Legenda Futian

Tuan Putri



Tuan Putri

Di kamar, Ye Futian berjalan mengikuti di belakang Hua Jieyu, dia melihat Hua Jieyu dengan mata yang berkilau.     

"Ruangan yang nyaman," kata Hua Jieyu sambil tersenyum setelah memeriksa kamar.     

"Ya, sempurna untuk istirahat," kata Ye Futian sambil mengangguk.     

Hua Jieyu berjalan ke tempat tidur dan melepas pakaian luarnya, menunjukkan sosoknya yang montok. Dia kemudian berbalik untuk melihat Ye Futian. Sambil tersenyum, dia bertanya kepadanya, "Apakah aku terlihat menarik?"     

Ye Futian berkedip. Mengapa ini terasa seperti déjà vu[1][1]? Ye Futian memiliki firasat buruk tentang apa yang akan terjadi tetapi tetap mengangguk. "Sangat," katanya.     

"Kalau begitu aku akan istirahat dan kau bisa terus melihat," Hua Jieyu tertawa nakal. Dia melepas sepatunya di samping tempat tidur dan merebahkan tubuhnya, tangannya berada di belakang kepalanya. Dia terus tertawa kecil pada Ye Futian.     

"Itu tempat tidurku, aku juga bisa tidur di situ, kan?" Ye Futian memperhatikan gadis cantik di depan matanya. Bagaimana bisa dia menggodanya seperti ini?     

"Coba saja," kata Hua Jieyu. Dia masih tersenyum tetapi Ye Futian tampak sedih dan menyedihkan. "Rubah, apa yang kau lakukan itu salah."     

Hua Jieyu membaringkan tubuhnya yang menawan di atas tempat tidur. Setiap gerakannya adalah siksaan bagi Ye Futian.     

"Aku akan tidur," katanya. Hua Jieyu berbalik dari pandangan Ye Futian dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Kali ini, Ye Futian tidak melihat apa-apa, hanya sedikit sosok melengkung di bawah selimut.     

Ye Futian tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Dia pasti akan membalas godaan ini.     

Dengan langkah pelan, Ye Futian berjalan ke samping tempat tidur dan duduk di lantai. Dia berbicara dengan lembut, "Rubah, apakah kau merasa sangat hangat dengan tidur di sini bersamaku?"     

Hua Jieyu tidak menjawab.     

"Aku menggunakan terlalu banyak energi dalam pertarungan hari ini. Aku ingin berbaring dan beristirahat tetapi lantainya terlalu dingin. Mengapa aku tidak tidur di tempat tidur?" Kata Ye Futian, penuh percaya diri. Masih belum ada jawaban.     

"Jangan khawatir. Aku tidak akan menyentuhmu, aku hanya akan berbaring di sebelahmu," lanjutnya.     

"Oke, karena kau tidak menjawab, aku akan menganggap kau setuju," kata Ye Futian.     

Ye Futian terus berbicara pada dirinya sendiri. Dia bangkit dari lantai dan duduk di tempat tidur. Hua Jieyu tidak bergerak untuk menghentikannya. Dia akhirnya naik ke tempat tidur di sebelah Hua Jieyu. "Sangat nyaman," katanya.     

Sesaat kemudian, dia berbicara lagi, matanya berkedip. "Wow, sangat harum. Rubah, baumu enak sekali."     

"Aduh, rasanya agak dingin. Akan sangat menyenangkan bila memakai selimut." Ye Futian masih berbicara pada dirinya sendiri. Saat dia berbicara, dia menarik selimut dengan lembut dan menyelimuti dirinya sendiri. Keduanya tidak berada di bawah selimut yang sama.     

Saat ini, wajah Hua Jieyu sudah memerah, posisinya masih membelakangi Ye Futian. Mata indahnya terus berkedip. Dia bisa merasakan kehangatan memancar dari tubuh Ye Futian.     

"Bagaimana bisa aku masih merasa dingin di bawah selimut. Apakah kau kedinginan, Rubah? Mungkin aku seharusnya memelukmu," kata Ye Futian. Hua Jieyu merasakan lengan Ye Futian melingkari pinggangnya dengan lembut, membuatnya merinding. Bukankah dia mengatakan bahwa dia hanya akan berbaring di sebelahnya dan tidak menyentuhnya? Kedinginan?     

"Rubah, Kenapa kau gemetar? Apakah karena kau kedinginan? Aku harus memelukmu lebih erat," kata Ye Futian. Hua Jieyu merasakan lengan di pinggangnya semakin menarik tubuhnya. Warna merah di wajahnya menyebar hingga ke telinga dan lehernya. Dia sangat malu.     

"Berhentilah menggodaku," Hua Jieyu berbicara dengan lembut.     

Suara lembut Hua Jieyu mencapai telinga Ye Futian, membuatnya tersenyum. Dia memeluk gadis itu dengan erat, menghirup aroma manisnya. Hidung Ye Futian berada di rambut Hua Jieyu. Ye Futian menutup matanya untuk menikmati momen ini. Dengan tenang, dia berkata, "Aku tidak akan tega menggodamu. Tunggu sampai aku menikahimu."     

"Oke, aku akan menunggumu," Hua Jieyu menjawab, mengangguk pelan. Tubuhnya yang gemetaran menjadi tenang dan dia tertidur lelap dengan senyum di wajahnya. Hua Jieyu merasa aman di pelukan Ye Futian.     

'Rubah, aku pasti akan menikahimu', Ye Futian berpikir dalam hati sambil memeluk tubuh Hua Jeyu yang hangat dengan erat.     

Sementara pasangan yang penuh kasih berbagi momen manis, apa yang terjadi di Sekolah Emperor Star menyebar dengan cepat. Dalam waktu singkat, seluruh Akademi Donghai mengetahui cerita itu.     

Ye Futian, murid dari Iblis Guqin, secara brutal mengalahkan murid Art Saint, Zhou Mu. Kemudian dia menantang Sekolah Emperor Star dan bekerja sama dengan Yu Sheng untuk mengalahkan dua kultivator Glory Plane bintang delapan dari Sekolah Treasury Star. Setelah semua itu, Ye Futian mengumumkan kepada semua orang bahwa gadis tercantik di Akademi Donghai, Hua Jieyu, adalah pacarnya. Pasangan itu mengungkapkan hubungan mereka dengan bergandengan tangan.     

Mu Yunxuan, seorang kultivator Glory Plane bintang delapan di Sekolah Emperor Star, merasa cemburu dan menghina Hua Jieyu, hingga membuat Ye Futian marah. Oleh karena itu, Ye Futian menantang Mu Yunxuan untuk bertarung sampai mati, dan akhirnya Ye Futian mengalahkan Mu Yunxuan dengan mudah. Dan yang terakhir, dengan kuasa dari Lencana Menteri, Ye Futian membantai Mu Yunxuan tepat di depan kepala sekolah Emperor Star.     

Ketujuh sekolah Akademi Donghai sangat terkejut. Semua orang tak percaya. Mereka tidak tahu bahwa bocah jenius bernama Ye Futian, yang membuat namanya terkenal di Akademi Donghai melalui pertarungan, memiliki kekuatan sebesar itu. Dalam beberapa tahun, dia bahkan mungkin menjadi lebih kuat daripada Iblis Guqin di masa lalu.     

...     

Senja datang. Kamar Ye Futian sunyi dan hangat.     

Dalam tidurnya, Hua Jieyu tanpa sadar berbalik menghadap Ye Futian. Tubuh lembutnya terbaring diam di pelukannya. Pada saat ini, dia membuka matanya. Ia mengedipkan matanya yang indah sambil mengamati Ye Futian. "Apakah kau tidak mau bangun?     

"Tidak, aku akan terus tidur sampai matahari terbit besok," kata Ye Futian sambil tersenyum.     

"Jangan berharap! Kau sudah beristirahat di siang hari, jadi kau harus berkultivasi di malam hari," kata Hua Jieyu sambil meloloskan diri dari pelukan Ye Futian. Dia keluar dari bawah selimut dan duduk di tempat tidur. Rambutnya berantakan tapi itu hanya membuatnya lebih menawan. Dia begitu cantik sehingga terasa menyakitkan saat melihatnya.     

"Rubah, aku bisa memakanmu," gumam Ye Futian. Hua Jieyu berkedip dan memerah. Sambil tersenyum, Hua Jieyu berkata, "Coba saja."     

"Aku benar-benar akan melakukannya," kata Ye Futian. Dia mencoba bergerak. Tangannya siap meraih Hua Jieyu.     

Sebuah kaki ramping menyerang ke arahnya dan Ye Futian terguling dari tempat tidur.     

"Apakah kau mencoba untuk membunuh suamimu?" Ye Futian duduk di lantai dan bertanya dengan sedih. Hua Jieyu turun dari tempat tidur dan tertawa kecil padanya. Dia tampak bangga dengan tindakannya.     

"Ye Futian," panggil suara dari luar kamar. Itu adalah suara Yi Qingxuan. Ye Futian kesal karena diganggu pada saat seperti ini.     

"Aku sedang tidur!" jawab Ye Futian.     

"Ye Futian, cepatlah keluar!" Yi Qingxuan terus memanggil dari luar kamar. Ye Futian dengan enggan berdiri. Apa yang diinginkan gadis ini darinya?     

"Hua Jieyu, kau di dalam?" suara lain terdengar dari luar. Hua Jieyu tersentak. Kemudian, dia mulai panik. Dia menatap Ye Futian dan mulai meluruskan rambutnya dan mengenakan pakaian luarnya.     

"Siapa itu?" Ye Futian berbisik pada Hua Jieyu.     

"Ibuku," Hua Jieyu menjawab dengan sikap paling lembut.     

Ye Futian ikut tersentak dan melompat ketika memproses apa yang baru saja Hua Jieyu katakan.     

Oh tidak, ini buruk.     

Beberapa saat kemudian, mereka berdua meninggalkan ruangan. Di luar, mereka melihat beberapa orang. Kepala Sekolah Yi Xiang juga ada di sini. Dia berdiri tidak jauh dari yang lain.     

Seorang wanita cantik berdiri di depan Ye Futian dan Hua Jieyu. Dia terlihat berusia sekitar 30 tahun. Auranya memancarkan keanggunan. Sekali melihatnya, Ye Futian tahu siapa dia. Tidak heran Hua Jieyu memiliki wajah seperti sekarang. Wanita di depannya ini pasti sangat cantik di masa mudanya. Kecantikannya ditambah ketampanan Hua Fengliu, tidak mengherankan jika putri mereka begitu cantik.     

Sampai hari ini, Ye Futian belum menemukan seorang pria yang penampilannya dapat dibandingkan dengan Hua Fengliu, selain dirinya sendiri.     

"Ibu," Hua Jieyu berbicara dengan lembut. Ye Futian menatap Yi Qingxuan. Kenapa dia tidak memberi kabar sebelumnya?     

"Tuan Putri," Ye Futian menyapa wanita cantik di depannya.     

Nandou Wenyin mengamati rambut putrinya yang berantakan lalu menatap Ye Futian. Sulit untuk menebak apa yang dia pikirkan melalui matanya karena tampak tanpa emosi. Bagi Ye Futian, rasanya seperti menunggu untuk dihukum.     

Ye Futian tentu saja tidak bisa bertindak sembarangan kepada wanita ini, yang adalah istri gurunya, dan ibu dari Rubah, tidak peduli seberapa sombongnya dia.     

"Qingxuan, ayo pergi," Yi Xiang memanggil putrinya. Yi Qingxuan dan Yu Sheng mengangguk dan pergi bersama kepala sekolah. Yang tertinggal berdiri disana adalah Ye Futian, Hua Jieyu, Nandou Wenyin, dan Nandou Wenshan, yang berdiri di belakang saudara perempuannya.     

"Bagaimana kabar gurumu?" Nandou Wenyin tiba-tiba membuka mulutnya untuk berbicara. Dia tidak menanyai Ye Futian tentang apa yang terjadi di ruangan itu tetapi malah bertanya tentang Hua Fengliu. Suaranya jernih dan nyaman untuk didengar.     

"Guru saya baik-baik saja dan tinggal di Taman Guqin. Dia merindukan anda, Tuan Putri," jawab Ye Futian.     

"Dia memiliki Tang Lan untuk menjaganya. Jadi tentu saja, dia baik-baik saja," kata Nandou Wenyin. Dia terdengar sangat tenang. Ye Futian bisa merasakan keringat menetes di dahinya. Apakah ini yang dilakukan oleh semua wanita yang cemburu?     

"Guru pada awalnya tidak punya niat untuk tinggal, tetapi sekarang karena keterbatasannya untuk bergerak, dia membutuhkan seseorang untuk menjaganya. Ditambah lagi, Nona Tang Lan sangat bersikeras agar dia tetap tinggal, jadi dia tidak punya pilihan selain menerima tawaran tersebut. Saat hari pertama kami tiba di Kota Donghai, guru telah membawa saya ke Istana Nandou. Dia menunjuk ke dalam dan mengatakan kepada saya bahwa Tuan Putri tinggal di sana dan bahwa dia ingin masuk untuk menemui anda," Ye Futian menjelaskan. Nandou Wenyin mengamati Ye Futian untuk sementara waktu, dan dari tatapan matanya, dia memutuskan bahwa Ye Futian sepertinya tidak berbohong.     

Setelah itu, Ye Futian memperhatikan bahwa tatapan matanya menjadi lembut.     

Nandou Wenyin memandang Hua Jieyu dan bertanya padanya, "Kau menyukainya?"     

"Ya," angguk Hua Jieyu.     

"Ayahmu dan aku memiliki perasaan yang sama di masa muda kita, tetapi kau tahu bagaimana itu berakhir. Jika sesuatu terjadi di masa depan, akankah kau menyesali ini?" Nandou Wenyin bertanya pada putrinya.     

Putrinya menggelengkan kepalanya.     

"Anak bodoh," suara Nandou Wenyin rendah dan lembut. Dia menghela nafas dan berbalik ke Ye Futian. "Kau mengambil keuntungan saat menantang Sekolah Emperor Star untuk mengumumkan hubunganmu dengan Hua Jieyu. Apakah kau sengaja melakukannya agar keluarga Nandou akan memperhatikanmu?"     

"Tuan Putri, saya tidak punya pilihan lain. Bahkan jika saya tidak mengakuinya, keluarga Nandou mungkin sudah dapat menebak hubungan kami," jawab Ye Futian.     

"Kau bahkan lebih arogan dari gurumu," kata Nandou Wenyin. "Aku akan membawa Jieyu pulang."     

"Ibu." Hua Jieyu menatap ibunya.     

Nandou Wenyin mengabaikannya dan terus menatap Ye Futian. "Datanglah ke tempat kami untuk berkunjung besok."     

Ye Futian membeku dalam kaget setelah mendengar kata-katanya. Dengan cepat, dia tersenyum. "Terima kasih, Tuan Putri!"     

Hua Jieyu sama terkejutnya. Sepertinya ibunya tidak keberatan dengan hubungan mereka.     

"Hei nak, kau cukup berbakat," kata Nandou Wenshan tiba-tiba. Dia berjalan mendekat dan tersenyum pada Ye Futian.     

"Senior, apakah anda yang mencoba memperingatkanku hari itu di Istana Luo?" tanya Ye Futian. Setelah menghilangkan kemungkinan bahwa itu adalah Wakil Kepala Sekolah Han Mo dari Sekolah Emperor Star, Ye Futian selalu bertanya-tanya siapa yang bisa memperingatkannya hari itu. Melihat Nandou Wenshan sekarang, Ye Futian menyadari sesuatu.     

"Kenapa? Apakah kau akan memusuhi semua orang di keluarga Nandou? Aku paman dari Hua Jieyu," kata Nandou Wenshan sambil menatap Ye Futian.     

"Oh." Ye Futian menahan senyum dan menganggukkan kepalanya. Kemudian, dia berkata agak keras, "Salam, Paman!"     

"Dasar tak tahu malu," Nandou Wenshan menegurnya dengan bercanda. Setelah itu, Nandou bersaudara membawa Hua Jieyu pergi.     

Saat mereka pergi, Hua Jieyu terus menatap Ye Futian. Hua Jieyu tidak ingin meninggalkannya.     

-----     

[1] Déjà vu adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.