Legenda Futian

Kemarahan sang Pemimpin Akademi



Kemarahan sang Pemimpin Akademi

0Ketika melihat pemandangan di depannya, Chu Yaoyao sedikit menundukkan kepalanya. Satu tahun yang lalu, dia masih seorang jenius dari Klan Bulan dan benar-benar menonjol di antara teman-temannya. Setelah mengenal Qin Li, dia memiliki kesempatan untuk menjadi puteri mahkota masa depan dari Dinasti Qin. Namun, seperti sudah ditakdirkan, dia jatuh cinta dengan Ye Futian.     
0

Sekarang, Hua Jieyu telah menggantikannya sebagai sang Virgin dari Klan Bulan, ditambah lagi, seluruh anggota dari Klan Bulan telah datang ke Perguruan Tinggi Barren Timur. Hua Jieyu tentu saja mengambil semua perhatian yang dulu menjadi miliknya. Ketika memikirkan hal ini, Chu Yaoyao merasa kebingungan.     

Tentu saja, tidak ada seorang-pun yang peduli dengan perasaannya saat ini. Ketika Ye Futian muncul di samping Hua Jieyu, dia, salah satu dari tiga wanita tercantik di Wilayah Barren Timur, seolah-olah tidak pernah ada disana.     

Di atas langit, Zhuge Hui tersenyum dan melirik ke arah Ye Futian. Kemudian, dia mendarat di atas tanah dan berkata kepada Dewi Wangyue, "Selamat datang di Perguruan Tinggi Barren Timur."     

"Maaf telah merepotkan kalian semua," ujar Dewi Wangyue.     

"Guru sedang pergi menemui Pemimpin Akademi. Dewi, apa rencanamu selanjutnya?" Zhuge Hui bertanya. Tuan Du sedang berkunjung ke tempat Pemimpin Akademi untuk membahas bagaimana mereka harus menangani orang-orang dari Klan Bulan di Gunung Buku. Bagaimanapun juga, Klan Bulan adalah klan yang besar, dan para muridnya tidak kalah banyak dari Perguruan Tinggi Barren Timur.     

"Aku akan menunggu pendapat dari Tuan Du," ujar Dewi Wangyue. Sebenarnya, kali ini Klan Bulan-lah yang meminta bantuan pada Perguruan Tinggi Barren Timur, jadi dia tidak akan meminta bantuan yang lain.     

Namun, ciri khas yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Barren Timur benar-benar berbeda dari Dinasti Qin. Siapa-pun bisa dengan mudah melihat perbedaan ini dari sikap yang ditunjukkan oleh Sword Saint. Dewi Wangyue telah melihat sendiri bagaimana Zhuge Hui bertarung dengan Qin Yu di kaki Gunung Langit. Murid kedua dari Pondok ini memang seorang wanita yang sombong. Namun, saat ini dia terlihat sangat lemah lembut, tidak seperti Qin Yu yang selalu bersikap sombong.     

"Baiklah, aku akan tinggal disini dan menemanimu," ujar Zhuge Hui, sambil tersenyum.     

Tiba-tiba, Ye Futian berteriak, "Kakak." Zhuge Hui tersenyum dan menatapnya, ketika Ye Futian berkata dengan malu-malu, "Bisakah kakak membantuku memberi tahu sesuatu pada guru..."     

Ketika melihat ekspresi Ye Futian, Zhuge Hui segera mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh adik juniornya itu. Sambil menyeringai, dia berkata, "Pergilah dan bicarakan hal ini dengan guru."     

"Engg..." Ye Futian memiliki firasat buruk. Apakah lelaki tua itu akan menyetujui permintaannya? dia berpikir dalam hati.     

Zhuge Hui membelalakkan matanya pada Ye Futian dan berkata, "Apakah kau telah membuat guru marah? Jangan khawatir. Guru masih akan menyetujui permintaan kecil seperti itu."     

"Terima kasih, kakak." Ye Futian tersenyum lebar. Setelah mendengar kata-kata dari Zhuge Hui ini, dia tidak perlu khawatir. Jika lelaki tua itu tidak setuju, dia akan pergi dan mengadu pada kakak kedua...     

Orang-orang dari Klan Bulan memandang Hua Jieyu dengan tatapan cemburu. Sepertinya Jieyu akan berkultivasi di Pondok. Memang sangat menguntungkan untuk memiliki kekasih seperti Ye Futian. Bagaimanapun juga, Hua Jieyu adalah sang Virgin dari Klan Bulan yang baru, sehingga berkultivasi di bawah bimbingan Tuan Du tentu saja menguntungkan baginya.     

…     

Gunung pertama di Perguruan Tinggi Barren Timur juga merupakan puncak gunung tertinggi di Gunung Buku. Pada puncak gunung ini, banyak istana kuno berdiri di dalam deretan awan, menghasilkan pemandangan yang menakjubkan. Terdapat pula banyak gua yang indah disana, yang semuanya merupakan tempat yang bagus untuk berkultivasi.     

Sebagai gunung pertama di Perguruan Tinggi Barren Timur, fasilitas yang tersedia di tempat ini memiliki standar tertinggi. Spiritual Qi sangat melimpah dan terdapat banyak matriks di puncak gunung ini, tidak seperti Pondok yang sangat sederhana.     

Di depan sebuah paviliun di gunung pertama, terdapat dua orang berdiri disana. Salah satunya adalah seorang Tetua yang mengenakan jubah berwarna abu-abu dan memiliki temperamen yang luar biasa. Dia terlihat agung dengan rambut yang panjang dan janggut yang menghiasi wajahnya. Di sampingnya, berdiri seorang pemuda berwajah tampan. Dia adalah murid dari gunung pertama, Bai Lishu.     

Tiba-tiba, seseorang berteriak, "Senior." Kemudian, seorang lelaki tua yang mengenakan pakaian sederhana langsung berjalan mendekat dan berteriak pada Tetua yang mengenakan jubah berwarna abu-abu, "Senior, sudah bertahun-tahun kita tidak berjumpa. Kau masih tampak bersemangat"     

Tetua yang mengenakan jubah berwarna abu-abu itu melirik ke arah orang yang baru saja masuk. Dengan ekspresi serius, dia menjawab tanpa ekspresi, "Apakah kau masih ingat denganku? Sungguh pemandangan yang langka."     

Tetua yang mengenakan jubah berwarna abu-abu itu adalah Pemimpin Akademi, dan orang yang baru saja tiba jelas adalah Tuan Du.     

"Senior, apa maksudmu? Ketika aku menjelajah di dunia luar, aku sering memikirkanmu," ujar Tuan Du.     

"Benarkah?" Pemimpin Akademi itu masih terlihat acuh tak acuh ketika dia melanjutkan, "Kalau ucapanmu itu benar, mengapa kau baru mengunjungiku sekarang padahal kau sudah kembali ke Gunung Buku beberapa waktu yang lalu? Apakah kedatanganmu kali ini untuk membahas permasalahan dari Klan Bulan?"     

"Aku datang kemari untuk mengunjungimu. Klan Bulan hanya masalah sepele, tidak begitu mendesak," ujar Tuan Du.     

"Ha!" Pemimpin Akademi itu mencibir.     

"Guru, paman, saya akan pergi terlebih dulu." Tiba-tiba, Bai Lishu membungkuk hormat pada Tuan Du, setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut. Kebencian antara gurunya dan Tuan Du sudah berlangsung cukup lama. Dia tidak mengetahui alasan pastinya, tapi hal itu pasti sesuatu yang tidak boleh dia usik. Selain itu, Tuan Du selalu bersikap misterius dan jarang sekali muncul di gunung pertama. Bahkan dia hanya menemui Tuan Du beberapa kali di tempat ini.     

"Senior, dalam beberapa tahun terakhir, gunung pertama menjadi semakin megah dan indah. Tapi aku berpendapat bahwa muridmu terlalu sedikit. Sebaiknya kau memiliki lebih banyak orang disini," ujar Tuan Du dengan lembut.     

"Aku sudah mempunyai cukup banyak murid disini. Faktanya, berapa banyak murid yang dimiliki oleh Pondok? Menurutku kau tidak akan kesulitan menerima seluruh anggota dari sebuah klan," Pemimpin Akademi itu mencibir. Tuan Du telah mengumpulkan semua anggota Klan Bulan disini dan berniat menyerahkan mereka semua pada Perguruan Tinggi Barren Timur.     

"Senior, kau mengetahui bahwa aku sangat pemalas dan tidak berada di Pondok sepanjang waktu. Terdapat begitu banyak gadis cantik disini dan aku tidak ingin menghambat perkembangan kultivasi mereka. Kau adalah pemimpin dari Gunung Buku, jadi tentu saja, kau yang akan mengatur posisi semua orang dari Klan Bulan. Aku percaya bahwa dengan perintahmu, semua Tetua gunung juga ikut bekerja sama," ujar Tuan Du.     

"Lagipula, kita memiliki musuh yang sama akhir-akhir ini. Senior, kau tidak boleh mengecewakan mereka."     

"Baiklah. Lalu kita akan mendistribusikannya secara merata ke sembilan gunung." Pemimpin Akademi menatap ke arah Tuan Du. Karena Pondok tidak ingin merekrut murid lagi, ia akan memberikan beberapa orang kepada mereka dengan paksa.     

"Tidak bisa. Kau tidak tahu orang macam apa murid-muridku itu. Mereka pandai merayu, dan mereka memiliki penampilan yang menarik sekaligus berbakat. Mereka terlalu luar biasa, sehingga sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka. Jadi, jangan masukkan Pondok dalam pembagianmu," ujar Tuan Du, sambil melambaikan tangannya.     

Pemimpin Akademi itu menatap ke arah Tuan Du dan berkata dengan penuh amarah, "Apakah para murid di gunung pertamaku tidak luar biasa?"     

"Senior, tidak perlu emosi. Tidak baik untuk kesehatanmu," Tuan Du memberikan saran. "Senior, kalau begitu semuanya sudah beres. Klan Bulan juga salah satu dari pasukan besar, dan banyak gadis yang luar biasa dapat berkultivasi bersama dengan murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur di masa depan. Mereka dapat mengadakan pertarungan persahabatan satu sama lain dan meningkatkan kemampuan mereka bersama-sama. Hal itu pasti akan memotivasi murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur untuk lebih giat berkultivasi. Kau harus menyelenggarakan kompetisi persahabatan sesekali. Acara ini pasti akan lebih efektif daripada yang terjadi di masa lalu."     

"Tunggu, siapa yang menyetujui bahwa semua masalah ini sudah beres?" Janggut milik Pemimpin Akademi tertiup angin. Dia tidak bisa mentolerir masalah ini lebih lama lagi.     

"Senior, jika kau bersikap keras kepala seperti ini, aku akan marah," ujar Tuan Du, sambil menyeringai.     

Ketika melihat ekspresinya, Pemimpin Akademi menjadi semakin marah. Dia berkata dengan nada serius, "Memangnya kenapa?"     

"Kini aku benar-benar marah." Senyuman Tuan Du semakin lebar.     

"Kau... kau..." Pemimpin Akademi itu menunjuk jarinya ke arah Tuan Du dan berkata dengan nada serius, "Enyahlah!"     

"Kalau begitu semuanya sudah beres." Tuan Du tersenyum puas, setelah itu dia berbalik dan pergi.     

"Ini sungguh keterlaluan." Janggut dari Pemimpin Akademi itu tertiup angin. Permintaan pria itu sangat konyol.     

"Oh ya." Tuan Du tiba-tiba berhenti. Sambil berbalik, ia menambahkan, "Murid tertuaku juga akan membawa orang-orang dari Gunung Sword Saint kemari. Senior, kau juga harus membantu mengatur posisi mereka ketika mereka tiba. Orang-orang dari ketiga pasukan ini dapat bertukar pengalaman dan berlatih bersama. Demi Perguruan Tinggi Barren Timur, aku juga menghabiskan banyak waktu dan pikiran." Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan pergi dengan santai.     

"Kenapa kau tidak mati saja di dunia luar pada tahun itu!" Pemimpin Akademi itu berteriak, tidak mampu mengendalikan amarahnya.     

Orang-orang dari Klan Bulan, Gunung Sword Saint, dan Perguruan Tinggi Barren Timur akan berkultivasi di tempat yang sama. Akan ada begitu banyak masalah baginya untuk diselesaikan.     

Baj*ngan itu... dia bisa terus minum-minum dan tidur dengan nyaman di Pondok! Lalu, mengapa aku harus mengurus orang-orang dari murid tertuanya? Dan semua muridnya yang sangat sedikit itu bahkan tidak pernah menghormati Perguruan Tinggi Barren Timur!     

"Bai Lishu!" Pemimpin Akademi itu berteriak. Bai Lishu muncul di sampingnya dengan cepat dan berkata, "Guru." Dia tidak tahu mengapa gurunya sangat marah. Tampaknya Tuan Du telah membuatnya marah lagi.     

"Beritahu beberapa Tetua gunung untuk turun dan menyambut orang-orang dari Klan Bulan. Kemudian suruh mereka membagi setiap orang ke beberapa gunung," ujar Pemimpin Akademi itu dengan penuh amarah.     

"Guru, bagaimana cara kita membagi mereka semua?" Bai Lishu bertanya.     

"Kuserahkan masalah itu padamu." Pemimpin Akademi itu mengayunkan lengan bajunya dan pergi. Bai Lishu tersenyum kecut sambil menggelengkan kepalanya. Dia sangat polos.     

…     

Suasana di Gunung Buku kembali ramai. Para murid dari Perguruan Barren Timur tampak bersemangat: anggota dari Klan Bulan benar-benar ditempatkan ke berbagai gunung tempat mereka berkultivasi.     

Faktanya, jumlah orang yang pergi ke gunung dari Tetua Zhu Qing adalah yang terbanyak. Bagaimanapun juga, Zhu Qing adalah seorang wanita dan terdapat banyak murid perempuan di bawah bimbingannya, sementara semua murid dari Klan Bulan adalah perempuan. Chu Yaoyao juga memilih gunung tersebut.     

Murid-murid lainnya juga memilih gunung yang paling cocok untuk mereka satu per satu. Meskipun mereka merasa agak canggung, mereka juga tidak sabar untuk berkultivasi dengan murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur karena mereka bisa saling bertukar pengalaman dan berlatih bersama-sama.     

Suasana Gunung Buku menjadi ramai. Di sisi lain, Dewi Wangyue pergi ke Pondok bersama Zhuge Hui. Ye Futian dan Hua Jieyu jelas pergi bersama mereka.     

Di Pondok, setelah Dewi Wangyue menemui Tuan Du, dia memberi hormat dan berkata, "Salam, Tuan Du." Dia memberi hormat padanya seolah-olah dia adalah seorang junior bagi Tuan Du. Meskipun rumor yang beredar di Wilayah Barren Timur mengatakan bahwa Tuan Du tidak dapat berkultivasi, tiga murid pertama dari Pondok berada pada tingkat yang sama dengannya. Tuan Du yang legendaris ini harus dihormati. Selain itu, Dewi Wangyue masih cukup muda, jadi tidak masalah baginya untuk memberi hormat kepada seorang senior.     

"Kau tidak harus bersikap sesopan ini. Kau bisa menganggap Gunung Buku seperti rumahmu sendiri dan tidak perlu merasa malu-malu. Bersikaplah seperti kau berada di Klan Bulan seperti biasanya," ujar Tuan Du sambil tersenyum.     

"Baiklah," Dewi Wangyue mengangguk dengan lembut. "Tuan Du, setelah keributan yang terjadi di Wilayah Barren Timur..."     

"Jangan khawatir. Perguruan Tinggi Barren Timur berbeda dari Dinasti Qin, dan aku juga tidak memiliki ambisi untuk menyatukan Wilayah Barren Timur. Kau tidak perlu berpikir macam-macam. Anggap saja seperti kau sedang bertamu di Gunung Buku untuk sementara waktu. Selain itu, kau juga telah bertemu dengan murid tertuaku. Dia akan membawa orang-orang dari Gunung Sword Saint kemari. Muridku yang kedua dan ketiga juga berkultivasi dengan baik. Jika kau memiliki waktu luang, kau dapat mengobrol dengan mereka. Kau dapat berkunjung ke Pondok kapan saja tanpa ada batasan," ujar Tuan Du.     

"Terima kasih, Tuan Du." Dewi Wangyue dapat bernapas lega. Tampaknya Tuan Du memang tidak memiliki ambisi untuk menguasai Wilayah Barren Timur.     

"Jieyu, kemarilah dan sapa guru kita," Ye Futian tiba-tiba berbicara. Hua Jieyu mengangguk dengan lembut dan berkata kepada Tuan Du, "Nama saya Hua Jieyu. Salam, guru."     

Tuan Du tersenyum dan menatap ke arah Ye Futian, yang membalas senyumannya dengan gugup sambil menggaruk kepalanya.     

"Guru, bolehkah Jieyu tinggal di Pondok dan berkultivasi?" Ye Futian bertanya.     

"Kau sudah menyuruhnya untuk memanggilku dengan sebutan 'guru'. Bagaimana aku bisa menolaknya?" Tuan Du membelalakkan matanya ke arah Ye Futian. Kemudian dia memandang ke arah Hua Jieyu dan berkata, "Nak, di masa depan, kau bisa berkultivasi denganku sama seperti dia. Sementara itu, kau bisa membantuku untuk mengawasinya."     

"Tidak masalah." Hua Jieyu mengangguk, sambil tersenyum, setelah itu dia menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi bangga.     

Ye Futian mengedipkan matanya. Sebenarnya siapa yang menjadi murid dari Tuan Du?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.