Legenda Futian

Raja Qin



Raja Qin

0Para kultivator dari berbagai pasukan besar telah pergi meninggalkan Gunung Langit. Di kaki gunung, masih terdapat banyak orang disana, tetapi mereka semua berada di bawah Noble Plane. Hanya sebagian kecil dari mereka yang berasal dari pasukan besar.     
0

Orang-orang di Gunung Langit turun satu per satu. Secara bertahap, orang-orang di kaki gunung juga mulai pergi meninggalkan Gunung Langit. Setelah mencoba mendakinya sendiri, mereka tahu bahwa bahkan jika suara lonceng dari gunung itu benar-benar panggilan dari kaisar agung, pada akhirnya mereka tidak akan bisa mendapatkan apa-pun. Tentu saja, beberapa dari mereka memutuskan untuk tetap tinggal di kaki gunung, terutama mereka yang berasal dari Wilayah Barat di Wilayah Barren Timur. Gunung Langit yang menjulang tinggi ini adalah tempat suci di Wilayah Barat.     

Waktu terus berlalu dengan lambat. Banyak rumor tersebar di kaki Gunung Langit. Menurut mereka yang baru saja turun dari gunung, mereka bisa mendengar alunan musik yang sangat elegan datang dari butiran-butiran salju yang menari-nari di atas langit. Hal itu dapat terjadi karena konsepsi artistik dari musik itu telah menyatu dengan Gunung Langit ketika kedua kaisar agung memainkan lagu itu di masa lalu.     

Terdapat pula orang-orang yang mengatakan bahwa suara lonceng dari Gunung Langit, beserta musik itu, muncul karena Donghuang Agung merindukan sahabatnya, yaitu Kaisar Ye Qing, yang telah menjadi rekannya ketika ia menjelajahi dunia. Oleh karena itu, auranya melintasi ruang dan waktu yang tak terbatas dan mencapai tempat ini, mempengaruhi Gunung Langit dan menghasilkan suara lonceng tersebut.     

Legenda tentang dua kaisar itu mulai menyebar lagi. Bahkan hingga hari ini, banyak orang masih tidak mengerti mengapa Kaisar Ye Qing meninggal secara tiba-tiba, dan mengapa Donghuang Agung memerintahkan semua orang untuk menghancurkan patung-patung Kaisar Ye Qing di seluruh dunia. Apakah keberadaan Kaisar Ye Qing membahayakan posisinya?     

"Dua sahabat yang pernah menjelajahi dunia bersama-sama pada akhirnya saling berselisih karena perebutan kekuasaan, dan semuanya berakhir dengan kematian salah satu dari mereka. Namun, meskipun Kaisar Ye Qing telah gagal dan meninggal dunia, Donghuang Agung mungkin masih merindukannya." Orang-orang di kaki Gunung Langit sedang mengobrol.     

"Aku ingin tahu orang seperti apa mereka sebenarnya. Sayang sekali aku tidak dilahirkan pada era itu untuk menyaksikan legenda mereka secara langsung," ujar seorang pemuda, sambil tersenyum. Kedua kaisar itu telah menyatukan dunia dan telah mengalami banyak kesulitan.     

Tiba-tiba, seseorang berkata, "Jelas mereka adalah orang-orang yang peduli dengan dunia ini." Beberapa orang yang sedang mengobrol menoleh dan melihat seorang lelaki tua berpakaian compang-camping berjalan di samping mereka. Dia mempunyai botol anggur tergantung di bajunya. Lelaki tua itu berjalan menuju kaki Gunung Langit dan berdiri disana dengan tangan berada di belakang punggungnya. Sambil menatap ke arah puncak Gunung Langit, tampaknya dia benar-benar memiliki temperamen yang luar biasa.     

"Tetua, mengapa kau berkata seperti itu?" pemuda itu bertanya, sambil tersenyum.     

"Jika mereka tidak peduli dengan dunia ini, bagaimana mereka bisa menjadi penguasa dari dunia ini?" ujar lelaki tua itu tanpa ekspresi.     

"Aku tidak percaya akan hal itu." Seorang pemuda yang mengenakan pakaian berwarna biru mengayunkan kipas lipat di tangannya dan berkata, "Peraturan di dunia ini ditetapkan oleh para kultivator yang kuat. Mereka dapat menyatukan dunia ini jelas karena mereka memiliki kekuatan mutlak untuk melakukannya. Yang disebut dengan 'peduli' tentang dunia' itu terlalu munafik. Apalagi, jika apa yang kalian bicarakan itu benar adanya, mengapa Kaisar Ye Qing kini dianggap tabu?"     

Lelaki tua itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya tetapi tidak membantah ucapan dari pemuda itu.     

"Tetua, jadi selama ini kau berada disini. Aku sudah menghabiskan waktu lama untuk mencarimu." Tiba-tiba, seorang gadis berpakaian warna hijau berjalan dari kejauhan. Dia tampak senang ketika melihat lelaki tua itu. Ketika melihat gadis itu, lelaku tua itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum, dia berkata, "Nona, takdir kita berdua telah berakhir. Kau tidak perlu mencariku lagi di masa depan."     

"Takdir seperti apa yang sedang kau bicarakan? Aku tidak percaya akan hal itu. Tetua, aku akan terus mengikutimu di masa depan. Jangan tinggalkan aku sendiri," ujar gadis itu dengan manja. "Jangan khawatir. Di masa depan, aku akan memasak makanan yang enak untukmu setiap hari."     

Tetua itu menggelengkan kepalanya. "Putraku yang kelima sangat pandai memasak. Aku sudah lama tidak memakan masakannya. Aku akan kembali."     

Gadis itu terdiam dan tampak sangat kesal. "Tetua, jadi kau akan pulang ke rumahmu?" Tetua itu benar-benar pemalas dan telah berkeliaran di dunia luar. Gadis itu selalu berpikiran bahwa lelaki tua tersebut tidak mempunyai rumah.     

"Ya." Lelaki tua itu tersenyum dan mengangguk.     

"Kalau begitu izinkan aku pergi ke tempatmu. Aku bisa memijatmu," ujar gadis itu, sambil menyeringai.     

Sambil tersenyum, lelaki tua itu menjawab, "Putriku yang keenam juga sudah tumbuh dewasa sekarang dan dia sangat patuh. Putriku yang kedua sangat nakal, tetapi dia juga dengan senang hati akan memijatku." Gadis itu membelalakkan matanya pada lelaki tua itu. Putri keenam? Dia punya banyak anak?     

"Berdasarkan penampilanmu, aku jelas lebih cantik daripada putri kedua dan putri keenammu," ujar gadis itu sambil membelalakkan matanya.     

"Putriku yang kedua benar-benar cantik. Aku yakin tak seorang-pun di Wilayah Barren Timur akan keberatan dengan kata-kataku ini setelah melihatnya secara langsung. Putriku yang keenam juga lebih cantik darimu." Sambil memikirkan kedua gadis itu, lelaki tua itu tersenyum.     

"Lalu mengapa kau malah berada disini, bukan di rumahmu?" Gadis itu tampak cemberut dan kesal.     

Lelaki tua itu memandang ke arah Gunung Langit dan berkata, "Aku sedang menunggu seseorang yang mungkin telah kutunggu-tunggu selama ini." Kalimat ini terdengar sangat aneh. Gadis itu tidak mengetahui maksud dari ucapan lelaki tua itu dan ia juga menatap ke arah Gunung Langit. Menunggu seseorang yang mungkin telah dia tunggu? Siapa itu?     

Pemuda di samping mereka telah mendengarkan percakapan mereka selama ini. Dia memandang ke arah lelaki tua itu dengan bingung dan berkata, "Dia sudah gila."     

Gadis itu mengedipkan mata dan menyadari bahwa kata-kata dari pemuda itu sangat masuk akal. Setiap hari, lelaki tua ini telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal Dia pasti sudah gila.     

"Aku..." Lelaki tua itu menatap ke arah pemuda tersebut sambil tertegun. Lalu, dia menggelengkan kepalanya, merasa tak bisa berkata-kata. Apakah aku sudah gila? Generasi muda saat ini...     

…     

Tahun 10003 dari Kalender Prefektur Ilahi perlahan-lahan akan berakhir. Pada tahun ini, banyak peristiwa besar telah terjadi di Wilayah Barren Timur. Di awal tahun, Dinasti Qin dan Klan Donghua bersekutu melalui jalur pernikahan dan mendirikan Perguruan Tinggi Dongqin, sementara itu Gu Dongliu memenangkan tantangan dari Lu Nantian. Kemudian, Ye Futian mengalami percobaan pembunuhan, dan Dinasti Qin memulai rencana mereka untuk mengembalikan kejayaan mereka di masa lalu. Pada tahun ini, banyak pertumpahan darah telah terjadi di Wilayah Barren Timur.     

Sebuah pertempuran besar hampir terjadi di kaki Gunung Langit. Murid kedua dari Pondok tampil cukup menonjol ketika bertarung melawan Qin Yu, mengejutkan semua pasukan termasuk Dinasti Qin sendiri. Kalau pertempuran itu benar-benar terjadi, banyak orang di Wilayah Barren Timur akan tewas terbunuh.     

Meski demikian, setiap orang di Wilayah Barren Timur memiliki firasat bahwa tahun itu ditakdirkan untuk menjadi tahun yang sulit. Sebuah badai cepat atau lambat akan melanda seluruh Wilayah Barren Timur. Kematian Qin Li tentu menjadi penyebab hal ini bisa terjadi.     

Qin Yu telah kembali ke Dinasti Qin dan melaporkan peristiwa di Gunung Langit kepada Raja Qin. Pada saat itu, Raja Qin sedang duduk di depan kolam di paviliunnya sambil memancing. Raja Qin mendengarkan laporan Qin Yu dengan tenang, ekspresinya tidak banyak berubah. Sebenarnya, dia telah mengetahui kematian Qin Li bahkan sebelum Qin Yu melaporkan berita tersebut. Raja Qin, bagaimanapun juga, selalu berada di Istana Kekaisaran Qin.     

Di Gunung Langit, salah satu putrinya dan salah satu dari cucunya telah meninggal dunia.     

Qin Mengruo dan Qin Li berbeda dari Qin Yuan. Qin Yuan adalah putra dari selirnya dan bakat yang dimilikinya adalah sihir penggoda, yang benar-benar memalukan. Selain itu, dia bahkan ingin mewarisi takhta dari Dinasti Qin, yang juga sangat konyol. Namun, karena selir itu benar-benar mahir di beberapa aspek tertentu, dia selalu berpura-pura mencintai Qin Yuan. Bagaimanapun juga, seorang kultivator harus menikmati diri mereka sendiri sesekali, tetapi dalam kenyataannya, diantara semua anak-anaknya Qin Yuan adalah yang paling tidak disukainya, atau bahkan dibenci olehnya.     

Di sisi lain, Qin Mengruo adalah putri bungsunya dan juga salah satu dari tiga wanita tercantik di Wilayah Barren Timur. Dia selalu menyayanginya. Qin Mengruo telah menikah dengan seseorang dari Klan Donghua untuk tujuan tertentu, dan karena itulah dia selalu berpikir bahwa dia berhutang banyak pada putrinya itu.     

Qin Li adalah cucu kesayangannya.     

Qin Ge juga sangat luar biasa di antara keturunannya yang lain.     

Mereka semua mati karena ulah murid-murid dari Pondok.     

"Kita telah melakukan banyak hal pada Pondok, tetapi tampaknya kita selalu menjadi pihak yang mengalami kekalahan. Sekarang, Mengruo dan Li'er sudah mati," ujar Raja Qin. Nada suaranya terdengar sangat tenang, tetapi ada keseriusan yang tersembunyi di dalam ketenangan tersebut. Dinasti Qin memang telah mengejutkan pasukan lainnya di Wilayah Barren Timur dengan menghancurkan Kerajaan Liu. Namun, mereka tampaknya telah mengalami kekalahan dalam semua pertemuan mereka dengan Pondok.     

"Meskipun kekuatan murid kedua dari Pondok berada di luar dugaan kita, sebenarnya sangat wajar jika dia bisa mengalahkanmu. Lagipula, dia memiliki peringkat di atas Gu Dongliu. Jika dia juga memiliki peralatan ritual tingkat Saint, dia jelas bisa mengalahkanmu. Hanya saja aku tidak menyangka bahwa kau akan dikalahkan separah itu," lanjut Raja Qin. "Tentu saja, kau pasti mengetahui bahwa kita tidak pernah benar-benar takut pada murid kedua dari Pondok, atau Sword Saint."     

Qin Yu berdiri di samping sang raja, mendengarkan kata-katanya dengan tenang. Ayahnya telah menganugerahkan dirinya sebagai sang putra mahkota dan sejak saat itu dia telah memerintah Dinasti Qin, sementara ayahnya telah berhenti mengurusi semua masalah tersebut. Namun, dia tahu dengan jelas bahwa ayahnya adalah tulang punggung sesungguhnya dari Dinasti Qin.     

"Banyak orang di dunia ini mengatakan bahwa Tuan Du tidak mengetahui cara untuk berkultivasi. Tetapi bagaimana bisa seseorang yang tidak mengetahui cara untuk berkultivasi dapat mengajar sekelompok murid yang memiliki kekuatan seperti itu? Ditambah lagi, murid-murid ini sangat patuh kepadanya. Apakah kau percaya akan hal itu?" Raja Qin melirik ke arah Qin Yu. Sambil tersenyum, Qin Yu menggelengkan kepalanya, seolah-olah dia sedang mengejek sesuatu.     

"Selain itu, tampaknya dia tidak pernah ada di dunia ini. Selama bertahun-tahun, kita telah mencoba berkali-kali dan selalu gagal. Aku pikir Tuan Du dari Pondok tidak hanya memiliki kemampuan yang sangat kuat, tetapi juga sangat terampil dalam menyembunyikan dirinya sendiri, atau mungkin dia pandai menyamar. Mungkin, bahkan jika dia berdiri tepat di depanmu, kau tidak akan bisa mengenalinya."     

Raja Qin menghela napas. "Kita memiliki lawan yang mengawasi dalam kegelapan. Jika dia tidak muncul, bagaimana kita bisa bertindak? Namun, sampai hari ini, banyak anak dan cucuku telah meninggal dunia. Kita bahkan belum pernah melihat Tuan Du, belum lagi tentang mencari tahu seberapa kuat dia. Murid-murid dari Pondok saja sudah membawa banyak masalah pada kita." Raja Qin tersenyum mengejek dan menggelengkan kepalanya. "Meski begitu, kita akhirnya memiliki sebuah kabar baik."     

"Berita apa?" Qin Yu bertanya. Dia sama sekali tidak mendapatkan kabar baik hari ini.     

"Pondok selalu menunjukkan dominasinya dan mengejutkan semua orang. Kemunculan Sword Saint, kematian Qin Ge, dan serangan balik dari murid kedua Pondok. Pondok selalu memberitahu kita untuk tidak bertindak sembrono. Tapi hal ini juga memberi tahu kita bahwa Pondok memiliki masalah tersendiri. Sepertinya Tuan Du juga memiliki kelemahan." Raja Qin tersenyum. Tatapan matanya dipenuhi dengan kepintaran dan wawasan. Dia memang tampak teliti dan berpandangan jauh ke depan.     

Kemudian, dia memberi perintah dengan nada serius, "Pergilah dan undang pemimpin Klan Donghua kemari. Lalu, pergilah ke Klan Pedang Fuyun dan Kuil Royal Xuan. Karena mereka telah bergabung dengan aliansi kita, mereka juga pasti berpikir untuk menyelesaikan kekacauan ini." Kedua matanya terlihat serius. Terkadang, ketika seseorang menyatakan posisinya, banyak hal akan ditakdirkan kepadanya.     

Klan Pedang Fuyun dan Kuil Royal Xuan sudah tidak punya pilihan lain.     

"Baik." Kedua mata Qin Yu berbinar. Tampaknya ayahnya benar-benar akan mengambil tindakan kali ini. Bahkan Raja Qin tidak bisa mentolerir kematian Qin Mengruo dan Qin Li.     

"Ye Futian berasal dari Hundred Lands. Menurut informasi Qin Li waktu itu, dia memiliki beberapa senior dan teman disana. Haruskah kit..." Kedua mata Qin Yu berbinar.     

"Itu sebuah trik yang sangat licik." Raja Qin menggelengkan kepalanya. "Kehancuran Kerajaan Liu dapat membuktikan kekuatan dari dinasti kita. Di sisi lain, apa yang bisa kita peroleh dari membunuh orang-orang itu selain membuat kita merasa lebih baik? Karena Qin Li telah dibunuh oleh Ye Futian dalam sebuah pertarungan, kita akan membunuh Ye Futian. Kau perlu mengingat bahwa di masa depan, kau akan menjadi raja dari Dinasti Qin, penguasa Wilayah Barren Timur. Beberapa hal akan membawa aib pada posisimu. Jangan biarkan orang lain memiliki kesempatan untuk menertawakanmu."     

"Ya, aku mengerti." Qin Yu mengangguk. Kemudian, dia berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.