Legenda Futian

Sekelompok Idiot



Sekelompok Idiot

0Nandou Wenshan melihat ke arah Ye Futian. Pemuda ini sangat berbakat, tapi berkata bahwa ia ditakdirkan menjadi seorang kaisar terdengar terlalu berlebihan. Tetapi dia juga tidak meragukan hal tersebut. Menteri Zuo telah menganugerahi Ye Futian dengan Lencana Menteri dan mungkin sedang menguji takdir yang dimiliki Ye Futian. Itu berarti Ye Futian memang memiliki takdir tidak biasa.     
0

Melihat sosok tampan di depannya, Nandou Wenshan berkata, "Apapun yang terjadi, jangan pergi mengunjungi klan Nandou besok. Jika apa yang kau katakan memang benar, bahwa Menteri Zuo tidak mungkin mengadu pada sang Kaisar, tetap saja sang Kaisar mengutus Menteri Hua untuk mengirim surat perintah kaisar. Jika kau melawan, dia pasti tidak akan memperlakukanmu dengan baik."     

"Paman, jika aku memiliki takdir sebagai kaisar dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di masa lalu, apakah klan Nandou akan mendukungku?" Ye Futian malah bertanya, tidak menanggapi pertanyaan Nandou Wenshan.     

Klan Nandou tetap saja merupakan keluarga bangsawan sebelumnya. Mereka memiliki latar belakang yang kuat dan dibentuk di Kota Donghai sendiri. Jika mereka rela mengorbankan apapun yang mereka miliki di Negeri Nandou, mereka mungkin bisa membalikkan keadaan dan melawan Menteri Hua.     

"Anak ini…" Nandou Wenshan melihat ke arah Ye Futian. Sepertinya pemuda ini sudah kehilangan akalnya.     

Menteri Hua secara langsung datang dan menyampaikan surat perintah kaisar terkait gelar Putri Mahkota berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan oleh sang Kaisar sendiri. Ye Futian baru berumur tujuh belas tahun. Tidak peduli seberapa besar bakatnya, itu tidak akan berarti apa-apa. Sang Putra Mahkota jauh lebih berbakat; bahkan tidak perlu memilih—sudah jelas siapa yang terpilih. Bagaimana cara Ye Futian membuktikan bahwa ia memiliki takdir sebagai seorang kaisar?     

"Kau harus berpikir jernih, jangan berpikir yang tidak-tidak. Apa kau ingin menitipkan pesan untuk Hua Jieyu? Aku takut ia akan berbuat sesuatu yang bodoh," ujar Nandou Wenshan.     

"Paman, tolong sampaikan pada gadis bodoh itu untuk tidak berbuat sesuatu yang konyol dan tunggu kedatanganku. Menteri Zuo benar. Dia memiliki takdir sebagai permaisuri dan ditakdirkan menjadi ibu dari Negeri ini," ujar Ye Futian. Dia percaya pada ramalan yang dilihat oleh Menteri Zuo, karena ayah baptisnya dan kaisar Ye Qing juga mengatakan hal yang sama sebelumnya.     

"Baiklah." Nandou Wenshan menghela napas perlahan. Dia memandang ke arah Hua Fengliu sekali lagi, tapi kemudian ia pergi tanpa mengatakan apapun padanya. Setelah semuanya terlihat membaik, pemimpin klan Nandou mengizinkan Nandou Wenyin dan Hua Jieyu untuk berkunjung ke Taman Guqin, tapi sebuah surat keputusan telah merubah segalanya.     

Di taman, semuanya sedang berdiri di belakang Ye Futian. Mereka tidak tahu harus berkata apa dan tidak bisa menghiburnya. Suasana saat ini penuh dengan tekanan.     

Ye Futian berbalik. Melihat semua orang sedang memandangnya, dia memaksakan untuk tersenyum dan berkata, "Kenapa kalian semua melihatku seperti itu? Sudah larut, beristirahatlah." Kemudian ia berkata pada Hua Fengliu, "Guru, ayo kita kembali." Ye Futian menggendong gurunya kembali ke kamarnya.     

Yi Xiang melihat mereka pergi sambil menghela napas. Dia telah berencana membawa kelompok yang penuh dengan pemuda berbakat ini ke Kota Kekaisaran besok untuk menghadiri Perjamuan Tingfeng. Dengan kemampuan Ye Futian dan Yu Sheng, mereka akan dengan mudah melampaui semua pesaingnya. Mereka juga dibantu oleh Menteri Zuo dan tidak akan mengalami kesulitan apapun untuk menjadi yang terbaik di negeri ini.     

Tapi surat keputusan ini menghancurkan semuanya—Antisipasi yang dilakukan Menteri Zuo serta rencana mereka. Ye Futian baru saja memanggil kaisar mereka 'kaisar bodoh'. Perasaannya sudah jelas, meskipun dia masih berumur tujuh belas tahun, orang tersebut bukan seorang kaisar di mata Ye Futian.     

Asisten Pembelajaran bagi Putra Mahkota? Beberapa tahun ke depan, dia mungkin akan menjadi lebih hebat dari sang Putra Mahkota. Sekarang, yang membuatnya khawatir, bahwa Ye Futian akan meninggal dalam usia muda.     

Seperti yang diduga oleh Ye Futian, meskipun Yi Xiang telah menerima Yu Sheng sebagai muridnya, Yi Xiang juga melihat Ye Futian sebagai seorang murid, namun dengan perlakuan yang berbeda. Jika tidak, Yi Xiang tidak mungkin membantu Ye Futian selama ini.     

. . . . . .     

Malamnya, terdengar suara alunan musik dari arah taman. Ye Futian sedang duduk disana, memainkan guqin. Angin berhembus perlahan dan terasa cukup dingin, tapi hati Ye Futian saat ini jauh lebih dingin. Dia memainkan guqin dengan mata tertutup. Pada saat ini, dia sedang memikirkan ingatan menyenangkan di hidupnya. Seseorang dengan wajah yang cantik muncul di benaknya. Dia begitu cantik dan juga ceria.     

Mereka bertemu untuk pertama kalinya ketika berumur 12 tahun. Gadis itu sudah memiliki wajah yang cantik di usia 12 tahun. Ye Futian berkata bahwa jika dia sudah begitu cantik di umur 12 tahun, dia akan tumbuh menjadi seekor Rubah yang licik ketika dewasa.     

Di usia 15 tahun, mereka bertemu kembali di Akademi Qingzhou. Gadis itu sengaja berbohong pada semua orang sehingga mereka merasa salah paham, membuatnya memiliki banyak musuh. Lalu, ia berlatih kultivasi dengan gurunya. Mereka saling berkomunikasi dan bermain-main selama satu bulan—terlihat seperti sebuah usaha pendekatan. Senyuman hangat muncul di wajahnya.     

Kemudian, gadis itu pergi ke rumah kediaman Ye, mengejutkan semua orang disana. Keduanya lalu bergandengan tangan di tepi Danau Qingzhou sebagai tanda mereka memulai hubungan sebagai sepasang kekasih. Lalu, mereka berpisah.     

Setelah itu, sesuatu terjadi di Kota Qingzhou. Dia menyeberangi Laut Timur dan menimbulkan keributan di Akademi Donghai agar gadis itu tahu bahwa dirinya ada disana. Mereka bertemu kembali di Taman Guqin dan gadis itu memeluknya dengan lembut.     

Keduanya sedang jatuh cinta tetapi tidak berani untuk mengumumkannya hingga Sekolah Emperor Star mulai curiga akan keduanya. Ketika Mu Yuanxuan menyebarkan rumor tentang hubungan keduanya, dia pergi menuju Sekolah Emperor Star. Dia mengumumkan hubungan mereka dengan sebuah ciuman, yang menyebabkan sebuah pertarungan terjadi di gerbang sekolah. Mereka saling bergandengan tangan dan tersenyum, siap menghadapi masa depan tanpa rasa takut.     

Di Sekolah Finance Star, keduanya tidur di pangkuan tangan masing-masing. Gadis itu merasa malu, tapi perasaan malu itu tidak menghentikannya. Dia tahu bahwa gadis itu siap memberikan segalanya. Dia berjanji dalam hatinya bahwa ia akan menikah dengannya. Tetapi, tak ada yang mengira bahwa takdir adalah lelucon. Perintah kaisar dari Kota Kekaisaran sangat mengerikan dan tak tahu ampun, menghancurkan segalanya.     

Alunan musik berganti dari yang menghangatkan hati menjadi manis. Musik yang sedang dimainkan seperti mengandung sebuah perasaan yang mendalam dan perlahan berubah menjadi rasa depresi, marah, dan benci, berharap ingin menghancurkan dunia.     

Terdengar suara berdentang Sebuah senar guqin putus, dan musik tiba-tiba berhenti. Ye Futian membuka matanya dan melihat ke arah senar guqin yang putus; tatapan matanya masih terlihat tajam. Ketika ia mendongak, dia melihat Kakek Yu di bawah sinar rembulan. Kekejaman yang terpancar dari mata Ye Futian telah hilang.     

Dia bertanya, "Kakek Yu, kenapa anda tidak tidur?"     

"Saya tertarik dengan musik yang anda mainkan," ujar Kakek Yu sambil tersenyum. "Tuan Muda, musik anda terdengar cukup kacau hari ini. Apakah terjadi sesuatu?"     

Ye Futian memandang ke arahnya dan merasa nyaman mengobrol dengan Kakek Yu. Dia berkata, "Kakek Yu, seseorang berusaha merebut gadis yang saya cintai."     

"Bagaimana bisa seseorang berani mencuri kekasih dari Tuan Muda Ye?" Kakek Ye bertanya sambil kebingungan.     

"Sang Kaisar dari Nandou. Dia memberi perintah untuk mengangkat kekasihku untuk menjadi sang Putri Mahkota," ujar Ye Futian. "Kakek Yu, apa yang harus kulakukan?"     

"Jika gadis itu kekasih anda, rebutlah kembali. Memangnya kenapa kalau dia seorang kaisar?" Kakek Yu berkata dengan santai. Mendengar suara Kakek Yu yang tenang, Ye Futian menyipitkan matanya. Mata kakek Yu terlihat buram tapi ia merasa tidak ada yang salah dengan perkataan Kakek Yu.     

Ye Futian tersenyum lebar. "Kakek Yu, anda benar. Jika dia kekasihku, apa urusannya kalau orang itu adalah kaisar?"     

"Tuan Muda Ye, selamat beristirahat. Saya pamit pergi sekarang." Kakek Yu membungkuk hormat kemudian pergi. Melihat Kakek Yu dari belakang, senyum Ye Futian terlihat penuh tekad.     

Malam seperti tak kunjung berakhir. Ye Futian tidak tidur sepanjang malam. Lalu, Elang Angin Hitam mendarat di taman tanpa bersuara. Ye Futian naik ke atasnya dan seketika muncul hembusan angin, kemudian elang itu mengepakkan sayapnya dan terbang. Tetapi, ketika elang itu hendak terbang ke langit, seseorang muncul dan menahan Ye Futian. Dia adalah Yi Xiang.     

"Kemana kau akan menyelinap pergi selarut ini? Apa kau seorang pencuri?" suara dengan nada yang dingin terdengar dari belakang Yi Xiang. Ye Futian menoleh dan melihat Tang Lan disana.     

"Kakak Senior Yi, Bibi Tang." Ye Futian tersenyum kecut. Sepertinya semuanya lebih memilih menjaganya daripada tidur. Satu persatu orang muncul di bawah. Yu Sheng, Yi Qingxuan, dan Tang Wan berada disana, melihat ke arahnya. Mereka sudah menebak bahwa ia akan kabur seorang diri.     

"Apapun yang hendak kau lakukan, bicaralah setelah malam ini," ujar Yi Xiang dengan nada dingin.     

Ye Futian tahu ia tidak bisa pergi sekarang. Dia hanya mengangguk dan mendaratkan elang itu ke atas tanah. Kemudian ia pergi menuju kamarnya untuk beristirahat. Semuanya mengawasi tanpa beranjak pergi. Mereka duduk di taman, menjaga Ye Futian.     

. . . . . .     

Kemarin adalah hari terakhir dalam Tahun 10000 dari Kalender Prefektur Ilahi.     

Esok paginya, Ye Futian keluar dari kamarnya dan melihat sekelompok orang duduk di halaman. Dia merasa sangat bersyukur. Orang-orang ini merupakan keluarganya saat ini.     

"Guru, anda bangun pagi juga," ujar Ye Futian, berjalan menuju Hua Fengliu yang sedang duduk di atas kursi.     

"Bukankah kita akan menemui Tuan Putri dan Hua Jieyu hari ini? Aku sungguh tak sabar jadi aku bangun lebih awal," ujar Hua Fengliu sambil tersenyum.     

"Kau tidak diperbolehkan untuk pergi," ujar Tang Lan, melotot ke arah Hua Fengliu.     

"Bibi Tang benar. Guru, kau tidak boleh pergi karena kondisi anda saat ini. Aku akan membawa Tuan Putri dan Jieyu kemari," ujar Ye Futian.     

"Jika kau berani meninggalkanku sendirian, kau bisa pergi sambil mencari guru baru," ujar Hua Fengliu dengan mata melotot.     

"Baiklah, siapa juga yang membutuhkan anda," jawab Ye Futian.     

Semuanya mendengarkan mereka berdebat, entah harus tertawa atau sedih mendengarnya.     

Hua Fengliu memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Lakukan saja kalau begitu."     

"Bibi Tang, tolong bantu aku menjaganya. Dia sudah seperti ini tapi tetap saja sombong," ujar Ye Futian pada Tang Lan, terdengar sedikit kasar.     

"Kau benar-benar akan pergi?" Yi Xiang bertanya pada Ye Futian.     

Pemuda itu mengangguk. Dia tidak punya pilihan lain—jika dia tidak pergi, dia tidak akan pernah tahu apa yang akan dilakukan gadis bodoh itu. Seperti apapun hal ini akan berakhir, dia harus berani mencoba. Jika tidak, dia tidak akan menyerah.     

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" ujar Ye Futian, tersenyum sambil memandangi semua orang. "Aku memiliki takdir sebagai seorang kaisar. Aku tidak akan mati dengan mudah dan aku akan membawa Tuan Putri dan Rubah kemari."     

Yu Sheng mengikutinya lalu Yi Qingxuan mengikuti Yu Sheng.     

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ye Futian pada Yu Sheng.     

"Pergi bersamamu," dia menjawab.     

"Aku akan pergi menemui istriku. Kenapa kau ikut pergi? Istrimu tepat di belakangmu," ujar Ye Futian, tapi Yu Sheng tak bergeming. "Kembalilah brengs*k!" bentak Ye Futian.     

Yu Sheng tetap tidak bergerak.     

"Yu Sheng, kembalilah," ujar Yi Xiang pada muridnya. Yu Sheng menoleh, "Aku yang akan pergi bersamanya," ujar Yi Xiang.     

Mata Yu Sheng berkaca-kaca dan tangannya dikepalkan dengan erat.     

Ye Futian melihat ke arah Yi Xiang dan berkata, "Saya bukan murid anda. Kenapa anda harus ikut pergi?"     

"Karena kau seorang idiot," jawab Yi Xiang dengan nada dingin.     

Ye Futian terdiam. Melihat ke arah pria itu, dia akhirnya tersenyum dan berkata, "Anda adalah orang idiot yang sesungguhnya."     

Sambil berbicara, Ye Futian mulai berjalan pergi. Yi Xiang mengikutinya dari belakang, tentu tidak lupa menatap ke arah Yu Sheng dan Yi Qingxuan. "Patuhlah. Tang Lan, tolong jaga mereka untukku."     

Mata Tang Lan terlihat berkaca-kaca juga. Melihat keduanya pergi, dia bergumam, "Kalian semua idiot!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.