Legenda Futian

Pertemuan Tujuh Sekolah



Pertemuan Tujuh Sekolah

0Aula dari tujuh sekolah telah dikosongkan ketika semua orang tengah berkumpul di alun-alun pusat kampus Akademi Donghai. Ye Futian dan Yu Sheng tidak ada di antara mereka. Mereka tetap tinggal di asrama mereka.     
0

Saat itu, Kepala Sekolah Yi Xiang tiba. Dia tidak sendirian. Di belakangnya, beberapa orang mengikutinya. Ye Futian terkejut melihat pemandangan itu tetapi dengan cepat pulih dari keterkejutannya. Dia berjalan ke kelompok itu dengan tersenyum. "Guru, Bibi Tang Lan, apa yang kalian lakukan di sini?"     

"Tang Wan menyampaikan pesanmu kepadaku. Segalanya akan berubah secara drastis di Akademi Donghai. Kami datang karena kami ingin tahu apa yang akan terjadi dengan akademi ini," jawab Tang Lan. Ye Futian telah meminta Tang Wan untuk membantu menyampaikan sebuah pesan dari Kepala Sekolah Yi Xiang ke Tang Lan.     

Tang Lan melihat ke arah Yu Sheng. "Jadi, kau adalah Adik Junior-ku sekarang."     

Yu Sheng tersenyum malu-malu dan menyapanya, "Kakak Senior."     

"Umm..." Ye Futian merasa ada yang salah. "Hubungan kita menjadi sangat rumit. Bukankah ini berarti bahwa Yu Sheng secara teknis menjadi seniorku? Ini tidak boleh terjadi!"     

"Lupakan hal itu." Tang Lan menatap ke arah Ye Futian. "Aku dengar kau sudah menjadi benar-benar sombong sejak kau mulai bergabung di akademi. Kau mengacaukan pesta di Istana Luo, menghajar Zhou Mu dan juga murid-murid dari sekolah Emperor Star. Kau bahkan pergi ke Istana Nandou. Bocah pemberani."     

Ye Futian terkekeh. Sangat wajar bahwa Hua Fengliu dan Tang Lan mengawasi semua yang terjadi di Akademi Donghai.     

"Apakah kau sudah bertemu Tuan Putri?" Hua Fengliu bertanya.     

"Ya, saya sudah menemuinya, Guru. Tuan Putri belum melupakan anda," ujar Ye Futian. Setelah dia menjawabnya, dia merasakan sebuah hawa dingin. Dia berbalik untuk melihat Tang Lan yang sedang tersenyum padanya. Dia segera menutup mulutnya. Hidup ini sangat sulit.     

"Aku akan pergi menemui grandmaster," ujar Hua Fengliu. Ye Futian melirik Yi Xiang dan mendengarnya berkata, "Pertemuan Tujuh Sekolah akan segera dimulai. Aku harus pergi sekarang, tapi aku yakin Sekolah Emperor Star sudah kosong. Kau dapat mengantarkan gurumu kesana."     

"Baik." Ye Futian mengangguk. Dia melangkah maju untuk menggendong Hua Fengliu di punggungnya. Sebuah Sihir Angin mengelilinginya dan membawanya ke udara.     

Di udara, Hua Fengliu menanyai Ye Futian lagi, "Tuan Putri, apakah dia baik-baik saja?"     

"Ya, dia hanya merindukan anda. Setelah bertemu dengan saya, dia berkata bahwa anda memiliki mata yang bagus dalam memilih seorang murid yang luar biasa," jawab Ye Futian sambil tersenyum. Dia tidak memberi tahu Hua Fengliu apa yang Nandou Wenshan katakan padanya. Jika Hua Fengliu tahu bahwa Nandou Wenyin menghabiskan beberapa tahun terakhir seperti mayat hidup, dia pasti akan sangat marah.     

"Kau menjadi lebih tak tahu malu selama kita terpisah. Apakah Tuan Putri tidak menendangmu keluar pintu karena bertingkah seperti ini?" Hua Fengliu membuat sebuah lelucon. Dia sudah terbiasa dengan sikap tak tahu malu dari Ye Futian.     

"Hal seperti itu tidak akan pernah terjadi! Sebelum aku pergi, Tuan Putri bahkan mengatakan dia akan menjodohkan Hua Jieyu kepadaku," ujar Ye Futian.     

"Benarkah?" tanya Hua Fengliu.     

"Guru, apakah anda pikir saya akan bercanda tentang masalah ini?"     

Hua Fengliu tertawa. "Aku percaya padamu. Love me love my dog [1][1]. Sepertinya perasaannya kepadaku tetap tidak berubah."     

"Apa yang anda maksud dengan 'love me love my dog'? rasa kagum Tuan Putri tidak ada hubungannya dengan anda. Itu murni karena saya seorang pria yang luar biasa. Anda benar-benar seorang yang narsis." Ye Futian tidak bisa berkata apa-apa terhadap sikap Hua Fengliu yang tidak tahu malu. 'Love me love my dog?'. Yang benar saja...     

"Bukankah kau sudah tahu betapa narsisnya diriku?" tanya Hua Fengliu. Ye Futian menyerah. Dia berkata, "Guru, saya rasa, saya tidak akan mampu melampaui anda dalam hal ini."     

Mengenai 'hal ini' yang dimaksud Ye Futian adalah tingkat kenarsisan.     

"Jangan meremehkan dirimu seperti ini. Kau bisa mengalahkan Zhou Mu, yang berarti bahwa aku telah membuat pilihan yang tepat untuk menjadikanmu sebagai muridku. Aku memang pandai memilih." Hua Fengliu tertawa pelan.     

"Tidak mudah untuk mendapatkan pujian dari anda. Jadi, apakah ini berarti anda senang saya telah mengalahkan Zhou Mu?" Ye Futian terkekeh.     

"Sangat senang," jawab Hua Fengliu. Senyum lebar muncul di wajah Ye Futian. Meskipun ia belum membuat kemajuan dalam proses penyembuhan Hua Fengliu, Ye Futian senang setidaknya ada yang bisa ia lakukan untuk gurunya.     

Ketika Ye Futian dan Hua Fengliu tiba di kediaman Tetua Qin di dalam Sekolah Emperor Star, mereka bisa mendengar suara dari guqin. Dia sedang memainkan guqin seorang diri. Meskipun kesepuluh jarinya terlihat kapalan, gerakan jarinya sangat akurat dan rapi. Tetua berambut putih itu memancarkan keanggunan. Tetua Qin sepertinya tidak menyadari kehadiran mereka, dia tetap bermain dengan tenang, terbawa dalam alunan musik.     

Suara guqin itu terdengar lembut dan damai. Tetua Qin berhenti memetik senar guqin dan mengakhiri permainan musiknya. Baru saat itulah dia mengalihkan perhatiannya ke pengunjungnya. Dia tersenyum ketika melihat Ye Futian dan Hua Fengliu.     

"Fengliu, kau datang!" ujar Tetua Qin. Senyumnya sangat ramah. Dengan bantuan Ye Futian, Hua Fengliu menekuk lututnya dan berlutut di atas tanah, dia mulai membungkuk hormat pada Tetua Qin. Kepalanya menyentuh tanah.     

Ketika Hua Fengliu mengangkat kepalanya, matanya terlihat berkaca-kaca. Dengan suara serak, dia berkata, "Saya sungguh tidak berbakti pada anda, Guru. Butuh waktu lama bagi saya untuk mengunjungi anda."     

Hua Fengliu mengenang pada masa ketika ia pertama kali bertemu gurunya. Tetua Qin dahulu merupakan pribadi yang penuh semangat. Bahkan ketika ia pergi, lelaki tua ini tidak tampak setua seperti saat ini. Hua Fengliu tidak menyangka bahwa gurunya akan terlihat begitu tua ketika mereka bertemu lagi. Tetua Qin seperti sudah mendekati akhir hidupnya.     

"Hua Fengliu, bangunlah!" Tetua Qin terdengar tegas. Hua Fengliu membungkuk hormat sekali lagi sebelum membiarkan Ye Futian membantunya untuk bangun. Setelah itu, Hua Fengliu berkata, "Guru, saya telah mengecewakan anda."     

"Aku sudah cukup puas dapat melihat muridku lagi sebelum aku meninggal dunia, tidak perlu berkata seperti itu," ujar Tetua Qin, ia tersenyum lagi. "Selain itu, aku sangat suka dengan Hua Jieyu dan Ye Futian. Dua anak muda ini sangat baik, Ye Futian bahkan lebih berbakat darimu."     

Hua Fengliu tertawa. "Saya setuju mengenai bakat anak ini, tapi dia terlalu nakal. Saya harap dia tidak melakukan apapun yang menyinggung perasaan anda, Guru."     

"Tidak mungkin! Wataknya bahkan lebih baik darimu," jawab Tetua Qin. Dia melihat Ye Futian dan tersenyum. Dia melanjutkan, "Ye Futian dan Hua Jieyu sangat cocok satu sama lain. Kau dan Nandou Wenyin harus mendukung hubungan mereka. Jangan biarkan mereka mengalami nasib yang sama dengan kalian berdua."     

"Saya mengerti, Guru," Hua Fengliu mengangguk. Dia memandang ke arah Ye Futian yang kini berdiri di pinggir. Ketika Ye Futian menunjukkan senyum penuh kebanggaan padanya, Hua Fengliu membalasnya dengan tatapan dingin.     

"Futian," panggil Tetua Qin, "Aku sudah sangat tua. Banyak hal yang tidak bisa kulakukan. Terkait cedera yang dialami gurumu, aku hanya bisa mengandalkanmu."     

"Tidak perlu khawatir, Grandmaster. Selama saya masih hidup, saya akan menemukan cara untuk menyembuhkan Guru," ujar Ye Futian dengan nada serius.     

"Anak bodoh, jangan bicara tentang hal buruk seperti itu. Kau akan hidup lama dan bahagia," ujar Tetua Qin pada Ye Futian.     

"Ya, Grandmaster," ujar Ye Futian sambil tersenyum. "Anda juga harus menjaga diri sehingga anda dapat menyaksikan upacara pernikahan ketika Jieyu dan saya menikah."     

"Ya, Ya..." Dia tidak berhenti menganggukkan kepalanya. Tetua Qin terlihat sangat bahagia.     

"Guru, anda pasti merasa tersiksa tinggal di Sekolah Emperor Star selama bertahun-tahun. Kenapa anda tidak pergi bersama saya?" tanya Hua Fengliu.     

"Oh, Fengliu. Aku telah menghabiskan separuh dari umurku disini. Bagaimanapun tempat ini akan berubah, aku akan selalu menjadi bagian dari sekolah ini. Satu kakiku sudah tidak mampu berjalan, kemana lagi aku akan pergi?" Tetua Qin menggelengkan kepala dengan senyum lembut di wajahnya.     

"Grandmaster, segala hal terkait Akademi Donghai tidak akan lagi sama setelah hari ini. Apakah anda sungguh tidak ingin pergi?" Ye Futian juga mencoba merayu Tetua itu.     

Mendengar ucapan tersebut, Tetua Qin tampak melamun. Meskipun ia tidak pernah keluar dari sekolah Emperor Star, ia tahu apa saja yang terjadi di Akademi Donghai. Dia hanya menghela napas panjang.     

...     

Di waktu yang sama ketika tiga orang tersebut mengobrol di Sekolah Emperor Star, semua orang sedang berkumpul di alun-alun utama dari Akademi Donghai. Suasana sangat ramai dan berdesakan, bahkan meja observasi dipenuhi oleh penonton. Perwakilan dari tujuh sekolah duduk di tengah alun-alun, tepatnya di depan kelompok sekolah masing-masing, dimana mereka dapat terlihat dengan mudah. Selain mereka, perwakilan dari klan yang ada di Kota Donghai juga hadir.     

Siapapun yang mampu duduk di depan pasti memiliki latar belakang yang luar biasa. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah, karena saat ini, perhatian semua orang tertuju pada tempat lain.     

Di tempat perwakilan dari Emperor Star sedang duduk, seseorang sedang berjalan ke kursi utama pertemuan ini. Dia berdiri disana dengan ekspresi tenang, tapi memancarkan aura keanggunan dari seorang bangsawan. Dia memandang ke arah kerumunan penonton seperti ia memandang seluruh dunia dari atas. Di sampingnya, berdiri Menteri Hua, Kepala Sekolah Emperor Star, dan Xia Feng, pemimpin dari prefektur Laut Timur.     

"Apakah itu sang Putra Mahkota? Dia terlihat seperti seorang pemuda yang istimewa, terlahir sebagai seorang kaisar." Semuanya terlihat berbisik tentang Luo Junlin. Dia memang memiliki sebuah aura yang luar biasa. Aura yang begitu kuat, membuat sekitarnya merasa segan mendekatinya.     

Orang-orang mulai berdiri dan memberi hormat ke arah sang Putra Mahkota. "Salam, Pangeran. Salam, Menteri Hua."     

Luo Junlin melihat pemandangan ini dengan tenang dan berbicara, "Duduklah." Dia kemudian berbalik dan duduk, dan semua orang mengikutinya untuk duduk.     

Semua orang tahu bahwa pemuda yang sedang duduk di tengah alun-alun itu merupakan seorang Kaisar masa depan dari Negeri Nandou, dia akan menguasai dunia. Tidak hanya karena Luo Junlin merupakan tokoh penting... Aura, penampilan, dan bakat yang dimilikinya sungguh luar biasa. Banyak gadis menatap ke arahnya, seperti mengharapkan sesuatu yang luar biasa terjadi.     

"Aura dari sang Putra Mahkota jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan Zhou Mu," gumam Xiao He. Dia berdiri di samping Lin Xiyue dan Keluarga Lin. Murid dari Art Saint, Zhou Mu merupakan pemuda paling hebat yang pernah Xiao He lihat.     

"Art Saint berada disana bersama Zhou Mu," lanjut Xiao He. Dia melihat ke arah Wakil Kepala Sekolah Han Mo. Berdiri di sebelah Han Mo, yaitu Art Saint serta Zhou Mu yang sedang berdiri di belakang gurunya.     

Tetapi, Lin Xiyue tampak mengamati kerumunan penonton, seperti mencari sesuatu. Dia tidak menemukan seorang pemuda yang ingin dilihatnya. Dia adalah seorang murid dari sekolah Finance Star tetapi dia tidak terlihat diantara murid-murid yang sedang duduk.     

Saat ini, seseorang yang tengah duduk di barisan perwakilan Sekolah Emperor Star, yaitu Wakil Kepala Sekolah Han Mo, berdiri. Ia berjalan ke depan dan mengangkat tangannya ke atas. Seketika, suasana menjadi hening, tak bersuara.     

"Hari ini akademi merasa terhormat dengan kehadiran sang Putra Mahkota dan Menteri Hua. Akademi Donghai tidak pernah menerima kehormatan yang luar biasa seperti ini dalam 300 tahun sejarah akademi. Saya yakin, apa yang terjadi hari ini akan tercatat dalam sejarah ribuan tahun ke depan," Han Mo berkata secara lantang. "Sang Putra Mahkota dan Menteri Hua menaruh harapan besar pada akademi kita. Jadi, kami ingin memanfaatkan kesempatan ini dan menampilkan kemampuan murid dari setiap sekolah untuk mereka hari ini, di acara Pertemuan Tujuh Sekolah."     

Mata semua orang terbelalak. Mereka merasa bingung. Hari-hari sebelumnya, sebelum Ye Futian mengalahkan murid dari Emperor Star dan Treasury Star, mereka selalu menantang untuk bertarung dengan sekolah lain untuk menunjukkan siapa yang mendominasi. Tapi mereka tidak pernah menyangka bahwa rencana mereka akan dikacaukan oleh Ye Futian.     

Sekarang, sekolah Emperor Star menggunakan sang Putra Mahkota dan Menteri Hua sebagai alasan untuk mengadakan pertemuan ini. Tujuan mereka tidak lagi menjadi rahasia bagi semua orang.     

Tetapi, untuk dapat membuktikan kemampuan diri di depan sang Putra Mahkota merupakan kesempatan sekali seumur hidup. Beberapa orang mulai memikirkan strategi. Lagi pula, murid biasa tidak akan peduli apakah tujuh sekolah ini akan berpisah atau bersatu.     

-----     

[1] Love me love my dog adalah istilah bahasa Inggris yang berarti "Jika kau ingin menjalin hubungan denganku, kau harus siap menerima segalanya tentangku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.