Legenda Futian

Nandou Tai yang Sombong



Nandou Tai yang Sombong

0Bukan hanya Kaisar Luo, Menteri Hua, dan Nandou Yue saja yang merasa ketakutan. Setiap kaisar yang hadir disini, yang sebelumnya telah minum-minum dan berbincang-bincang dengan Kaisar Luo tentang masa depan, merasakan hawa dingin menjalar di sekujur tubuh mereka.     
0

Saat ini, Ye Futian mengangkat kepalanya dan menatap mereka dengan santai. Tatapan matanya dipenuhi dengan hawa dingin dan pandangan yang mengejek.     

Ye Futian jelas mengetahui mengapa para kaisar ini berada disini. Mereka semua mungkin sedang menunggu Kaisar Luo untuk menghancurkan Kerajaan Cangye dan benar-benar mengetahui bagaimana cara mendapatkan keuntungan dari situasi yang tidak terkendali seperti ini.     

Sayangnya, mereka salah besar.     

Ketika melihat tatapan mata Ye Futian, semua kaisar itu mulai membenci Kaisar Luo. Baj*ingan ini malah memberitahu mereka bahwa dia akan membunuh Ye Futian dalam waktu beberapa hari ke depan dan menyerang Kerajaan Cangye. Mereka semua sedang menunggu keuntungan yang akan mereka dapatkan. Namun, pada saat ini, keenam kaisar telah dibekukan menjadi patung-patung es, berdiri di tempat mereka masing-masing. Pemandangan ini terlalu mengerikan.     

Sambil memalingkan kepalanya, Ye Futian menatap ke arah Kaisar Luo dan Luo Junlin, lalu berkata, "Masih ada empat hari lagi. Kalian bisa mulai mempersiapkan pemakaman kalian." Setelah itu, dia berbalik dan berkata, "Ayo kita pergi."     

Hanya tersisa empat hari sebelum pertarungan yang dijadwalkan antara dia dan Luo Junlin akan berlangsung. Dia akan membiarkan Kaisar Luo menghabiskan empat hari itu dipenuhi dengan kecemasan.     

Kunpeng itu naik ke udara dan terbang menuju ke kejauhan. Di luar Istana Kekaisaran dari Negeri Nandou, banyak orang menatap ke arah Kunpeng yang mulai pergi dan jantung mereka berdegup kencang. Ye Futian telah menerobos masuk istana dengan paksa dan pergi tanpa terluka. Para kultivator dari Kuil Royal Xuan tidak berhasil membuat mereka tetap tinggal di Istana Kekaisaran.     

"Itu Ye Danchen dan Ye Lingxi," ujar seseorang. Semua orang juga menyadari kehadiran dua orang itu di atas punggung Kunpeng. Keduanya telah dibawa ke istana kekaisaran oleh Kaisar Chu, dan sekarang mereka langsung dibawa kembali oleh Ye Futian. Apa artinya ini?     

Ye Futian telah datang ke Istana Kekaisaran Negeri Nandou demi mereka dan telah berhasil membawa mereka kembali.     

Apa yang sebenarnya telah terjadi di istana kekaisaran?     

Tidak ada yang tahu akan hal itu. Saat ini, suasana di istana kekaisaran sangat sunyi. Keenam patung es berdiri di tempatnya, dan tenggorokan mereka semua memiliki luka yang serupa. Kaisar Luo dan Luo Junlin tidak bisa berkata-kata; Ye Futian meminta mereka untuk mempersiapkan pemakaman mereka sendiri.     

Orang-orang dari Kuil Royal Xuan hanya mendengus, setelah itu mereka pergi dari tempat tersebut. Para kaisar yang hadir tidak melanjutkan pujian mereka pada Kaisar Luo. Saat ini, mereka hanya memikirkan bagaimana caranya menebus kesalahan mereka pada Ye Futian. Apa maksud dari tatapan mata Ye Futian barusan? Apakah dia juga akan kembali untuk membalas dendam kepada mereka?     

"Aku harus kembali dan memberi tahu pemimpin klan." Nandou Yue tiba-tiba teringat sesuatu. Ye Futian telah tiba dengan begitu mengintimidasi. Begitu Ye Futian kembali ke Kota Donghai, itu akan menjadi sebuah bencana bagi Klan Nandou.     

Luo Mengyan menatap ke sosok yang perlahan mulai menghilang itu. Dia sedikit menundukkan kepalanya dan matanya berkaca-kaca. Sebuah perasaan yang aneh muncul di dalam hatinya.     

Dia telah kembali. Ramalan gurunya ternyata benar.     

Luo Mengyan berbalik dan meninggalkan tempat itu. Sepanjang tahun ini, dia telah menjadi jauh lebih dewasa.     

"Menteri Hua, umumkan ini kepada publik: empat hari lagi, pangeran Luo Junlin akan bertarung dengan Ye Futian di luar Istana Kekaisaran. Pertarungan hidup-dan-mati," ujar Kaisar Luo dengan nada dingin, sambil memandang ke kejauhan. "Dalam pertarungan ini, Junlin pasti akan membunuh Ye Futian." Suaranya terdengar sangat tegas seolah-olah dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Luo Junlin tidak boleh kalah dalam pertarungan ini. Kekalahan akan setara dengan kematian. Dia juga akan mati.     

"Baik." Menteri Hua mengangguk dan berbalik, lalu berjalan keluar dari istana kekaisaran. Nandou Yue juga mengikutinya dan pergi. Dia sudah tidak berminat untuk memberikan selamat kepada Kaisar Luo. Selain itu, dia sama saja seperti mencoba bunuh diri jika dia memberikan selamat pada Kaisar Luo saat ini.     

"Semuanya, silahkan melanjutkan kunjungan kalian," ujar Kaisar Luo tanpa ekspresi. Semua kaisar mengutuk Kaisar Luo dalam hati, mereka begitu membenci Kaisar Luo. Baj*ngan ini.     

"Kakak Luo, kami pamit pergi terlebih dulu," ujar seorang kaisar, sambil melipat kedua tangannya. Meskipun saat ini mereka benar-benar ingin menghabisi Kaisar Luo, mereka masih berusaha untuk tidak menyinggung perasaannya. Dari ucapannya barusan, akan ada sebuah pertarungan hidup dan mati antara Luo Junlin dan Ye Futian. Bagaimana jika Luo Junlin menang di pertarungan itu?     

Para kaisar terbang ke udara dan pergi satu demi satu, mereka semua merasa sangat tertekan. Kaisar Luo mencibir dan melirik mereka, setelah itu dia melihat ke arah keenam patung es itu. Semua kaisar itu telah datang kemari secara sukarela. Mereka hanyalah orang-orang yang berpikiran dangkal.     

Luo Mengyan kembali ke halaman yang berantakan di bagian dalam Istana Kekaisaran. Menteri Zuo terlihat duduk disana seperti biasanya, sambil menatap tanpa ekspresi ke atas langit.     

"Guru." Luo Mengyan menundukkan kepalanya seolah-olah dia adalah seorang gadis yang telah melakukan sebuah kesalahan.     

"Dia telah kembali," Menteri Zuo bergumam seolah-olah dia sedang berbicara sendiri.     

"Ya, dia telah kembali." Luo Mengyan mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Menteri Zuo. Sebagian besar rambut Menteri Zuo sudah berubah warna menjadi putih dan dia terlihat sangat tua. Entah kenapa, dia merasa sangat sedih saat ini.     

"Guru, kau benar. Dia tidak hanya sekedar kembali, tetapi orang-orang dari Kuil Royal Xuan tidak berani berurusan dengannya," ujar Luo Mengyan dengan lembut. "Waktu itu, ayah telah mencurigaimu karena telah bersikap tidak setia. Tapi dengan melihat kejadian hari ini, sepertinya Ye Futian tidak ingin mengincar takhta kaisar."     

Ayahnya, Kaisar Luo harus menghormati orang-orang dari Kuil Royal Xuan, sementara Ye Futian malah langsung memperingatkan mereka secara terang-terangan. Apa arti seorang kaisar baginya? Apakah gurunya bahkan rela mengkhianati ayahnya hanya untuk membantu Ye Futian menjadi seorang kaisar?     

"Pengkhianatan?" Menteri Zuo tersenyum mengejek. "Aku pernah ingin menebus semua kesalahanku, tetapi ayahmu mulai menuju jurang kehancuran selangkah demi selangkah. Ditakdirkan untuk menjadi seorang kaisar? Jika aku tidak bertemu dengan 'dia' hari itu, mungkin aku akan berpikiran sama. Dalam hidup, kadang-kadang hal seperti itu bisa saja terjadi. Kau akan bertemu dengan seseorang yang telah ditakdirkan untuk bertemu denganmu pada waktu tertentu. Itu bukan kebetulan, melainkan takdir."     

"Dia?" Luo Mengyan tidak mengerti.     

Menteri Zuo mengingat sosok yang menakjubkan itu di atas langit. Nama keluarga dari sosok itu adalah 'Donghuang', sedangkan nama keluarganya adalah 'Ye'.     

Mereka bertemu di depan patung Kaisar Ye Qing. Keduanya memiliki temperamen yang sama. Sepertinya mereka sudah memilikinya sejak lahir.     

"Mengyan, kau sudah jauh lebih dewasa jika dibandingkan dengan tiga tahun lalu, dan tidak terlalu plin-plan seperti waktu itu. Di masa depan, kau masih perlu menjalani hidupmu dengan benar, dan tidak di bawah bayang-bayang masa ini. Lupakan apa yang akan terjadi nantinya," Menteri Zuo menasihatinya. Luo Mengyan tidak akan mati; dia bukan seseorang yang berumur pendek. Namun, dia ditakdirkan untuk menghabiskan hidupnya seorang diri.     

Meskipun dia telah mengatakan hal ini, beberapa hal tidak dapat diubah dengan kata-kata belaka.     

Luo Mengyan tampaknya mulai memahami sesuatu dan merasa sangat sedih. Beberapa air mata terkumpul di sudut matanya, dan dia berkata dengan lembut, "Guru, jika pada saat itu aku tidak begitu plin-plan, jika pada saat itu aku bisa lebih dekat dengan Ye Futian, dan tidak bertindak semena-mena karena aku adalah sang puteri, bisakah aku mengubah segalanya?"     

Menteri Zuo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Gadis bodoh. Itu bukan salahmu."     

Mata Luo Mengyan menjadi berwarna merah. Entah kenapa, air mata mulai mengalir di pipinya terus menerus.     

...     

Kunpeng terbang di atas langit. Kaisar Ye juga tidak bisa tetap tenang setelah perjalanan ke Negeri Nandou ini.     

Luo Junlin telah kembali untuk membunuh Ye Futian? Sungguh ironis.     

"Paman Ye, anda bisa mengurus enam negara itu termasuk Negeri Yunchu," ujar Ye Futian.     

"Baiklah." Kaisar Ye mengangguk.     

"Feiyang, kau bisa pergi lebih dulu dengan senior Kun, Paman Ye dan yang lainnya kembali ke Kerajaan Cangye. Aku harus menyelesaikan sesuatu di Kota Donghai," ujar Ye Futian kepada Liu Feiyang. Ada beberapa hal di Donghai yang harus dia tangani.     

"Apakah kau ingin kami mengikutimu?" Liu Feiyang bertanya.     

"Tidak. Ini adalah masalah keluarga antara guru dan Tuan Putri. Aku akan mengurusnya sendiri. Pengawal Salju Perak akan ikut denganku," ujar Ye Futian.     

"Oke," Liu Feiyang mengangguk. Kemudian, kelompok itu terbagi menjadi dua. Kaisar Ye, Liu Feiyang, Ye Wuchen, dan sisanya akan kembali ke Kerajaan Cangye. Ye Futian, Hua Jieyu, Yu Sheng, Hua Fengliu, Nandou Wenyin, Yi Xiang dan Tang Lan akan pergi ke Kota Donghai.     

...     

Kota Donghai cukup terpencil dan terletak tidak jauh dari Laut Timur. Kota Donghai adalah kota utama dari Prefektur Laut Timur.     

Berita bahwa pangeran Luo Junlin telah kembali ke Negeri Nandou jelas sudah menyebar ke Kota Donghai. Namun, dampaknya disini jelas jauh lebih lemah daripada Kota Kekaisaran. Jarak dari kedua tempat itu terlalu jauh, dan orang-orang disini tidak bisa merasakan suasana yang ada disana. Hanya klan-klan besar yang akan memperhatikan situasi di Negeri Nandou. Bagi Kota Donghai, peristiwa paling penting baru-baru ini adalah berita tentang sang pemimpin dari Klan Nandou telah memasuki Noble Plane.     

Setelah berita itu menyebar, kerumunan orang mulai berkunjung ke Klan Nandou dan memberi mereka hadiah, hingga hampir menghancurkan gerbang dari Klan Nandou. Selain itu, orang-orang dari banyak klan besar ingin bersekutu dengan Klan Nandou melalui pernikahan anggota mereka. Mereka mengirim laki-laki dari klan mereka untuk menikahi para wanita di Klan Nandou atau mengirim puteri-puteri mereka ke Klan Nandou.     

Di masa lalu, hal seperti itu pasti tidak akan terjadi pada mereka. Meskipun Klan Nandou juga sangat kuat sebelum hal ini terjadi dan memang adalah klan yang paling kuat di Kota Donghai, mereka tetap saja memiliki status sebagai anggota keluarga kerajaan yang lama. Sang Kaisar sudah mencurigai mereka dan pasti tidak akan membiarkan klan tersebut tumbuh begitu pesat. Oleh karena itu, bukanlah ide yang baik untuk menjadi terlalu dekat dengan Klan Nandou. Namun, situasi saat ini sudah berbeda. Pada saat Nandou Tai memasuki Noble Plane, mereka tahu bahwa banyak hal akan berubah. Kaisar Luo mungkin membutuhkan kekuatannya.     

Hari ini, sebuah perjamuan besar diadakan di Klan Nandou. Semua orang penting dari Kota Donghai datang kemari untuk memberikan ucapan selamat.     

Di dalam markas dari Klan Nandou, kursi perjamuan sudah dipenuhi dengan orang-orang yang berkunjung. Semua pasukan utama dari Kota Donghai telah tiba.     

Contohnya adalah Akademi Donghai. Tentu saja mereka dipimpin oleh Yan Shao, sang Kepala Sekolah dari Sekolah Emperor Star, dan juga Art Saint. Wakil Kepala Sekolah dari Sekolah Emperor Star, Han Mo, telah meninggal secara misterius saat mengejar Ye Futian. Saat ini, Art Saint telah mengambil alih posisi sebagai Wakil Kepala Sekolah.     

Selain orang-orang dari Akademi Donghai, Lord Luo juga datang, serta klan-klan besar seperti Keluarga Lin. Lin Xiyue terlihat diantara orang-orang dari Keluarga Lin; dia duduk bersama ayahnya.     

Mu Hong, yang dikunjungi oleh Hua Fengliu dan Ye Futian, juga datang kemari. Dia adalah teman Hua Fengliu dan berada di Arcana Plane. Waktu itu, dia menolak untuk menjadikan Ye Futian sebagai muridnya.     

Singkatnya, hampir semua orang penting dari Kota Donghai hadir disini. Tidak ada yang berani untuk mengabaikan kehadiran seorang Noble.     

Seorang Noble adalah seseorang yang mungkin menjadi seorang kaisar di kemudian hari.     

Setelah semua orang duduk di tempatnya masing-masing, Nandou Tai melangkah perlahan dengan cara berjalan yang tampak agung dan penampilan seperti seorang Noble. Dia melirik ke arah kerumunan orang di depannya dengan pandangan yang bermartabat dan kemudian mendekati satu-satunya kursi yang berada di depan, setelah itu dia duduk.     

"Salam, Pemimpin Klan Nandou." Semua orang berdiri satu demi satu dan memberi hormat, mereka bersikap sangat sopan. Semenjak dia memasuki tingkat Noble Plane, status Nandou Tai kini telah berbeda.     

Nandou Tai melirik ke arah kerumunan orang dengan tatapan yang tajam, ia merasa sangat senang. Pemandangan itu membuatnya seperti merasakan kehormatan yang dimiliki leluhurnya—perasaan dimana ia disembah oleh semua orang. Klan Nandou akan meraih kembali kejayaannya.     

"Semuanya, silahkan duduk," ujar Nandou Tai, sambil melambaikan tangannya dan benar-benar menampilkan gayanya sebagai seorang Noble. Semua orang mengucapkan terima kasih padanya dan kemudian duduk.     

Nandou Tai tersenyum. Seorang kaisar memang semestinya disembah oleh semua orang seperti ini. Saat ini, dia sudah menjadi seorang raja di Kota Donghai, dan langkah selanjutnya adalah menjadi seorang kaisar dari suatu kerajaan. Dia sudah mencapai tingkat Plane yang diperlukan, dan yang dibutuhkannya saat ini adalah kesempatan untuk menjadi seorang kaisar.     

Dia melirik ke arah Nandou Wenshan yang sedang menundukkan kepalanya dan mencibir di dalam hatinya. Memangnya kenapa jika kau adalah keturunan langsung dari keluarga kerajaan?     

Saat ini, dia sudah menjadi seorang raja. Setelah kejadian kala itu, ia sama sekali tidak menghukum Nandou Wenshan, karena tidak ingin bertindak terlalu berlebihan dan juga tidak ingin membuat konflik internal lainnya.     

Namun, saat ini, orang yang disebut sebagai 'keturunan raja' sudah tidak diperlukan lagi, karena ia kini telah menjadi seorang raja. Setelah Kaisar Luo menghancurkan Ye Futian dan Kerajaan Cangye, Nandou Wenshan dan keluarganya juga akan lenyap!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.