Legenda Futian

Berganti Tahun



Berganti Tahun

0Ye Futian merasa tertekan. Sejak dia mulai berkultivasi, dia belum pernah menerima teguran separah ini. Dia terus mengkultivasi sihir yang diberikan kepadanya dari gurunya dan mencoba memahami apa yang dikatakan oleh gurunya. Meskipun dia mulai menunjukkan perkembangan, dia masih belum mampu mengkultivasi sihir tersebut. Setelah beberapa saat, dia berhenti dan bertanya, "Sihir apa yang diberikan lelaki tua ini kepadaku?"     
0

"Sihir ini memang sulit untuk dipelajari. Guru pasti berusaha membuatmu kesal untuk tujuan tertentu. Jangan berkecil hati." Hua Jieyu tersenyum manis pada Ye Futian.     

"Rubahku memang yang terbaik." Sambil melihat senyuman di wajah Hua Jieyu, Ye Futian mengulurkan tangannya dan menambahkan, "Kemarilah dan beri aku semangat."     

"Tidak! Aku juga ingin berkultivasi." Hua Jieyu meliriknya, ekspresinya terlihat cemberut karena malu. Kemudian, dia berbalik dan mencoba untuk memahami kata-kata yang diucapkan Tuan Du sebelumnya.     

"Benar-benar kekasih yang tidak menurut..." Ye Futian bergumam, setelah itu dia menutup matanya. Alih-alih terus mengkultivasi sihir tersebut, ia mulai merasakan lingkungan sekitarnya dengan pikirannya. Energi Spiritualnya berkomunikasi dengan Spiritual Qi di sekitarnya saat inderanya menjelajahi Spiritual Qi yang tak berbatas.     

Selama beberapa hari terakhir, dia telah mempelajari berbagai macam sihir dan memang hal tersebut memberikannya banyak manfaat. Meskipun sihir-sihir ini sebagian besar termasuk sihir yang biasa-biasa saja dan mungkin tidak berguna dalam pertempuran di masa depan, sihir-sihir tersebut masih membantunya dalam berkultivasi.     

Suasana menjadi sunyi senyap. Hembusan angin bertiup di atas rerumputan yang lebat. Ye Futian dan Hua Jieyu sedang duduk disana dengan tenang sambil menutup mata mereka. Pada saat ini, Ye Futian merasa seolah-olah dia tidak lagi memiliki tubuh. Energi Spiritualnya tampaknya telah memenuhi setiap sudut langit dan bumi. Dalam inderanya, ia telah berubah menjadi sebuah pohon suci. Semua Spiritual Qi elemen kayu di sekitarnya adalah bagian dari pohon suci tersebut.     

Tiba-tiba, banyak dahan dan sulur-sulur tanaman bermunculan di sekitar Ye Futian, menghasilkan suara gemerisik. Dengan tubuh Ye Futian sebagai titik pusat, dahan pohon dan sulur-sulur tanaman yang tak terhitung jumlahnya merambat ke luar, memenuhi seluruh langit. Dalam sekejap, sulur-sulur tanaman dan dahan pohon itu merambat ke segala sesuatu di sekitarnya, seolah-olah mereka ada dimana-mana. Di sisi lain, tubuh Ye Futian kini terlihat seperti sebuah pohon suci, menjadi titik pusat dari semua sulur-sulur tanaman dan dahan pohon tersebut.     

*Cring* Ye Futian membuka matanya dan menatap ke pemandangan di depannya. Dia telah mengeluarkan sihir yang sama yaitu Lock of Thousand Vines, tetapi ketika dia mengikuti instruksi gurunya dan mengeluarkan sihir itu dengan hati-hati, sihirnya memang jauh lebih kuat dari sebelumnya.     

Hua Jieyu juga terbangun karena terkejut. Ketika melihat pemandangan di depannya, dia tersenyum lebar. Meskipun Ye Futian belum sepenuhnya menguasai sihir yang diberikan oleh Tuan Du, dia sudah banyak berkembang. Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa metode yang digunakannya sudah benar.     

Ye Futian menyeringai dan terus berkultivasi. Dia mengeluarkan berbagai jenis sihir dengan kecepatan yang lebih lambat, tetapi kekuatan sihir-sihir tersebut meningkat secara drastis. Saat berkultivasi, ia juga mendiskusikan pengalamannya dengan Hua Jieyu. Dalam sekejap, waktu sudah mendekati senja.     

Sinar dari matahari terbenam terpancar ke wajah Ye Futian, membuat wajahnya terlihat lebih tampan. Hua Jieyu duduk di samping Ye Futian dengan lutut ditekuk. Dia menopang pipinya dengan kedua tangannya dan menatap ke arah Ye Futian, sambil tersenyum.     

Pada saat Ye Futian membuka matanya, dia langsung melihat wajah cantik Hua Jieyu di hadapannya. Sambil tersenyum, dia bertanya, "Apa yang sedang kau lihat?"     

"Kau!" Hua Jieyu tersenyum manis. Mengapa pemuda ini terlihat semakin tampan?     

Ye Futian mengedipkan matanya dan menyeringai. "Jika kau terus melakukan hal ini, aku akan memikirkan hal-hal yang tidak baik."     

"Tentang apa?" Hua Jieyu tersenyum dan menatapnya.     

"Tentang melakukan 'hal itu' sekarang juga."     

"Kau tidak akan berani!" Hua Jieyu tersipu malu dan terlihat lebih mempesona di bawah sinar dari matahari yang terbenam.     

"Lihat saja apakah aku berani melakukannya." Ye Futian tiba-tiba memajukan badannya dan mendorong Hua Jieyu ke atas tanah. Hua Jieyu menjerit saat dia terjatuh. Ketika menyadari bahwa Ye Futian sedang menatapnya tanpa mengatakan apa-pun, dia tidak berani menatap mata Ye Futian. Dia memalingkan muka dan pipinya berwarna merah karena tersipu malu, yang membuatnya terlihat semakin cantik.     

"Rubah, kau benar-benar cantik," ujar Ye Futian.     

Hua Jieyu memalingkan kepalanya perlahan-lahan dan membelalakkan matanya pada Ye Futian. "Bangun..sekarang!"     

"Baiklah," jawab Ye Futian, sambil tersenyum. Namun, dia tiba-tiba menundukkan kepalanya dan mencium dahi Hua Jieyu dengan lembut.     

"Ayo kita pergi dan menemui ayah bersama-sama." Ye Futian berdiri sambil menarik Hua Jieyu. Kemudian, dia menggenggam tangan wanita itu dan mereka meninggalkan tempat itu bersama-sama. Hua Jieyu membiarkan Ye Futian menggenggam tangannya saat mereka berlari sepanjang jalan yang dipenuhi oleh rerumputan berwarna hijau zamrud. Cahaya dari matahari yang terbenam menimpa keduanya, menghasilkan pemandangan yang tidak akan pernah terlupakan.     

…     

Klan Bulan dan Gunung Sword Saint telah pindah ke Gunung Buku, jadi tentu saja, Ye Futian juga membawa Hua Fengliu dan yang lainnya ke Gunung Buku.     

Mereka saat ini tinggal di sebuah rumah di lereng gunung dari Pondok. Ketika Ye Futian dan Hua Jieyu tiba disana, mereka segera mencium aroma yang sedap.     

"Guru, Tuan Putri, makanan enak apa lagi yang kalian buat?" Sambil berjalan masuk, Ye Futian menyadari bahwa makan malam sudah disiapkan. Tuan Putri dan Bibi Tang sedang sibuk, sementara Yu Sheng, Yi Qingxuan, dan Tang Wan juga membantu mereka.     

Adapun para Noble dan Luolan Xue, Ye Futian sudah meminta mereka untuk kembali ke Loulan Kuno. Mereka harus menghabiskan perayaan akhir tahun dengan keluarga mereka. Para murid di Gunung Buku yang rumahnya berada di Ibukota Divine juga telah kembali ke rumah mereka masing-masing.     

Ketika melihat hidangan yang begitu beragam, Ye Futian menyeringai dan berkata, "Guru, saya sangat iri pada anda karena anda menikah dengan Tuan Putri dan Bibi Tang."     

Hua Fengliu meliriknya dan berkata, "Jieyu, dia sedang mengisyaratkan sesuatu."     

Ye Futian menoleh dan melihat Hua Jieyu sedang menatapnya, sambil tersenyum.     

"Tidak... aku tidak memikirkan apa-apa." Ye Futian tersenyum dengan canggung.     

"Kurasa tidak begitu," Yi Qingxuan berkomentar sambil membawa hidangan ke meja makan.     

"Yu Sheng, lihat kekasihmu ini! Kau dengar apa yang dia katakan barusan?" Ye Futian bertanya.     

Yu Sheng melirik ke arah Ye Futian dengan tatapan menghina. Kau sendiri sangat takut pada kekasihmu dan sekarang kau malah memintaku untuk mengomentari kekasihku?     

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Ye Futian menyadari tatapan mata Yu Sheng padanya. Tampaknya Yu Sheng sudah berubah secara drastis.     

"Futian, di Gunung Buku kau tidak perlu memanggilku dengan sebutan 'Guru'," ujar Hua Fengliu. Ye Futian tentu saja mengetahui apa yang dimaksud oleh gurunya itu. Pada saat ini, guru Ye Futian adalah Tuan Du, jadi ia harus menjelaskan beberapa hal agar semuanya menjadi jelas.     

"Guru, anda tidak perlu khawatir tentang hal itu. Lelaki tua itu tidak akan keberatan dengan hal ini," ujar Ye Futian. "Terlebih lagi, saya tidak keberatan memiliki dua orang guru."     

"Futian, Tuan Du adalah sosok yang luar biasa. Jangan berbicara seperti itu," ujar Nandou Wenyin, sambil berjalan mendekat. Ye Futian tidak bisa berkata-kata. Bahkan Tuan Putri juga membela lelaki tua itu.     

"Baiklah. Saya akan mendengarkan nasihat anda," Ye Futian mengangguk.     

Nandou Wenyin tersenyum dan berkata, "Ayo kita makan. Setelah itu, kau harus kembali ke Pondok lebih awal untuk mendampingi guru dan kakak-kakak seniormu."     

"Saya telah berkultivasi bersama guru dan kakak-kakak senior saya setiap hari. Hari ini saya akan tinggal disini," ujar Ye Futian.     

"Jieyu saja sudah cukup untuk menemani kami. Siapa yang mempedulikanmu? Selesaikan makananmu dan kembalilah ke Pondok," ujar Hua Fengliu, benar-benar terlihat tidak peduli. Ekspresi Ye Futian langsung terlihat seperti pihak yang bersalah. Statusnya dalam keluarga ini memang tak terkalahkan.     

"Apa tingkat Plane-mu sekarang?" Tang Wan bertanya pada Ye Futian dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Arcana Plane," jawab Ye Futian. "Jieyu dan Yu Sheng juga sama denganku."     

Bibir Tang Wan berkedut karena dia cukup terkejut ketika mendengar hal ini. Perkembangan kultivasi mereka sangat cepat. Jika mereka berada di Kota Donghai, mereka pasti sudah terkenal dimana-mana.     

Hua Fengliu dan Tang Lan juga berada di Arcana Plane.     

"Waktu telah berlalu lebih dari empat." Hua Fengliu menghela napas ketika dia mengingat-ingat masa lalu. Pada tahun 9999, ia mengenal Ye Futian di Akademi Qingzhou dan menjadikannya sebagai murid. Sekarang, muridnya ini hampir menyamai tingkat Plane-nya. Di masa lalu, Ye Futian bahkan dibanding-bandingkan dengan murid dari Art Saint, tapi sekarang banyak hal telah berubah seolah-olah semua itu hanya mimpi.     

"Benar, saya juga sudah mengenal Jieyu selama empat tahun sekarang," Ye Futian mengangguk. Pada hari yang sama, persis empat tahun lalu, mereka saling berpegangan tangan di samping Danau Qingzhou dan menyatakan perasaan mereka.     

"Besok akan menjadi hari pertama di tahun 10004. Kalian berdua akan berusia 20 tahun." Hua Fengliu menatap ke arah Ye Futian dan Hua Jieyu. Waktu berlalu sangat cepat.     

"Ya, dan saya bisa menikah dengan Jieyu," ujar Ye Futian, sambil menyeringai. Semua orang membelalakkan mata ke arahnya. Pemuda ini benar-benar tidak bisa bersikap serius.     

"Tunggu sampai kau sekuat kakak tertua atau kakak ketigamu. Jangan sekarang, kau terlalu terburu-buru," ujar Tang Lan.     

"Bibi Tang, itu terlalu berlebihan!" Ye Futian memandang ke arah Tang Lan dengan tatapan mata yang memelas.     

Kakak tertua dan kakak ketiga berada di Noble Plane kelas satu dan sedikit lagi mampu mencapai Sage Plane. Mereka berdiri di puncak kekuatan dari Wilayah Barren Timur. Berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk mencapai posisi mereka?     

"Mari makan." Tang Lan mengabaikan Ye Futian, sementara Hua Fengliu dan Nandou Wenyin tertawa. Kemudian, keluarga itu dengan gembira menikmati pesta tahun baru. Mereka sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama-sama seperti ini. Namun, Ye Futian benar-benar tidak bisa berkata-kata ketika dia benar-benar diusir setelah menghabiskan makanannya. Untungnya, Hua Fengliu tidak dengan kejam mengambil Jieyu darinya dan membiarkannya pergi bersamanya kembali ke Pondok.     

Setelah kembali ke Pondok, Ye Futian makan lagi bersama Tuan Du dan kakak-kakak seniornya. Kemudian, dia pergi untuk mengobrol dengan Ye Wuchen dan Liu Chenyu. Tidak terasa, hari sudah larut. Sebuah bulan sabit tergantung di atas langit.     

Di samping tebing di bagian belakang gunung tempat Pondok berada, Ye Futian dan Hua Jieyu sedang duduk di atas rumput. Alunan musik yang merdu menyebar, menambah sedikit keramaian diantara suasana yang sunyi senyap. Musiknya terdengar sangat indah sekaligus menyedihkan seolah-olah musik itu menceritakan sebuah kisah yang sangat kuno.     

Di puncak sebuah pohon tua di Pondok, satu sosok berdiri dengan tenang. Pakaiannya yang berwarna putih berkibar tertiup angin dan dia terlihat seperti seorang peri di bawah cahaya bulan. Satu sosok lainnya mendarat dengan tenang di sebuah pohon tua tepat di sebelahnya. Dia juga mengenakan pakaian berwarna putih dan wajahnya sangat tampan. Dalam kegelapan, dia menatap ke arah wanita yang berada di depannya. Wanita itu, bagaimanapun juga, tampaknya tidak memperhatikannya karena dia terus menatap ke kejauhan. Pria itu juga tidak berbicara sepatah kata-pun dan menemaninya dalam kesunyian.     

"Adik junior kita sangat luar biasa. Lagu seperti itu seharusnya hanya ada di surga," ujar wanita itu, sambil tersenyum. Wanita itu adalah kakak kedua, Zhuge Hui.     

"Kau merindukan rumahmu?" Gu Dongliu bertanya.     

"Mengapa aku merindukan tempat seperti itu? Karena aku telah pergi dari sana, aku tidak akan kembali," jawab Zhuge Hui.     

"Suatu hari, aku akan membawamu kembali," ujar Gu Dongliu.     

"Apakah kau bisa?" Zhuge Hui berbalik dan menatapnya.     

Gu Dongliu tidak mengatakan apa-pun. Dia bergegas pergi meninggalkan tempat itu.     

Zhuge Hui melihat ke arah sosok yang perlahan-lahan menghilang itu. Sambil mengangkat kepalanya, dia menatap ke arah bulan sabit di atas langit.     

…     

Di tempat tertinggi dari Pondok, terdapat pula seseorang yang sedang berbaring di atas sebuah batu, sambil meminum anggurnya. Dia adalah seorang lelaki tua yang terlihat mengenakan pakaian compang-camping. Ketika dia meminum anggurnya, dia mendengarkan alunan musik yang menyebar dan sepertinya ia sangat menikmati waktu bersantainya.     

"Aku benar-benar senang bisa mendengar Ukiyo sekali lagi dalam hidupku," Lelaki tua itu bergumam pada dirinya sendiri, sambil tersenyum. Tatapan matanya seolah-olah mampu menembus waktu ketika dia mengingat-ingat masa lalu.     

Lebih dari 300 tahun yang lalu, lagu Ukiyo muncul bersamaan dengan munculnya para kaisar dari generasi tersebut.     

Bagaimana kalau sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.