Legenda Futian

Mengikuti Aliran, Melawan Aliran



Mengikuti Aliran, Melawan Aliran

0Luo Junlin adalah sang Putra Mahkota. Apa yang dia maksud? Ya, ia ingin mengatakan bahwa ia akan menjadi seorang kaisar di masa depan.     
0

Perkataan dari seorang kaisar bukan sekedar omong kosong. Karena Luo Junlin sudah mengatakannya, berarti dia serius. Jadi, dengan satu anggukan kepala dari Ye Futian, dia akan dianugerahi sebuah gelar bangsawan dan menjadi seorang perdana menteri. Lalu, ketika takhta kaisar jatuh ke tangan sang Putra Mahkota, Ye Futian akan menjadi seorang perdana menteri dari negara ini. Hal tersebut akan menjadi kebanggaan luar biasa bagi seorang remaja berumur enam belas tahun, yaitu memiliki gelar perdana menteri. Pengambilan keputusan yang luar biasa ini hanya dapat dipercaya apabila kau melihatnya dengan mata kepala sendiri.     

Beberapa orang tidak percaya akan hal ini. Hal ini tidak mungkin nyata. Apa sang Putra Mahkota sudah gila? Sebesar apapun bakat yang dimiliki Ye Futian, dia masih terlalu muda. Masa depannya masih dipenuhi dengan ketidakpastian. Bagaimana bisa sang Putra Mahkota menjanjikan gelar perdana menteri pada Ye Futian dengan begitu mudah?     

Menteri Hua terdiam di kursinya. Matanya memancarkan sebuah tatapan tajam namun ia tetap menutup mulutnya, tidak berusaha menghalangi Luo Junlin. Memangnya dia siapa sehingga berani menghentikan tindakan dari sang Putra Mahkota?     

Xia Feng merasa tak berdaya dan menyedihkan saat ini. Sebelumnya, ia memohon pada Menteri Hua dan Putra Mahkota untuk menyelamatkan anaknya, tapi sekarang, sang Putra Mahkota malah menawarkan Ye Futian untuk menjadi seorang perdana menteri di masa depan. Melihat keadaan ini, apabila Ye Futian cukup pintar, ia tidak mungkin menolak tawaran ini. Dan jika hal itu benar-benar terjadi, maka putranya, Xia Fan tidak akan terselamatkan.     

Mu Hong, Lin Xiyue, para kultivator hebat dari Sekolah Emperor Star, dan perwakilan dari Akademi Donghai, juga kesulitan memahami situasi ini. Memang benar, Ye Futian memiliki bakat yang luar biasa tapi bukankah keputusan yang diambil sang Putra Mahkota terlalu terburu-buru?     

Sudah jelas, Luo Junlin tidak gila, ataupun bodoh. Dia merasakan sebuah aura yang tidak asing dari Ye Futian. Pemuda ini merupakan seseorang yang disukai oleh Menteri Zuo, bahkan memegang Lencana Menteri di tangannya. Menggabungkan faktor-faktor tersebut, Luo Junlin dapat memikirkan banyak kemungkinan. Ditambah lagi, dia cukup mengetahui sifat-sifat dari Menteri Zuo dan sangat paham mengenai caranya dalam melakukan sesuatu.     

Ye Futian juga sangat terkejut. Dia tidak mengerti kenapa hanya dengan satu lagu akan menimbulkan efek yang luar biasa dari sang Putra Mahkota. Apa tidak salah ia hendak menganugerahinya dengan gelar perdana menteri?     

"Yang Mulia, saya masih memiliki banyak keperluan dan tidak mungkin meninggalkannya secara tiba-tiba demi bergabung dengan anda. Bisakah kita mempertimbangkannya kembali di lain waktu?" Ye Futian bertanya pada Luo Junlin. Meskipun ia tidak memiliki keinginan untuk menerima tawaran tersebut, dia tidak boleh menyinggung perasaan seorang bangsawan di depan semua orang.     

Luo Junlin menggelengkan kepalanya. Melihat ekspresi sang Putra Mahkota, Ye Futian membungkuk hormat. "Saya mohon maaf, Yang Mulia."     

"Dia menolaknya..." Semua orang memandang ke arah Ye Futian dengan terkejut. Ye Futian benar-benar menolak kesempatan untuk menjadi seorang menteri.     

Negeri Nandou terdiri dari 36 prefektur dan setiap prefektur memiliki banyak kota. Hanya menjadi kepala prefektur saja sudah memiliki banyak kewenangan dan kekuasaan di prefektur masing-masing, jadi bisa dibayangkan kekuatan yang diperoleh dengan menjadi seorang menteri. Negeri Nandou saat ini memiliki dua menteri. Menteri Zuo, menteri sayap kiri, mengatur jalannya pemerintahan dalam negeri, sementara Menteri Hua, menteri sayap kanan, mengatur tentang militer. Kekuatan seorang perdana menteri bisa dibilang menempati posisi kedua, setelah sang kaisar.     

Kesempatan yang luar biasa telah berada di depan mata Ye Futian, tapi ia memilih untuk menolaknya.     

Luo Junlin menatap ke arah Ye Futian. Dia berkata, "Apakah kau tahu akibat dari menolak perintah kaisar? Meskipun aku belum menjadi seorang kaisar saat ini, aku akan segera mendapatkan gelar itu."     

Mendengar perkataannya yang sangat arogan, raut wajah semua orang langsung berubah. Sebagai seorang Putra Mahkota, Luo Junlin telah menunjukkan sebuah aura yang mengintimidasi, seperti layaknya seorang kaisar.     

"Jika itu merupakan perintah dari sang kaisar, saya tidak mungkin menolaknya, Yang Mulia," jawab Ye Futian.     

Luo Junlin terdiam sambil melihat ke arah mata Ye Futian. Ye Futian merasakan sebuah tekanan yang luar biasa.     

Tiba-tiba, Luo Junlin tersenyum. Ia berkata, "Kalau begitu, aku tidak akan memaksamu. Kau boleh pergi."     

"Terima kasih, Yang Mulia," ujar Ye Futian sambil membungkuk hormat, bersiap kembali ke tempat duduknya.     

Ketika Ye Futian kembali ke tempat duduknya yang terletak di samping Hua Fengliu, Luo Junlin tetap berdiri di atas panggung, melihat Ye Futian berjalan pergi. Dia mengeluarkan hawa membunuh ketika ia juga saat ke tempat duduknya. Ketika mereka saling membelakangi punggung satu sama lain, Ye Futian dan Luo Junlin berjalan meninggalkan panggung ke arah tempat duduk mereka.     

Mata semua orang mengikuti pergerakan dua orang tersebut. Yang satu adalah sang Putra Mahkota, yang sudah memiliki karakter seperti seorang kaisar, dan yang satunya adalah seorang pemuda, terlahir sangat berbakat. Dia memiliki bakat yang luar biasa dan masa depan yang tidak bisa ditebak.     

Luo Junlin duduk di kursinya, lalu dengan tatapan mata yang tampak tidak ramah, ia memandang ke sekitarnya, dan berkata, "Saya sangat kecewa. Hari ini merupakan Pertemuan Besar Tujuh Sekolah yang diadakan oleh Akademi Donghai, tapi menurut pengamatanku, tidak banyak yang memiliki bakat luar biasa. Di antara tujuh sekolah, hanya Sekolah Emperor Star dan Treasury Star yang bisa dibilang berkompeten. Jika memang begitu, kenapa harus ada tujuh sekolah? Mulai hari ini Akademi Donghai akan berdiri di bawah pimpinan Sekolah Emperor Star, sementara Sekolah Treasury Star akan membantu."     

Semua menjadi sunyi. Perkataan tersebut tidak berasal dari kepala Sekolah Emperor Star, bukan juga dari Menteri Hua. Perkataan itu langsung diucapkan oleh sang Putra Mahkota, Luo Junlin. Dia sudah menerima penolakan dari Ye Futian hari ini. Melihat tatapan kesal di wajahnya, semua orang tahu apabila ada yang berani menentang keputusan ini, ia akan berakhir dengan mengerikan.     

Perubahan yang tak terelakkan di Akademi Donghai akhirnya dimulai.     

"Baik, Yang Mulia." Kepala Sekolah Emperor Star dan Treasury Star berdiri, kemudian membungkuk hormat untuk menerima perintah dari sang Putra Mahkota. Lima kepala sekolah lainnya tidak berkata apapun sambil ikut berdiri. Melihat ke arah sang Putra Mahkota yang luar biasa, mereka membungkuk hormat dan berkata, "Baik, Yang Mulia."     

Ketika sang Putra Mahkota dan Menteri Hua tiba di Akademi Donghai, banyak orang yang sudah menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi. Sekolah Emperor Star telah berkembang menjadi sangat kuat. Tidak mungkin menghentikan mereka saat ini. Dan sekarang, momen tak terelakkan itu telah terjadi.     

"Kalian semua boleh pergi," ujar Luo Junlin sambil melambaikan tangannya. Dia kemudian berbalik untuk pergi. Setiap kata yang ia perintahkan merupakan sebuah keputusan mutlak.     

Menteri Hua berdiri dari tempat duduknya untuk melihat semua orang sekali lagi sebelum ia pergi mengikuti Luo Junlin. Sambil menjaga jarak yang tidak terlalu dekat, sekelompok besar orang mengikuti di belakang Luo Junlin dan Menteri Hua yang berjalan menuju Sekolah Emperor Star.     

"Bagaimana menurutmu tentang apa yang terjadi barusan?" Luo Junlin bertanya pada Menteri Hua. Secara otomatis, Menteri Hua paham bahwa Luo Junlin tidak bertanya mengenai masalah tentang Sekolah Emperor Star, tetapi mengenai Ye Futian.     

"Yang Mulia pasti memiliki alasan tersendiri untuk mengatakan hal sepenting itu," jawab Menteri Hua.     

"Ketika dia memainkan guqin, dia mengeluarkan sebuah aura layaknya seorang kaisar," ujar Luo Junlin. Menteri Hua terlihat kaget tetapi memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Perkataan seperti ini hanya bisa diucapkan oleh sang Putra Mahkota. Dia tidak berhak mengucapkannya sebagai seorang menteri.     

"Ketika aku berkata pada Ye Futian bahwa aku akan memberikan gelar perdana menteri padanya, dia tidak tertarik. Dia tidak serakah. Dia sepertinya tidak tertarik dengan posisi menteri," Luo Junlin tertawa dengan sikap dingin. "Dia memang pantas untuk disukai oleh Menteri Zuo."     

"Menteri Zuo memang pandai dalam memilih orang," ujar Menteri Hua.     

"Banyak pejabat negeri kita awalnya direkrut oleh Menteri Zuo," ujar Luo Junlin. Tatapan mata Menteri Hua menjadi serius. Dia tahu bahwa apa yang diucapkan Luo Junlin benar. Seorang peramal memang mengerikan.     

"Tapi Menteri Zuo tidak pernah memberikan Lencana Menteri pada siapapun selama ini. Ini adalah alasan utamaku ke Kota Donghai. Ye Futian mungkin berbeda dari orang-orang yang sebelumnya direkrut oleh Menteri Zuo," ujar Luo Junlin, tatapan matanya terlihat serius.     

"Apa maksud anda, Yang Mulia?" tanya Menteri Hua.     

"Meskipun aku adalah seorang kaisar di masa depan, orang yang paling penting di Kota Donghai, selain ayahku, adalah Menteri Zuo," ujar Luo Junlin.     

"Yang Mulia, anda akan naik takhta suatu hari nanti. Ditambah, dengan bakat yang anda miliki, anda tidak akan diremehkan oleh sang kaisar. Kekuatan akan selalu menjadi kelebihan anda," jawab Menteri Hua.     

Luo Junlin tertawa dan berkata, "Itu sudah pasti. Takhta itu bukan tujuan akhirku, tapi jika Menteri Zuo menghalangi jalanku, aku tidak akan membiarkannya lepas begitu saja."     

Menteri Hua terkejut dengan jawaban sang Putra Mahkota.     

"Yang Mulia. Saya berpikir bahwa Menteri Zuo tidak akan berbuat macam-macam." ujar Menteri Hua.     

"Dalam perjalanannya ke Kota Qingzhou, selain memberikan Lencana Menteri pada Ye Futian, Menteri Zuo juga menerima permintaan dari klan Nandou. Mengapa mereka mengundang Menteri Zuo ke Istana Nandou? Sudah pasti, untuk melihat ramalan keberuntungan. Menteri Zuo tidak mungkin datang untuk meramal tetua dari klan Nandou. Orang paling penting saat ini di klan Nandou adalah seorang gadis bernama Hua Jieyu. Di hari Ye Futian mengunjungi Sekolah Emperor Star, dia pergi ke sana untuk mencari Hua Jieyu. Mereka adalah sepasang kekasih," Luo Junlin menjelaskan.     

Setelah beberapa saat, Luo Junlin berbicara lagi, "Setelah kembali ke Kota Imperial, Menteri Zuo mulai merencanakan Perjamuan Tingfeng di tahun depan. Dia juga berusaha meyakinkan ayah untuk menempatkan perwakilan dari klan Nandou di posisi penting. Menurutmu untuk siapa dia melakukan hal seperti itu?"     

"Ye Futian dan Hua Jieyu?" Menteri Hua mulai menyadarinya. Dia merinding. Sang Putra Mahkota jauh lebih menakutkan, tidak seperti yang ia kira.     

"Benar. Menteri Zuo mengambil langkah berani untuk membuka jalan bagi kedua pasangan tersebut. Ditambah, Ye Futian telah menunjukkan aura seorang kaisar hari ini. Apa kau masih berpikir bahwa Menteri Zuo tidak akan melakukan sesuatu?" tanya Luo Junlin. Menteri Hua tercengang. Dia tahu bahwa semua yang dikatakan sang Putra Mahkota adalah benar. Menteri Zuo adalah seorang peramal. Dia pasti telah memberitahu ramalan Ye Futian dan Hua Jieyu. Terlebih lagi, Ye Futian memiliki aura seorang kaisar. Apa takdir yang menunggu mereka?     

Sungguh pemikiran yang menakutkan...     

"Kirim seseorang untuk memantau Ye Futian dan klan Nandou. Lalu, kita akan kembali ke Kota Imperial untuk bertemu ayah," ujar Luo Junlin. Masih ada yang belum ia katakan pada Menteri Hua. Di Kota Qingzhou, Menteri Zuo membentak adiknya demi Ye Futian. Dia membuat adiknya, sang tuan puteri, meminta maaf pada Ye Futian. Apakah seorang puteri perlu meminta maaf pada rakyat jelata? Siapakah sebenarnya Ye Futian? Seperti apakah dia sehingga Menteri Zuo rela melakukan semua ini?     

Sebenarnya ada dendam lain yang masih ia simpan. Sebagai Putra mahkota, Luo Junlin telah meminta Menteri Zuo untuk menjadi gurunya berkali-kali, tetapi ia terus menolak. Menteri Zuo berkata bahwa ia tidak berani menjadi guru dari seorang kaisar masa depan. Ini juga menandakan bahwa Menteri Zuo tidak bersedia membantunya. Tidak hanya itu, Menteri Zuo juga menolak untuk melihat ramalan miliknya. Alasannya adalah ramalan seorang kaisar tidak boleh diceritakan. Luo Junlin tidak akan percaya terhadap alasan murahan seperti itu.     

Hanya ada satu alasan bagi Menteri Zuo, sebagai seorang peramal, menolak untuk menolong seorang Putra Mahkota, yaitu sang Putra Mahkota tidak ditakdirkan menjadi seorang kaisar. Menteri Zuo hanya tidak berani mengatakan hal ini.     

Menteri Zuo pernah berkata bahwa ramalan yang diucapkan oleh peramal adalah sebuah aliran utama dari berbagai peristiwa. Melawan aliran tersebut, hanya akan membawa petaka. Tetapi Luo Junlin menolak untuk mempercayai hal tersebut. Dia akan merubah takdirnya sendiri. Dia terlahir untuk menjadi seorang kaisar. Luo Junlin akan menentukan sendiri jalan hidupnya.     

...     

Di Akademi Donghai, kerumunan orang belum meninggalkan alun-alun utama. Apa yang harus mereka lakukan apabila ketujuh sekolah akan menjadi satu?     

Dari arah Sekolah Finance Star, sekelompok orang mengelilingi Yi Xiang. Dia Menjelaskan sesuatu pada kelompok itu dan mereka memandang ke arah Yi Xiang, tidak berniat untuk pergi.     

Kepala sekolah Yi Xiang dari Sekolah Finance Star telah mengundurkan diri dan menyerahkan posisinya pada orang lain. Dia berencana meninggalkan akademi.     

"Aku sangat lelah setelah mengabdi bertahun-tahun. Mulai sekarang, kalian semua harus bekerja keras. Aku sekarang hanya bertanggung jawab atas putriku dan muridku sekarang," Yi Xiang bergurau.     

"Kepala sekolah, bukankah lebih tepat disebut putrimu dan menantu?" goda Ye Futian. Yi Qingxuan melotot ke arah Ye Futian tapi Yi Xiang tertawa dan melihat ke arah Yu Sheng. "Baiklah! 'Menantu' juga boleh."     

"Ugh...." Yu Sheng berkedip dan melihat ke arah Ye Futian, yang memberinya sebuah senyuman nakal. Dia seperti menunggu ucapan terima kasih dari Yu Sheng.     

"Guru, sekarang mulai memasuki akhir tahun. Taman Guqin sangatlah luas, Hua Fengliu dan aku akan merasa kesepian di sana. Kenapa anda tidak tinggal bersama kami?" Tang Wan bertanya pada Yi Xiang.     

Yi Xiang melihat ke arah Tang Wan. Dia hanya bisa tersenyum ketika ia melihat Tang Wan begitu cemas. "Baiklah!" dia menjawab.     

Wajah Tang Wan berbinar sambil tersenyum. "Oke, mari kita berangkat sekarang."     

"Ayo berangkat." Yi Xiang melangkah dan berjalan ke depan. Yu Sheng dan Yi Qingxuan mengikutinya dari belakang. Ye Futian, menggendong Hua Fengliu, dan Tang Wan berjalan di belakang mereka semua. Ye Futian tersenyum sambil memandang orang-orang di depannya. Suasana ini seperti sebuah reuni dari keluarga besar. Sungguh menyenangkan. Jika Rubah dan Nandou Wenyin dapat hadir di sini, maka semuanya akan sempurna. Dia akan bekerja keras untuk mewujudkannya.     

Bersamaan dengan matahari terbenam, kelompok tersebut meninggalkan Akademi Donghai. Saatnya menghadapi hari esok.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.