Legenda Futian

Dibalik Pembunuhan Itu



Dibalik Pembunuhan Itu

0Ye Futian memang tidak ingin terus bermain-main dengan Luo Junlin. Dia ingin menyelesaikan masalah ini sendiri tetapi Luo Junlin tidak berpikir demikian.     
0

Jika kau memilih untuk menggunakan trik-trik tertentu, maka aku juga akan melakukannya tanpa malu-malu. Masalah itu dimulai di Negeri Nandou dan juga akan berakhir di Negeri Nandou.     

Sebelumnya, keluarga Luo telah menindasnya. Mereka mengira mereka adalah orang-orang terhormat dan bisa menjadi petinggi di kerajaan tersebut. Tak lama lagi Ye Futian akan membalas perbuatan mereka selama ini.     

"Oke," ujar Luo Junlin dengan ekspresi kesal. Dia telah menerima tantangan itu. Dia jelas harus menerimanya. Setiap kata yang diucapkan Ye Futian langsung mengena di hatinya. Baik Pondok maupun gurunya akan memaksanya untuk menerima tantangan tersebut. Selain itu, dia cukup berbakat. Karena Ye Futian begitu percaya diri, dia akan membiarkannya bertindak sesuka hati.     

Satu bulan ke depan, mereka akan bertarung di Negeri Nandou. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menghindari hal ini. Alih-alih menunggu Ye Futian menjadi dewasa, dia harus menghabisinya ketika dia masih memiliki keuntungan yaitu tingkat Plane yang lebih tinggi dari Ye Futian.     

Dengan reputasi Pondok di Wilayah Barren Timur, mereka tidak akan ikut campur apa-pun hasil dari pertarungan ini, apalagi Ye Futian sendiri yang mengajukan tantangan ini. Ini adalah sebuah peluang yang besar bagi Luo Junlin.     

"Kakak Senior, mari kita kembali," Ye Futian melihat ke belakang dan berkata kepada Zhuge Hui. Setelah menghabiskan satu tahun berkultivasi di Pondok, ia telah terbiasa dengan kebiasaan mereka. Tidak melibatkan kerabat maupun keluarga adalah salah satu dari prinsip mereka. Hanya pelaku utama yang akan dihukum. Tetapi jika mereka berusaha dilindungi oleh keluarganya, itu adalah masalah yang berbeda.     

Dia pernah mendengar bahwa Kakak Ketiga pernah membunuh seluruh anggota dari suatu pasukan karena satu anggota dari pasukan itu telah membunuh seorang pria, tetapi anggota itu dilindungi oleh anggota lainnya. Pasukan seperti itu memungkinkan anggotanya untuk membunuh siapa-pun dengan seenaknya. Karena itu, Gu Dongliu telah mengambil peran sebagai seorang dewa.     

"Baiklah." Zhuge Hui mengangguk dan tersenyum. Dia melihat ke arah He Yulu. "Jika dia tidak muncul di Negeri Nandou satu bulan ke depan, aku akan datang untuk menemuimu."     

Setelah itu, orang-orang dari Pondok dan Perguruan Tinggi Barren Timur berbalik dan pergi. Semua orang memandang ke arah punggung dari orang-orang itu, mereka memikirkan banyak hal di benak mereka.     

Mereka berasal dari Pondok, dan ini adalah cara mereka dalam menyelesaikan sesuatu. Jika seseorang mencoba untuk membunuh murid-murid dari Pondok, mereka akan menemukan pelakunya apa-pun yang terjadi. Sekarang, He Xirou, pelaku utama dari percobaan pembunuhan itu, sudah mati. Sementara itu pria yang menjadi alasan utama di balik percobaan pembunuhan itu, Luo Junlin, akan segera bertarung melawan Ye Futian dengan nyawa sebagai taruhannya.     

Semuanya tampak sudah berakhir untuk saat ini. Suasana suram yang menyelimuti Kota Chaoge tampaknya juga mulai menghilang. Namun, Kuil Royal Xuan masih diselimuti kesedihan.     

Tidak lama kemudian, orang-orang dari Dinasti Qin telah tiba. Qin Li meminta maaf kepada He Yulu atas nama Dinasti Qin. Mereka telah membantu Pondok untuk mencari petunjuk dan tidak bisa membocorkannya kepada Kuil Royal Xuan. Namun, tindakan mereka sangat bijaksana dengan datang untuk meminta maaf pada Kuil Royal Xuan.     

Adapun perihal yang mereka bicarakan selama pertemuan tersebut, tidak ada yang akan tahu.     

Tidak lama kemudian, Kuil Royal Xuan meninggalkan Kota Chaoge. Hanya ada satu murid yang tetap tinggal—Xia Luo, seorang murid yang dibimbing langsung oleh sang penguasa pertama. Setelah itu, Dinasti Qin mengumumkan bahwa kompetisi mereka akan dimulai lagi.     

Di penginapan, Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok bersiap-siap untuk meninggalkan Kota Chaoge. Liu Feiyang, Ye Wuchen, dan yang lainnya sedang berkumpul dengan Ye Futian. Di sebuah paviliun, Ye Futian mengetuk-ngetuk sebuah meja batu. Dia menatap ke arah Liu Feiyang dan bertanya, "Feiyang, darimana kau mendapatkan berita bahwa Chu Yaoyao dan Jieyu memiliki masalah satu sama lain?"     

Ketika mendengar hal ini, kedua mata Liu Feiyang bercahaya. Dia mengamati Ye Futian dengan seksama. Tampaknya ada makna yang tersirat dari kata-katanya, tapi dia tahu bahwa Ye Futian tidak mencurigainya.     

"Di sebuah restoran. Beberapa orang sedang membicarakan hal tersebut," ujar Liu Feiyang. "Setelah itu, aku dan Wuchen pergi mencarimu."     

Ye Wuchen tidak mengatakan apa-apa. Dia terus mengetuk-ngetuk meja.     

"Apa kau sedang memikirkan sesuatu?" Liu Chenyu bertanya.     

"Suatu kebetulan yang mengejutkan," gumam Ye Futian. "Bagaimana bisa masalah pribadi dari Klan Bulan tersebar begitu saja dan kalian berdua kebetulan mendengar mereka sedang membicarakannya?"     

Liu Feiyang dan Liu Chenyu bertukar pandang, sama-sama terkejut. "Apakah kau mencurigai ada orang lain di balik masalah ini?" Liu Chenyu bertanya.     

"Sudah pasti He Xirou," ujar Ye Futian. Dari awal hingga akhir, semuanya mengarah ke arah Xirou dan dia telah membayarnya dengan nyawanya. Selain Luo Junlin, tidak ada yang pantas dilindungi dengan nyawa He Xirou. Karena itu, pelakunya pasti Xirou. Dia telah berkomunikasi dengan Hu Tong sejak lama sambil merencanakan pembunuhan tersebut. Meski begitu, Ye Futian masih merasa ada yang salah. Semua itu terlalu kebetulan.     

Liu Feiyang kebetulan mendapatkan berita itu dan ketika Ye Futian meninggalkan penginapan, percobaan pembunuhan itu terjadi. Jika dia tidak pergi meninggalkan penginapan, percobaan pembunuhan itu akan jauh lebih sulit dilakukan.     

Xirou pasti yang merencanakannya tetapi apakah ada seseorang yang membantunya? Jika itu masalahnya, maka ada beberapa hal yang tidak masuk akal. Hanya orang-orang terdekat dari Xirou yang mengetahui tentang hal ini. Kuil Royal Xuan tidak akan ikut campur karena mereka tidak punya motif untuk membunuhnya.     

"Mudah-mudahan aku hanya berpikir terlalu berlebihan," ujar Ye Futian dengan pelan. Dia tidak berpikir terlalu serius. Dia tahu bahwa bahkan jika memang ada orang lain dibalik masalah ini, dia tidak akan menemukan bukti. Hu Tong dan He Xirou telah mati. Bagaimana dia akan menyelidikinya?     

Ye Futian tiba-tiba tersenyum dan mendongak. "Wuchen, maukah kau mengunjungi Kerajaan Cangye dalam waktu satu bulan ke depan?"     

"Aku akan mencobanya." Ye Wuchen mengangguk. Semua pasukan di Wilayah Barren Timur pasti akan tertarik pada pertarungan antara Ye Futian dan Luo Junlin. Dia juga bisa kembali kesana untuk mengunjungi keluarganya.     

"Aku yakin Kaisar Ye ingin bertemu dengan Chenyu," Ye Futian menggoda.     

Liu Chenyu memutar matanya. "Kami akan pergi."     

"Berkunjunglah ke Kerajaan Liu ketika kalian punya waktu senggang," ujar Liu Feiyang kepada Ye Futian dan Ye Wuchen.     

"Ya, aku pasti akan pergi kesana ketika Wuchen melamar Chenyu," ujar Ye Futian, sambil menyeringai. Ye Wuchen terdiam dan pergi tidak lama kemudian. Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok secara bertahap pergi meninggalkan Kota Chaoge. Mereka melayang ke udara, tidak lagi berminat untuk berpartisipasi dalam kompetisi di Perguruan Tinggi Dongqin.     

…     

Qin Li dan Xia Luo berjalan memasuki sebuah halaman di Perguruan Tinggi Dongqin dari Kota Chaoge. Satu sosok sedang berdiri dengan tenang di depan mereka sambil tersenyum pada Xia Luo. Dia adalah Qin Yu.     

Xia Luo berjalan mendekat dan membungkuk hormat. "Qin Luo memberi salam pada Paman."     

Qin Yu mengangguk sambil tersenyum. "Qin Luo, kau sudah bekerja keras selama ini."     

"Semuanya akan terbayarkan apabila saya dapat membantu menghidupkan kembali kejayaan dari Dinasti Qin." Qin Luo menggelengkan kepalanya. Nama aslinya adalah Qin; dia berasal dari Dinasti Qin.     

"Ya." Qin Yu mengangguk. "Meskipun kau seorang pangeran, kau rela pergi dari Dinasti Qin sedari kecil. Jika Dinasti Qin dapat memulihkan kejayaannya, usahamu selama ini tidak akan sia-sia."     

"Terima kasih, Paman." Qin Luo membungkuk hormat.     

"Karena He Yulu telah meninggalkan seseorang untuk membicarakan masalah ini, jelas dia membenci Pondok. Untuk saat ini kembalilah dan rencanakan semuanya dengan baik. Kau harus berhasil," ujar Qin Yu.     

"Putrinya telah meninggal. Bagaimana mungkin He Yulu tidak memiliki kebencian terhadap Pondok? Dia pasti merasa sangat marah karena dia tidak berdaya menghadapi mereka. Putrinya telah meninggal di depan matanya tetapi dia sama sekali tidak bisa melindunginya. Ketidakberdayaan ini pasti akan berubah menjadi rasa benci pada Pondok. Aku yakin dia tidak akan menolak jika ada suatu cara untuk melawan Pondok. Guruku memang agak merepotkan tapi aku akan mencoba yang terbaik untuk meyakinkannya." Qin Luo mengangguk saat ia berbicara.     

Dia adalah orang yang selama ini berada dibalik percobaan pembunuhan ini. Sejak dia mengetahui bahwa Xirou dan Luo Junlin membenci Ye Futian, dia mulai memberi perhatian lebih pada Xirou. Itulah yang membuat percakapan itu terjadi, sehingga membuat Xirou merencanakan pembunuhan itu.     

Tentu saja, Xirou dan Luo Junlin tidak bisa menebak apa-pun dari percakapan itu. Itu hanyalah percakapan biasa.     

Adapun ketika mereka mencari petunjuk, Dinasti Qin tidak perlu mencarinya terlalu lama. Mereka sudah tahu siapa pelakunya. Namun, semuanya berjalan sesuai rencana. Mereka hanya harus bertindak sebagai pemandu di rencana ini. Yang lainnya terserah tindakan dari Pondok itu sendiri.     

Tatapan mata Qin Yu terlihat dingin.     

Hari itu, murid kedua dari Pondok telah tiba dan menghancurkan gerbang dari Perguruan Tinggi Dongqin. Dia telah mempermalukan Dinasti Qin tetapi mereka tetap saja bekerja sama dengan Pondok. Apakah mereka benar-benar berpikir bahwa Dinasti Qin mudah untuk ditindas?     

"Qin Li, kau harus segera mendapatkan Chu Yaoyao," ujar Qin Yu.     

"Baik, Ayah." Qin Li mengangguk. Sekarang Chu Yaoyao telah bersedia berkencan dengannya, dia yakin akan segera mendapatkannya.     

Tentu saja, dia tahu bahwa Chu Yaoyao sangat cerdas dan tidak akan bertindak seperti Xirou.     

Chu Yaoyao juga memiliki standar yang lebih tinggi. Dia tidak akan puas hanya dengan menjadi seorang istri dari putra mahkota. Dia tahu bahwa tidak ada gunanya mengandalkan laki-laki dan sebuah fakta bahwa Qin Li memiliki motif tersembunyi padanya. Tetapi apa bedanya jika mereka memiliki tujuan yang sama?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.