Legenda Futian

Membuat Keributan



Membuat Keributan

0Hari terakhir di Tahun 10000 pada Kalender Prefektur Ilahi sepertinya tidak akan menjadi hari yang damai. Berita tentang pengangkatan Ye Futian menjadi Asisten Pembelajaran Putra Mahkota dan Hua Jieyu menjadi sang Putri Mahkota telah tersebar sangat cepat hingga ke Akademi Donghai. Semua orang sangat terkejut.     
0

Hua Jieyu dan Ye Futian merupakan pasangan yang cukup terkenal di kampus, dan keduanya juga sangat berbakat. Mereka ditakdirkan untuk bersama, tapi sejak datangnya surat perintah kaisar dari Kota Kekaisaran, pasangan kekasih itu kini ditakdirkan memiliki akhir yang menyedihkan. Tidak ada yang berpikir bahwa mereka dapat menentang perintah kaisar, satu-satunya jalan adalah mengikuti takdir yang mereka hadapi saat ini.     

Ye Futian pernah menolak tawaran dari sang Putra Mahkota, tapi kali ini, tidak ada kesempatan untuk menolak. Ini merupakan kekuatan dari keluarga kaisar. Tapi tentu saja, jika Ye Futian dengan mudah menurut, dia akan memiliki kesempatan besar untuk menjadi pemegang kekuasaan di masa depan. Tetapi, berdasarkan apa yang penghuni Akademi Donghai ketahui tentang Ye Futian, tidak mungkin Ye Futian akan menurut begitu saja. Jika tidak, dia tidak mungkin menolak tawaran sang Putra Mahkota ketika Pertemuan Tujuh Sekolah berlangsung.     

Di Sekolah Emperor Star, banyak orang terlihat sedang berkumpul. Kepala Sekolah Yan Shao, muridnya, Zhuo Qing, Wakil Kepala Sekolah Han Mo, dan pejabat sekolah lainnya, telah hadir disana.     

"Kemana Kepala Sekolah dan yang lainnya pergi?" tanya seorang murid sambil melihat kelompok tersebut dari kejauhan.     

"Kudengar mereka akan menuju Istana Nandou untuk memberi selamat pada Hua Jieyu yang telah diangkat menjadi sang Putri Mahkota," ujar seorang murid yang mengetahui kabar tersebut.     

Ketika mendengar nama Hua Jieyu, banyak orang merasa resah. Gadis itu pernah berkultivasi di Sekolah Emperor Star. Banyak orang yang menganggapnya seperti bidadari, gadis impian setiap pria. Dan sekarang, dia akan menjadi sang Putri Mahkota dan tentunya seorang permaisuri di masa depan. Mulai sekarang, mereka hanya berhak melihatnya dari bawah. Mungkin, hanya gadis sempurna seperti Hua Jieyu yang pantas mendapatkannya.     

Sementara bagi Ye Futian, hal ini seperti sebuah bencana.     

Kelompok besar dari Sekolah Emperor Star terlihat berangkat menuju Istana Nandou.     

Penghuni Akademi Donghai bukanlah satu-satunya yang mengetahui tentang hal ini. Berita dengan cepat tersebar di Kota Donghai. Banyak tokoh penting yang mengetahui berita tersebut segera berkunjung ke Istana Nandou untuk memberikan selamat pada klan Nandou di hari terakhir sebelum tahun baru.     

Klan Nandou sudah cukup terkenal karena mereka memang memiliki latar belakang sebagai keluarga bangsawan. Tapi sekarang, salah satu dari generasi muda mereka telah diangkat menjadi Putri Mahkota. Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk membangun relasi dengan klan Nandou. Ditambah lagi, Menteri Hua juga sedang berada di Istana Nandou.     

Klan Nandou, yang sebelumnya adalah keluarga bangsawan, telah kembali menjadi bahan pembicaraan semua orang. Hari ini pasti akan sangat ramai.     

Ketika Yi Xiang dan Ye Futian baru saja keluar dari Taman Guqin, Xia Feng, Xia Fan, dan anak buah mereka segera mengelilingi keduanya. Xia Feng bertanya pada Ye Futian, "Mau kemana kalian?"     

"Apakah perintah kaisar juga berisi tentang membatasi kebebasanku?" tanya Ye Futian.     

"Tentu saja tidak, tapi kita akan segera berangkat ke Kota Kekaisaran besok, jadi sebaiknya kau tidak pergi kemanapun." Xia Feng tersenyum.     

Ye Futian memberinya tatapan dingin dan mulai beranjak pergi. Xia Fan tersenyum dan bertanya, "Tidak bisa menahan diri untuk bertemu kekasihmu?"     

Ye Futian menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menatap ke arah Xia Fan. Xia Fan menunjukkan senyuman jahat dan berkata, "Semua itu sudah berlalu. Dia akan segera menjadi Putri Mahkota. Sebaiknya kau berkaca dan tahu diri dimana duniamu berada. Jika kau terus berpikiran seperti ini, aku khawatir...." Xia Fan tertawa tapi tidak melanjutkan perkataannya. Tatapan mengejeknya terlihat makin jelas. Dia sengaja memancing amarah Ye Futian. Dia sebenarnya berharap Ye Futian akan berulah dengan menentang perintah kaisar. Dengan cara itu, nasibnya akan berakhir. Benar-benar berakhir. Tidak ada yang dapat menyelamatkannya.     

Ye Futian tiba-tiba menunjukkan sebuah senyuman pada Xia Fan sebelum ia mulai berjalan ke arahnya. Xia Fan menatap Ye Futian sementara ia berjalan mendekat. Tatapan sombong di wajahnya makin terlihat. Apa Ye Futian masih berpikir bahwa dia adalah kultivator jenius yang disukai oleh Menteri Zuo? Kali ini semuanya telah berbeda. Hanya hal buruk yang menanti Ye Futian. Sang Putra Mahkota sudah jelas menaruh dendam padanya.     

Ye Futian berhenti di hadapan Xia Fan dengan senyuman lebar dan menggoda di wajahnya. Dia kemudian mengeluarkan Lencana Menteri dan menunjukkannya pada Xia Fan. "Apa kau tahu benda apa ini?"     

Raut wajah Xia Fan tampak sedikit berubah. Apakah Ye Futian mencoba mengancamnya dengan Lencana Menteri di saat seperti ini?     

Seketika, Ye Futian bergerak secepat cahaya. Tinjunya mendarat tepat di wajah Xia Fan. Karena Xia Fan tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar ataupun bertahan, dia terpelanting ke atas tanah, dengan muka menghantam tanah terlebih dahulu.     

"Sungguh lancang!" bentak Xia Feng. Anak buah mereka, para kultivator handal bergerak mendekat. Yi Xiang juga bergerak mendampingi Ye Futian. Aura Ye Futian terlihat mendominasi dan jubah panjangnya berkibar tertiup angin.     

"Walaupun putramu tidak tahu tentang benda ini, kau pasti tahu bukan?" Ye Futian menunjukkan Lencana Menteri pada Xia Feng. "Aku diangkat menjadi Asisten Pembelajaran bagi Putra Mahkota oleh sang kaisar dan dianugerahi Lencana Menteri oleh Menteri Zuo. Menghinaku di depan umum, apakah itu sikap yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap keputusan Kaisar, atau sedang memandang rendah ke Menteri Zuo?"     

Ekspresi Xia Feng terlihat kesal mendengar perkataan Ye Futian. Tetapi, dia tidak berani berurusan dengan Ye Futian. Meskipun Ye Futian akan berakhir dengan menyedihkan, tidak ada yang salah dengan apa yang ia katakan barusan.     

Xia Fan merangkak di atas tanah, darah terlihat di ujung mulutnya. Luka lebam terbentuk di wajah Xia Fan. Dia menatap ke arah Ye Futian dengan tatapan membunuh. Tetapi, dia tak berani melakukan apapun untuk membalas serangan Ye Futian. Malah, ia tersenyum aneh dan berkata, "Kau benar, tindakanku terlalu gegabah. Aku minta maaf." Xia Fan yakin Ye Futian akan segera menemui ajalnya. Dia membiarkannya bertingkah arogan sedikit lebih lama. Dia akan menerima akibatnya.     

Ye Futian melihat senyuman aneh di wajah Xia Fan dan membalasnya dengan tatapan sedingin es. Dia tidak menyembunyikan keinginannya untuk membunuh. Sambil berbalik, Ye Futian kembali melanjutkan langkahnya.     

"Ikuti mereka," perintah Xia Feng ketika ia melihat Ye Futian dan Yi Xiang pergi meninggalkan kelompok tersebut. Kelompok itu mengikuti keduanya dengan terpaksa dan pergi menuju ke arah Istana Nandou.     

Hari ini bukan merupakan hari yang tenang bagi klan Nandou. Orang-orang terus berdatangan untuk mengucapkan selamat. Semua tamu merupakan tokoh penting di Kota Donghai. Istana Nandou dipenuhi oleh tamu setelah sekian lama. Melihat pemandangan ini, para anggota klan beranggapan bahwa mereka telah memulihkan kejayaan klan Nandou. Banyak dari mereka sangat bersemangat mengenai hal ini dan tak sabar dengan masa depan gemilang bagi klan Nandou.     

Satu hal yang membuat anggota klan resah adalah perilaku dari Hua Jieyu. Dia masih merasa tidak senang dengan situasi ini. Banyak dari anggota klan tidak memahami kondisi ini. Apa karena Ye Futian? Bukankah semuanya tahu siapa yang harus dipilih antara seorang pemuda berbakat atau sang Putra Mahkota berbakat? Mengapa dia masih terpaku pada sosok Ye Futian? Ini karena Hua Jieyu masih sangat muda. Hua Jieyu berada dalam masa dimana imajinasinya jauh lebih berharga daripada realita yang ada.     

Tak lama, di luar Istana Nandou, Elang Angin Hitam mendarat di atas tanah. Dua orang tampak turun dari punggung elang tersebut. Mereka adalah Ye Futian dan Yi Xiang. Ketika Ye Futian melihat betapa ramainya Istana Nandou, dia mulai merasa resah. Keduanya melangkah ke pintu gerbang dari Istana Nandou. Di hadapan keduanya, berdiri dua anggota hebat dari klan Nandou. Mereka bertugas menyambut para tamu yang datang. Raut wajah mereka langsung berubah begitu melihat Ye Futian. Dengan nada dingin, mereka bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?" Saat ini, Ye Futian merupakan seseorang yang paling ditakuti untuk ditemui oleh klan Nandou.     

"Aku datang untuk menemui Tuan Putri dan kekasihku. Bukankah klan Nandou telah setuju akan hal itu?" tanya Ye Futian.     

"Omong kosong. Tidak ada seorang pun disini yang dapat menjadi kekasihmu," Sang pria paruh baya mengomel. Berani sekali Ye Futian memanggil Hua Jieyu sebagai kekasihnya bahkan setelah Hua Jieyu diangkat menjadi sang Putri Mahkota?     

"Kau akan tahu apakah kekasihku ada disini atau tidak jika kau mengizinkanku untuk masuk," Ye Futian mencoba melangkah masuk tapi segera dihalangi oleh beberapa orang.     

Yi Xiang berdiri di belakang Ye Futian dengan memancarkan sebuah aura yang luar biasa. Kultivator hebat dari klan Nandou melihatnya dengan ekspresi berbeda dari sebelumnya.     

"Aku kira seharusnya kalian segera pergi dan melaporkan kedatangan kami," ujar Yi Xiang.     

Pemimpin kelompok yang menghalangi Ye Futian melihat ke arah Yi Xiang. Lalu ia memerintahkan sesuatu ke orang di belakangnya, orang itu segera berlari ke dalam istana.     

Ye Futian dan Yi Xiang berdiri dengan tenang di luar pintu masuk istana. Di dalam istana, Nandou Tai tengah mempersiapkan perayaan besar untuk menyambut Menteri Hua dan para tamu. Di pesta tersebut, setiap meja dipenuhi oleh hidangan lezat dan suara tawa memenuhi ruangan pesta tersebut. Semuanya tampak menikmati pesta dan semakin banyak tamu yang datang. Tak lama, seseorang datang sambil berlari dan membisikkan sesuatu di telinga Nandou Tai. Apapun yang dikatakan oleh orang tersebut telah mengubah ekspresi Nandou Tai.     

"Ada apa, Kakak Nandou?" Di sebelah Nandou Tai, Menteri Hua menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.     

"Bukan apa-apa, Kakak Hua. Aku akan mengurusnya," jawab Nandou Tai sambil tersenyum. Seolah memang tidak ada masalah yang terjadi.     

"Jika dia kemari, biarkan dia masuk," ujar Menteri Hua. Ye Futian datang di waktu yang tepat.     

Sesuatu tersirat dari mata Nandou Tai dan ia mengangguk sembari menyuruh anak buahnya , "Biarkan dia masuk."     

"Baik, Pemimpin Klan," ujar sang pembawa pesan. Menteri Hua mengambil gelasnya untuk minum, tatapan matanya terlihat dingin. Ye Futian tampaknya benar-benar belum rela melepas segalanya, karena ia berani untuk datang pada perayaan penting seperti ini. Jika demikian, dia akan menerima akibatnya karena telah bersikap kekanakan dan keras kepala. Kematian adalah satu-satunya hukuman dari menentang perintah kaisar. Ini mungkin menjadi salah satu rencana mengapa Kaisar mengutus Menteri Hua. Dengan begitu cepat, semua anggota klan mengetahui kedatangan Ye Futian.     

Di luar istana, Ye Futian menerima jawaban dari Nandou Tai. Mereka memasuki istana dipandu oleh beberapa anggota klan Nandou. Ye Futian memperhatikan istana yang begitu luas itu dan berbalik ke arah Yi Xiang yang berada di sebelahnya. "Kakak Senior, jika sesuatu terjadi, pergilah. Jangan pedulikan aku."     

"Bisakah kau diam?" tegur Yi Xiang.     

Ye Futian tidak tahu harus berkata apa dan memilih untuk menutup mulutnya. Ia melangkah maju, dan akhirnya masuk ke Istana Nandou untuk kedua kalinya.     

Mengikuti jalan utama di bagian tengah, banyak orang mulai muncul di samping mereka. Mereka melotot ke arah Ye Futian dengan penuh amarah. Bahkan ada yang memberanikan diri untuk berbicara, "Jieyu kini adalah sang Putri Mahkota, beraninya kau datang kemari?"     

"Kau bahkan tidak berani untuk bertarung saat itu. Bagaimana bisa kau begitu keras kepala dan memutuskan untuk datang kemari lagi?"     

Ejekan yang sama terus-menerus diutarakan pada Ye Futian. Tiba-tiba, Ye Futian menghentikan langkahnya. Sambil menatap lurus ke depan, dia berkata, "Keluarga dari bekas kaum bangsawan, diusir dari takhta kekaisaran. Dan sekarang malah begitu bangga dapat menikah dan bergabung dengan keluarga kaisar tanpa merasa malu. Aku sungguh tidak percaya bahwa klan Nandou kini menjadi kaum rendahan. Sungguh menyedihkan."     

"Apa kau bilang?" mendengar perkataan Ye Futian, banyak orang mulai tersulut amarah dan memancarkan niat membunuh.     

"Aku berkata bahwa klan Nandou tidak paham apa itu harga diri. Aku tidak ingin bertarung saat itu, karena aku tidak ingin mempermalukan kalian. Tetapi karena kalian begitu tak tahu malu, hari ini akan kutunjukkan pada klan Nandou betapa lemahnya kalian," ujar Ye Futian.     

Setelah itu, sepasang sayap emas yang indah muncul dari punggung Ye Futian, Roh Roc berhasil dipanggil. Lalu, ia terbang ke udara. Energi Spiritual Qi berkumpul dan memancarkan sinar yang sangat terang dari seluruh tubuhnya.     

"Ye Futian, Kultivator Glory Plane bintang enam, menantang semua klan Nandou yang berada atau di bawah level Dharma Plane."     

Ye Futian saat ini memancarkan sebuah aura yang luar biasa. Dia akan mengeluarkan seluruh kemampuannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.