Legenda Futian

Arti dari Nama Ye Futian



Arti dari Nama Ye Futian

0Hari ini adalah hari ulang tahun seorang Tetua yang memiliki posisi sangat tinggi di Keluarga Nangong. Di tempat pesta ulang tahun itu diadakan, semua kursi dipenuhi oleh para tamu dan kultivator dari berbagai tempat yang telah datang untuk menyampaikan ucapan selamat mereka.     
0

Saat ini, semua orang dari generasi yang lebih tua telah berkumpul di satu tempat sementara orang-orang dari generasi yang lebih muda berada di tempat lainnya. Di tempat di mana generasi muda berada, beberapa orang dikelilingi oleh pengagum mereka. Orang yang duduk di posisi terbaik adalah puteri dari Keluarga Nangong—Nangong Jiao.     

Selain Nangong Jiao, ada beberapa orang lainnya yang juga hadir disana. Mereka adalah teman-teman Nangong Jiao dari Perguruan Tinggi Barren Timur dan telah diundang ke perjamuan ulang tahun kakeknya untuk semakin memeriahkan suasana perayaan ini. Bagaimanapun juga, murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur memiliki reputasi yang sangat tinggi di dunia luar. Bahkan jika mereka hanya murid junior, tidak ada yang berani memandang rendah mereka.     

Nangong Jiao sedang mengobrol santai dengan yang lain, dan aura kesombongan samar-samar selalu bisa dirasakan darinya. Di masa lalu, dia sudah menjadi seorang jenius dari Keluarga Nangong. Setelah dia bergabung dengan Perguruan Tinggi Barren Timur, statusnya kini semakin tinggi.     

Tidak jauh dari mereka, Nangong Li memandangi wajah yang menawan itu dan merasa agak iri. Nangong Jiao adalah sepupunya, tetapi status Nangong Jiao jauh lebih tinggi darinya.     

"Dia adalah seorang wanita yang jenius. Apakah kau melihatnya sendiri? Di masa depan, berkultivasi-lah lebih keras. Meskipun kau hanya berkultivasi di Akademi Zhen Wu, bahkan jika kau lebih lemah dari Nangong Jiao, penampilanmu semestinya tidak boleh terlalu buruk dalam keluarga ini," ujar ayahnya, Nangong Cheng. "Hua Fengliu tampaknya memiliki harta karun terkait kultivasi. Terakhir kali, aku dapat merasakan sebuah aura Noble yang kuat. Setelah aku mendapatkannya, benda itu pasti akan membantumu untuk berkultivasi."     

Nangong Li mengangguk dan berkata, "Lalu Tang Wan..."     

"Itu hanya masalah percintaan. Jika kau benar-benar ingin mendapatkan seorang kekasih, setelah kita menyingkirkan Hua Fengliu dan yang lainnya, kau memiliki peluang yang cukup untuk mendapatkan seorang kekasih. Namun, jangan menghabiskan terlalu banyak waktu dan keringat pada seorang wanita," ujar Nangong Cheng dengan nada serius. Dia juga menyukai wanita-wanita cantik. Sebagai contoh, istri Hua Fengliu sangat cantik dan didambakan oleh banyak orang. Namun, dia sangat mengerti bahwa di dunia kultivasi, kekuatan diri sendiri adalah kunci untuk memperoleh status kapan saja. Jika dia memiliki kekuatan dan status, dia akan bisa mendapatkan semua tipe wanita. Karena itu, tidak sepantasnya untuk menghabiskan terlalu banyak waktu dalam hal ini, meskipun tidak masalah jika melakukannya untuk bersenang-senang.     

Ketika memikirkan Nandou Wenyin, sebuah keinginan jahat terlihat di kedua matanya. Jika ada kesempatan...     

Setelah menepis pikirannya tersebut, dia berkata kepada Nangong Li, "Pergilah kesana. Cobalah untuk memiliki hubungan yang baik dengan Nangong Jiao."     

"Baik." Nangong Li mengangguk dan kemudian berjalan menuju tempat Nangong Jiao berada. Ketika mendekati Nangong Jiao, ia tersenyum dan berkata, "Sepupu, setelah beberapa bulan ini, kau terlihat semakin bersemangat. Kau memang seorang panutan bagi generasi muda di Keluarga Nangong."     

Nangong Jiao mengangkat kepalanya untuk menatap ke arah Nangong Li, dan mengangguk dengan lembut. Dia memalingkan matanya dan tidak menjawabnya. Keluarga Nangong sangat besar dan ada banyak orang di sekitarnya; dia tidak begitu akrab dengan semua orang disini.     

"Kakek sudah datang," ujar Nangong Jiao dengan lembut. Nangong Li terlihat agak canggung, tetapi kemudian dia merasa lega. Dengan status yang dimiliki Nangong Jiao, dia tidak perlu merasa malu.     

"Ayo pergi kesana," ujar Nangong Jiao. Tak lama, kelompok itu berjalan menuju ke arah sang Tetua.     

"Jiao Jiao, kau datang." Ketika melihat Nangong Jiao berjalan mendekat, Tetua itu tersenyum.     

"Kakek, ini semua adalah temanku. Mereka berkultivasi di Perguruan Tinggi Barren Timur," Nangong Jiao memperkenalkan teman-temannya.     

"Hebat. Kalian semua adalah kultivator muda yang berbakat. Hari ini, aku senang sekali bisa bertemu kalian semua di pesta ulang tahun ini," ujar Tetua itu dengan sopan.     

"Senior, anda terlalu sopan." Beberapa orang menaruh kedua tangan mereka di depan untuk memberi hormat. Pada saat ini, banyak Tetua lainnya mulai berkumpul. Sambil tersenyum, mereka berkata, "Para murid di Perguruan Tinggi Barren Timur memang memiliki temperamen yang berbeda."     

"Benar. Mereka semua sangat anggun dan elegan." Banyak orang mulai mengeluarkan pujian satu demi satu. Beberapa murid Perguruan Tinggi Barren Timur terlihat sangat tenang dan tidak terpengaruh oleh semua pujian itu, membuat orang-orang semakin mengagumi mereka.     

Pada saat ini, seorang penjaga berjalan mendekat dari kejauhan dan berkata, "Tuan, seorang pelayan di luar mengatakan bahwa seseorang telah mengirim sebuah surat kepada kita. Orang itu mengatakan bahwa dia berasal dari Gunung Buku dan surat itu ditujukan untuk Nona Jiao."     

Kedua mata Nangong Jiao berbinar dan dia berkata, "Suruh dia datang kemari."     

Hanya ada Perguruan Tinggi Barren Timur di Gunung Buku. Surat itu dari Gunung Buku? Dia merasa agak aneh.     

Setelah beberapa saat, seorang pelayan berjalan mendekat dan menyerahkan surat itu padanya. Nangong Jiao bertanya, "Siapa yang mengirim surat itu kesini?"     

"Seorang pemuda berusia sekitar 18 tahun. Temperamennya tampaknya tidak biasa," ujar pelayan itu. Jika bukan karena temperamennya yang luar biasa, pelayan itu tidak akan berani menyampaikan surat itu.     

Nangong Jiao bahkan terlihat lebih bingung, setelah itu dia membuka surat tersebut. Isi surat itu sangat pendek dan hanya terdiri dari beberapa baris. Ketika dia melihat nama pengirimnya, tatapan yang aneh langsung terlihat di kedua matanya.     

Sambil mengangkat kepalanya, dia memandang ke arah pelayan itu dan bertanya, "Seperti apa penampilan orang itu?"     

Pelayan itu menjawabnya dengan lembut, "Pria itu sangat tampan. Saya jarang sekali melihat seorang pria yang begitu tampan seperti dia."     

Nangong Jiao mengangguk. Sepertinya tebakannya benar.     

Saat memikirkan kejadian di Dinasti Qin beberapa bulan yang lalu, ekspresi Nangong Jiao langsung berubah menjadi dingin.     

"Ada apa?" Sang Tetua yang berada di sebelahnya bertanya.     

"Kakek, lihatlah." Nangong Jiao memberikan surat itu kepada Tetua itu.     

Tetua itu membaca surat itu dan sebuah tatapan yang aneh terlihat dari kedua matanya. Dia bertanya, "Apakah kau yakin itu dia?"     

"Seharusnya benar." Nangong Jiao mengangguk.     

Dalam sekejap, tatapan mata Tetua itu menjadi sangat dingin.     

Baj*ngan.     

Peristiwa yang terjadi di Kota Kekaisaran Qin beberapa bulan yang lalu telah diketahui oleh semua orang. Karena Klan Donghua telah menindas beberapa murid dari Pondok, murid ketiga Pondok, Gu Dongliu, dan murid keempat langsung pergi ke Dinasti Qin dan membuat seorang Noble dari Klan Donghua menjadi cacat permanen.     

Sekarang, si baj*ngan tak tahu diri itu benar-benar menyinggung perasaannya. Apakah dia ingin menyeret Keluarga Nangong ke dalam masalah ini? Ketika memikirkan hal ini, dia berusaha menahan amarah di dalam hatinya dan berkata, "Dimana Nangong Cheng dan putranya?"     

Di kejauhan, Nangong Cheng tertegun. Dia berjalan ke hadapan Tetua itu dengan Nangong Li dan memberi hormat. "Paman, ada apa?"     

"Aku dengar putramu sedang mengejar-ngejar seorang wanita baru-baru ini?" Nada bicara Tetua itu terdengar sangat tenang seolah-olah tidak ada yang terjadi.     

Nangong Cheng tertegun. Bagaimana dia tahu tentang hal ini? dia berpikir dalam hati.     

"Memang benar. Paman, mengapa anda tiba-tiba bertanya tentang hal sepele seperti itu?" Nangong Cheng bertanya dengan ragu-ragu.     

"Apakah dia berhasil?" Tetua itu bertanya lagi.     

"Tidak." Nangong Cheng menggelengkan kepalanya dan semakin merasa bingung.     

"Huh. Wanita seperti apa yang begitu berani menolak seseorang dari Keluarga Nangong? Apakah kau tidak punya rencana lainnya?" ujar Tetua itu.     

Nangong Cheng tertegun sejenak. Dia tidak tahu bagaimana pamannya bisa mengetahui hal ini, tetapi tampaknya ini akan menguntungkan baginya karena dengan bantuan pamannya, rencananya akan berjalan lancar.     

"Dia adalah seorang gadis di Akademi Zhen Wu. Keluarganya sangat keras kepala dan tidak peduli sama sekali dengan Keluarga Nangong. Saya hanya berencana untuk menyelesaikan masalah ini," jawab Nangong Cheng.     

"Oh? Bagaimana kau berencana untuk menyelesaikannya?" tanya Tetua itu.     

"Paman, jangan khawatir. Saya akan mengurus semuanya dengan baik." Hari ini, ada banyak tamu yang hadir. Tentu saja, dia tidak bisa mengatakan semuanya secara langsung karena akan terlihat seperti Keluarga Nangong hanya mengganggu tamu yang lainnya.     

"Lalu bagaimana dengan wanita itu?" Tetua itu bertanya lagi.     

"Engg..." Nangong Cheng melihat ke sekelilingnya dan tidak berbicara apa-pun. Tetua itu langsung mengerti semuanya dan hanya bisa merinding.     

Hampir saja. Jika Nangong Cheng benar-benar membiarkan Nangong Li melakukan sesuatu terhadap wanita itu secara paksa, apa akibatnya?     

Pasti tidak terbayangkan.     

Dia tentu tidak lupa tentang bagaimana murid ketiga dari Pondok menjadi terkenal. Waktu itu, sebuah pasukan tingkat atas, yang jauh lebih kuat daripada Keluarga Nangong, telah disingkirkan dari Wilayah Barren Timur diakibatkan oleh hal yang tampaknya tidak penting.     

Hari ini, Keluarga Nangong hampir mengikuti jejak mereka.     

"Bagus sekali." Kemarahan yang ditahan oleh Tetua itu akhirnya meledak saat ini. Hawa dingin terpancar dari tubuhnya saat dia berkata, "Tangkap kedua orang ini dan buat mereka lumpuh."     

Kata-kata dari Tetua itu sangat tak terduga. Nangong Cheng dan Nangong Li berdiri sambil terpana di tempat mereka, tidak tahu harus berkata apa. Mereka bahkan tidak mengerti apa yang terjadi saat ini.     

Membuat lumpuh keduanya?     

Orang-orang di sekitar mereka juga terpana. Apa yang sedang terjadi?     

"Paman..." Nangong Cheng gemetar dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Namun, melihat sebuah keinginan membunuh terlintas di tatapan mata dingin dari Tetua itu, dia tahu bahwa Tetua itu tidak sedang bercanda.     

"Apakah kalian tidak mendengarku?" Tetua itu berteriak. Belum lama ini, bahkan seorang Noble dari Klan Donghua telah dibuat lumpuh permanen. Jika dia tidak ikut turun tangan menangani masalah ini, dia hanya akan menunggu para murid dari Pondok datang sendiri ke Keluarga Nangong.     

Surat itu hanya menjelaskan secara singkat situasinya, dan isi surat itu sudah sangat sopan. Namun, dia sama sekali tidak ragu dan harus menangani situasi ini dengan benar.     

"Batalkan perjamuan ulang tahun hari ini," lanjut Tetua itu dengan amarah yang masih menggebu-nggebu.     

Beberapa kultivator dari Keluarga Nangong berjalan menuju Nangong Cheng dan Nangong Li. Saat ini, keduanya masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Namun, mereka tidak berani melawan dan segera ditahan dengan sangat cepat.     

"Paman, kenapa?" Nangong Cheng berteriak.     

"Tidak..." Nangong Li telah tertangkap dan tidak bisa bergerak. Begitu dia menyadari apa yang akan terjadi, wajahnya menjadi sangat pucat.     

Para tamu berkumpul di sekitar mereka satu demi satu dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tuan rumah dari perjamuan ulang tahun itu tiba-tiba menjadi begitu marah dan terlebih lagi, perjamuan itu juga dibatalkan.     

Tidak lama kemudian, terdengar jeritan-jeritan yang menyedihkan. Nangong Cheng dan Nangong Li terbaring lemah di atas tanah karena mereka kini telah cacat permanen.     

Bahkan pada saat itu, mereka masih tidak tahu kenapa mereka dibuat lumpuh.     

"Bawa mereka dan ikut denganku. Jiao Jiao, kau juga ikut," ujar si Tetua tersebut. Nangong Jiao mengangguk. Dia adalah seorang murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur; karena Ye Futian telah mengirim sebuah surat kepadanya, akan lebih baik baginya untuk muncul di hadapannya dan mencoba untuk menghilangkan ketidakpuasan yang dia miliki terhadap Keluarga Nangong.     

Baru saja, kakeknya dengan sengaja menekan amarahnya dan mengajukan pertanyaan untuk mendengar penjelasan dari Nangong Cheng dan Nangong Li. Sekarang mereka berhasil mengetahui segalanya, dan dia juga gemetar ketakutan. Meskipun dia adalah seorang murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur, dia tentu saja mengetahui status Ye Futian saat ini.     

Setiap murid dari Pondok jauh lebih unggul daripada murid biasa dari Perguruan Tinggi Barren Timur. Ketika seorang murid dari Pondok ditindas, mereka langsung melumpuhkan seorang Noble dari Klan Donghua. Selain Pondok, siapa lagi yang bisa melakukan hal ini?     

"Ini..."     

"Senior, kemana anda akan pergi?" Para tamu di sekitarnya berjalan mendekat dan bertanya. Tetua itu tiba-tiba menjadi marah dan membatalkan perjamuan ulang tahunnya. Jelas, itu karena kedua orang yang baru saja dilumpuhkan itu telah membawa bencana bagi keluarga ini dengan menyinggung perasaan seseorang. Banyak orang dari Keluarga Nangong juga berjalan mendekat untuk bertanya.     

"Kedua baj*ngan ini ingin berurusan dengan Ye Futian dari Pondok," ujar Tetua itu dengan marah. Semua orang di sekitarnya terkejut.     

Berurusan dengan Ye Futian dari Pondok?     

Peristiwa serupa telah terjadi di Dinasti Qin belum lama ini. Semua orang di dunia telah melihat hasilnya. Selain itu, kala itu yang menjadi korban adalah Dinasti Qin dan Klan Donghua. Sekarang, yang menjadi korban hanyalah Keluarga Nangong.     

"Ye Futian..." Nangong Cheng yang telah dibuat lumpuh masih tidak bisa memahami semua ini. Kemudian, dia memikirkan seseorang—murid dari Hua Fengliu. Saat ini, wajahnya menjadi sangat pucat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.