Legenda Futian

Membuat Keputusan



Membuat Keputusan

0Di dekat istana Loulan, Ye Futian dan yang lainnya berdiri di atas Elang Angin Hitam dan menyaksikan pertempuran yang terjadi di kejauhan. Li Daoyun bahkan lebih kuat dari yang mereka bayangkan. Dia perlahan mendekati istana tersebut. Banyak orang telah tewas oleh serangan pedangnya. Bangsa Loulan kuno memiliki kendali mutlak atas Kota Loulan, tetapi kendali mereka terbatas pada daerah di sekitar Kota Loulan.     
0

Li Daoyun, yang berasal dari salah satu pasukan kuat di Kota Barren, ia tidak peduli tentang Bangsa Loulan Kuno. Jadi, memangnya kenapa jika dia membunuh banyak orang dari kerajaan ini? Mereka juga tidak akan mungkin mengirim pasukan ke klannya dan mencoba membalas dendam. Dia bahkan tidak peduli tentang kondisi mereka saat berada di Dunia Barren Kuno.     

Mayat-mayat terbaring di atas tanah, tapi Li Daoyun masih tidak bisa melaju ke istana Loulan yang berada di depannya. Semua orang tahu apa yang akan terjadi jika dia berhasil mencapai istana tersebut. Saat itu, mereka yang sedang bertarung dengan Li Daoyun membentuk sebuah formasi, menyerang dan menghalangi jalannya.     

Li Daoyun berdiri di sana dan memandang Ye Futian di kejauhan. Tatapan matanya yang tajam juga terlihat mengejek. "Kalian beruntung kali ini." Jika istana Loulan tidak ada di sini, Ye Futian dan teman-temannya tidak akan pernah bisa keluar hidup-hidup. Sangat disayangkan bahwa dia tidak bisa mendapatkan harta karun itu.     

Li Daoyun berbalik dan bersiap untuk pergi, masih bersikap sombong seperti sebelumnya.     

"Siapa namamu? Dari mana asalmu?" Ye Futian tiba-tiba bertanya.     

Li Daoyun menghentikan langkahnya. Ia berbalik, tatapan matanya tertuju pada Ye Futian. Ia kembali menatap Ye Futian dengan mengejek. Apa yang dia inginkan? Balas dendam? Inilah cara semua orang untuk hidup. Mereka selalu bermimpi untuk balas dendam setelah dipermalukan. Apa yang tidak mereka ketahui adalah, tidak pernah ada akhir yang bahagia untuk membalas dendam. Yang ada hanyalah kematian.     

"Li Daoyun dari Klan Pedang Fuyun. Ingat itu," jawabnya. Semua orang mendengar apa yang dia katakan. Dari nada suaranya, mudah untuk menebak bahwa dia sedang memandang rendah Ye Futian. Li Daoyun tidak menganggap Ye Futian sebagai lawan yang pantas untuknya.     

Dari mereka yang berasal dari Bangsa Loulan Kuno, orang-orang yang pernah mendengar tentang Klan Pedang Fuyun merasa ketakutan. Mereka terdiam. Meskipun Li Daoyun telah membunuh banyak orang-orang dari Kerajaan Loulan, sepertinya tidak mungkin untuk membalas dendam.     

Li Daoyun mengatakan hal tersebut sebelum pergi. Dia jelas tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh Ye Futian. Dia hanya merasa sedikit kecewa karena dia tidak bisa mencuri harta karun dari Ye Futian. Namun, hal ini juga tidak terlalu mengganggunya. Ini adalah salah satu kebanggaan yang dimilikinya karena berasal dari salah satu klan paling kuat di Wilayah Barren Timur.     

"Li Daoyun dari Klan Pedang Fuyun," gumam Ye Futian, mengulangi namanya. Dia juga tidak merasa terganggu oleh kehadiran Li Daoyun. Mereka berbagi pemikiran yang serupa. Menurut Li Daoyun, Ye Futian hanya akan mati jika dia mencoba untuk membalas dendam. Tapi menurut pendapat Ye Futian, Li Daoyun sudah mati begitu dia memperkenalkan dirinya.     

Para kultivator dari Bangsa Loulan Kuno pergi untuk menjemput kembali Sang Virgin Loulan Xue.     

"Ayo pergi," ujar Ye Futian. Dia berbalik dan menuju ke istana di depannya. Banyak kultivator dari Bangsa Loulan Kuno mengikuti di belakang mereka untuk memastikan keselamatan mereka.     

Sambil mengendarai Elang Angin Hitam, Ye Futian tampaknya sedang berpikir keras. Dia tetap seperti itu untuk sementara waktu sebelum akhirnya berbisik, "Apa yang akan terjadi jika aku menyerahkan buku itu kepada mereka?"     

Apakah lengan Ye Wuchen masih akan dipotong jika dia menyerahkan buku itu kepada para kultivator dari Kota Barren?     

"Jangan terlalu memikirkannya," ujar Ye Wuchen. Dia tidak memikirkan situasi saat ini sama sekali. "Jika kau memberikan buku itu tepat di depan Sang Virgin, bisakah kau memastikan bahwa orang-orang dari Bangsa Loulan Kuno tidak akan mengejarmu?"     

Ye Futian tidak berkata apa-apa lagi.     

Saat kembali ke kediaman yang sama di istana tersebut, Ye Futian mengeluarkan buku yang berharga itu. Energi dingin masih terpancar dari benda tersebut. Gambar dalam buku itu tetap sedingin es seperti sebelumnya, hawa dingin yang sangat menusuk. Namun, selain sebuah aura yang mengerikan dan konsepsi artistik yang memancarkan hawa dingin, tampaknya tidak ada yang istimewa dari buku yang berharga itu. Mungkinkah keberadaan setengah dari buku ini semata-mata bertujuan untuk membawa energi dari aura es ini? Jika memang demikian, lalu apa yang terkandung dalam setengah bagian lainnya?     

Dia sangat penasaran. Buku itu hanya akan lengkap dengan jika kedua bagian bergabung menjadi satu tetapi rumor mengatakan bahwa sang permaisuri dari Bangsa Loulan Kuno membangun kembali kerajaan ini hanya dengan menggunakan kekuatan dari setengah bagian buku tersebut. Meskipun rumor ini tidak bisa dipercaya seutuhnya, Ye Futian menolak untuk percaya bahwa seseorang tanpa bakat apa pun mampu menjadi seorang permaisuri dari Bangsa Loulan Kuno dengan hanya mengandalkan kekuatan dari sebuah harta karun. Hal ini bukan berarti bahwa kekuatan dari buku berharga itu harus dipandang rendah.     

Jelas ada sesuatu yang istimewa tentang buku itu bagi orang-orang di Bangsa Loulan Kuno dengan melihat betapa mereka begitu menghargai buku tersebut.     

Tidak lama kemudian, Loulan Xue kembali dengan orang-orangnya dan tiba di kediaman Ye Futian. "Apa persyaratanmu?" Loulan Xue berdiri di depan Ye Futian dan bertanya dengan sikap dinginnya yang biasa. Dia jelas tidak basa-basi ketika berbicara     

"Saya ingin melihat bagian lain dari buku itu," ujarnya kepada Loulan Xue. "Tentu saja, jika Sang Virgin tidak menyetujuinya, saya dapat mempertimbangkan kembali untuk mengubah persyaratan yang saya ajukan."     

Bangsa Loulan kuno sebelumnya menyatakan bahwa mereka ingin melakukan sebuah pertukaran dengan nilai yang sama. Sejujurnya, Ye Futian adalah pihak yang kurang beruntung ketika ia datang untuk menukarkan separuh bukunya hanya untuk melihat sekilas separuh bagian lainnya. Namun, Bangsa Loulan Kuno mungkin masih tidak setuju dengan permintaannya dan dia tidak akan memaksa mereka untuk mengabulkannya. Lagi pula, ia tidak memiliki hak untuk tawar-menawar setelah orang-orang mereka telah memberinya perlindungan sehingga membuatnya tetap hidup sampai saat ini.     

"Aku harus bertanya pada sang permaisuri suci," ujar Loulan Xue. Ketika Ye Futian menyinggung bagian lain dari buku itu, dia tidak bisa membuat sebuah keputusan sendiri.     

"Baiklah, kalau begitu anda bisa mengambil setengah bagian ini terlebih dahulu." Ye Futian menyerahkan buku itu kepada Sang Virgin. Virgin Loulan menatapnya dengan bingung tetapi ia tetap mengambil buku itu.     

Ye Futian melakukan hal ini untuk menunjukkan sikapnya pada Virgin Loulan. Jika tidak, sang permaisuri mungkin berpikir bahwa dia menggunakan buku itu sebagai jaminan. Hal itu dapat menempatkan mereka dalam bahaya sekali lagi. Skenario terbaiknya adalah mereka mendapat kesempatan untuk melihat bagian lainnya dari buku tersebut. Jika tidak, maka dia hanya perlu mengubah persyaratan yang ia ajukan.     

"Tunggu di sini sampai aku menyampaikan informasi selanjutnya," ujar Loulan Xue sebelum berbalik untuk pergi.     

Tidak lama setelah kepergian Sang Virgin, sekelompok orang telah tiba disana. Mereka adalah Qian Yang dan kelompoknya. Mereka sebelumnya tinggal di paviliun di seberang kelompok Ye Futian.     

"Ye Futian." Qian Yang menghampirinya dengan senyum ramah di wajahnya. "Kau benar-benar mendapat banyak hal dari perjalanan ke Peninggalan Loulan Relic yang aku undang."     

"Aku mendapatkan beberapa hal tetapi juga kehilangan banyak hal," ujar Ye Futian.     

Qian Yang memandang ke arah bagian lengan Ye Wuchen yang terpotong dan melanjutkan, "Kudengar kau mendapatkan sebuah buku berharga yang paling dicari oleh Bangsa Loulan Kuno. Aku bertaruh kau mengajukan beberapa syarat untuk melakukan pertukaran dengan Sang Virgin, bukan? Sebelum membawa kalian ke sini, aku mengatakan bahwa kita akan membagi apa pun yang kita dapatkan dari situs peninggalan tersebut. Jadi apa yang kau rencanakan sekarang?"     

Qian Yang menatap ke arah Ye Futian. Ketika semua orang bergegas untuk memperebutkan buku itu, Qian Yang malah pergi menuju ke Kuburan Para Prajurit. Tetapi ketika dia sampai di sana, semua peralatan ritual sudah diambil. Dengan kata lain, dia tidak mendapatkan apa pun dari perjalanannya ke Peninggalan Loulan ini. Berbeda dengan dia, Ye Futian dan teman-temannya telah mendapatkan banyak hal. Sejak awal, mereka masing-masing berhasil memperoleh sebuah alat ritual dari Kuburan Para Prajurit. Kemudian, mereka bahkan berhasil mendapatkan harta paling penting di situs peninggalan tersebut. Belum lagi tentang Book of Flames dan bahkan mungkin lebih banyak lagi yang tidak mereka ketahui. Dengan suasana hatinya yang sedang memburuk, Qian Yang pasti ingin mendengar pendapat tertentu dari Ye Futian.     

"Membagi?" Kelompok Ye Futian memandang ke arah kelompok Qian Yang. Tatapan mata Yu Sheng sedingin es ketika dia bertanya, "Dari mana kau mendapatkan keberanian untuk mengajukan pertanyaan seperti itu?"     

Qian Yang tidak memberi tahu mereka apa pun tentang situs peninggalan itu sebelum mereka masuk. Dia juga tidak memperingatkan mereka tentang bahaya potensial yang ada disana. Sudah jelas bahwa Qian Yang hanya memanfaatkan mereka. Di mata Qian Yang, tidak masalah jika Ye Futian dan teman-temannya mendapatkan harta karun tersebut karena semua yang mereka miliki juga menjadi miliknya. Jadi, apakah penting baginya jika kelompok Ye Futian mati selama runtuhnya situs peninggalan tersebut?     

"Jaga mulutmu," ujar Shi Tong dengan nada dingin. Matanya tertuju pada kapak perang milik Yu Sheng. Dia menginginkan kapak tersebut.     

"Apakah kau pernah ikut membantu ketika kami bertarung dengan para Noble demi mendapatkan harta tersebut?" Ye Futian bertanya dengan senyuman sinis.     

Qian Yang tampak tidak nyaman dengan pertanyaan itu. Lalu Zhao Han yang berada di sampingnya ikut berbicara. "Jika bukan karena Tuan Muda Qian, kalian bahkan tidak akan diizinkan untuk masuk ke dalam peninggalan. Sekarang kalian ingin menyimpan semua harta itu untuk kalian sendiri?"     

Dia menginginkan pedang milik Ye Wuchen.     

Sekarang semua aura dalam peralatan ritual telah menghilang, mereka tidak perlu mendapatkan sebuah pengakuan dari peralatan tersebut. Selama mereka bisa mendapatkan peralatan itu, alat itu menjadi milik mereka.     

Ye Futian melihat ke arah Zhao Han dan tahu bahwa mereka tidak perlu berdebat mengenai hal ini. Dia terkekeh, "Itu benar."     

Jika dia mengatakan bahwa mereka akan menyimpan semuanya untuk diri mereka sendiri, maka itulah yang akan mereka lakukan.     

"Apakah kau sudah memikirkan hal ini baik-baik?" tanya Qian Yang. Dia masih memiliki senyum di wajahnya.     

"Tentu saja," jawab Ye Futian. Keduanya saling menatap. Meskipun mereka telah memperoleh banyak hal dari perjalanan ini, Ye Wuchen telah kehilangan satu lengannya. Beraninya orang-orang ini mendatangi mereka dan berbicara mengenai pembagian harta?     

Sungguh tak masuk akal.     

"Aku akan tinggal di kediaman di seberang kalian. Pikirkanlah sekali lagi. Mungkin kau akan berubah pikiran," Qian Yang terkekeh sebelum pergi. Zhao Han dan Shi Tong memelototi Ye Futian dan yang lainnya sementara Yue Linglong tersenyum menawan pada mereka. "Segala sesuatunya akan berbeda di sini, di luar lokasi peninggalan. Seberapa kuatkah dirimu bahkan dengan menggunakan alat ritual Noble jika tidak ada aura Noble yang datang untuk membantumu?" dia bertanya dengan lembut.     

Dalam setiap peralatan ritual yang berada di dalam peninggalan tersebut, ada sebuah aura tingkat Noble yang akan menggunakan kekuatan mereka untuk membantu mengaktifkan sebuah kekuatan dari alat yang pernah mereka gunakan. Dalam situasi itu, kekuatan dari alat ritual tersebut tidak perlu diragukan lagi, tetapi sekarang, sebuah alat ritual hanyalah sebuah alat biasa. Alat itu hanya menjadi kuat jika orang yang memegangnya juga kuat dan pada tingkat kultivasi Ye Futian dan teman-temannya, alat tersebut tidak akan terlalu kuat untuk digunakan.     

"Yun Qianmo." Qian Yang tiba-tiba berbicara lagi dengan punggungnya masih menghadap ke orang lain. "Kau juga harus memikirkan kembali tentang keputusanmu."     

Yun Qianmo terguncang oleh kata-katanya. Zhao Han menoleh untuk melihat kembali ke arahnya. Tatapan matanya yang dingin tertuju padanya sebelum dia akhirnya pergi meninggalkan kelompok Ye Futian.     

Saat ini, siapa pun dapat melihat kebingungan dalam diri Yun Qianmo dari kedua matanya.     

Dia tahu seberapa kuat kemampuan Ye Futian dan ia berani mengatakan bahwa semua orang di sekitar Ye Futian jauh lebih kuat daripada Qian Yang dan kelompoknya. Jika dia terus berkultivasi dengannya, hal itu akan sangat membantunya.     

Tapi sekarang, mungkin saja Ye Futian dan Qian Yang akan saling bertarung nantinya. Qian Yang adalah seorang pemimpin muda di daerah Qianmeng dan Zhao Han adalah seorang putra dari gurunya. Dia tidak bisa berdiri di pihak yang berlawanan dari mereka.     

Selain itu, Ye Futian dan yang lainnya memang kuat, tapi bagaimana mereka bisa melawan kelompok Qian Yang ketika berada di luar lokasi peninggalan tersebut?     

Ye Futian menoleh ke arah Yun Qianmo. Seolah-olah dia bisa melihat sebuah konflik di matanya karena dia berkata, "Jika kau ingin pergi, aku akan membiarkanmu untuk pergi."     

Tatapan Yun Qianmo terpaku pada Ye Futian. Akhirnya dia telah membuat keputusan, dia berkata, "Aku tidak bisa melawan perintah mereka."     

Ye Futian mengamatinya dengan tenang. Meskipun bakat Yun Qianmo tidak terlalu kuat, dia adalah orang yang cukup tegas. Hal itu terlihat jelas ketika dia membuat sebuah keputusan untuk menjadi pelayan-nya. Hal yang sama juga terjadi kali ini. Sekali lagi, dia terlihat yakin dengan pilihan yang dia buat.     

Yu Sheng memperhatikan Yun Qianmo dengan mata dinginnya. Saat itulah Ye Futian melewati Yun Qianmo. Dia berkata, "Yu Sheng, ambillah takdirnya dan biarkan dia pergi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.