Legenda Futian

Tiba di Klan Bulan



Tiba di Klan Bulan

0Luo Fan dan Xue Ye sudah selesai memasak. Semua orang makan sambil berbincang-bincang.     
0

"Nak, kau telah memahami sebagian kecil dari Aura Saint?" ujar lelaki tua itu.     

"Ya." Zhuge Hui mengangguk. "Ya, tapi sepertinya aku tidak bisa mengembangkannya lebih jauh lagi."     

"Hal itu memang tidak mudah. Seperti yang tertulis dalam buku-buku kuno, seorang Saint mengetahui seluk beluk dunia dan semua makhluk di dalamnya. Dia memiliki hati yang murni. Itulah sebabnya aku memberitahu kalian semua bahwa kalian juga harus mengkultivasi hati kalian masing-masing. Kondisi hati kalian tidak ada hubungannya dengan tingkat Plane, tetapi hal itu dapat menentukan kemampuan kalian yang sebenarnya. Beberapa orang tidak memiliki bakat yang hebat tetapi memiliki hati yang luar biasa. Karena itu, mereka masih bisa mencapai tingkat Plane yang sangat tinggi. Sebaliknya, jika hati seseorang tidak cukup baik, batas dari kemampuannya sudah ditentukan, tidak peduli seberapa berbakatnya orang tersebut."     

Tetua itu berbicara sambil makan. Ye Futian dan yang lainnya mendengarkan dengan seksama. Tidak heran kakak-kakak seniornya sangat menghormati guru mereka. Dia tidak terlalu menarik—dia terlihat ceroboh dan bahkan penampilannya sedikit berantakan—tetapi ketika dia berbicara dengan serius, dia seperti seorang guru sejati.     

"Guru pernah berkata sebelumnya bahwa seorang Saint tidak hanya menjadi 'suci' dalam tingkat Plane mereka," ujar Zhuge Hui dengan nada serius. "Kalau begitu, mengapa orang-orang jahat bisa mencapai tingkat Plane ini juga?"     

Ye Futian belum pernah melihat kakak keduanya meminta nasihat dengan sangat serius seperti ini.     

"Orang jahat tidak harus memiliki hati yang tertutup," ujar Tetua tersebut. "Semua orang berpegang teguh pada pandangan mereka sendiri dan memiliki ambisi tersendiri berdasarkan pandangan hidupnya itu. Kalian mungkin berpikir bahwa dia termasuk orang jahat, tetapi di matanya, tindakannya itu adil. Misalnya, banyak orang berpikir bahwa ada terlalu banyak kultivator di dunia ini. Mereka berpikir sumber daya di dunia ini terbatas dan semua itu harus menjadi milik para kultivator yang kuat. Mereka yang tidak ambisius seperti segerombolan semut tidak pantas untuk dikasihani. Mereka yang lemah harus menjadi budak. Apakah kalian setuju dengan pendapat ini?" Semua orang mulai merenungkan kata-kata sang guru. Kata-kata itu tampak sederhana tetapi sebenarnya maknanya cukup dalam.     

"Tentu saja tidak," ujar Zhuge Hui. "Terdapat begitu banyak pasukan di Prefektur Ilahi. Sebagai contoh, pasukan-pasukan besar di Wilayah Barren Timur mengambil berbagai jenis sumber daya untuk berkultivasi. Orang biasa bahkan tidak dapat mengkultivasi teknik bertarung yang sederhana. Jika mereka tidak beruntung, mereka akan menjadi orang biasa sepanjang hidup mereka. Tidak semua orang di dunia ini dapat menemukan seorang guru yang hebat."     

Semua orang mengangguk, setuju dengan pendapat dari kakak kedua mereka. Kata-katanya sangat sesuai dengan pengalaman Ye Futian. Dia memulai perjalanannya di Kota Qingzhou yang berada di Hundred Lands. Orang-orang di Kota Qingzhou bahkan tidak tahu seperti apa dunia luar itu. Bagaimana mereka bisa membandingkan kemampuan mereka dengan dunia luar?     

"Aku tidak akan merasa aneh jika orang lain yang berpendapat seperti ini, tapi aku terkejut kau bisa berpendapat seperti ini." Tetua itu tersenyum pada Zhuge Hui. "Lalu, aku ingin bertanya kepadamu, apakah kau ingin semua orang di dunia ini memiliki kemampuan yang sama denganmu atau hanya kalian semua yang menjadi bagian dari Pondok yang berhak mendapatkannya?"     

Zhuge Hui jelas memahami apa yang dikatakan oleh sang guru. Dia juga tahu bahwa kesetaraan tidak ada di dunia ini. Semua pasukan hanya akan memilih kultivator yang paling berbakat. Seringkali, kelahiran seseorang menentukan titik awal mereka di dunia ini.     

"Para kaisar dan Saint hanya manusia biasa. Tidak ada yang bisa memikirkan semua ini dengan bijaksana. Seringkali, orang-orang akan memperlakukan sesuatu dengan cara yang berbeda jika mereka melihat dari sudut yang berbeda. Jadi, aku berharap bahwa tidak ada satu-pun dari kalian yang akan bertindak melebihi batas. Hanya seseorang dengan hati yang murni dapat melihat dunia dengan jelas."     

"Aku tidak bisa mengajari semua orang di dunia ini, jadi aku memilih kalian semua sebagai muridku. Di masa depan, masing-masing dari kalian akan mempengaruhi kehidupan banyak orang. Misalnya, kakak pertama kalian telah mendirikan Gunung Sword Saint. Hal itu juga sebuah warisan. Mereka yang berbakat dan bekerja keras pasti akan menerima keuntungan lebih banyak. Namun, mereka yang memiliki bakat biasa-biasa saja harus diperlakukan sama seperti yang lain. Setidaknya, tidak ada seorang-pun yang memiliki hak untuk merampas upaya mereka untuk mengubah takdir mereka masing-masing."     

Tetua itu melanjutkan, "Kala itu, Prefektur Ilahi dalam kekacauan. Mereka yang lemah diperlakukan seperti segerombolan semut. Dua kaisar agung akhirnya menguasai dunia dan mengajari mereka cara berkultivasi dan membangun akademi di berbagai tempat. Hal ini memberi semua orang kesempatan yang sama. Setiap orang memiliki kesempatan untuk merubah takdir mereka."     

Ye Futian tidak begitu mengerti. Kata-kata sang guru terlalu rumit.     

Tetua itu terkekeh. "Pembicaraanku melenceng lagi. Di masa depan, kalian akan memiliki lebih banyak pandangan terkait hal ini setelah pergi meninggalkan Wilayah Barren Timur. Muridku yang ketiga, keempat, dan kelima, beritahu aku perkembangan kultivasi kalian. Apakah kalian bermalas-malasan ketika aku pergi?"     

"Guru, saya tidak begitu berbakat dan saat ini saya hanya berada di Noble Plane kelas satu," ujar Gu Dongliu. Ye Futian menatapnya tanpa berkata-kata. Apakah kakak ketiga sedang bercanda dengan menyebut dirinya dengan sebutan "tidak berbakat" dengan berada di Noble Plane kelas satu? Ketika Gu Dongliu bertarung dengan Lu Nantian di awal tahun ini, dia masih berada di kelas dua. Tampaknya pertarungan itu telah membantunya meningkatkan kemampuannya.     

"Saya berada di Noble Plane kelas empat," ujar Xue Ye.     

"Guru, saya berada di kelas menengah, meskipun hanya di kelas enam," ujar Luo Fan sambil tersenyum.     

"Guru, saya masih berada di Arcana Plane tingkat bawah," Beitang Xing'er bergumam.     

"Saya berada di Arcana Plane tingkat atas." Yi Xiaoshi menggaruk kepalanya.     

"Yu Sheng dan saya baru saja mencapai Arcana Plane di Gunung Langit," ujar Ye Futian, sambil tersenyum. Apakah sang guru akan memujinya karena telah berhasil memasuki Arcana Plane sebelum ia berusia 20 tahun?     

"Umurmu hampir 20 tahun dan kau baru mencapai Arcana Plane?" Tetua itu menatap Ye Futian dengan ekspresi yang melebih-lebihkan.     

Ye Futian mengedipkan matanya. "Guru, saya baru berusia 20 tahun tahun depan."     

"Tidak ada bedanya. Xing'er berusia lebih muda darimu, tapi tingkat Plane yang dia miliki lebih tinggi. Aku tidak tahu bagaimana caramu berkultivasi," ujar lelaki tua itu tanpa ampun. "Tapi untungnya, kau memiliki nasib yang beruntung. Kau memang tidak begitu berbakat, tapi aku telah menjadi gurumu. Kau masih punya kesempatan."     

"Aku..." Ye Futian ingin menjawab, tapi dia melihat Zhuge Hui tersenyum padanya dan ekspresi Gu Dongliu yang terlihat serius. Kemarahannya langsung mereda. Mereka telah berkata pada Ye Futian untuk menghormati guru mereka! Namun bakatnya kini telah dipandang remeh!     

"Guru, anda berada di tingkat Plane apa?" Ye Futian bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Aku tidak berkultivasi." Tetua itu menggelengkan kepalanya.     

"Guru, apakah anda berpikir bahwa saya akan mempercayai hal itu?" Ye Futian bertanya.     

"Apakah kau tidak melihatnya di Gunung Langit? Apakah suara lonceng itu mempengaruhiku?" lelaki tua itu melanjutkan. Ye Futian tertegun. Dia belum pernah memikirkan hal ini, tetapi tampaknya ucapan sang guru cukup masuk akal.     

"Mungkin itu karena tingkat Plane anda terlalu tinggi?" Ye Futian bertanya, sambil mengedipkan matanya.     

"Kau pikir begitu?" Lelaki tua itu melanjutkan makan dengan kepala tertunduk. Dia tidak terlihat seperti orang yang memiliki tingkat Plane yang tinggi.     

Ye Futian merasa bingung. Jadi apakah pendapatnya salah dan gurunya memang benar-benar tidak tahu cara berkultivasi?     

Yi Xiaoshi berusaha untuk tidak tertawa. Sejak Ye Futian bergabung dengan Pondok, statusnya di tempat ini telah menurun. Sekarang, guru mereka sudah kembali dan pemuda ini akhirnya akan merasakan penderitaan yang dia alami. Ha!     

"Meskipun tingkat kultivasimu rendah dan kau tidak begitu berbakat, jangan menyerah. Aku sudah selesai makan, jadi kau bisa ikut denganku. Aku akan mengajarimu dengan baik. Aku memperlakukan semua muridku dengan perlakuan yang sama." Lelaki tua itu berdiri dari tempat duduknya dan membersihkan debu yang menempel di pakaiannya.     

"Ah..." Ye Futian merasa bingung.     

"Kau tidak mau ikut?" ujar lelaki tua itu, sambil berjalan pergi dengan kedua tangannya berada di belakang punggung.     

Ye Futian menggaruk kepalanya. Dia melirik ke arah kakak-kakak seniornya dan melihat mereka semua sedang memandangnya, jadi dia segera berdiri dari tempat duduknya. Yi Xiaoshi akhirnya tidak bisa menahan tawa lebih lama lagi. Hari-hari buruk bagi Ye Futian akhirnya telah tiba. Tapi kemudian semua orang berbalik untuk melihatnya dan Yi Xiaoshi merasa bahwa suasana menjadi aneh. Sambil melihat tatapan mata aneh dari semua orang, tawanya terhenti dan ia menatap ke arah Ye Futian.     

"Tunggu.. tidak mungkin..," gumam Yi Xiaoshi. "Guru baru saja kembali dan dia akan membantu Adik Junior berkultivasi?" Sejak kapan guru mereka menjadi begitu rajin?     

"Apakah kau sudah menyadarinya?" Beitang Xing'er bertanya.     

Yi Xiaoshi benar-benar terlihat linglung. Apa yang sedang terjadi?     

"Xiaoshi, kau tidak bisa menebak jalan pikiran guru kita," ujar Zhuge Hui, sambil tertawa. Dia jelas mengetahui Yi Xiaoshi baru saja bersikap sombong setelah melihat tanggapan guru mereka pada Ye Futian.     

…     

Di Klan Bulan, sedang diadakan sebuah pesta tahunan untuk menguji pencapaian para murid di tahun ini. Saat ini, suasana sangat meriah. Banyak wanita cantik telah berkumpul, mereka sedang menyaksikan sebuah pertarungan yang menarik di hadapan mereka.     

Dua pihak yang bertarung memiliki wajah yang sangat cantik. Salah satunya adalah Chu Yaoyao, sang Virgin dari Klan Bulan. Gadis yang bertarung dengannya memiliki penampilan dan bakat yang tidak kalah hebat dari Chu Yaoyao. Gadis itu adalah Hua Jieyu yang telah berkultivasi di Rumah Xiaoyue. Setelah kembali dari Hundred Lands, Hua Jieyu telah berkultivasi dengan keras. Kemampuannya telah meningkat pesat dan sekarang ia berada di Arcana Plane.     

"Kemampuan Yaoyao tidak begitu berkembang tahun ini. Apa yang terjadi?" seseorang bertanya. Chu Yaoyao berada di tingkat Plane yang sama dari tahun lalu.     

Banyak orang mengangguk. Mungkin hal itu terjadi karena hubungannya dengan Qin Li yang membuatnya tidak bisa fokus dalam berkultivasi. Kalau tidak, tidak peduli seberapa berbakatnya Hua Jieyu, dia tidak bisa mengejar tingkat Plane Chu Yaoyao dalam kurun waktu satu tahun.     

Saat ini, suara erangan kesakitan datang dari medan pertarungan. Sebuah sihir menghantam tubuh Chu Yaoyao. Tepat ketika dia akan melarikan diri, sulur-sulur tanaman yang tak berbatas menjeratnya, menahannya di atas tanah. Di depannya, Hua Jieyu berdiri dengan mengenakan sebuah mahkota. Dia terlihat mempesona seperti seorang ratu. Mahkota itu adalah roh kehidupan miliknya. Kekuatan spiritual yang kuat terpancar dari tubuh Hua Jieyu, mempengaruhi setiap serangannya.     

"Kalah." Ekspresi Chu Yaoyao tampak kesal. Dia telah dikalahkan oleh gadis cantik di depannya ini.     

Hua Jieyu menarik kembali sihirnya dan menatap ke arah Chu Yaoyao. Sebelumnya, dia tidak ingin bertarung dengan siapa-pun, dia hanya ingin berkultivasi dengan tenang. Tapi dia tidak bisa melupakan perlakuan yang diterima oleh Ye Futian ketika dia datang ke Klan Bulan terakhir kali. Hua Jieyu tidak ingin Ye Futian mengalami hal yang sama jika dia kembali ke Klan Bulan untuk menemuinya. Karena itu, dia harus bertarung.     

Orang-orang di sekitarnya tidak bisa berkata-kata. Mereka tahu apa artinya jika Chu Yaoyao kalah. Banyak orang memandang ke arah pemimpin dari Klan Bulan. Dia telah menyaksikan pertarungan ini secara langsung.     

"Hua Jieyu akan menggantikan Chu Yaoyao sebagai sang Virgin," ujarnya.     

Kerumunan orang menjadi gempar. Sudah berapa lama Hua Jieyu berada di Klan Bulan? Kini dia telah menggantikan Chu Yaoyao sebagai sang Virgin.     

Pada saat ini, orang-orang dari kejauhan bergegas menuju tempat tersebut. Dewi Wangyue menoleh dan bertanya, "Ada apa?" Begitu dia berbicara, dia melihat ke kejauhan. Terdapat sebuah aura yang kuat datang dari arah tersebut.     

"Qin Yu dari Dinasti Qin telah datang kemari untuk berkunjung," terdengar sebuah suara. Beberapa saat kemudian, Qin Yu tiba dengan mengendarai seekor naga. Dia menatap ke arah Dewi Wangyue dan tersenyum. "Aku minta maaf atas keributan ini. Tolong maafkan aku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.