Legenda Futian

Berpetualang dengan Kakak Kelima



Berpetualang dengan Kakak Kelima

0Luo Fan sangat gembira, tapi Ye Futian sama sekali tidak senang mendengar hal ini. Makanan di Pondok sangat enak dan kakak-kakak perempuannya juga cantik. Dia bahkan tidak ingin pergi meskipun itu hanya satu hari.     
0

"Kakak, bagaimana kalau kau membiarkan kakak ketujuh untuk ikut pergi?" Ye Futian berkata pada kakak kedua. Yi Xiaoshi memandang ke arah Ye Futian, merasa tersentuh. Adik junior adalah orang yang baik, pikirnya.     

"Guru pernah berkata bahwa membaca ribuan buku tidak akan sebaik bepergian ribuan mil jauhnya. Kakak ketujuh telah pergi berkali-kali. Kau baru saja datang ke Wilayah Barren Timur dan kau harus berpergian keluar lebih sering," ujar kakak kedua, sambil tersenyum.     

Xue Ye dan Yi Xiaoshi melihat senyuman lembut kakak kedua. Mengapa adik junior diperlakukan dengan sangat baik?     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk.     

"Yu Sheng, sebaiknya kau juga ikut pergi bersama mereka. Sedangkan untuk tugas memotong kayu dan memasak, kakak keempat dan ketujuh, aku akan menyerahkan semua tugas itu pada kalian," ujar kakak kedua, smabil tersenyum. Xue Ye dan Yi Xiaoshi bisa merasakan hati mereka begitu sakit, tetapi keduanya tidak berani menolak perintah kakak kedua.     

Keesokan harinya, ketika Yu Sheng kembali, Luo Fan, Ye Futian, dan Yu Sheng pergi bersama-sama.     

Sambil berjalan di gunung, Ye Futian bertanya pada Yu Sheng, "Dimana kau berkultivasi selama ini?"     

"Memotong kayu di gunung," jawab Yu Sheng.     

"Memotong kayu?" Ye Futian mengedipkan matanya.     

"Ya." Yu Sheng mengangguk.     

Ye Futian terdiam. Kakak kedua berkata bahwa kakak ketiga telah membawa Yu Sheng untuk berkultivasi. Apakah memotong kayu itu termasuk salah satu cara berkultivasi?!     

"Bagaimana hasilnya?" Yu Futian bertanya.     

"Cukup baik. Aku merasa bahwa kemampuanku telah banyak meningkat," ujar Yu Sheng dengan nada serius. Ye Futian menatapnya dan berkata, "Yu Sheng, kau benar-benar serius mengatakannya?"     

"Ya. Kakak ketiga berkata bahwa situasi setiap orang berbeda-beda, jadi mereka tentu perlu berkultivasi dengan cara yang berbeda pula. Kakak keempat berkultivasi dengan cara menyalin buku-buku itu, dan kakak kelima berkultivasi dengan cara memasak. Demikian pula, aku berkultivasi dengan cara memotong kayu. Aku merasa bahwa kemampuanku meningkat cukup pesat, dan aku juga telah berhasil menembus Dharma Tingkat Empat," ujar Yu Sheng.     

Kekaguman Ye Futian terhadap kakak ketiga semakin bertambah. Dia bisa membuat tugas seperti memotong kayu, memasak, dan menyalin buku terdengar sangat luar biasa. Dia benar-benar seorang jenius.     

"Tunggu, kau juga memanggilnya dengan sebutan 'kakak ketiga'?" Ujar Ye Futian.     

"Ya, kakak ketiga berkata bahwa di masa depan, aku bisa memanggil yang lainnya sama sepertimu," ujar Yu Sheng sambil mengangguk.     

Ye Futian menatap ke arah Yu Sheng dengan ekspresi yang aneh dan bertanya, "Bagaimana menurutmu tentang kakak ketiga?"     

"Berwawasan luas, kuat, dan memiliki pendapat yang unik tentang kultivasi," ujar Yu Sheng dengan serius.     

"Hahahahaha!" Luo Fan yang berjalan di depan keduanya tertawa terbahak-bahak. Ye Futian bertanya, "Kakak kelima, apakah memasak juga semacam kultivasi?"     

"Tentu saja," ujar Luo Fan dengan sikap serius. Ye Futian bertanya lagi, "Lalu kenapa beberapa dari kakak-kakak ingin pergi dari gunung?"     

*Uhuk* Luo Fan terbatuk. Kemudian, ia meniru nada suara dari kakak kedua dan berkata dengan serius, "Guru pernah berkata bahwa membaca ribuan buku tidak akan sebaik bepergian ribuan mil jauhnya."     

"..." Ye Futian sebenarnya tidak tahu bagaimana sebaiknya ia menjawab.     

Di alun-alun yang terletak di lereng Gunung Buku, saat ini banyak orang sudah berkumpul. Di Perguruan Tinggi Barren Timur, terdapat sang Kepala Sekolah dan tujuh Tetua. Di bawah mereka, terdapat juga banyak pelatih yang bertugas mengajar murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur bersama dengan Kepala Sekolah dan para Tetua.     

Pondok memiliki status khusus di dalam Perguruan Tinggi Barren Timur dan memang agak unik.     

Karena kakak tertua dari Pondok saat itu telah meninggalkan gunung dan menjadi terkenal setelah terlibat hanya dalam satu pertempuran, orang-orang di dunia ini tidak lagi menganggap Pondok sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Barren Timur. Sejak saat itu, hubungan antara Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok juga terlihat canggung.     

Dinasti Qin mengundang Pondok, dan tentu saja mereka juga mengundang Perguruan Tinggi Barren Timur. Semua gunung di Perguruan Tinggi Barren Timur pasti akan mengirim satu orang untuk pergi kesana.     

Ketika Luo Fan dan timnya berjalan menuju alun-alun, banyak orang segera menatap ke arah mereka, terutama pada Ye Futian dan Yu Sheng.     

Beberapa bulan yang lalu, Ye Futian mendaki Gunung Buku dan bergabung dengan Pondok, sehingga menyebabkan kehebohan di Perguruan Tinggi Barren Timur. Bahkan orang-orang dari semua pasukan besar di Wilayah Barren Timur sudah tahu bahwa Ye Futian telah secara resmi bergabung dengan Pondok untuk berkultivasi, tanpa sepengetahuan dari Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Pondok memang berbeda dari semua pasukan lainnya, karena mereka hanya memiliki tujuh orang murid. Murid tertua sudah membentuk sebuah klan sendiri dan menjadi sosok yang begitu terkenal dari generasinya. Di antara enam murid lainnya, murid ketiga juga telah menjadi terkenal di dunia ini sejak lama. Karena itu, semua murid lainnya juga telah menarik banyak perhatian.     

"Pondok juga akan ikut pergi?" Saat ini, terdengar sebuah suara dengan nada datar. Yang berbicara adalah seorang pria paruh baya dengan wajah yang terlihat bermartabat dari Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Luo Fan menatap ke arah pria tersebut. Sambil menyatukan kedua tangannya, dia memberi hormat dan berkata, "Salam, paman-guru." Saat ini, Luo Fan terlihat anggun, sopan dan memiliki temperamen yang luar biasa. Dia tampak seperti orang yang terpelajar, dan sama sekali tidak terlihat seperti seorang koki dari Pondok.     

"Sungguh perubahan yang begitu mencolok," Ye Futian menghela napas.     

"Beberapa bulan yang lalu, ada sebuah ujian untuk para murid baru di Perguruan Tinggi Barren Timur. Kenapa Pondok tidak ikut serta dalam acara tersebut?" Situ Wu berkata dengan datar. Dia berada di keluarga yang sama dengan sang Kepala Sekolah dan termasuk dalam golongan senior. Tentu saja, ia memenuhi syarat untuk memberikan pertanyaan pada seorang murid dari Pondok.     

Luo Fan juga tidak terlalu memperdulikannya. Dia tersenyum dengan tenang dan berkata, "Guru selalu berpendapat bahwa penilaian di Perguruan Tinggi Barren Timur tidak terlalu berarti. Murid-murid yang baru saja diterima semuanya berada di tingkat yang berbeda, sehingga sulit untuk menentukan siapa yang benar-benar lebih kuat. Jika hanya bakat yang akan dinilai, Pondok memiliki lebih banyak alasan untuk tidak ikut berpartisipasi. Diantara para murid baru, siapa yang bisa memiliki bakat lebih hebat daripada adik junior kami? Jika Pondok ikut berpartisipasi, keberadaan peringkat pertama dari ujian tersebut tidak akan ada artinya."     

"Sombong," Tetua lainnya menegur dengan nada dingin. Orang-orang dari Pondok selalu bersikap sombong. Sekarang, Luo Fan telah dewasa dan sebenarnya ia bahkan tidak menghormati para Tetua yang hadir disini.     

Para murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur juga ikut menatap ke arah Luo Fan dengan marah. Jika Pondok ikut berpartisipasi, peringkat pertama akan menjadi tidak berarti? Mereka terlalu sombong. Apakah dia pikir kita selemah itu?     

"Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya. Apakah kau pikir ujian di Perguruan Tinggi Barren Timur lebih meyakinkan daripada menjalani ujian dengan peninggalan di Dunia Barren Kuno?" Luo Fan berkata, sambil tersenyum. Di Dunia Barren Kuno, Ye Futian telah melakukan apa yang belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Jika perbandingan dilakukan hanya dengan melihat bakat yang dimiliki seseorang dan tingkatan tertentu diabaikan, sudah pasti Ye Futian akan mendapatkan peringkat pertama.     

Hal ini berlaku kecuali jika Perguruan Tinggi Barren Timur tidak menyetujui bakat yang dihasilkan oleh peninggalan di Dunia Barren Kuno. Tetapi bahkan dalam kasus seperti itu, sangat tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa ujian yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi Barren Timur akan lebih akurat. Jadi, menurut pendapat Pondok, acara yang kalian sebut sebagai 'ujian' itu adalah hal yang membosankan.     

"Kalau begitu, kita dapat mencari seseorang pada tingkat Plane yang sama dan saling bertarung. Aku sendiri berada di Dharma Plane Tingkat Kelima." Terdengar sebuah suara. Orang yang berbicara adalah Tuoba Yun yang merupakan salah satu dari murid baru. Beberapa bulan yang lalu, ketika mendaki Gunung Buku, dia telah mengejek Ye Futian, mengatakan bahwa dia bukanlah Xiao Wuji, tetapi pada akhirnya, dia hanya mempermalukan dirinya sendiri.     

Setelah bergabung dengan Perguruan Tinggi Barren Timur, dalam ujian pertama bagi para murid baru, dia berharap bahwa dia bisa melawan Ye Futian untuk melihat betapa luar biasanya seorang murid dari Pondok yang begitu terkenal tapi lemah ini. Namun, Ye Futian tidak menghadiri ujian itu sama sekali. Ketika dia berkultivasi di Perguruan Tinggi Barren Timur, nama Ye Futian juga sering disebut oleh para murid junior. Sebagai salah satu dari murid baru yang paling hebat, dia tentu saja ingin membandingkan kemampuannya dengan Ye Futian. Karena itulah, dia berkata seperti itu pada saat ini untuk menantang Ye Futian.     

Luo Fan menatap ke arah Ye Futian, tetapi Ye Futian melirik ke arah Tuoba Yun dan tersenyum, dia berkata, "Kau pikir kau itu Xiao Wuji?"     

Tuoba Yun tertegun sejenak dan ekspresinya berubah agak canggung. Selama perjalanan mereka mendaki ke Gunung Buku, dia pernah mengejek Ye Futian dengan cara yang sama, menunjukkan bahwa dia bahkan tidak pantas untuk diundang ke Perguruan Tinggi Barren Timur. Saat ini, Ye Futian mengembalikannya dengan kata-kata yang sama persis. Tentu saja, dia seolah-olah mengatakan bahwa Tuoba Yun tidak pantas untuk menantangnya.     

"Sekarang, Xiao Wuji telah memasuki Arcana Plane. Meskipun penampilanmu di Dunia Barren Kuno memang luar biasa, sikapmu barusan benar-benar tidak sesuai dengan tingkat Plane-mu saat ini, kau seperti menempatkan dirimu pada tingkat yang sama dengan Xiao Wuji." Su Muge juga berada di antara kerumunan tersebut. Dia adalah orang yang diejek oleh Yi Xiaoshi pada hari itu.     

Tang Ye juga berada di sampingnya.     

"Sejak kapan murid-murid yang berkultivasi di Perguruan Tinggi Barren Timur menjadi begitu idiot sepertimu?" Luo Fan memandang ke arah Su Muge dengan tatapan menghina.     

"Kau..." Meskipun Su Muge telah mengejek Ye Futian secara tidak langsung, dia tidak menggunakan penghinaan langsung seperti yang dilakukan oleh Luo Fan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang jenius dari Perguruan Tinggi Barren Timur dan seorang murid yang dibimbing langsung oleh sang Kepala Sekolah.     

"Kau apa? Ayo gunakan tingkat Plane kita untuk menentukan pemenangnya. Aku berada di tingkat Noble Plane, bagaimana denganmu?" Tatapan mata Luo Fan seperti sedang menghina Su Muge.     

"Sungguh mengintimidasi." Ye Futian bergumam pada dirinya sendiri. Apakah sosok di depannya ini masih kakak kelima yang bertugas memasak setiap hari di Pondok?     

Memang, seseorang tidak bisa dinilai dari penampilannya.     

Saat memikirkan tentang sikap yang ditunjukkan oleh kakak kelima pada saat itu, dan juga penampilannya ketika dia berada di samping kakak kedua di Pondok, Ye Futian akhirnya mengerti mengapa semua kakaknya saling berebut untuk pergi dari gunung ini.     

Setelah keluar dari gunung ini, mereka bisa jauh lebih mengesankan!     

Perbedaannya terlalu besar.     

Ekspresi wajah dari para Tetua di Perguruan Tinggi Barren Timur semuanya terlihat dingin dan mereka terlihat sedikit frustasi. Inilah mengapa Perguruan Tinggi Barren Timur tidak menyukai Pondok: orang-orangnya terlalu kejam. Terlebih lagi, Perguruan Tinggi Barren Timur tidak bisa berbuat macam-macam pada Pondok. Jika mereka mencoba untuk berdebat dengan Pondok, mereka akan menyadari bahwa murid-murid dari Pondok semuanya cukup pandai berbicara.     

Jika mereka ingin berbicara tentang kekuatan, di Perguruan Tinggi Barren Timur, bahkan beberapa Tetua gunung tidak akan berani mengatakan bahwa mereka pasti bisa memenangkan pertarungan melawan murid ketiga dari Pondok. Ditambah lagi, itu hanya murid ketiga dari Pondok. Bahkan para Tetua mungkin tidak bisa memenangkan pertarungan melawannya, belum lagi melawan murid yang lainnya. Di Pondok, masih ada sang murid tertua yang saat ini seperti seorang raja di Wilayah Barat. Karena itu, sangat sulit bagi Perguruan Tinggi Barren Timur untuk tidak membenci Pondok.     

"Mari kita pergi," Situ Wu berkata dengan datar. Kemudian, beberapa iblis raksasa muncul dan mendarat di alun-alun. Murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur melangkah ke atas iblis itu satu demi satu, dan mereka segera melayang ke udara.     

"Bagaimana cara kita pergi kesana?" Ye Futian menatap ke arah kakak Luo Fan. Jika kita dapat mengambil satu atau dua ekor iblis yang berada di Pondok dan melakukan perjalanan dengan mengendarai mereka, itu pasti akan terlihat mengesankan, pikirnya.     

Luo Fan mengambil sebuah bungkusan dari punggungnya dan melepaskan ikatannya. Ye Futian kemudian melihat sebuah tongkat yang benar-benar berwarna hitam, seolah-olah tongkat itu telah hangus terbakar.     

"Tongkat api?" Ye Futian berkedip.     

"Seharusnya bisa memuat tiga orang di atasnya." Luo Fan tersenyum, terlihat sedikit malu.     

"Engg..." Melihat banyak orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur memandang ke arah mereka, Ye Futian merasa agak terhina. Namun, Luo Fan sama sekali tidak peduli. Dia tampak percaya diri dan naik ke atas tongkat api itu. Sambil menempatkan kedua tangannya di belakang punggungnya, dia tampak seperti seorang ahli yang telah menarik diri dari dunia luar.     

Yu Sheng dan Ye Futian ikut naik ke atas tongkat tersebut. Kemudian, tongkat api itu terbang ke udara dan meninggalkan Gunung Buku.     

...     

Sebagai mantan penguasa di Wilayah Barren Timur, Dinasti Qin menduduki posisi paling penting di Wilayah Barren Timur. Kota Kekaisaran Qin, kota kekaisaran dari Dinasti Qin, Kota Donghua tempat Klan Donghua berada, dan Ibukota Divine tempat Perguruan Tinggi Barren Timur berada, ketiganya dinobatkan sebagai tiga kota paling sibuk di Wilayah Barren Timur.     

Saat ini, Kota Kekaisaran Qin terlihat sangat ramai. Banyak orang dari berbagai tempat telah datang ke Kota Kekaisaran Qin untuk memberi ucapan selamat. Raja dari Dinasti Qin hendak menganugerahkan seseorang sebagai putra mahkota. Ini adalah peristiwa besar yang akan mempengaruhi seluruh Wilayah Barren Timur. Mungkin dalam waktu dekat, sang raja akan berganti.     

Raja Qin bisa dikatakan sebagai orang yang paling berpengaruh di Wilayah Barren Timur. Tidak sulit untuk membayangkan berapa banyak hal yang akan terpengaruh ketika orang yang berada di atas takhta itu berubah.     

Pada saat ini, di langit, para kultivator kuat terus menerus terbang di udara. Beberapa dari mereka bahkan harus melintasi banyak daerah untuk mencapai tempat itu. Semua pasukan besar di Wilayah Barren Timur telah menerima undangan dari Kota Kekaisaran Qin, dan mereka juga telah mengirim utusan kemari untuk berkunjung dan memberikan selamat kepada Dinasti Qin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.