Legenda Futian

Tanpa Status



Tanpa Status

0Setiap generasi di Wilayah Barren Timur menghasilkan banyak kultivator berbakat. Termasuk para kultivator kuat. Namun, hanya ada tiga tokoh paling legendaris dalam generasi Gu Dongliu. Mereka semua tercatat dalam sejarah karena kehebatan mereka.     
0

Gu Dongliu, murid ketiga dari Pondok.     

Lu Nantian dari Klan Donghua.     

Putra Mahkota Qin Yu dari Dinasti Qin.     

Ketiga orang dengan status yang sama ini sekarang berada di posisi tertinggi di Wilayah Barren Timur. Setelah Qin Yu menjadi putra mahkota, sudah jelas bahwa generasi mereka yang akan mulai memerintah Wilayah ini. Ketiganya adalah pemimpin dari generasi mereka.     

Lu Nantian adalah tokoh paling terkenal dari Klan Donghua. Dia tidak tertandingi. Dia pernah mengalahkan beberapa tokoh hebat dari generasi yang sama dari pasukan lainnya. Bahkan orang-orang dari generasi sebelumnya telah kalah darinya. Dia sudah semakin jarang bertarung di beberapa tahun ini karena semakin sedikit orang yang mampu melawannya. Hanya ada dua orang yang mampu dibandingkan dengannya di Wilayah Barren Timur yang luas ini—Gu Dongliu dan Qin Yu.     

Sekarang, Lu Nantian telah menantang Gu Dongliu, murid ketiga dari Pondok. Berita ini dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Wilayah Barren Timur, menimbulkan kehebohan dimana-mana. Pertempuran legendaris ini tentu saja akan disaksikan oleh semua orang. Apakah ini jawaban dari Klan Donghua? Jika Lu Nantian menantangnya di depan publik, apakah itu berarti dia memiliki kepercayaan diri untuk menang? Meskipun ia memiliki rekor yang luar biasa dan tidak pernah kalah sebelumnya, tidak ada yang meragukan bahwa pertarungan ini akan menjadi yang paling sulit baginya.     

Setelah Klan Donghua dan Dinasti Qin pergi, Perguruan Tinggi Barren Timur menjadi heboh. Tidak hanya kedua pasukan itu telah bersekutu dan mendirikan Perguruan Tinggi Dongqin untuk bersaing dengan mereka, sekarang Lu Nantian datang untuk menantang Gu Dongliu. Mereka sedang merencanakan sesuatu. Mereka tahu bahwa Gu Dongliu tidak boleh kalah dalam pertarungan ini.     

Ini bukan hanya pertarungan yang melibatkan Gu Dongliu. Pertarungan itu mempengaruhi seluruh Perguruan Tinggi Barren Timur. Bisa dibayangkan konsekuensi yang akan mereka terima jika Gu Dongliu dari Pondok kalah dari Lu Nantian pada upacara pembukaan dari Perguruan Tinggi Dongqin. Namun, Pondok itu masih terlihat sepi. Setelah suara itu bergema dari arah Pondok, semuanya kembali normal. Mereka kembali ke tugas mereka masing-masing.     

Masih ada cukup waktu sebelum tahun depan. Berkultivasi adalah tugas yang paling penting saat ini.     

Ye Futian juga mulai berkultivasi. Perjalanan sebelumnya ketika pergi dari gunung buku sangat memotivasinya. Berada di tingkat Dharma Plane terlalu lemah, terutama di Wilayah Barren Timur. Jika bukan karena statusnya sebagai bagian dari Pondok, dia mungkin tidak akan bisa bertahan di luar sana. Setiap kultivator kuat mana-pun pasti bisa membunuhnya.     

Itulah alasan utama mengapa semua kultivator berbakat memilih untuk bergabung dengan pasukan yang berbeda. Jika mereka berkultivasi sendiri, tindakan itu akan sangat berbahaya tidak peduli seberapa besar bakat mereka.     

Gua Buku di Pondok berisi puluhan ribu buku. Kakak Kedua dan Kakak Ketiga tidak bertanya tentang perkembangan kultivasi Ye Futian. Mereka hanya menyuruhnya membaca buku lebih banyak.     

Buku-buku disini memiliki berbagai macam genre. Dia adalah seorang Penyihir Beratribut Lengkap sehingga membaca jelas merupakan cara yang bagus dalam berkultivasi. Dia bisa mengkultivasi beberapa elemen yang berbeda serta seni bela diri. Dia bahkan bisa belajar agar bisa seperti Kakak Keempat dan mampu mengeluarkan sihir dari berbagai elemen menjadi lebih kuat. Ini adalah keuntungan dari seorang Penyihir Beratribut Lengkap.     

Setelah beberapa hari, Elang Angin Hitam juga datang ke Pondok. Dengan meningkatnya status Ye Futian, Kakak Kedua jelas tidak akan peduli tentang hal ini. Elang Angin Hitam selalu makan daging disini dan itu membuatnya sangat gembira. Daging itu sangat bergizi untuknya.     

Hal yang sering membuat Ye Futian tidak bisa berkata-kata adalah bahwa elang itu sering pergi ke gua yang dipenuhi oleh banyak iblis Noble untuk pamer. Jadi memangnya kenapa kalau mereka adalah raja iblis? Mereka masih harus bekerja setiap hari. Hanya Elang Angin Hitam yang bisa pergi dengan bebas di Pondok. Setiap kali para raja iblis itu melihat tatapannya yang menjengkelkan, mereka sangat ingin memakannya. Dasar baj*ngan.     

Hari-hari untuk berkultivasi berlalu dengan sangat cepat. Tanpa disadari, beberapa bulan telah berlalu dan Ye Futian kini mencapai Dharma Plane Tingkat Kelima.     

Berita mengejutkan dari beberapa bulan lalu itu masih mempengaruhi Wilayah Barren Timur. Rentetan peristiwa ini ditakdirkan untuk terus berlanjut.     

Di Kota Chaoge, Perguruan Tinggi Dongqin sudah selesai dibangun dan mulai membuka pendaftaran murid baru. Siapa-pun yang cukup berbakat bisa belajar disana. Memasuki perguruan tinggi itu berarti mereka dapat dengan bebas memilih antara Klan Donghua dan Dinasti Qin. Dengan daya tarik ini, siapa-pun bisa membayangkan keributan yang akan ditimbulkannya. Banyak orang sedang menuju ke Kota Chaoge. Namun, ini sepertinya tidak ada hubungannya dengan Ye Futian. Hari itu, Elang Angin Hitam terbang di kejauhan dari Gunung Buku. Terdapat dua orang di atas punggungnya—Ye Futian dan Yu Sheng.     

Mereka terlalu sibuk berkultivasi sehingga tidak sempat mengunjungi Guru dan Tuan Putri.     

Kota Kuno bernama Ibukota Divine itu sangat luas dan ratusan mil jauhnya dari Gunung Buku. Mereka tiba di atas sebuah pemukiman dan Elang Angin Hitam mendarat di sebuah rumah besar. Tempat ini masih diberi nama Taman Guqin. Terlalu banyak kenangan di Kota Donghai sehingga mereka menggunakan nama yang sama untuk mengenangnya.     

"Guru, Tuan Putri, kami datang!" Ye Futian melompat dari Elang Angin Hitam dan pergi ke halaman dari rumah tersebut.     

Hua Fengliu sedang memainkan guqinnya. Nandou Wenyin dan Tang Lan berada di sampingnya. Pemandangan ini sangat indah. Melihat hal ini, Ye Futian tersenyum lebar. Dia tentu saja senang bisa bertemu dengan mereka semua.     

Alunan musik berhenti dan Hua Fengliu mendongak. Dia tampaknya terlihat semakin awet muda dibandingkan ketika berada di Kota Qingzhou dan Kota Donghai. Dia terlihat sangat tampan. Ye Futian merasa bahwa hanya penampilan dari guru-nya yang paling mendekati ketampanannya.     

"Guru, anda sepertinya sangat bahagia," ujar Ye Futian sambil tersenyum ke arah Tuan Putri dan Tang Lan.     

"Hentikan ocehanmu itu. Kudengar kau membuat masalah di istana Qin." Tang Lan memelototinya. Dia sangat tidak sopan dan langsung menggoda mereka begitu tiba disini.     

"Bibi Tang, kau sudah tahu akan hal itu?" Ye Futian tersenyum malu-malu.     

"Sepertinya semua orang disini sudah mengetahuinya." Tang Lan menatapnya.     

Gunung Buku berada di daerah pinggiran dari Ibukota Divine. Gu Dongliu dari Pondok telah datang ke Dinasti Qin dengan membawa kehebohan. Berita mengejutkan seperti itu telah menyebar ke seluruh Wilayah Barren Timur, apalagi Ibukota Divine.     

"Bibi Tang, kau sudah memahami sifatku. Aku tidak pernah mencari masalah," ujar Ye Futian dengan sedih.     

"Futian, apakah kau diperlakukan dengan buruk ketika berada di Dinasti Qin?" Nandou Wenyin bertanya dengan lembut.     

"Tuan Putri, anda memang yang terbaik." Merasa terharu, Ye Futian berkata, "Jangan khawatir. Kakak Ketiga sudah membalaskan dendamku."     

"Tentu saja kau tidak diperlakukan dengan buruk. Kau bukan orang yang terluka saat itu," ujar sebuah suara dengan nada dingin. Yi Xiang dan Yi Qingxuan berjalan mendekat. Yi Xiang memelototi Ye Futian dan bertanya, "Mengapa kau selalu melibatkan muridku setiap kali kau membuat masalah?"     

Ye Futian terdiam. "Anda yang selalu mengira bahwa saya yang menyebabkan masalah tersebut."     

Lelaki tua itu selalu membela Yu Sheng.     

"Yu Sheng adalah orang yang jujur. Tentu saja kau yang membuat masalah itu," ujar Yi Xiang.     

"Guru, masalah itu tidak ada hubungannya dengan Futian," ujar Yu Sheng.     

Yi Xiang menatap ke arah muridnya. Dia merasa tidak berdaya. Anak ini selalu memihak Ye Futian dan Yi Xiang tidak bisa berbuat apa-apa akan hal itu.     

Yi Qingxuan berjalan ke arah Yu Sheng dan melihatnya dengan penuh kasih sayang. "Apakah kau terluka parah?"     

Yu Sheng tersenyum lebar. "Jangan khawatir. Makanan di Pondok sangat enak. Sekarang aku baik-baik saja, bahkan aku lebih kuat dari sebelumnya."     

"Untunglah." Yi Qingxuan tersenyum manis dan meraih tangan Yu Sheng.     

"Ah, aku merindukan Rubah-ku," Ye Futian bergumam ketika dia melihat kemesraan mereka di depan umum. Dia bertanya-tanya bagaimana kabar Jieyu di Klan Bulan dan apakah dia diperlakukan dengan buruk disana. Namun, Jieyu sangat pintar. Dia pasti baik-baik saja.     

"Yang kau pikirkan hanyalah rubahmu," ujar Tang Lan. "Sekarang kau dan Yu Sheng begitu terkenal di Perguruan Tinggi Barren Timur, seharusnya kau sudah yakin untuk bergabung dengan mereka. Kapan kau akan membantu muridku agar juga bisa bergabung disana?"     

Di belakangnya, kedua mata Tang Wan bercahaya. Tatapan matanya yang lembut tertuju pada Ye Futian. Dia masih samar-samar dapat mengingat ketika dia membawa Ye Futian ke Akademi Donghai saat itu. Ye Futian telah melewati banyak pertempuran. Dan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, nama Ye Futian sudah dikenal di seluruh Wilayah Barren Timur. Dia berkembang begitu cepat sehingga dia merasa tidak ada apa-apanya.     

Ye Futian terpana melihat ucapan Tang Lan. Orang-orang di Perguruan Tinggi Barren Timur tidak begitu menyukainya. Itu bukan tugas yang mudah untuk membuat Tang Wan bisa bergabung. Sedangkan untuk Pondok... bagaimana dia bisa membahas hal tersebut?     

Dia telah menyaksikan bakat dari orang-orang di Pondok. Mereka bahkan tidak mengundang seseorang seperti Xiao Wuji.     

"Bibi Tang, itu..." Ye Futian tidak tahu bagaimana dia harus menjawabnya.     

"Lihatlah muridmu. Dia sama sekali tidak dapat diandalkan," ujar Tang Lan kepada Hua Fengliu.     

Ye Futian merasa jadi pihak yang disalahkan. "Sudah cukup sulit bagiku untuk pergi dari gunung. Kenapa kalian terus menindasku?"     

Mengapa murid-murid lainnya ingin pergi dari gunung tetapi dia malah lebih suka berada di atas sana? Statusnya terlalu rendah di keluarga ini. Kakak Kedua lebih mencintainya.     

"Kakak Yi, Kakak Fengliu," sebuah suara yang terdengar dengan jelas tiba-tiba berbicara. Yi Xiang dan Hua Fengliu melihat ke luar dan menyaksikan dua sosok memasuki rumah. Mereka langsung masuk begitu saja.     

Ye Futian melirik mereka. Satu orang pria paruh baya dan yang lainnya seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun Pemuda itu cukup tampan dan memiliki temperamen yang baik. Ketika tatapannya tertuju pada Ye Futian dan Yu Sheng, alisnya terlihat melengkung. Tatapan matanya mengandung sedikit kebencian. Meskipun itu hanya sekilas, Ye Futian cukup peka dan bisa melihatnya.     

Itu adalah pertemuan pertama mereka. Mengapa dia memperlakukan mereka seperti musuh?     

"Kakak Nangong, kenapa kau datang kemari?" Yi Xiang bertanya.     

"Sebenarnya ini terdengar memalukan tapi anak ini merindukan seorang gadis cantik. Aku datang kemari bersamanya." Pendatang baru itu terkekeh. Pemuda di sebelahnya melirik ke arah Yi Qingxuan di sebelah Yu Sheng. Lalu tatapan matanya tertuju pada Tang Wan.     

"Wan'er, besok ada pertemuan. Aku ingin mengundangmu," ujarnya kepada Tang Wan.     

Tang Wan meliriknya dan segera menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan pergi kesana."     

"Ini adalah pertemuan keluargaku. Banyak orang akan datang. Itu adalah hari ulang tahun seorang Tetua kami sehingga banyak orang akan datang. Nangong Jiao juga telah kembali dari Perguruan Tinggi Barren Kuno dan mereka akan hadir besok. Pada saat itu, akan ada banyak kultivator berbakat dari generasi kita. Kau bisa melihat mereka disana."     

Pemuda itu berbicara sambil tersenyum seolah-olah dia sedang menggoda Tang Wan.     

Ye Futian berkedip. Seseorang sedang mengejar-ngejar Tang Wan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.