Legenda Futian

Terhindar dari Bahaya



Terhindar dari Bahaya

0Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur, sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Barren Timur, juga berada di puncak Gunung Buku. Di atas jalan yang berliku terdapat sebuah bukit yang paling terpencil. Di sinilah Pondok itu berada.     
0

Dalam perjalanan kesana, Ye Futian bertanya dengan rasa ingin tahu, "Siapa sebenarnya kakak pertama dan kedua kita?" Gu Dongliu bisa menakuti orang-orang dari Dinasti Qin dan Klan Donghua hanya dengan satu pandangan ke arah mereka. Lalu, bagaimana dengan dua kakak mereka itu?     

"Aku belum pernah melihat kakak tertua. Dia pergi bertahun-tahun yang lalu sebelum aku dilahirkan," jawab Yi Xiaoshi, "tetapi kau seharusnya sudah mendengar tentangnya. Dia mungkin sedang menikmati hidupnya di Gunung Sword Saint."     

"Gunung Sword Saint?" Kedua mata Ye Futian berkedip. Dia ingat bahwa Liu Chenyu telah memberitahunya bahwa Perguruan Tinggi Barren Timur mengajar semua jenis murid, bahkan murid dari klan lainnya. Banyak kultivator berbakat dari Wilayah Barren Timur adalah lulusan dari Perguruan Tinggi Barren Timur. Namun, dia tidak menyangka bahwa seseorang dari pasukan besar seperti Gunung Sword Saint pernah berkultivasi di Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur.     

"Yah, dia mungkin murid paling terkenal di Perguruan Tinggi Barren Timur selama berabad-abad," Yi Xiaoshi mengangguk.     

"Siapa?" Ye Futian berkedip.     

"Sword Saint." Yi Xiaoshi tersenyum dan menatap ke arah Ye Futian.     

Ye Futian terkejut. Meskipun dia mengira bahwa kakak tertua akan sangat kuat, dia tidak menyangka bahwa sang kakak akan sekuat ini.     

Gunung Sword Saint, sebagai salah satu pasukan besar, terletak di sebelah barat Wilayah Barren Timur. Pemimpin dari pasukan besar itu adalah kakak tertua mereka, seorang murid dari Pondok? Mengapa Liu Feiyang dan Liu Chenyu tidak memberi tahunya tentang hal ini? Tidak heran ketika pihak Pondok mengundangnya, Liu Feiyang hanya menanggapi dengan satu kata—ya.     

Jika memungkinkan, Ye Futian ingin pergi ke Gunung Sword Saint untuk mengunjungi sang pemimpin. Dari aspek ini, apakah banyak kultivator kuat dari Gunung Sword Saint adalah juniornya? Dia adalah seorang pria dengan status sosial yang luar biasa saat ini.     

Yi Xiaoshi merasa sedikit bangga ketika melihat ekspresi kagum Ye Futian.     

"Kakak tertua adalah seorang lelaki yang mempunyai kisah yang luar biasa," seru Ye Futian.     

"Tentu saja. Kakak Senior Perempuan pernah berkata padaku bahwa sepuluh tahun yang lalu, Pondok tidak setenar sekarang. Pemimpin Klan Pedang Fuyun pernah mengatakan sesuatu yang memalukan tentang guru kami. Kemudian kakak tertua pergi menuruni bukit dan mengalahkan semua kultivator terhebat dari Klan Pedang Fuyun. Kemudian dia juga menantang pemimpin Klan Pedang Fuyun untuk bertarung dan hasilnya berakhir dengan hasil seimbang. Pertempuran itu membuatnya terkenal dan dikenal sebagai Sword Saint. Dengan reputasi yang ia peroleh dari pertempuran ini, kakak tertua pergi ke bagian barat dari Wilayah Barren Timur untuk mendirikan klannya sendiri. Banyak kultivator kuat berkumpul disana, mereka ingin bergabung dengan klan yang saat ini disebut dengan Gunung Sword Saint."     

Mendengarkan penjelasan dari Yi Xiaoshi, Ye Futian bisa membayangkan sosok legendaris itu. Kakak tertua adalah seorang legenda sejati. Tidak heran Liu Chenyu berkata bahwa orang-orang dari Gunung Sword Saint dan Klan Pedang Fuyun tidak rukun satu sama lain.     

"Mengapa pihak Perguruan Tinggi Barren Timur memiliki konflik dengan Pondok?" Ye Futian terus bertanya.     

"Jangan biarkan orang-orang itu mengganggumu. Mereka tidak cukup mampu untuk bergabung dengan Pondok, jadi mereka merasa iri padamu," ujar Yi Xiaoshi. "Aku juga tidak begitu mengerti tentang hubungan antara pihak kampus dan Pondok. Rumor mengatakan bahwa kakak tertua pernah meminta nasihat dari guru apakah dia harus tetap tinggal di Perguruan Tinggi Barren Timur atau tidak. Guru kami merekomendasikan dia untuk membangun klan baru diluar wilayah Gunung Buku. Pihak kampus sepertinya tidak senang dengan hal itu. "     

Jika seorang pria yang memiliki kemampuan untuk membentuk sebuah klan baru, dimana hasil pertarungannya dengan seorang pemimpin Klan Pedang Fuyun berakhir dengan hasil seimbang, bersedia untuk tinggal di Perguruan Tinggi Barren Timur, hal itu pasti akan menambah reputasi dari Perguruan Tinggi Barren Timur. Namun, sang guru menyuruhnya pergi dan mendirikan klannya sendiri.     

Kedua mata Ye Futian bercahaya. Dia bertanya, "Seberapa kuat guru kita?"     

"Aku tidak tahu akan hal itu." Yi Xiaoshi mengangkat bahunya dan berkata, "Dia bilang dia tidak pandai berkultivasi."     

"Apakah kau mempercayainya?" Ye Futian menatap ke arah Yi Xiaoshi.     

"Tidak." Yi Xiaoshi menggelengkan kepalanya, "Tapi memang, tidak ada yang pernah melihatnya bertarung."     

"Bagaimana dengan kakak laki-laki kedua? Apakah dia juga punya kisah yang menarik?" Ye Futian bertanya.     

Yi Xiaoshi terkejut dan berkata, "Tidak ada kakak laki-laki kedua melainkan kakak perempuan kedua. Adapun kisah tentangnya, kau akan mengetahuinya suatu hari nanti."     

Kedua mata Ye Futian berbinar. Dia mengangguk, dan berkata, "Kakak perempuan kedua..."     

Yu Sheng mengikuti di belakangnya dengan hormat. Saat mendengar perkataan Ye Futian, dia memutar matanya. Mereka baru saja berpisah dengan Hua Jieyu tetapi dia sudah kembali bersikap seperti itu?     

Di ujung tangga yang berliku terdapat puncak dari Gunung Buku. Kabut menyelimutinya dengan samar dan udaranya terasa segar. Di bawah udara dingin itu terdapat barisan gubuk yang sama sekali tidak terlihat seperti bangunan megah lainnya. Barisan gubuk itu tampak nyaman dan sederhana. Apakah barisan gubuk itu merupakan asal mula dari nama 'Pondok'?     

Terdapat sebuah sungai di depan mereka dan di tangga di sepanjang sungai itu terlihat seorang wanita sedang mencuci pakaian. Mendengar suara mereka, wanita itu berbalik dan menunjukkan wajahnya yang cantik. Dia seorang gadis, terlihat lebih muda dari Yi Xiaoshi. Kedua matanya yang begitu menawan tertuju pada Ye Futian dan Yu Sheng. Sambil tersenyum, dia bertanya, "Apakah kalian adalah adik junior kami?"     

"Bagaimana bisa seorang kakak senior kami masih sangat muda?" Ye Futian tertegun. Apakah dia kakak senior kedua? Tapi dia terlihat lebih muda darinya.     

"Dia adalah kakak keenam," Yi Xiaoshi memperkenalkan.     

"Halo, kakak senior." Ye Futian tersenyum lebar dan berkata, "Kakak benar-benar cantik."     

"Terjadi lagi..." Yu Sheng tidak bisa berkata-kata.     

Mendengar pujian Ye Futian, gadis itu tersenyum manis dan menjawab, "Kau juga tampan."     

"Apakah kakak kedua ada di sini?" Yi Xiaoshi bertanya.     

"Ada." Gadis itu tersenyum.     

"Aku akan membawa mereka berdua untuk menemuinya," ujar Yi Xiaoshi.     

"Oke, kau duluan saja. Aku akan menyusulmu setelah mencuci bajunya," ujar gadis itu dengan lembut.     

Ye Futian merasa bingung. Apakah dia sedang mencuci pakaian untuk kakak kedua?     

Yi Xiaoshi berjalan pergi tanpa memikirkan kata-kata gadis itu. Sepertinya dia sudah terbiasa mendengarnya.     

Ye Futian mengikutinya dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Bagaimana bisa kakak keenam masih sangat muda?"     

"Dia seorang yatim piatu yang dibawa kembali oleh guru selama perjalanannya. Dia mulai berkultivasi lebih awal dariku. Meskipun dia masih muda, dia tetap saja kakak senior kita. Saat ini dia sedang belajar dari kakak kedua," ujar Yi Xiaoshi dan Ye Futian mengangguk pelan.     

Ketiganya mengikuti jalan tersebut dan tiba di beberapa gubuk yang terlihat bersih. Terdapat tiga orang di dalamnya—seorang wanita dan dua pemuda. Wanita itu terlihat tinggi, dan mengenakan rok berwarna putih. Dia tampak lembut dan lemah tetapi matanya dipenuhi oleh semangat yang terpancar. Dengan sepasang mata yang indah dan lekuk tubuh yang ramping, dia memiliki kecantikan yang jarang ditemui. Pada saat ini dia berdiri di bawah sebuah pohon tua seperti seorang peri. Dua pemuda lainnya terlihat sedang sibuk. Salah satunya tampak menyalin beberapa buku sementara yang lainnya tengah membuat api.     

Melihat kedatangan Ye Futian, ketiganya mendongak, tatapan mata mereka tertuju pada Ye Futian.     

Wanita itu memandang ke arah Ye Futian dan tersenyum. "Adik junior kita telah tiba?" wanita itu bertanya. Suaranya terdengar tenang dan lembut.     

"Halo, kakak senior." Ye Futian tersenyum lebar dan berkata, "Saya kira saya sedang bertemu dengan seorang peri."     

Di sebelahnya, Yi Xiaoshi seolah tak percaya. Tidak hanya sang adik junior memang sangat berbakat, dia juga pandai merayu.     

"Anak baik." Kakak kedua tersenyum lebih lebar dan berkata, "Aku telah mendengar bahwa adik junior kita sangat berbakat tetapi aku tidak menyangka bahwa seleramu juga bagus."     

"Kakak, anda sama cantiknya dengan seorang peri. Aku tidak buta. Semua orang bisa melihatnya," Ye Futian menjawabnya dengan sangat tulus. Kakak kedua semakin tersenyum dengan mempesona..     

"Adik junior, masuk ke dalam dan duduklah." Di bagian depan, sang kakak laki-laki yang sedang menyalin beberapa buku tersenyum pada Ye Futian.     

"Lakukan saja tugasmu."     

Mendengar suara tawa dari mulut kakak kedua, kakak laki-laki itu menjadi kecewa dan dengan sopan kembali bertugas untuk menyalin buku-bukunya. Sementara sang kakak lainnya yang sedang memasak ingin mengatakan sesuatu tetapi setelah melirik ke arah kakak kedua, dia memilih melanjutkan pekerjaannya.     

Ye Futian berkedip. Apa yang sedang terjadi?     

"Itu adalah kakak keempat dan itu adalah kakak kelima," Yi Xiaoshi memperkenalkan sang penulis dan koki pada Ye Futian secara bergantian. Namun, pemandangan ini sedikit berbeda dari apa yang diduga oleh Ye Futian. Bukankah kedua saudara itu seharusnya sama dengan kakak ketiga? Apakah mereka terlalu lemah atau sang kakak kedua yang terlalu kuat?     

"Gadis itu belum selesai mencuci pakaian? Pundakku terasa agak kaku. Adik junior, tolong pijit pundakku." Kakak kedua menoleh ke arah Ye Futian.     

"Hah?" Ye Futian berkedip. Apakah ini pantas dilakukan? Tetapi membantu kakak seniornya termasuk dalam tugasnya. Apalagi ini adalah hari pertamanya. Dia harus mendengarkan perintahnya. Sambil memikirkan hal ini, Ye Futian berjalan ke arah kakak kedua. Yi Xiaoshi terlihat ketakutan dan ingin melarikan diri.     

"Kau mau pergi kemana?" Kakak kedua memandang ke arah Yi Xiaoshi.     

"Berkultivasi." Yi Xiaoshi tersenyum dengan malu-malu.     

"Berkultivasi-lah disini," perintah kakak kedua.     

"Baik kakak senior." Yi Xiaoshi mengangguk. Ye Futian berjalan ke arah kakak kedua itu sementara kakak keempat dan kelima sedang menatap ke arahnya. Meskipun mereka sedang melakukan tugasnya, mereka tidak merasa iri pada Ye Futian melainkan terlihat kasihan padanya.     

Kakak kedua sedang duduk di depan sebuah pohon. Ye Futian berjalan mendekat, berdiri di belakangnya, dan mengulurkan tangannya. Yi Xiaoshi menatapnya dengan rasa simpatik. Dia menyesal bahwa dia tidak mengingatkan Ye Futian sebelum datang kesini.     

"Adik junior kita telah tiba?" seseorang saat ini mulai berbicara. Ye Futian berbalik dan melihat satu sosok datang dengan cepat dari kejauhan. Dia adalah Gu Dongliu. Dia pernah melihatnya sebelumnya.     

Sejauh ini, dia telah bertemu dengan semua kakak seniornya tetapi ia belum bertemu dengan gurunya.     

"Kakak senior ketiga," panggil Ye Futian.     

"Ya." Gu Dongliu mengangguk dan menatap ke arah Ye Futian. "Kau tidak harus melakukan hal itu. Pergilah berkeliling Pondok."     

Mendengar hal ini, Ye Futian menatap ke arah kakak kedua. Dia hanya tersenyum. "Abaikan saja dia. Teruslah memijat bahuku."     

Ada sesuatu yang aneh disini...     

Ye Futian melihat ke sekelilingnya. Kakak keempat, kelima dan ketujuh semua sedang menatapnya saat ini. Kakak ketiga sedang memandang ke arah kakak kedua. Ada yang aneh.     

Ye Futian berkedip dan berkata, "Kakak Yi, aku belum mengunjungi guru kita. Bisakah kau mengantarkanku untuk menemuinya?"     

Kemudian dia begitu siap untuk melarikan diri. Disini terlalu berbahaya.     

"Kakak ketigamu telah kehilangan gurunya. Dimana kau akan menemuinya?" kakak kedua tersenyum dan berbicara.     

Ye Futian benar-benar merasa bingung. Bagaimana bisa kakak ketiga kehilangan gurunya?     

"Xiaoshi, pergilah dan ajak adik junior kita berkeliling," ujar Gu Dongliu.     

Yi Xiaoshi mengangguk, "Oke, kakak senior. Adik junior, ikutlah denganku."     

Ye Futian mengikuti Yi Xiaoshi sementara Gu Dongliu masih menatap ke arah kakak kedua. Kakak kedua duduk di sana tanpa rasa khawatir, tampak tenang dan cantik.     

Jika Ye Futian masih tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi, dia pasti seorang idiot.     

Hampir saja dia terjebak di situasi yang berbahaya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.