Legenda Futian

Lamaran Pernikahan dari Dinasti Qin Marriage



Lamaran Pernikahan dari Dinasti Qin Marriage

0Tu Ling menatap ke arah Ye Futian dengan kedua matanya yang berukuran besar. Dia melompat ke udara dan mengarahkan palunya pada Ye Futian. Sambil diselimuti oleh Spiritual Qi, Ye Futian melangkah ke depan. Dalam sekejap, beberapa bayangan muncul di sekitarnya. Palu milik Tu Ling mengenai bayangan-bayangan tersebut. Tiba-tiba, diikuti dengan suara ledakan yang keras, tongkat panjang itu menghantamnya. Tu Ling menjerit dan segera berbalik. Dia kembali mengayunkan palu itu, tapi yang dia lihat hanyalah beberapa bayangan yang menyerupai Ye Futian.     
0

*Brak, brak, brak* Dalam sekejap, Tu Ling telah dipukul lebih dari sepuluh kali. Tu Ling terjatuh ke atas tanah tetapi ia tidak terluka. Dia memelototi sosok itu di udara.     

"Kau tidak bisa menyakitiku." Tu Ling memandang ke arah Ye Futian dengan tatapan yang tampak jahat.     

"Terimalah ini." Tubuh Ye Futian berputar dan melesat ke atas tebing. Dia turun ke arah patung-patung batu dan berputar-putar di udara. Untuk beberapa saat, seluruh kekuatan dan tekanan yang terkandung dalam patung-patung itu berkumpul di tongkatnya yang berputar dan menyatu dengan tubuh Ye Futian, membuatnya semakin kuat.     

Ye Futian menundukkan kepalanya dan menatap ke arah Tu Ling yang berada di bawahnya. Kemudian tubuhnya menerjang ke arah Tu Ling secepat kilat. Ketika melihat sosok yang menukik dari langit itu, Tu Ling merasa seperti patung-patung itu tampak hidup. Kekuatan gravitasi dari patung-patung itu memasuki tubuh Ye Futian, membuatnya terlihat seperti seorang dewa yang tengah turun dari atas langit.     

Tongkat Ye Futian yang awalnya berat, kini menjadi seribu kali lebih berat akibat pengaruh sihir gravitasi, dan tongkat itu diarahkan menuju Tu Ling. Aliran udara bergejolak dan sebuah garis cahaya muncul di udara. Ketika merasakan kekuatan yang kuat itu, tubuh Tu Ling sedikit gemetar. Dia berteriak penuh amarah dan mengayunkan palunya ke atas langit.     

*Brak* Terdengar sebuah suara benturan yang keras. Palu Tu Ling telah terbelah. Dia memejamkan kedua matanya. Bumi tengah bergetar, tetapi dia tidak merasa terluka. Dia kemudian membuka kedua matanya dan menyaksikan bahwa tongkat panjang itu hanya melewati bahunya.     

Ye Futian naik ke atas langit dan tersenyum. "Kau memang kuat tapi kau tidak bisa menang hanya dengan menggunakan kekuatanmu saja. Ini adalah kelemahanmu yang paling fatal. Teruslah berlatih." Lalu dia berbalik ke arah Yu Sheng dan berkata, "Ayo kita pergi." Yu Sheng juga ikut terbang dan pergi bersama Ye Futian. Loulan Xue telah pergi terlebih dahulu.     

Di sekitar pusat pelatihan itu, banyak orang masih melihat ke arah sosok yang mulai pergi menjauh itu dengan sedikit terkejut. Serangan terakhirnya pada Tu Ling tampaknya meminjam kekuatan gravitasi dari patung-patung yang berada di atas tebing itu dan serangan itu sangat kuat. Jika serangan itu benar-benar menghantam Tu Ling, dia mungkin sudah tewas.     

Ketika Ye Futian dan Yu Sheng kembali ke Pondok, mereka tiba tepat saat makan siang. Loulan Xue telah menyiapkan meja makan dengan rapi. Ye Futian belum terbiasa dengan hal ini.     

"Adik Junior, Liu Feiyang dan Liu Chenyu adalah teman baikmu, bukan?" Luo Fan bertanya.     

Ye Futian merasa bingung ketika mendengar pertanyaan dari Luo Fan tetapi ia tetap mengangguk dan berkata, "Ya, kami teman yang sangat baik."     

"Situasi di Wilayah Barren Timur sedikit berbeda sekarang. Baru-baru ini, Dinasti Qin telah bertindak sangat aktif," Luo Fan melanjutkan.     

Ye Futian merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan bertanya, "Apakah ada hubungannya dengan Liu Feiyang dan Liu Chenyu?"     

"Setelah kembali dari Negeri Nandou, Chu Yaoyao dari Klan Bulan langsung pergi ke Perguruan Tinggi Dongqin untuk berkultivasi. Rumor mengatakan bahwa hubungannya dengan Qin Li sudah dapat dipastikan kebenarannya. Selain itu, Dinasti Qin juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kuil Royal Xuan dan Klan Pedang Fuyun. Kedua pasukan itu telah mengirim beberapa murid mereka ke Perguruan Tinggi Dongqin untuk berkultivasi. "     

Luo Fan melanjutkan dengan perlahan, "Ketika Perguruan Tinggi Dongqin diresmikan, Dinasti Qin dan Klan Donghua telah membujuk banyak murid dari berbagai pasukan untuk berkultivasi disana. Saat ini Perguruan Tinggi Dongqin sangat populer. Belum lama ini, Dinasti Qin telah mengumumkan bahwa mereka akan pergi berkunjung ke Kerajaan Liu untuk memberikan sebuah lamaran pernikahan. Qin Yuan, putra bungsu dari kaisar Qin, akan menikah dengan Liu Chenyu, puteri dari Kerajaan Liu. "     

Tangan Ye Futian yang tengah memegang sumpit terhenti. Tatapan matanya menjadi serius. Dinasti Qin benar-benar menyebalkan.     

"Apa yang mereka inginkan?" Ye Futian bertanya dengan serius. Mereka belum mengumumkan pernikahan dengan Kerajaan Liu secara resmi. Bagaimana mereka bisa langsung memberitahu publik tentang berita ini sebelum Kerajaan Liu memberikan tanggapan?     

"Jelas, mereka ingin menguasai Wilayah Barren Timur," jawab Xue Ye. "Dinasti Qin selalu menganggap Perguruan Tinggi Barren Timur sebagai saingan terkuat mereka. Itu berarti mereka berpikir bahwa Perguruan Tinggi Barren Timur akan menjadi penghalang terbesar bagi Raja Qin untuk menguasai wilayah itu.     

Mereka pernah mengundang Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok ke dalam aliansi mereka. Jika Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok menyetujuinya kala itu, ketiga pasukan terbesar itu benar-benar mampu menguasai Wilayah Barren Timur. Tetapi kita menolaknya, jadi mereka bergegas untuk bergabung dengan pasukan lainnya sehingga Perguruan Tinggi Barren Timur serta Pondok akan terisolasi dan lebih mudah untuk dikalahkan," Luo Fan melanjutkan. Dinasti Qin akhirnya mengungkapkan tujuan mereka yang sebenarnya.     

"Apakah raja dari Kerajaan Liu akan setuju dengan pernikahan itu?" Ye Futian bertanya.     

"Kami tidak tahu." Luo Fan dan Xue Ye menggelengkan kepala mereka. Itu adalah keputusan yang tidak mudah.     

Suasana hati Ye Futian terganggu oleh berita ini. Salah satu alasannya adalah hubungan antara Ye Wuchen dan Liu Chenyu. Selain itu, dia tidak akan mau melihat Liu Chenyu menikahi seseorang dari Dinasti Qin. Namun, dari sudut pandangnya, sepertinya hal itu bukan menjadi urusannya. Pondok juga tidak punya alasan untuk menghentikan hal ini.     

Liu Feiyang dan Liu Chenyu memang teman baiknya. Mereka adalah sang pangeran dan puteri dari Kerajaan Liu tetapi mereka tidak bisa memutuskan pernikahan Liu Chenyu.     

Ye Futian tidak ingin melanjutkan makan siangnya lagi.     

Bukan hanya Perguruan Tinggi Barren Timur, tetapi seluruh penjuru dari Wilayah Barren Timur telah mendengar berita itu, sehingga menimbulkan kehebohan dimana-mana.     

Pasukan besar di Wilayah Barren Timur pasti mengetahui bahwa Ye Futian dan Liu Chenyu sangat dekat. Kerajaan Liu bahkan telah mengizinkan kelompok Ye Futian untuk mengendarai Kunpeng milik mereka ketika pergi berkunjung ke Negeri Nandou. Karena itu, ketika Dinasti Qin mengumumkan hubungannya di masa depan dengan Kerajaan Liu, semua orang merasa terkejut.     

Beberapa hari kemudian, Dinasti Qin mengumumkan tanggal resmi dimana mereka akan pergi ke Kerajaan Liu untuk menyampaikan lamaran tersebut. Berita itu mengguncang Wilayah Barren Timur sekali lagi.     

Di sebuah halaman dari istana kekaisaran Kerajaan Liu, seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah naga sedang duduk di tempatnya tanpa mengatakan apa-pun, sambil mengistirahatkan matanya. Tidak lama kemudian, dua sosok berjalan ke arah sosok yang duduk itu dan membungkuk hormat. "Ayah." Keduanya adalah Liu Feiyang dan Liu Chenyu.     

"Ada apa?" Kaisar Liu bertanya dengan mata tertutup.     

"Ayah, Dinasti Qin sangat berbahaya. Kita tidak bisa membiarkan mereka membawa Chenyu pergi," ujar Liu Feiyang. Dinasti Qin telah mengumumkan tanggal resmi dan dia merasa sangat khawatir.     

"Dinasti Qin telah mengirim seorang utusan rahasia untuk bertemu denganku. Berita yang kuterima adalah bahwa Qin Yuan, putra bungsu dari Raja Qin, ingin menikah dengan Chenyu. Tetapi Chenyu tidak akan tinggal di Dinasti Qin. Sebaliknya, Qin Yuan akan datang ke kerajaan kita dan tinggal disini."     

Tempat mereka tinggal bisa membuat segalanya menjadi berbeda. Jika Liu Chenyu pergi ke Dinasti Qin, dia akan menjadi sandera. Begitu juga sebaliknya, jika Qin Yuan tinggal di Kerajaan Liu, dia yang akan menjadi sandera.     

Qin Yuan, putra bungsu dari sang Raja Qin, sangatlah berbakat. Ibunya adalah selir kesayangan dari sang Raja Qin. Semua orang tahu bahwa Qin Yuan adalah putra kesayangan dari sang Raja.     

Liu Feiyang dan Liu Chenyu juga terkejut ketika mendengar berita tersebut. Dinasti Qin telah mengirim seorang utusan rahasia kemari? Dan Qin Yuan akan tinggal disini? Betapa berbahayanya sang Raja Qin!     

"Ayah, apakah kau menyetujuinya?" Liu Feiyang bertanya.     

"Aku belum memutuskan apa-pun," jawab Kaisar Liu.     

"Ayah, bahkan jika Chenyu tidak harus pergi ke Dinasti Qin, tetapi ayah tahu sendiri bagaimana sifat dari Dinasti Qin. Semua orang mengetahui ambisi mereka. Jika Dinasti Qin berhasil menguasai seluruh Wilayah Barren Timur, kerajaan kita hanya akan menjadi sebuah negara biasa bagi mereka."     

"Meskipun Dinasti Qin akan menjadi penguasa, mereka masih membutuhkan seseorang untuk memerintah di wilayah kekuasaan mereka," ujar Kaisar Liu. "Dinasti Qin telah berjanji bahwa tidak peduli apa-pun yang terjadi, Kerajaan Liu tidak akan tergantikan. Tidak peduli apakah Qin Yuan akan tinggal disini atau tidak. Kerajaan Liu dan Dinasti Qin adalah sekutu. Kau tidak perlu khawatir."     

"Ayah, apakah kau percaya akan hal itu?" Liu Feiyang bertanya.     

"Apakah ada bedanya?" Kaisar Liu membuka matanya dan memandang ke arah mereka. "Apakah kau tahu mengapa Dinasti Qin tiba-tiba mendirikan Perguruan Tinggi Dongqin dan mengungkapkan ambisinya pada dunia?"     

Liu Feiyang menggelengkan kepalanya.     

"Aku mendengar bahwa Dinasti Qin telah menemukan dan membuka sebuah makam leluhur dari Dinasti Qin. Kau seharusnya mengetahui bahwa nenek moyang dari Dinasti Qin dulu adalah penguasa di Wilayah Barren Timur." Sebagai seorang pemimpin dari suatu kerajaan, Kaisar Liu perlu mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika ia menyetujui pernikahan ini dan apa akibatnya jika ia menolaknya.     

Dinasti Qin telah mengirim seorang utusan rahasia sebelum mengumumkan berita ini kepada publik. Mereka cukup menghormatinya untuk membiarkannya memilih akan menjadi teman atau musuh.     

Liu Feiyang terlihat tidak nyaman. Dia bertanya, "Ayah, apakah kau bersedia menjadi bawahan dari Dinasti Qin? Semua pasukan besar mengetahui tujuan sebenarnya dari Dinasti Qin. Mengapa kita masih memilih untuk bekerja sama dengan mereka?" Dia tidak bisa mengerti akan semua ini.     

"Feiyang, dunia akan bersatu setelah perpecahan yang terjadi dalam waktu yang lama dan dibagi setelah menjalin solidaritas dalam waktu yang lama. Ini adalah peraturan yang tak terelakkan. Setelah keseimbangan dari dunia ini pecah, Wilayah Barren Timur pasti akan disatukan oleh kekuatan yang mampu melampaui kekuatan dari berbagai pasukan lainnya." Kaisar Liu menghela napas. Terkadang, seseorang hanya bisa menyesuaikan diri dengan tren yang terjadi saat ini.     

"Tetapi bukankah ada Pondok dan Perguruan Tinggi Barren Timur?" Liu Feiyang tidak ingin menyerah begitu saja.     

"Kau terlalu naif." Kaisar Liu memandang ke arah putranya dan melanjutkan, "Apakah kau tahu tempat seperti apakah Pondok itu? Kau tahu apa yang mereka inginkan?"     

Liu Feiyang memandang ke arah ayahnya tanpa jawaban. Dia tidak begitu mengenal pondok itu dengan baik. Dia hanya tahu bahwa itu adalah sebuah tempat yang penuh keajaiban.     

"Sword Saint, murid pertama dari Pondok, cukup terkenal karena dia adalah pendiri dari Gunung Sword Saint," ujar Kaisar Liu. "Sekarang, murid ketiga mereka yaitu Gu Dongliu juga dikenal oleh semua orang karena sebuah pertarungan. Di Kota Chaoge, semua orang telah menyaksikan kemampuan dari murid kedua mereka. Aku ingin bertanya padamu. Jika murid kedua dan ketiga dari Pondok pergi meninggalkan Pondok, apakah akan ada dua Gunung Sword Saint lainnya di Wilayah Barren Timur?"     

Liu Feiyang tertegun. Dia tiba-tiba menyadari bahwa ayahnya telah berpikir lebih jauh daripada dirinya.     

"Selain itu, Pondok juga memiliki murid keempat dan kelima serta teman baikmu, Ye Futian. Kalian semua sudah mengetahui bakatnya. Ketika orang-orang itu semakin kuat, tidak ada seorang-pun di seluruh Wilayah Barren Timur yang bisa menghentikan Pondok."     

Liu Feiyang terdiam. Ucapan ayahnya memang benar adanya.     

"Tapi Pondok tidak ingin menguasai apa-pun." Liu Feiyang belum merasa yakin.     

"Memang, Pondok tidak ingin menjadi penguasa. Tapi mereka ingin membangun Wilayah Barren Timur yang berbeda," gumam Kaisar Liu, sambil menatap ke langit. "Tuan Du dari Pondok adalah pria yang aneh."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.