Legenda Futian

Klan Rendahan



Klan Rendahan

0Zhu Qing menatap para pendatang baru itu dan bertanya, "Untuk apa kalian semua datang ke Perguruan Tinggi Barren Timur?"     
0

Seorang kultivator kuat yang berada di udara menatapnya. Gagak Emas berkaki tiga itu menarik sebuah kereta matahari. Pemuda yang seolah-olah bermandikan kobaran api itu berkata, "Apakah tempat ini adalah surga ilmu sihir paling kuat di Wilayah Barren Timur?"     

Dia berasal dari pusat Negeri Barren. Wilayah Barren Timur hanyalah sebagian kecil dari Negeri Tandus yang sangat luas. Karena hukum dari Donghuang Agung, Wilayah Barren Timur menjadi terisolasi dari negara bagian lainnya. Tanpa kedatangan dari para kultivator tingkat Saint, tentu saja wilayah ini berbeda jauh dari wilayah lainnya. Bahkan jika ada tokoh-tokoh terkemuka yang datang kemari, mereka akan segera pergi dan tidak ingin kembali lagi.     

Negeri Barren sangat luas dan memiliki pasukan-pasukan kuat yang tak terhitung jumlahnya. Kultivator ini berasal dari salah satu pasukan tersebut—Sekte Api Suci dari Negeri Barren. Kultivator lainnya yang datang bersamanya juga berasal dari pasukan-pasukan kuat di Negeri Barren. Kalau tidak, mereka tidak akan rela menempuh perjalanan jauh untuk datang kemari.     

"Tempat ini adalah Perguruan Tinggi Barren Timur dari Wilayah Barren Timur," jawab Tetua Gunung Zong Xu.     

"Apakah Ye Futian ada disini?" tanya gadis cantik di kapal perang itu.     

"Kenapa kau mencarinya?" Satu sosok berwajah tampan dan karismatik melayang tinggi ke udara. Dengan mengenakan pakaian berwarna putih, dia terlihat seperti orang terpelajar tetapi memiliki aura yang tajam. Dia adalah Gu Dongliu.     

"Kami mendengar bahwa Ye Futian berhasil mencapai puncak Gunung Langit pada tahun lalu dan menerima peninggalan dari dua kaisar agung," ujar gadis itu dengan nada suara yang serius dan lembut. "Kami ingin bertemu dengannya."     

"Darimana kau mengetahuinya?" Gu Dongliu bertanya dengan nada serius. Dia mengetahui bahwa adik juniornya telah berhasil mencapai puncak Gunung Langit, tetapi dia tidak tahu apa yang diterima adik juniornya disana. Dia juga tidak menanyakan apa-pun. Topik ini sangat mudah untuk menimbulkan keributan. Semakin sedikit orang yang mengetahuinya, akan semakin baik. Sekarang orang-orang asing ini telah mengetahui tentang hal tersebut, sudah jelas bahwa seseorang telah memberitahu mereka.     

Tidak masalah jika Ye Futian benar-benar memiliki peninggalan itu, namun orang yang memberitahu mereka pasti memiliki motif tersembunyi. Wanita itu tidak menjawab pertanyaannya. Sang Arhat turun dari kapal perang tersebut.     

"Dimana Ye Futian?" kultivator kuat yang mengendarai seekor naga itu mengajukan pertanyaan pada kerumunan orang di bawahnya, mengabaikan pertanyaan dari Gu Dongliu. Suaranya mengguncang langit. Mereka tidak punya waktu untuk omong kosong ini.     

Banyak orang yang merasa kesal. Mereka sangat tidak sopan.     

Satu sosok lainnya muncul dari Pondok. Sosok itu adalah Ye Futian. Dia memandang ke arah mereka, merasa bingung. Apakah Hua Qingqing memberitahu semua orang? Jika dia yang memberitahu mereka, mengapa dia malah melompat turun dari puncak gunung dan tidak menyerangnya?     

"Kenapa kau mencariku?" Ye Futian bertanya.     

"Apakah kau telah berhasil mencapai puncak Gunung Langit?" Tanya kultivator itu.     

"Ya," Ye Futian mengakuinya. Para murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur menatapnya. Tidak ada seorang-pun yang mengetahui bahwa Ye Futian telah berhasil mencapai puncak Gunung Langit pada tahun lalu.     

"Apa yang kau dapatkan disana?" pria itu bertanya lagi.     

"Kedua kaisar itu meninggalkan sebuah lagu di puncak gunung. Aku mendengarkannya secara langsung, berkultivasi sebentar, kemudian pergi menuruni gunung," jawab Ye Futian.     

"Apakah lagu yang mereka tinggalkan itu berjudul Ukiyo?" Seperti yang mereka harapkan, kata-kata Ye Futian sesuai dengan penjelasan dari Qin Yu. Ukiyo benar-benar ditinggalkan di puncak Gunung Langit.     

"Aku tidak tahu namanya. Lagu itu sangat sulit untuk dimainkan dan tidak ada seorang-pun yang mampu melihat misteri dibalik lagu tersebut," jawab Ye Futian. Ukiyo memang sangat sulit untuk dikultivasi. Wajar saja kalau dia tidak mampu melihat misteri dibalik lagu tersebut. Justru akan terlihat aneh jika dia mampu mengungkap misteri tersebut.     

Pihak Pondok mengingat kembali alunan musik yang dimainkan pada akhir tahun lalu. Mereka tahu bahwa Ye Futian telah mempelajarinya. Tentu saja, mereka tidak akan mengkhianatinya.     

"Apakah kalian sudah selesai bertanya?" Kedua mata Gu Dongliu tampak serius. Dia melirik ke arah para penyusup ini. Mereka tiba-tiba datang ke Gunung Buku, memandang rendah mereka dan menginterogasi Ye Futian. Dia merasa sangat kesal.     

Banyak orang di udara memandang ke arah Gu Dongliu sambil mengerutkan alis mereka. Gunung Buku bangga akan reputasi yang dimilikinya dan mereka tampak tersinggung oleh sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang asing ini.     

"Jika urusan kalian sudah selesai, silahkan pergi," ujar Gu Dongliu. Dia menyuruh para tamu ini untuk segera pergi. Tentu saja, orang-orang ini bukan tamu mereka.     

"Sombong sekali." Seseorang yang mengendarai seekor iblis tersenyum kecil. "Ikutlah dengan kami," ujarnya kepada Ye Futian.     

Orang-orang di Gunung Buku merasa marah. Sombong? Siapa sebenarnya yang sedang bersikap sombong? Dan mereka baru saja menyuruh Ye Futian untuk pergi bersama mereka. Itu sangat tidak sopan.     

"Kalian semua datang dengan cara yang tidak sopan dan tiba-tiba mendarat di Gunung Buku. Sekarang kau ingin membawa pergi seorang murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur dan kau ingin agar kami menuruti keinginan kalian? Bukankah tindakan kalian ini sudah keterlaluan?" Tetua Gunung Zong Xu berbicara dengan nada serius. Ye Futian memang berasal dari Pondok, tetapi dia juga menjadi bagian dari Perguruan Tinggi Barren Timur.     

"Bukankah seharusnya klan rendahan bersikap seperti itu?" ujar seorang Tetua dari atas seekor naga. Di dunia kultivasi, para kultivator yang kuat adalah kelas tertinggi. Karena mereka berada disini, klan rendahan harus melayani mereka dengan patuh. Ini adalah peraturan di dunia mereka. Apakah Wilayah Barren Timur bahkan tidak mengetahui hal ini karena wilayah mereka yang terisolasi dari dunia luar?     

Semua kultivator kuat yang berada di udara menganggap hal ini sangat biasa. Mengapa mereka harus menjelaskannya?     

Murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur sangat marah. Kata-kata mereka sangat kasar, tetapi mereka mengetahui bahwa hal itu memang benar adanya. Bahkan di Wilayah Barren Timur, peraturan ini juga berlaku. Ini adalah dunia kultivasi.     

Orang-orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur mulai gempar. Mereka merasa sangat terhina.     

Ye Futian berdiri di udara dengan ekspresi yang terlihat tenang. Namun, sebenarnya dia sedang kebingungan. Gurunya telah memberitahunya beberapa hari yang lalu bahwa kejahatan yang dilakukan oleh klan yang paling kuat akan dianggap sebagai keadilan oleh mereka. Sangat sulit untuk meminta pihak yang kuat untuk menghormati pihak yang lemah. Jika orang-orang ini memintanya untuk pergi, dia harus pergi.     

Mereka juga bersikap lebih sopan daripada tindakan yang dilakukan oleh Kaisar Luo. Bagaimanapun juga, dia hanya dianggap sebagai sosok yang tidak penting bagi orang-orang ini untuk sekarang. Jika dia tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan, sikap yang akan mereka tunjukkan akan sama seperti yang ditunjukkan oleh Kaisar Luo.     

"Klan rendahan?" Gu Dongliu berbicara dengan nada serius. Dia berasal dari Pondok. Pondok tidak boleh dihina. Dia tidak akan membiarkan mereka membawa adik juniornya.     

Gu Dongliu berjalan ke depan, sebuah arus yang tidak terlihat mengalir di tubuhnya. "Namaku Gu Dongliu, Noble Plane kelas pertama. Silahkan."     

Para kultivator kuat yang berada di udara merasa bingung. Apakah pria ini sedang menantang mereka? Sangat menarik untuk ditantang oleh klan rendahan di Wilayah Barren Timur.     

Pemuda berwajah tampan di atas naga itu memandang ke arah Tetua yang baru saja berbicara. Tetua itu segera melangkah keluar. Dia adalah orang yang menyebut mereka sebagai klan rendahan. Auranya meledak-ledak dan sangat kuat. Ketika dia berdiri di udara, seluruh area tersebut seolah-olah membuat tubuh mereka menjadi berat. Semua orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur merasakan sebuah tekanan yang mengerikan menimpa tubuh mereka, seolah-olah tekanan itu meratakan tubuh mereka ke atas tanah.     

Beberapa Tetua gunung melangkah keluar dengan mengeluarkan aura mereka masing-masing. Mereka menangkis kekuatan itu di udara sehingga tekanan tersebut tidak akan mencapai orang-orang yang berada di bawah. Para kultivator kuat yang berada di udara itu menyaksikan pemandangan di depannya dengan tenang.     

"Hmph," Tetua itu mendengus. Dia mengulurkan tangan dan mengepalkan tangannya di depan Gu Dongliu. Seketika, muncul sebuah tekanan yang mengerikan. Spiritual Qi di dunia ini bergetar ketika jejak telapak tangan berukuran besar itu diarahkan menuju Gu Dongliu.     

Arus yang mengalir di tubuh Gu Dongliu menjadi semakin mengerikan. Kedua matanya memancarkan cahaya sihir dan melesat seperti kilat ke sekitarnya. Jejak telapak tangan itu langsung hancur menjadi Spiritual Qi.     

"Surga ilmu sihir di Wilayah Barren Timur?" Tetua itu berjalan ke depan. Langit dan bumi menjadi begitu berat. Dia mengangkat satu tangannya dan seketika muncul sambaran petir di atas langit. Spiritual Qi elemen tanah berkumpul dengan ganas di udara, menekan ke arah Gu Dongliu sehingga dia tidak bisa bergerak. Dia mengangkat tangannya yang lain dan mengerahkan tinjunya ke depan. Terdengar suara ledakan yang keras. Semua orang dapat melihat aura dari tinju tersebut menembus udara, melesat dengan cepat seolah-olah tinju itu bisa menghancurkan segalanya.     

Hembusan angin bertiup mengikuti pukulan ini. Tinju tersebut melesat ke arah Gu Dongliu dengan membawa kekuatan penghancur yang sangat kuat.     

*Boom* Huruf-huruf kuno berputar di sekitar Gu Dongliu, membentuk sembilan kata-kata kuno, yang berarti "wahai para dewa perang, jadilah pelindung kami dalam pertempuran."     

Setiap kata kuno berubah menjadi sebuah cahaya yang menyilaukan dan sangat kuat. Aura dari kepalan tinju itu menembus langit seperti kepalan tangan dari langit. Kekuatannya mungkin bisa menghancurkan segalanya.     

Dalam situasi seperti ini, Gu Dongliu tampak sangat lemah dan akan hancur dihantam oleh tinju tersebut. Namun, dia hanya berdiri di tempatnya tanpa bergerak. Ketika aura tinju itu tiba di depannya, sembilan kata kuno itu bersinar terang. Kata-kata kuno itu menerjang ke depan, menghancurkan segalanya. Aura dari tinju tersebut terus menekan tetapi seketika menghilang begitu tinju itu menghantam kata-kata kuno tersebut.     

Para kultivator kuat yang berada di udara terkejut ketika menyaksikan hal ini. Mereka dapat dengan jelas merasakan bahwa Aura Noble milik Gu Dongliu telah mencapai puncak.     

Kedua mata Gu Dongliu tampak serius. Dia menatap ke arah kultivator yang lain dan melangkah ke depan. Dengan satu langkah sederhana ini, ia langsung berubah menjadi sambaran kilat dan menghilang.     

Banyak bayangan muncul di udara.     

Suara raungan yang mengejutkan terdengar di udara. Tetua itu mengeluarkan Realisasi Dharma dari roh kehidupannya. Roh kehidupannya adalah seekor kera batu berbaju zirah. Kera itu berukuran besar dan menjulang tinggi di belakangnya. Dia mengepalkan tangan kanannya dan sepertinya tubuh Tetua itu telah menyatu dengan kera batu yang ganas itu.     

Ketika melihat kilat yang menerjang ke arahnya, dia meraung penuh amarah dan mengerahkan tinjunya ke depan. Kera batu itu meraung, mengguncang dunia. Tinju yang menakutkan itu seperti sebuah gunung, seolah-olah akan menghancurkan segala sesuatu yang menghalanginya. Aura dari tinju tersebut semakin menguat. Aura tersebut tampaknya tak berbatas dan tak tergoyahkan.     

Kilat itu melesat dan menghantam tinju yang berukuran besar dan mengerikan tersebut. Terdengar sebuah ledakan dan sebongkah batu terjatuh dari langit. Suara gemuruh terus menerus terdengar. Kerumunan orang di bawah dapat melihat bayangan tangan yang tak terhitung jumlahnya menerobos masuk. Tampaknya ada seberkas cahaya yang tajam di dalam sana yang tidak bisa ditangkis oleh apa-pun.     

*Boom*     

Diikuti dengan suara ledakan yang keras itu, Tetua itu terhempas ke belakang. Sebuah jejak telapak tangan muncul di bagian dadanya. Setelah itu, dia terus terhempas ke belakang seolah-olah ia telah disambar oleh petir hingga menabrak seekor naga. Seseorang di belakangnya melangkah ke depan dan menggunakan kekuatannya untuk menghentikan Tetua tersebut.     

Lelaki tua itu memuntahkan darah, membuat kerah bajunya berwarna merah.     

"Klan elit? Kau bahkan tidak mampu menerima satu seranganku!" Gu Dongliu berbicara dengan nada serius, sambil memandang ke arah Tetua itu dari tempat dia berdiri sebelumnya.     

Tetua itu terus memuntahkan darah, wajahnya kini benar-benar berwarna merah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.