Legenda Futian

Peristiwa Tak Terduga



Peristiwa Tak Terduga

0Hanya tinggal dua hari sebelum memasuki milenium pertama dari Kalender Prefektur Ilahi. Suasana di Kota Donghai semakin meriah tiap harinya. Saat ini, banyak orang sedang berkumpul di Taman Guqin, tempat dimana Hua Fengliu tinggal—Ye Futian, Yu Sheng, Yi Qingxuan, Yi Xiang, Tang Lan, dan Tang Wan.     
0

"Besok adalah hari terakhir dari tahun ini. Lusa, aku akan pergi meninggalkan Taman Guqin," ujar Yi Xiang.     

"Kenapa terburu-buru?" tanya Yi Qingxuan.     

"Apa kau tidak sadar bahwa ada orang yang mengintai Taman Guqin akhir-akhir ini?" ujar Yi Xiang. "Mereka belum melakukan tindakan apapun, jadi aku sengaja mengabaikan mereka, tapi akan lebih baik untuk berjaga-jaga sebelum semuanya terlambat. Seperti perumpamaan, semakin panjang malam, maka semakin banyak mimpi buruk yang dialami."     

Sekolah Emperor Star sudah pasti memiliki dendam terhadap dirinya dan Ye Futian, tetapi saat ini mereka belum melakukan tindakan apapun. Mungkin mereka sedang merencanakan sesuatu, tapi Yi Xiang tidak peduli. Semakin cepat ia mengantar Ye Futian ke Kota Kekaisaran, maka rasa cemasnya akan semakin berkurang.     

"Kakak Senior Yi, aku setuju denganmu." Hua Fengliu yang duduk di sebelahnya mengangguk setuju.     

"Kau akan bertemu dengannya besok. Apa kau senang?" Tang Lan tersenyum ke arah Hua Fengliu. Sebelumnya, Hua Jieyu berkata bahwa Nandou Tai menyetujui Ye Futian dan Hua Fengliu untuk menghabiskan tahun baru dengan Nandou Wenyin. Persetujuan itu dilakukan murni oleh klan Nandou.     

"Tentu saja tidak. Aku ingin bersama kalian semua," ujar Hua Fengliu sambil tertawa.     

"Benarkah? Kalau begitu, biarkan Futian pergi sendiri." Tang Lan tersenyum dan berbicara.     

Ekspresi Hua Fengliu terlihat canggung. Dia memandang ke arah Ye Futian, seperti mengharapkan pertolongan dari muridnya.     

"Guru, anda yang menentukan." Ye Futian memalingkan muka. Dia tidak bisa menolongnya kali ini. Tidak ada kata 'setia kawan' di kondisi seperti saat ini.     

Hua Fengliu melotot ke arah Ye Futian. Bagaimana bisa muridnya sekaligus calon menantu di masa depan bertingkah seperti ini?     

"Tang Lan, aku memang ingin menghabiskan tahun baru dengan Jieyu," Hua Fengliu akhirnya berbicara sambil tersenyum ragu.     

Tang Lan dengan sedikit tersenyum berkata, "Bohong." Lalu, Tang Lan berbalik. Saat ia beranjak pergi, ia berkata, "Aku akan menyuruh pelayan menyiapkan makan malam untuk tahun baru. Kita akan merayakannya duluan."     

"Kita boleh melakukannya?" Ye Futian memandang ke arah punggung Tang Lan, terkesan atas tindakannya yang berani.     

"Kemarilah," tiba-tiba muncul suara dengan nada yang dingin. Ye Futian menoleh dan melihat Hua Fengliu sedang tersenyum ke arahnya. Dia bergidik melihat senyuman aneh itu, ia segera menghampiri gurunya untuk memberinya pijatan. "Guru, ada yang bisa kubantu?"     

"Bagaimana bisa aku minta tolong padamu?" ujar Hua Fengliu dengan nada dingin.     

"Sudah menjadi tugas saya untuk membantu guru", ujar Ye Futian bersungguh-sungguh. "Oh ya, saya langsung mengenali Tuan Putri begitu saya pertama kali melihatnya. Hanya anda yang mampu merebut hati wanita secantik Tuan Putri."     

"Tentu saja." Hua Fengliu tersenyum bangga. Dulu, dia memiliki banyak saingan. Art Saint adalah yang terkuat, tapi ia masih adalah yang terbaik.     

"Tuan Putri sangat cantik sekarang; Saya tidak bisa membayangkan penampilannya saat masih muda. Saya yakin penampilan guru hampir sama dengan saya saat itu," Ye Futian melanjutkan.     

Hua Fengliu cukup terkesan dengan cara Ye Futian berhasil mengubah topik pembicaraan.     

Beberapa waktu kemudian, makan malam sudah siap. Semuanya saling berbincang-bincang dan menikmati suasana. Sementara mereka berkumpul layaknya sebuah keluarga, sekelompok pria turun dari langit di luar Gerbang Taman Guqin.     

Mereka dipimpin oleh kepala dari Prefektur Laut Timur, Xia Feng. Xia Fan berdiri di sebelahnya. Mereka didampingi oleh anak buah yang terlihat sangat kuat dan memiliki aura yang luar biasa. Tatapan mata Xia Fan terlihat mengerikan.     

"Masuk." Xia Feng melambaikan tangan. Kelompok tersebut seketika melesat ke langit layaknya prajurit langit dan mulai memasuki taman.     

Di dalam, Yi Xiang merupakan orang pertama yang merasakan ada sesuatu yang salah. Wajahnya tampak tak nyaman, lalu ia memandang ke arah luar di taman. Kemudian semua orang mengikuti pandangan mata Yi Xiang. Tak lama kemudian, mereka melihat sekelompok pengacau muncul di langit.     

"Xia Feng, apa yang kau lakukan?" Tang Lan mengamati Xia Feng dengan angkuh dan bertanya.     

Tatapan mata Xia Feng begitu dingin. Kelompok itu mendarat dan berjalan mendekati mereka yang sedang menikmati makan malam. Di sebelahnya, Xia Fan memandang ke arah Ye Futian. Ye Futian adalah orang rendahan yang dulu pernah ia anggap sama seperti seekor semut yang dapat dipermainkan, tapi ternyata Ye Futian hampir membunuhnya. Sekarang, sudah saatnya ia beraksi.     

Ye Futian melihat ke arah Xia Fan dengan tatapan yang sama, hawa membunuh tersirat dari matanya.     

"Maaf mengganggu waktu makan malam kalian. Saya disini untuk menjalankan sebuah perintah. Sebuah berita bagus, jadi biarkan saya memberi selamat terlebih dahulu." Xia Feng tersenyum, tapi semua orang di meja makan terlihat kesal. Perintah apa yang dia maksud? Dia tidak memiliki hubungan apapun dengan para bangsawan di Nandou. Bagaimana mungkin ia menerima sebuah perintah? Mereka mulai merasakan sebuah firasat buruk.     

"Ye Futian." Tatapan mata Xia Feng tertuju pada Ye Futian. Semua orang memandang ke arahnya. Apakah sang Kaisar yang memberikan perintah ke Ye Futian?     

"Sang Kaisar menyatakan bahwa dikarenakan bakat luar biasa yang dimiliki oleh Ye Futian yang berasal dari Prefektur Laut Timur, dia diberikan gelar sebagai Asisten Pembelajaran bagi Putra Mahkota. Mulai saat ini, ia akan mendampingi sang Putra Mahkota dalam belajar dan berkultivasi."     

Xia Feng tersenyum pada Ye Futian sembari berbicara. Hari itu di Akademi Donghai, Ye Futian menolak tawaran dari sang Putra Mahkota untuk menjadi seorang menteri. Dia bisa saja langsung menjadi orang penting di Kota Donghai, tapi saat itu dia tidak tahu keputusan apa yang terbaik untuknya. Sekarang, sang Putra Mahkota mungkin merasa marah. Dia meminta sang Kaisar untuk mengeluarkan surat keputusan dan mengirimkan Menteri Hua untuk menjemputnya di Kota Donghai. Hal ini telah menjelaskan semuanya.     

Ye Futian harus pergi.     

"Tahun ini belum berakhir," Xia Feng melanjutkan. "Yang Mulia mengizinkannya untuk menunggu hingga akhir tahun. Kita akan berangkat di hari pertama saat tahun baru."     

Semua orang di meja makan melihat ke arah Ye Futian. Seorang Asisten Pembelajaran merupakan sebuah kesempatan langka yang diimpikan oleh banyak orang. Akan ada kesempatan baginya untuk menjadi sukses. Namun, itu bukan hal baik bagi Ye Futian. Terutama karena ia sudah menolak tawaran dari Putra Mahkota dengan sopan. Sekarang, sang Kaisar telah mengirimkan perintah secara langsung dan tak ada cara bagi Ye Futian untuk menolaknya.     

Mata Ye Futian bersinar; dia memendam amarah. Saat Pertemuan Tujuh Sekolah, sang Putra Mahkota bertanya padanya apakah ia mengerti akibat dari menolak perintah kaisar. Namun, dia bukanlah seorang kaisar, melainkan sang Putra Mahkota.     

Kini, perintah yang diberikan adalah Perintah langsung dari sang Kaisar.     

Untuk pertama kalinya, Ye Futian merasakan kekuatan, keagresifan, dan dinginnya takhta seorang kaisar. Tidak ada rasa hormat untuknya—tidak perlu memberinya rasa hormat. Menteri Zuo menginginkan Ye Futian hadir di Perjamuan Tingfeng di Kota Kekaisaran. Dia berencana pergi setelah tahun baru, tapi ia tak menyangka sebuah surat keputusan akan memerintahkannya untuk pergi.     

"Asisten Pembelajaran?" Ye Futian bertanya dengan nada dingin. Mereka menginginkannya untuk mendampingi sang Putra Mahkota? Saat ini, dia bahkan mulai berpikir apakah ia masih perlu menghadiri Perjamuan Tingfeng. Menteri Zuo sangat menghormatinya tapi ia mungkin tidak pernah berpikir hal ini akan terjadi.     

Ye Futian merasa bahwa ini bukan ide dari Menteri Zuo. Menteri Zuo sangat ramah padanya dan pasti akan menghormati keputusan yang diambil oleh Ye Futian. Dia tidak mungkin memaksanya untuk pergi ke Kota Kekaisaran dengan cara seperti ini dan sudah pasti tidak mungkin menyuruh Xia Feng untuk melakukannya.     

"Oke," ujar Ye Futian dengan santai.     

Tatapan mata Xia Feng semakin tajam dan tertuju pada Ye Futian.     

"Ini adalah perintah kaisar. Jaga kelakuanmu Ye Futian," ujar Xia Fan dengan nada tak ramah.     

"Sang Kaisar memberikanku gelar Asisten Pembelajaran bagi sang Putra Mahkota. Dia tidak sedang memberiku hukuman, jadi kenapa kau semarah itu?" Ye Futian duduk dinsana, menatap ke arah Xia Fan. Orang-orang ini sudah menerobos ke dalam Taman Guqin untuk memberitahukan hal ini seolah-olah Ye Futian adalah seorang penjahat.     

Xia Feng mengumpat dalam hati. Xia Feng tahu Ye Futian mengerti bahwa ia telah membuat marah sang Putra Mahkota dan kini sedang dipaksa untuk pergi. Menteri Hua yang bertanggung jawab dalam hal ini dan Ye Futian seharusnya paham maksud dari semua ini.     

Xia Fan menyipitkan matanya kemudian tertawa. Dia berkata, "Baiklah. Aku ingin melihat berapa lama kau akan tersenyum. Aku lupa mengatakan padamu bahwa Menteri Hua sedang dalam perjalanan menuju klan Nandou dengan membawa surat perintah kaisar yang lain."     

Ketika ia selesai berbicara, Ye Futian berdiri. Ia menatap marah kepada Xia Fan. "Surat perintah apa?"     

"Tebak." Xia Fan tersenyum dan berkata, "Yang jelas berhubungan dengan kekasihmu."     

"Baiklah, apakah ini urusanmu?" ujar Xia Feng dengan datar. Dihadapkan dengan tatapan dingin dari banyak orang, dia berkata, "Maaf telah mengganggu, saya akan menunggu di luar dan kita akan segera berangkat ketika malam tahun baru berakhir."     

Setelah itu, Xia Feng melambaikan tangan dan mereka perlahan pergi.     

Ye Futian dan yang lainnya memandang kelompok Xia Feng dari belakang. Mereka masih belum pulih dari rasa terkejut. Suasana makan malam yang gembira telah hilang, berganti dengan rasa cemas dan kesedihan.     

Semuanya merasa resah, terutama Ye Futian dan Hua Fengliu.     

. . . . . .     

Di waktu yang sama ketika Xia Feng mengumumkan surat perintah kaisar pada Ye Futian, Menteri Hua telah tiba di kediaman klan Nandou. Pemimpin klan, Nandou Tai, secara langsung menyambut kedatangannya.     

Melihat Nandou Tai, Menteri Hua tersenyum dan berkata, "Kakak Nandou, kuucapkan selamat."     

"Apa maksudmu?" Nandou Tai merasa bingung.     

"Sebuah berita bagus. Yang Mulia telah mengeluarkan surat perintah kaisar. Apa Hua Jieyu di sini?"     

Mata Nandou Tai bersinar. Dia tidak mengerti kenapa Menteri Hua ingin bertemu dengan Hua Jieyu. Apakah surat perintah kaisar tersebut ada hubungannya dengan Jieyu?     

Apakah Menteri Zuo telah mengatakan sesuatu pada sang Kaisar? Tapi kenapa Menteri Hua berada disini?     

"Aku akan memanggilnya sekarang," ujar Nandou Tai.     

"Tidak perlu. Aku akan langsung bertemu dengannya, jadi tolong antarkan aku ke tempatnya," ujar Menteri Hua sambil tersenyum.     

Nandou Tai semakin kebingungan tapi ia tetap mengangguk dan berkata, "Baiklah, silahkan."     

Selanjutnya, kelompok tersebut masuk ke kediaman Nandou dan tiba di tempat tinggal Nandou Wenyin. Setelah mendengar berita itu, dia dan Hua Jieyu keluar dan menatap sang tamu dengan kebingungan.     

Menteri Hua memandang ke arah Hua Jieyu dan tersenyum, "Seperti yang diduga, kau sangat cantik. Tak salah jika kau memiliki takdir yang luar biasa."     

"Menteri Hua, tolong beri kami penjelasan," ujar Nandou Tai. Apakah Menteri Zuo telah membocorkan ramalan Hua Jieyu? Tetapi, seorang peramal selalu dapat menjaga sebuah rahasia, terutama ramalan milik Jieyu. Nandou Tai tidak berani memberitahukan ramalan tersebut pada siapa pun bahkan pada anggota klan Nandou sendiri. Dia khawatir jika ramalan itu tersebar, maka hal itu akan mempengaruhi takdir Jieyu.     

"Sang Kaisar telah menyatakan Hua Jieyu sebagai Putri Mahkota. Dia akan pergi mengunjungi Istana Kekaisaran di tahun 10001 dari Kalender Prefektur Ilahi untuk melaksanakan upacara penyerahan gelar," ujar Menteri Hua. Dia berpikir, tidak salah memang, seorang Kaisar tetaplah seorang Kaisar. Dengan dua surat perintah ini, posisi Menteri Zuo tidak akan terancam tetapi masalah terpenting dapat terselesaikan. Karena dua orang ini akan berperan penting di Negeri ini, berikan saja kekuasaan dan kemewahan pada mereka, lalu tempatkan pada posisi dimana mereka dapat dengan mudah dikendalikan.     

Jika seseorang merasa keberatan, dia bisa membuat keputusan dengan cepat. Takdir dapat dirubah tetapi perintah kaisar tidak bisa ditentang!     

Bagi Hua Jieyu, perintah ini merupakan peristiwa yang tak pernah ia duga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.