Legenda Futian

Seperti Gayung Bersambut



Seperti Gayung Bersambut

0Kota Chaoge telah menjadi ibukota dari Dinasti Qian sejak lama. Setelah Dinasti Qin mengambil alih Wilayah Barren Timur, Dinasti Qian tunduk kepada mereka. Mantan kota terkemuka itu tidak pernah meraih kejayaannya kembali. Meski begitu, Kota Chaoge yang tampak kuno dan megah masih menjadi salah satu dari sepuluh kota terkemuka di Wilayah Barren Timur dan kini terus menerus berkembang. Terdapat banyak pasukan kuat yang menetap disana. Diantara mereka, Keluarga Yin adalah yang paling kuat. Mereka adalah keluarga kerajaan dari Dinasti Qian. Setelah tunduk pada Dinasti Qin, mereka tidak pernah menarik perhatian dunia luar lagi.     
0

Selain itu, Kota Chaoge juga memiliki banyak peninggalan kuno. Selama ribuan tahun, semua peninggalan yang ditinggalkan oleh orang-orang kuno masih terus menerus ditemukan. Kota Chaoge sendiri terletak di pusat Wilayah Barren Timur, tepatnya diantara Dinasti Qin dan Klan Donghua. Namun kota itu masih menjadi milik Dinasti Qin. Kota itu adalah lokasi terbaik untuk membangun Perguruan Tinggi Dongqin.     

Hari ini, kota kuno ini telah dipenuhi dengan para kultivator yang kuat. Bahkan para bangsawan ada di mana-mana. Sudah bertahun-tahun lamanya sejak kota ini terlihat sesibuk ini. Melihat keramaian ini membuat kota ini tampak seperti telah memulihkan kejayaan masa lalu-nya dimana semua orang datang berkunjung kemari. Para kultivator kuat terus-menerus berdatangan di luar Kota Chaoge atau mendarat dengan iblis mereka masing-masing.     

Diantara kerumunan di langit, sebuah kelompok yang tampak kuat telah tiba. Semua orang berbalik untuk melihat mereka. Ketika melihat mereka, seseorang berteriak, "Perguruan Tinggi Barren Timur telah tiba."     

Sama seperti pasukan lainnya, Perguruan Tinggi Barren Timur juga datang lebih awal. Orang-orang melihat ke arah para tokoh yang memimpin kelompok itu. Mereka melihat Zong Xu, Zhu Qing, Bai Lishu, dan Gu Dongliu. Mereka memiliki temperamen yang luar biasa dan merupakan tokoh terkemuka dari tingkat Noble Plane. Mereka memiliki aura yang unik. Ye Futian tampak berdiri di belakang Gu Dongliu. Dia mengamati kerumunan di sekitarnya dan kota kuno itu di bawahnya.     

Saat ini Kota Chaoge adalah tempat berkumpulnya para kultivator berbakat.     

Dia tidak tahu apa yang akan terjadi di kota kuno ini. Dia juga bertanya-tanya apakah Klan Bulan telah tiba di kota ini. Jieyu seharusnya datang kemari. Ketika memikirkannya, Ye Futian tersenyum. Dia belum bertemu dengan Jieyu sejak dia datang ke Wilayah Barren Timur.     

Kelompok itu melanjutkan perjalanannya. Seseorang telah pergi terlebih dahulu untuk menjelajahi rute mereka dan kembali untuk menunjukkan jalan bagi mereka. Setelah beberapa saat, mereka bisa melihat sekumpulan bangunan yang tampak elegan di atas tanah. Arsitekturnya begitu luar biasa dan terlihat sakral. Beberapa bangunan menjulang hingga menembus awan seolah-olah berusaha untuk melampaui bangunan-bangunan lainnya.     

Itu adalah Perguruan Tinggi Dongqin yang dibangun bersama-sama oleh Dinasti Qin dan Klan Donghua.     

Kelompok Perguruan Tinggi Barren Timur turun dan memilih sebuah penginapan di dekat Perguruan Tinggi Dongqin. Tak lama kemudian, berita mulai menyebar dengan cepat di seluruh penjuru kota.     

Perguruan Tinggi Barren Timur telah tiba di kota ini, bersama dengan para murid dari Pondok.     

Gu Dongliu juga datang lebih awal.     

Penginapan tempat kelompok Perguruan Tinggi Barren Timur menginap dengan cepat menjadi pusat perhatian dari Kota Chaoge. Semua orang telah mengetahui bahwa acara di hari pertama tahun berikutnya khusus ditujukan pada Perguruan Tinggi Barren Timur. Ditambah lagi, akan ada sebuah pertarungan yang sangat dinanti oleh semua orang.     

Setelah tiba di Kota Chaoge, kelompok dari Perguruan Tinggi Barren Timur tampak sangat sunyi. Beberapa orang yang memberanikan diri untuk keluar semuanya adalah para kultivator muda. Tidak ada yang melihat Gu Dongliu. Dengan pertarungan yang semakin dekat, bahkan Gu Dongliu-pun mungkin sedang stres. Lagipula, lawannya kali ini adalah Lu Nantian, salah satu tokoh paling terkenal di Wilayah Barren Timur.     

Hari berikutnya, Ye Futian pergi meninggalkan penginapan.     

Sebagai murid dari Pondok, Ye Futian menjadi terkenal setelah peristiwa yang terjadi di Dinasti Qin. Semua tindakannya disaksikan oleh orang-orang di Kota Chaoge, menarik perhatian banyak orang.     

Berita dengan cepat menyebar bahwa Ye Futian sedang menuju ke tempat Klan Bulan berada. Sepertinya dia ingin menemui salah satu wanita cantik dari klan itu. Banyak orang terdiam mendengar berita ini. Bagaimana mungkin pria ini masih sempat memikirkan hal seperti itu? Namun, banyak juga yang tahu bahwa kekasih Ye Futian telah diundang untuk bergabung dengan Klan Bulan. Dia pasti pergi kesana untuk menemui kekasihnya. Selain Ye Futian, dia juga didampingi oleh Yu Sheng, pemuda mengerikan yang telah menyebabkan keributan di Dinasti Qin.     

Ye Futian dan Yu Sheng akhirnya tiba di tempat Klan Bulan menginap. Melihat seorang wanita di depannya, Ye Futian membungkuk hormat. "Perkenalkan, saya Ye Futian dari Pondok."     

Wanita itu mengamati keduanya dan tersenyum. "Salam kenal, Tuan Ye." Dia pernah mendengar sebelumnya bahwa Ye Futian dan Hua Jieyu adalah sepasang kekasih. Hua Jieyu sangatlah cantik sehingga mereka semua penasaran seperti apa pria bernama Ye Futian itu. Sekarang, dia melihatnya secara langsung dan ternyata pria ini sangat tampan dan karismatik. Dia juga bersikap sangat sopan. Penampilannya cocok dengan Jieyu.     

"Apakah kau datang kemari untuk menemui Adik Junior Jieyu?"     

"Ya." Ye Futian tersenyum dan mengangguk. Tampaknya semua anggota Klan Bulan telah mengetahui hubungan mereka berdua. Jieyu mungkin cukup terkenal di antara anggota klan. Dia tidak terkejut. Tanpa melihat bakat yang dimiliki Hua Jieyu, penampilannya saja pasti akan membuatnya terkenal dimana-mana.     

"Maaf jika ini membuatmu kecewa. Tetapi Adik Junior Jieyu tidak bisa datang," jawab wanita itu dengan lembut.     

Kedua mata Ye Futian bercahaya. Lu Nantian dari Klan Donghua telah menantang Gu Dongliu. Sumber utama dari konflik ini adalah Ye Futian dan Yu Sheng. Jieyu seharusnya tahu bahwa dia akan datang dan seharusnya Jieyu juga datang kemari.     

"Namun, dia telah meminta seorang kakak seniornya untuk menyampaikan sebuah pesan kepadamu. Aku akan membawamu kesana sekarang," lanjut wanita itu.     

"Baiklah. Terima kasih, peri." Ye Futian mengangguk. Peri dari Klan Bulan itu membawa Ye Futian ke bagian halaman dimana seorang wanita cantik tengah mengamati Ye Futian dengan penasaran setelah melihatnya memasuki halaman tersebut.     

Jieyu telah menduga bahwa Ye Futian akan datang untuk menemuinya dan dia benar.     

"Perkenalkan, saya Ye Futian."     

"Adik Junior Jieyu memiliki selera yang tinggi," ujar wanita itu sambil tersenyum. "Dia berkata bahwa kau akan datang untuk menemuinya dan menyuruhku untuk menyampaikan sebuah pesan padamu. Dia berkata bahwa dia selama ini baik-baik saja di klan dan kemampuannya telah meningkat pesat. Dia tidak bisa datang kemari karena ia harus berkultivasi. Dan kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Dia juga mengatakan bahwa dia akan selalu menunggumu dan menyuruhmu untuk tidak berbuat macam-macam." Setelah itu, wanita itu tampak tersenyum.     

Apa arti dari "berbuat macam-macam"? ekspresi Ye Futian terlihat aneh. Gadis itu sangat menyebalkan. "Terima kasih, peri," jawabnya. Dia bisa merasakan bahwa wanita itu tidak berbohong. Jieyu memang baik-baik saja. Adapun alasan detail kenapa Jieyu tidak bisa datang kemari, dia tidak akan mengetahuinya.     

"Kau manis sekali. Tidak heran Adik Junior begitu khawatir." Wanita itu menyeringai pada Ye Futian.     

Ye Futian tersenyum dengan malu-malu. "Peri, bisakah kau membantuku menyampaikan sebuah pesan untuk Jieyu?"     

"Baiklah." Wanita itu mengangguk.     

"Tolong sampaikan pada Jieyu bahwa aku merindukannya. Setelah semua masalah ini terselesaikan, aku akan pergi menemuinya di Klan Bulan," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Wanita itu tersenyum penuh pengertian. Apakah kedua orang ini peduli dengan perasaan dari sang pembawa pesan ketika mereka memamerkan kemesraan mereka seperti ini?     

"Baiklah." Wanita itu mengangguk.     

"Terima kasih, peri. Aku akan pergi sekarang." Ye Futian membungkuk hormat dan pergi.     

Ketika meninggalkan halaman, terdapat sebuah jalan kecil di dekat pohon itu. Yu Sheng mengikuti Ye Futian dari belakang. Dua sosok tengah berjalan-jalan di depan mereka. Melihat keduanya, ekspresi wajah Ye Futian terlihat aneh. Mereka adalah Qin Li, cucu dari sang raja Qin, dan Chu Yaoyao dari Klan Bulan. Ye Futian begitu terkejut ketika melihat mereka bersama.     

Apakah Klan Bulan ingin bersekutu dengan Dinasti Qin? Ye Futian berharap ini tidak benar karena Hua Jieyu sedang berkultivasi disana.     

Qin Li dan Chu Yaoyao tentu saja melihat kehadiran Ye Futian dan Yu Sheng. Mereka berhenti dan tatapan mata Qin Li menajam, tertuju pada Ye Futian dan Yu Sheng. Ye Futian menatap keduanya dan memalingkan muka. Dia berencana untuk langsung berjalan melewati mereka. Dia memang tidak menyukai Qin Li tetapi dia tidak mengenal Chu Yaoyao, dan dia bukanlah bagian dari Klan Bulan. Dia tidak punya hak untuk terlibat dalam urusan mereka.     

"Tunggu," Qin Li tiba-tiba berbicara. Ye Futian berjalan melewatinya dan kemudian berhenti, lalu kembali ke tempat pria itu berdiri.     

"Aku mendengar bahwa banyak orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur telah datang kemari. Dan juga para murid laki-laki dari Pondok semuanya datang ke kota ini," ujar Qin Li. Nada suaranya terdengar aneh. Dia seperti sengaja mengatakannya dengan sedikit nada menghina terdengar dari ucapannya barusan.     

Ye Futian kembali berjalan. Dia memilih untuk mengabaikan kata-kata yang tidak berguna itu.     

"Apakah kau sudah memikirkan bagaimana jadinya jika kau bergabung dengan Dinasti Qin?" Qin Li melanjutkan.     

"Tidak. Aku tidak tertarik," balas Ye Futian sambil terus berjalan.     

"Tidak ada kesempatan kedua di dunia ini," Qin Li tampak bergumam pada dirinya sendiri. "Beberapa tahun terakhir, Pondok sudah memiliki reputasi tersendiri, tetapi itu terlalu dibesar-besarkan. Perguruan Tinggi barren Timur telah menciptakan para kultivator paling terkenal di Wilayah Barren Timur dan Pondok sendiri berisi tokoh terkemuka di Wilayah Barren Timur. Sangat wajar bagi mereka untuk memiliki beberapa prestasi yang membanggakan. Siapa diantara para tokoh terkenal di luar sana yang belum pernah merasakan masa kejayaannya sebelumnya?     

"Kali ini, Perguruan Tinggi Barren Timur berhadapan dengan Dinasti Qin dan Klan Donghua. Kedua tempat ini juga merupakan pasukan yang paling sukses. Aku ingin tahu apakah Perguruan Tinggi Barren Timur atau Pondok bisa menanggung semua komentar orang ketika mitos itu terbukti salah," Qin Li terus berbicara pada dirinya sendiri. "Semakin sombong sikapmu, semakin menyakitkan ketika kau jatuh, kecuali Pondok tidak pernah kalah dalam hal apa-pun. Kalau tidak, itu akan menjadi sebuah bencana. Tidak pernah ada legenda yang abadi di dunia ini."     

Ada begitu banyak tokoh-tokoh legendaris sepanjang sejarah, tetapi tidak ada yang abadi. Bahkan Dinasti Qian yang kuat sekarang berada di bawah Dinasti Qin dan harus tunduk kepada mereka. Dinasti Qin yang dulu tak terkalahkan juga telah jatuh.     

Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok akan mengalami takdir yang sama.     

Kali ini, pertarungan antara Lu Nantian dan Gu Dongliu bukanlah satu-satunya yang telah mereka persiapkan untuk menghadapi Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Ye Futian berhenti. Kata-kata Qin Li barusan cukup masuk akal, seperti penilaiannya dari sebelumnya. Namun, itu tidak berarti apa-apa baginya.     

Ketika memikirkan kakak-kakak seniornya, Ye Futian tersenyum lebar. Jika satu tempat di Wilayah Barren Timur bisa menjadi legenda, tempat itu adalah Pondok mereka.     

"Legenda yang bisa dibantah kebenarannya bukanlah legenda. Hal itu disebut legenda karena itu tidak akan pernah mati," ujar Ye Futian perlahan. "Pondok akan menjadi sebuah legenda yang abadi."     

"Benarkah?" Qin Li mendengar kata-kata sombong Ye Futian. "Aku akan menunggu dan melihatnya."     

"Tunggu saja dan lihatlah," jawab Ye Futian kemudian berjalan pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.