kelompok-kelompok lainnya. Ketika mereka tidak bisa melanjutkan pendakian, para Noble dari Dinasti Qin juga tidak akan bisa mendaki lebih jauh lagi.     

Begitu banyak orang yang mendaki Gunung Langit. Ye Futian dapat merasakan aura yang samar mulai menimpa tubuhnya. Terdapat pula kekuatan jahat yang mempengaruhi auranya. Aura spiritual tanpa bentuk ini tampaknya ada dimana-mana.     

Ye Futian belum mendaki terlalu jauh. Dia melihat kelompok dari Klan Bulan tetapi sayangnya, ia tidak melihat Jieyu meskipun Chu Yaoyao hadir disana.     

"Halo, peri." Ye Futian melihat satu sosok yang tidak asing baginya. Dia adalah Yun Rou, murid dari Xiao Yueju dan juga kakak senior dari Jieyu.     

Yun Rou tersenyum pada Ye Futian. Pria ini sangat pandai merayu. Namun, dia tidak mengatakan apa-pun pada Ye Futian. Situasi di Wilayah Barren Timur sedang kacau dan Klan Bulan tidak ingin memihak siapa-pun.     

Rute pendakian gunung itu sangat luas dan semua kelompok yang terdiri dari para kultivator terus melanjutkan pendakian. Salju melayang turun dari Gunung Langit, membawa hawa dingin bersamanya. Seluruh gunung ini ditutupi oleh lapisan salju berwarna putih.     

Pergerakan beberapa orang cukup cepat; sementara yang lainnya lambat. Kelompok Ye Futian mempertahankan kecepatan mereka, tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat. Mereka bisa merasakan tekanan tak berbentuk dan kekuatan jahat itu semakin kuat saat mereka mendaki ke puncak gunung.     

Beberapa orang di Arcana Plane mulai merasakan tekanan tersebut.     

"Seberapa tinggi gunung ini?" Ye Futian bertanya pada Du Ming dari Gunung Sword Saint.     

Du Ming adalah murid dari Mo Xie. Dia adalah generasi ketiga dari Gunung Sword Saint. Dia lebih tua dan lebih terampil daripada Ye Futian tetapi ia harus memanggilnya "saudara guru." Reputasi yang dimiliki oleh Pondok membuat mereka tidak bisa berkata apa-apa.     

"Tidak ada yang mampu untuk naik ke puncak gunung selama bertahun-tahun," jawab Du Ming. "Aku tidak tahu setinggi apa gunung ini. Rumor mengatakan bahwa gunung ini setinggi langit dan mendakinya sama dengan memanjat langit."     

Ye Futian tidak bisa menjawabnya. Ketika dia mendaki Gunung Penyu, dia setidaknya bisa memperkirakan ketinggiannya. Meskipun kali ini dia bisa terbang di Gunung Langit, dia tidak tahu seberapa tinggi gunung ini. Puncaknya berada di atas awan.     

"Sebaiknya kita mempercepat langkah kita," ujar Ye Futian. Semua orang mempercepat langkahnya. Saat mereka melanjutkan pendakian, suara jeritan terdengar disamping Ye Futian. Dia melihat ke arah Elang Angin Hitam yang sedang mengepakkan sayapnya. "Ada apa?"     

Elang itu menundukkan kepalanya; anggota tubuhnya terkulai di atas tanah.     

"Kau bisa melakukannya." Ye Futian menepuk-nepuk dahi Elang Angin Hitam. Kedua mata elang tersebut kembali terlihat serius dan mengangguk dengan terpaksa. Elang itu terus menuju puncak gunung bersama Ye Futian.     

Ketika mereka terus mendaki, mereka secara bertahap pindah ke bagian tengah gunung. Berbagai puncak gunung menjulang di atas mereka, yang mengelilingi mereka di bagian tengah gunung. Jantung Ye Futian berdegup kencang seolah-olah terdapat sebuah ritme yang aneh. Kekuatan jahat itu semakin kuat dan kedua mata Elang Angin Hitam memancarkan cahaya berwarna merah saat elang itu menatap ke arah depan.     

Banyak orang berhenti disini.     

Kelompok Ye Futian terus mendaki dan melihat sebuah ngarai di depan mereka. Di dinding ngarai tersebut terdapat lukisan Burung Iblis. Terdapat pula lukisan seekor roc hitam dengan sayap dan cakar berwarna hitam yang tajam. Keduanya seperti berasal dari neraka. Setiap lukisan itu tampak bersiap-siap untuk melompat keluar dari dinding. Terdapat banyak mayat bergelimpangan di rute pendakian tersebut. Beberapa mayat bahkan ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan.     

Ye Futian hanya melirik ke arah dinding tersebut, namun ia sudah dapat merasakan seekor Burung Iblis memasuki pikirannya. Dia langsung memalingkan muka dari dinding tersebut.     

Sang Arhat dan orang-orang dari Kuil Qianqiu berada di tengah-tengah dinding itu sekarang. Mereka diselimuti oleh cahaya sang Buddha. Monster-monster iblis itu tidak bisa menjangkau mereka. Burung-burung Iblis itu tampaknya terbang ke arah mereka tetapi segera dihentikan oleh cahaya sang Buddha.     

Kuil Qianqiu memiliki peluang paling besar untuk mencapai puncak gunung, banyak orang berpikiran seperti itu ketika melihat pemandangan ini.     

Para kultivator kuat dari Dinasti Qin maju terlebih dahulu. Mereka mengaktifkan Teknik Imperial Dragon. Raungan naga memenuhi langit dan bayangan beberapa ekor naga melindungi mereka saat mereka berjalan melewati ngarai tersebut. Mereka melewati area tersebut tetapi mereka tidak beranjak dari tempatnya. Sebaliknya, mereka melihat kembali ke arah kelompok Ye Futian. Klan Penyihir mengikuti mereka, sambil menunjukkan kemampuan mereka sendiri.     

Pada saat ini, seorang wanita cantik yang terlihat tenang keluar dari kerumunan orang. Banyak orang menatapnya. Hua Qingqing, salah satu dari wanita tercantik di Wilayah Barren Timur, akan maju seorang diri?     

"Nona." Qian Shanmu dan banyak murid Klan Donghua lainnya berjalan mendekat.     

"Tidak perlu," Hua Qingqing berkata dengan lembut. Alunan musik berdenyut di tubuhnya dan sebuah cahaya suci menyelimuti tubuhnya. Alunan musik mengalun dari Hua Qingqing saat dia berjalan ke depan. Alunan musiknya terdengar begitu murni, tanpa ada keburukan yang mengganggunya. Burung-burung Iblis yang jahat itu sepertinya melintasi tubuh Hua Qingqing tanpa perlu menyentuhnya.     

"Seperti yang diharapkan dari putri Klan Donghua," Qin Li memujinya.     

"Saudara Guru, apakah kami perlu mengawalmu?" Du Ming bertanya.     

"Tentu." Ye Futian langsung mengangguk, yang membuat orang-orang dari Gunung Sword Saint merasa terkejut. Saudara guru satu ini tetap saja berasal dari Pondok. Du Ming baru saja menawarkan bantuan untuk bersikap sopan dan dia dengan mudah menerimanya?     

"Matriks Pedang Besar," ujar Du Ming. Para murid dari Gunung Sword Saint berdiri bersama-sama untuk membentuk sebuah matriks. Cahaya dari semua pedang mereka menciptakan sebuah tirai cahaya, yang mengelilingi mereka semua.     

"Pondok akan menggunakan trik semacam ini?" ujar sebuah suara yang terdengar mengejek.     

Ye Futian menoleh dan melihat Qi Ao serta orang-orang dari Klan Pedang Fuyun berdiri disana. Setelah itu, mereka mengumpulkan aura pedang dan mengubahnya menjadi cahaya pedang yang menyilaukan. Cahaya itu melesat ke atas langit dan kelompok Qi Ao berhasil melewati ngarai tersebut. Ketika mereka mencapai bagian ujung dari ngarai, mereka berbalik dan memandang ke kelompok Ye Futian dengan tatapan mata yang mengejek.     

Banyak orang memandangi kelompok mereka dengan tatapan mata yang aneh. Mereka sudah mengantisipasi bahwa para murid dari Pondok dapat dengan mudah melewati ngarai tersebut. Mereka tidak berpikir bahwa Pondok tidak bisa melewatinya tetapi hal ini masih mengecewakan bagi mereka.     

"Apakah kita sedang diremehkan?" Yi Xiaoshi bertanya.     

"Sepertinya begitu." Ye Futian mengangguk.     

"Kami akan pergi duluan. Kau bisa melakukannya." Yi Xiaoshi menepuk bahu Ye Futian.     

Ye Futian menatap Yi Xiaoshi. "Bukankah seharusnya kakak yang melakukannya?"     

"Aku tidak perlu melakukannya jika kau bisa mengatasinya." Yi Xiaoshi memandang ke arah Du Ming. "Ayo kita pergi."     

"Baik." Du Ming mengangguk. Matriks pedang besar itu mengawal orang-orang melintasi ngarai tersebut dan meninggalkan Ye Futian sendirian di belakang. Bahkan Elang Angin Hitam ikut bersama mereka.     

"Apa kau bisa mengatasi ini?" Ye Futian bergumam pada dirinya sendiri saat dia berjalan ke depan.     

Banyak orang memandangnya ketika dia melangkah ke jalan setapak diantara dinding-dinding ngarai. Lukisan di dinding itu tampak hidup, seolah-olah telah bersiap untuk menerjang Ye Futian.     

Tatapan mata semua orang tertuju padanya, sambil menyaksikan Ye Futian berjalan melewati ngarai tersebut. Qin Li dan Qi Ao menyipitkan mata mereka. Apakah orang ini ingin mati?     

Burung-burung Iblis yang mengerikan itu langsung menerjang ke arahnya, bersiap-siap untuk masuk ke dalam pikiran Ye Futian. Sebagian orang bahkan menutup mata mereka. Begitu banyak orang yang telah tewas dengan cara seperti ini.     

"Menyebalkan."     

Mereka mendengar kata-kata Ye Futian dan merasa terkejut ketika mereka menyaksikan Ye Futian berjalan ke depan dan tidak terpengaruh oleh Burung-burung Iblis itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.