Legenda Futian

Adik Junior Jauh Lebih Perhatian



Adik Junior Jauh Lebih Perhatian

0He Jiang jatuh ke atas tanah. Setelah kemampuan kultivasinya menghilang, ekspresinya terlihat linglung. Dia tahu apa arti semua ini baginya.     
0

Orang-orang dari Klan Donghua memandang ke arah Gu Dongliu dan Xue Ye. Seseorang berkata dengan nada dingin, "Gu Dongliu, apakah kau sudah memikirkan konsekuensinya?"     

Gu Dongliu mulai berjalan dan kembali ke naga hitam. Xue Ye memandang ke arah murid Klan Donghua itu dengan tatapan menghina.     

Konsekuensi? Apakah Klan Donghua tidak memikirkan konsekuensi yang akan mereka terima ketika mereka menyerang seorang murid dari Pondok?     

"Nyatakan peperangan sesuka hatimu," ujar Gu Dongliu. Kemudian naga hitam itu meraung dan tubuhnya bergetar. Naga itu berbalik dan melesat ke awan, terbang semakin menjauh.     

Semua orang menatap ke arah sosok berpakaian serba putih itu. Meskipun dia sudah menghilang dari pandangan, mereka masih tidak bisa menenangkan diri.     

Hanya Pondok yang bisa bertindak seperti ini di Wilayah Barren Timur. Hanya mereka yang bisa tidak menghormati Dinasti Qin dan Klan Donghua seperti ini.     

'Nyatakan peperangan sesuka hatimu'.     

Mereka tidak takut berperang bahkan jika mereka hanya sendirian.     

Orang-orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur melirik ke arah Klan Donghua. Situ Wu berkata, "Ayo kita pergi." Kemudian mereka segera pergi meninggalkan tempat tersebut.     

Gunung Sword Saint dan Kerajaan Liu Kingdom juga ikut pergi. Orang-orang dari Dinasti Qin dan Klan Donghua tetap berdiri di tempat mereka masing-masing. Banyak dari anggota pasukan besar memiliki ekspresi yang aneh di wajah mereka. Apakah ini benar-benar upacara penobatan gelar sang putra mahkota dari Dinasti Qin? Seharusnya nama Qin Yu yang tersebar di seluruh penjuru wilayah di hari seperti ini. Namun, orang-orang hanya akan mengingat bahwa pihak Pondok itu telah datang dari jauh dan melumpuhkan seorang Noble dari Klan Donghua.     

Mereka hanya akan mengingat Gu Dongliu, murid ketiga dari Pondok, dan orang terpelajar yang sombong bernama Xue Ye.     

Seseorang akan dikenang hari ini. Namun, orang itu bukanlah Qin Yu yang telah menjadi putra mahkota. Dinasti Qin dan Klan Donghua hanyalah pelengkap dari peristiwa hari ini.     

Qian Shanmu menatap ke arah sosok yang telah lama menghilang itu. Peristiwa yang telah terjadi membuatnya menyadari banyak hal. Semua itu dimulai karena dia dan Qin Mengruo. Konflik yang berkembang secara bertahap antara dua pasukan besar berakhir dengan kekalahan sementara bagi Klan Donghua.     

Tentu saja, satu hal yang benar-benar membuatnya terkesan bukanlah penghinaan yang dialami oleh Klan Donghua. Sebaliknya, yang dia maksud adalah murid-murid dari Pondok.     

Tidak masalah apakah itu Gu Dongliu, Xue Yue, atau bahkan Ye Futian dan Yu Sheng, mereka semua sangat luar biasa. Apakah ini kekuatan yang dimiliki oleh Pondok—legenda suci dan tak tertandingi dari Wilayah Barren Timur?     

Dia telah melihat kesombongan Gu Dongliu hari ini. Dibandingkan dengan kakak seniornya, aura Gu Dongliu terlihat lebih tajam. Mereka sering berkultivasi bersama sehingga tentu saja dia sudah tidak asing lagi dengan aura yang dimiliki kakak seniornya. Sekarang, dia ingin tahu siapa yang lebih kuat, apakah kakak seniornya yang legendaris atau Gu Dongliu?     

Hari ini seorang Noble dari Donghua telah dibuat lumpuh dan mereka telah membuat potensi konflik di masa depan. Dia punya firasat bahwa keduanya pasti akan saling bertarung suatu hari nanti.     

Gu Dongliu dan Ye Futian jelas tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan. Bahkan jika mereka bisa menebaknya, mereka tidak akan peduli. Pondok itu bertindak sesuka hati mereka.     

Di atas punggung naga hitam, Gu Dongliu berdiri di samping Ye Futian dan berkata, "Ini belum berakhir."     

Ye Futian terkejut dan menatapnya. Gu Dongliu menghadap ke depan dengan tangan berada di belakang punggungnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Dinasti Qin tidak akan mengakuinya, tetapi mereka pasti terlibat di dalamnya. Luo Fan telah berkata padaku bahwa mereka pasti bersekutu dengan Klan Donghua untuk memojokkan Pondok, itulah sebabnya mereka memulainya dengan mengintimidasimu. Namun, aku tidak cukup kuat untuk mengalahkan Dinasti Qin dan Klan Donghua. Karena itu, aku hanya bisa melumpuhkan orang yang menyakiti Yu Sheng. Maafkan aku."     

"Kakak Ketiga." Ye Futian merasa bersyukur. Hari ini kakak ketiga dan kakak keempatnya telah melakukan perjalanan yang sangat jauh ke istana Qin. Mereka membantu untuk membalaskan dendamnya dan Yu Sheng, bahkan keduanya membuat lumpuh seorang Noble, tetapi mereka masih merasa bahwa semua itu belum cukup.     

"Adik junior." Gu Dongliu menoleh untuk melihatnya dan berkata, "Guru pernah mengatakan sesuatu kepada semua muridnya. Sekarang aku akan mengulanginya untukmu."     

Ye Futian mengangguk.     

"Dia berkata bahwa, ketika menjalani hidup di dunia ini, hal yang paling penting adalah menghormati gurumu," ujar Gu Dongliu.     

Ye Futian terkejut. Seperti yang diharapkan dari seorang guru Pondok... kata-katanya sangat mengesankan.     

Gu Dongliu tidak berpikir ada yang salah dengan kata-kata tersebut, seolah-olah itu memang sebuah fakta. Dia kemudian berkata, "Selain itu, kau harus menggunakan alasan. Apa itu alasan? Alasan adalah aturan di dunia ini. Jika Dinasti Qin dan Klan Donghua menyatakan perang, kau harus menanggung konsekuensinya jika kau menyetujuinya. Pondok tidak akan membalaskan dendam untukmu. Begitulah caranya. Namun, jika mereka tidak mengikuti aturan, maka pihak Pondok memiliki alasan yang jelas. Karena itu, Pondok tidak perlu takut. Jika ada sesuatu yang lebih kuat daripada 'alasan,' maka itu adalah kekuatanmu. Jika kekuatanmu tidak cukup kuat, kau tidak pantas untuk berbicara tentang alasan. Oleh karena itu, hal yang paling mendasar dari hidup ini adalah kultivasi."     

Ye Futian benar-benar terkesan. Itu adalah sebuah ungkapan yang sederhana tetapi terdengar seperti kebenaran dari alam semesta. Dia menjadi semakin ingin mengetahui tentang gurunya.     

Pondok telah bertempur berkali-kali, menunjukkan sikap mereka dan sikap ini pastinya diciptakan oleh guru yang belum ia temui. Tetapi ketika memikirkan kalimat pertama, dia merasa canggung. Orang seperti apakah guru tersebut?     

"Aku akan terus mengingatnya." Ye Futian mengangguk.     

"Masih ada lagi," ujar Gu Dongliu. "Sebelum pergi ke Dinasti Qin, aku sebenarnya ingin menjadikan Yu Sheng sebagai murid kesembilan dari Pondok."     

Ye Futian terkejut tetapi dengan cepat tersenyum. Saat Yu Sheng memasuki Pondok, dia yakin bahwa Yu Sheng suatu saat juga akan menjadi seorang murid disana. Tentu saja, perasaannya terhadap Pondok tidak lagi sama.     

Pada saat itu, Pondok itu begitu misterius dan kuat baginya. Sekarang Pondok itu terasa nyaman, seperti rumah sendiri baginya. Dia tentu saja senang jika Yu Sheng bisa menjadi bagian dari semua itu.     

"Tapi Yu Sheng menolakku," lanjut Gu Dongliu. Senyum Ye Futian membeku dan ia menatap yang lainnya dengan kaget. "Dia berkata bahwa jika kau disini, dia juga ada disini," ujar Gu Dongliu perlahan.     

Ye Futian bergumam, "Si idiot itu."     

"Ya." Gu Dongliu terkekeh. "Namun, aku menyukainya. Bahkan jika dia bukan murid kesembilan, dia masih menjadi bagian dari kita semua."     

"Terima kasih, Kakak Ketiga." Ye Futian juga ikut tertawa.     

"Kenapa kau tidak berterima kasih padaku?" Xue Ye bertanya dengan nada sedih, sambil berjalan mendekati mereka.     

"Kakak Keempat, kupikir kau harus menyalin lebih banyak buku lagi saat kita kembali ke Pondok," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Kata-kata ini terdengar sangat tulus. Bagi Kakak Keempat, menyalin buku pasti sangat bermanfaat untuk berkultivasi.     

"Terserah kau," ujar Xue Ye dengan marah. Kemudian dia melihat ke arah Gu Dongliu dan tersenyum. "Kakak Ketiga, aku jadi merindukan guru kita. Aku ingin pergi mencarinya."     

Saat melihatnya, Gu Dongliu tersenyum dan menepuk pundak Xue Ye. "Adik junior, dia pasti sangat senang mendengar kata-katamu tetapi kita tidak perlu pergi mencarinya. Jika dia tidak ingin kembali, tidak ada yang bisa menemukannya."     

"Kalau begitu aku ingin berpetualang di dunia luar untuk merasakan cinta dan kebencian dari dunia ini," lanjut Xue Ye.     

"Apakah perlakuanku belum cukup?" Gu Dongliu bertanya dengan kedua tangannya berada di punggungnya.     

Xue Ye terdiam. Dia cepat-cepat tersenyum dan berkata, "Tidak, Kakak Senior, kau sangat berbakat dan bijaksana."     

"Baiklah." Gu Dongliu mengangguk. "Lalu apakah perlakuan dari kakak kedua juga tidak cukup bagimu?"     

Xue Ye tersentak dan dengan cepat berkata, "Kakak Senior, aku akan kembali ke Pondok. Aku masih perlu mendapatkan nasihat dari Kakak Kedua."     

"Kau masih tahu sopan santun rupanya." Gu Dongliu mengangguk tetapi Xue Ye merasa putus asa.     

Ye Futian tercengang melihat pemandangan ini, ekspresinya sedikit dramatis. Ini terlalu mengesankan. Xue Ye seperti merasakan sesuatu. Dia melirik ke arah Ye Futian dan memelototinya.     

Ye Futian memalingkan muka seolah-olah dia tidak melihat apa-pun.     

…     

Ketika mereka kembali ke Pondok, cedera Yu Sheng sudah jauh lebih baik. Kakak Kelima pasti memberinya banyak nutrisi.     

Kakak Kedua melirik ke arah mereka. Dia tidak bertanya apa yang telah terjadi. Karena Gu Dongliu langsung turun tangan menangani masalah ini, mereka tidak akan kembali jika masalah itu belum terselesaikan. Karena itu, dia tidak perlu bertanya lebih lanjut.     

Kedua matanya yang indah tertuju pada Ye Futian, dia berkata, "Adik junior, kemarilah."     

"Oh." Ye Futian mengangguk dan berjalan ke hadapannya. "Kakak Senior," dia menyapa.     

"Apakah kau terluka?" Zhuge Hui mengamatinya.     

"Tidak, aku baik-baik saja," balas Ye Futian sambil tersenyum.     

"Untunglah. Apakah kali ini Kakak Kelima tidak menjagamu dengan baik?" Zhuge Hui bertanya.     

Mendengar hal ini, Luo Fan mendongak dari masakannya dan menggelengkan kepalanya dengan penuh arti.     

"Uh..." Ye Futian melihat tingkah Luo Fan dan dengan cepat terkekeh. "Kakak Kelima menjagaku dengan baik. Peristiwa yang terjadi tidak pernah diduga sebelumnya."     

Luo Fan menghela napas lega tetapi dengan cepat terlihat cemburu dan tersinggung. "Kakak Senior," ujarnya dengan nada suara yang menyedihkan. "Kenapa kau sangat tidak adil?"     

Hidup menjadi begitu sulit di gunung ini.     

"Akhirnya aku punya adik junior yang harus diurus," ujar Kakak Kedua, sambil menyeringai. Di sampingnya, ekspresi wajah Yi Xiaoshi terlihat aneh, ia merasa sangat frustrasi. Dia adalah murid yang termuda sebelum Ye Futian datang tetapi dia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini.     

Mengapa perbedaannya begitu jelas terlihat?     

Ye Futian menggelengkan kepalanya. "Dari delapan murid di Pondok ini, hanya Kakak Kedua dan Kakak Keenam yang merupakan murid perempuan. Kalian berdua seperti seorang peri. Aku-lah yang seharusnya melindungi dan mengurangi kekhawatiran kakak."     

Luo Fan dan Yi Xiaoshi tercengang sambil memandang ke arah Ye Futian. Mereka akhirnya tahu mengapa ada perbedaan di antara mereka..     

Seperti yang diharapkan, Kakak Kedua tersenyum lebar. "Adik junior, kau lebih bijaksana dari yang lainnya."     

Merasa tak sanggup lagi melihatnya, Luo Fan menunduk dan terus menjaga nyala api di tungku pembakaran. Dia merindukan hari-harinya di luar gunung. Dia tidak tahu kapan dia bisa keluar lagi.     

…     

Beberapa hari kemudian, berita tentang peristiwa di istana Qin telah tersebar di seluruh penjuru Wilayah Barren Timur. Berita itu menimbulkan kehebohan dan banyak orang kini membicarakannya.     

Mereka tidak sepenuhnya mengetahui apa yang terjadi sebelumnya di dalam istana kekaisaran. Hanya pasukan besar itu yang tahu detailnya. Namun, peristiwa dimana Pondok membuat lumpuh seorang Noble dari Klan Donghua di luar istana kekaisaran sudah cukup untuk menghebohkan seluruh wilayah tersebut.     

Sorotan dunia kini tertuju pada Klan Donghua. Sebagai pasukan yang ingin menjadi klan terhebat, akankah Klan Donghua membiarkan masalah ini begitu saja?     

Tidak peduli apa yang terjadi sebelumnya, ini tidak ada hubungannya lagi dengan pihak mana yang benar atau salah. Sekarang masalah ini menjadi tentang perebutan kekuasaan antara dua pasukan ini.     

Sementara semua orang sedang menaruh perhatian pada mereka, suatu hari banyak orang terlihat berjalan keluar dari Klan Donghua!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.