Legenda Futian

Kematian yang Heroik



Kematian yang Heroik

0Ketika Tetua Qin memainkan guqin di udara, sebuah badai musik yang mengerikan muncul di langit, siap menerjang ke arah pasukan yang mengejarnya. Ketika melihat Tetua Qin melakukan hal itu, Menteri Hua terlihat mengejek, kakak seniornya itu sedang menggali lubang kuburnya sendiri.     
0

"Kalian teruskan mengejar bangau itu. Aku akan mengurus Tetua Qin," ujar Menteri Hua. Dia bergerak menuju ke arah Tetua Qin, masuk ke dalam badai musik yang mengerikan itu secara perlahan-lahan. Sulit bagi Tetua Qin untuk terus meningkatkan kekuatan musiknya. Sepertinya, sihir musik tersebut sudah mencapai batasnya.     

Tetua Qin tidak peduli dan terus memainkan musik. Badai musik itu terus menyapu langit. Tak lama kemudian, guqin yang terbentuk dari roh kehidupan itu melayang pergi dari tangan Tetua Qin.     

Tetapi, sesuatu yang luar biasa terjadi. Roh guqin yang melayang di udara itu tetap mengeluarkan alunan musik, seolah-olah guqin itu dapat memainkan musik sendiri. Tetua Qin memancarkan cahaya-cahaya ilusi. Setiap cahaya itu terlihat seperti bayangan dari Tetua Qin, bayangan itu terus bermunculan dan menyatu dengan Roh Guqin.     

Roh tersebut tersebar di langit. Senar-senar guqin terus menerus dipetik dengan bebas. Alunan musik bernada tinggi mengalun diantara langit dan bumi. Energi suara yang begitu mengejutkan memenuhi langit sehingga tidak ada yang dapat melarikan diri darinya.     

Yan Shao, kepala sekolah dari Sekolah Emperor Star, dan Han Mo seharusnya terus mengejar kelompok Ye Futian yang berusaha kabur, tapi mereka terhenti di tempatnya masing-masing. Mereka melihat ke arah Tetua Qin. Ia menutup matanya. Tetua Qin terlihat tenang sementara roh guqin terus memainkan musik di atasnya. Suara musik yang tajam terus menyerang gendang telinga bagi siapa-pun yang mendengarnya. Kekuatan musik itu, yang seharusnya tidak mampu meningkat lagi, tiba-tiba meningkat, terdengar semakin mengerikan. Mereka tidak dapat melanjutkan pengejaran dan harus berkonsentrasi melindungi diri mereka sendiri. Jika tidak, akibatnya cukup fatal.     

Bahkan Menteri Hua, dengan kekuatan yang ia miliki, saat ini terpaksa berhenti. Ketika melihat ke arah roh guqin yang sedang memainkan musik dengan sendirinya, dia menyadari apa yang akan dilakukan oleh Tetua Qin. Diantara pilihan melakukan perbuatan baik atau bertahan hidup, dia memilih untuk memainkan lagu terakhir ini dengan taruhan nyawanya.     

Ketika mendengarkan alunan musik yang nadanya semakin tinggi itu, beberapa orang memegang kepalanya, mereka terlihat kesakitan. Seseorang bahkan memuntahkan darah, dan wajahnya terlihat pucat. Mereka yang tidak kuat bahkan jatuh pingsan di atas tanah, sambil mengejang kesakitan. Hanya mereka yang terkuat-lah yang mampu menahan kekuatan badai musik tersebut.     

Alunan musik yang terbentuk dari Energi Spiritual Qi terus berbunyi, terus-menerus mengalahkan para kultivator kuat yang berada di bawah, membuat mereka tidak bisa bertarung.     

Di atas Roh Guqin, alunan musik membentuk sosok pria tua. Pria tua tersebut berjalan menuju ke arah Menteri Hua dan Nandou Tai, selangkah demi selangkah. Tiba-tiba muncul banyak bayangan dari Tetua Qin diantara Roh Guqin dan kedua orang tersebut. Diiringi alunan musik, bayangan tersebut semakin mendekati Menteri Hua dan Nandou Tai.     

Menteri Hua menutup matanya. Ia mengeluarkan sebuah badai energi spiritual yang seketika berubah menjadi sebilah pedang yang bersiap menyapu bersih semua bayangan tersebut. Tetapi, bayangan itu, yang sepertinya terbentuk dari roh Tetua Qin, tetap melangkah menuju ke arah Menteri Hua dan Nandou Tai.     

Akhirnya, bayangan tersebut tiba di hadapan Menteri Hua dan Nandou Tai. Rambut panjang keduanya berkibar. Selanjutnya, semua bayangan tersebut masuk ke dalam tubuh keduanya, memasuki pikiran mereka. Senar-senar guqin masih terus memainkan musik sementara Menteri Hua dan Nandou Tai terlihat menutup matanya rapat-rapat seolah mereka sedang menahan sesuatu.     

Setelah beberapa saat, Nandou Tai tiba-tiba memuntahkan darah cukup banyak. Dia merasa tak berdaya dan perlahan jatuh ke atas tanah.     

Tak lama, Menteri Hua mengerang kesakitan dan memuntahkan darah. Wajahnya pucat pasi dan terlihat sedikit membungkukkan badan. Walaupun kondisinya lebih baik dari Nandou Tai, dia tetap saja terluka parah.     

*Boom* Terdengar suara ledakan yang lain. Menteri Hua tersandung ke belakang dan kembali memuntahkan darah, dia nyaris jatuh ke atas tanah.     

*Boom* Seolah-olah dipersiapkan hanya untuk Menteri Hua, alunan nada terakhir dari guqin menggema di telinga Menteri Hua. Tubuhnya yang limbung akhirnya terduduk di atas tanah, pakaiannya kini berlumuran darah. Meskipun ia seorang menteri, dia bahkan tidak sempat menunjukkan kemampuannya sebelum kondisinya menjadi menyedihkan seperti ini. Tetua Qin memainkan guqin dengan seluruh nyawanya.     

Akhirnya, senar-senar guqin perlahan berhenti. Semua orang menyaksikan roh guqin kembali menjadi seberkas cahaya, perlahan-lahan menghilang di antara langit dan bumi, seolah tidak pernah ada. Musik telah berhenti.     

Tetua Qin terlihat duduk tanpa berkata apapun layaknya sebuah patung, wajahnya terlihat tenang dan tentram.     

"Dia sudah mati. Lanjutkan pengejaran," Menteri Hua memberi perintah dengan nada dingin. Yan Shao dan Han Mo sedikit terluka tetapi serangan terakhir Tetua Qin tidak tertuju pada mereka. Mereka terus melanjutkan pengejaran. Di belakang mereka, Xia Feng tiba dengan anak buahnya tapi seketika terkejut melihat pemandangan itu.     

"Pergi!" Menteri Hua langsung memberi perintah.     

"Baik, Menteri." Xia Feng mengangguk dan melanjutkan pengejaran.     

Setelah mereka semua pergi, Menteri Hua melihat ke arah Tetua Qin dengan ekspresi yang terlihat rumit.     

"Kakak Senior, aku tidak menyukaimu karena kau sangat tidak peduli pada apapun, tapi aku tidak menyangka kau akan mati secara heroik seperti ini. Aku akan mengingat musik yang kau mainkan hari ini, selamanya." Menteri Hua melihat ke arah tubuh Tetua Qin dan berkata, "Sayangnya, kematianmu tidak akan menyelamatkan mereka. Mereka tidak bisa kabur dariku."     

Menteri Hua duduk dan mulai melakukan sihir penyembuhan. Nandou Tai duduk di sebelahnya, wajahnya masih terlihat pucat. Alasan kenapa Tetua Qin memilih untuk mengerahkan seluruh kekuatannya sebelum mati kemungkinan karena ia ingin mengulur waktu dengan menghentikan dua orang terkuat ini. Tetapi Yan Shao dan Han Mo juga bukan sembarang orang, dan pasukan mereka yang dipimpin oleh Xia Feng juga tidak terluka saat ini.     

Seperti yang diduga oleh Menteri Hua, karena Sekolah Emperor Star mampu mengungguli enam sekolah lain di Akademi Donghai, kepala sekolah Yan Shao dan Han Mo benar-benar kuat. Tubuh mereka dikelilingi sihir angin, dan kini mengejar kelompok Ye Futian dengan kecepatan tinggi. Mereka bahkan jauh lebih cepat dari bangau tersebut, kemampuan kultivasi Menteri Hua bahkan lebih rendah dari Yan Shao.     

Yi Xiang sedang berdiri di punggung bangau tersebut dan melihat Yan Shao dan Han Mo semakin mendekati mereka, ia samar-samar sedang memikirkan sesuatu. Dia berkata, "Pergi, cepatlah. Jangan pedulikan aku."     

"Senior…" Ye Futian melihat ke arah Yi Xiang.     

"Jangan berpikiran macam-macam, aku tidak akan mati untukmu. Jika aku tidak mampu melawan mereka, aku akan mundur. Jaga dirimu baik-baik," ujar Yi Xiang. Dia langsung mengambil langkah ke belakang.     

Mendengar hal tersebut, Ye Futian merasa lega. Meskipun memiliki watak pemarah, Yi Xiang merupakan orang yang sangat cerdas. Dia selalu tahu mana pilihan yang paling menguntungkan.     

Melihat Yi Xiang datang, Yan Shao dan Han Mo berpencar. Mereka sudah belajar dari pertarungan sebelumnya melawan Tetua Qin. Mereka berpencar agar Yi Xiang hanya mampu menghentikan langkah satu orang.     

Yi Xiang dalam hati mengumpat pada kedua pria licik ini.     

Tanpa pikir panjang, Yi Xiang menerjang ke arah Yan Shao, kepala sekolah dari Sekolah Emperor Star. Yan Shao lebih kuat dan mahir dalam sihir angin, sehingga ia mampu meningkatkan kecepatannya dan Han Mo. Karena itu, Yi Xiang memilih bertarung dengan Yan Shao agar Ye Futian punya kesempatan untuk kabur.     

"Yi Xiang, kita sudah lama tidak bertarung bukan?" tanya Yan Shao ketika Yi Xiang berjalan ke arahnya.     

"Kesempatan itu datang hari ini" Yi Xiang maju ke depan Yan Shao dan menantangnya tanpa ragu.     

Sementara bagi Ye Futian dan Hua Jieyu, mereka hanya bisa bergantung pada diri mereka sendiri. Jika mereka dicegat oleh kedua orang yang mengejarnya itu, situasi akan semakin berbahaya. Han Mo masih terus mengejar dan di belakangnya terdapat Xia Feng dan pasukannya. Mereka hanya memandang ke arah Yan Shao dan Yi Xiang, tapi tidak berhenti. Yang mereka kejar masih berada di depan mereka.     

"Aku pergi duluan," ujar Xia Feng. Dia menaiki pedangnya dengan kecepatan tinggi, mengejar ke depan. Tak lama, dia akan berpapasan dengan Han Mo dan mengejar bangau tersebut bersama-sama.     

Bangau tersebut berhenti dan menoleh ke arah Ye Futian dan yang lainnya, ia berkoak. Ye Futian sepertinya tahu apa yang dimaksud oleh bangau tersebut, dan bertanya, "Kau ingin kami pergi duluan?"     

Bangau itu mengangguk. Ye Futian memandang ke arah Nandou Wenyin, yang juga mengangguk kepadanya.     

"Berhati-hatilah," ujar Ye Futian. Lalu, Nandou Wenyin, Ye Futian, dan Hua Jieyu melanjutkan perjalanan mereka. Ketika mereka turun dari punggungnya, bangau tersebut langsung terbang menuju Han Mo dan Xia Feng. Suara teriakan dari bangau tersebut berubah menjadi gelombang suara yang menyerang gendang telinga Han Mo dan Xia Feng.     

"Kau pergi dan kejar mereka," ujar Han Mo lalu pergi menuju bangau tersebut. Xia Feng mengangguk dan mencoba melewati bangau itu dari samping. Tetapi, bangau itu mengepakkan sayapnya lagi dan gelombang suara kembali terdengar. Sambil mengepakkan sayapnya, ia menerkam mereka dengan cakarnya yang tajam.     

"Dasar kau monster jahat!" Xia Feng mengayunkan pedangnya tapi bangau itu langsung mengelak dan menerkam Han Mo. Bangau tersebut berusaha menghentikan keduanya sekaligus.     

Wajah Han Mo dan Xia Feng berkerut. Saat ini, anak buah Xia Feng terlihat mendekati mereka. Xia Feng memberi perintah, "Pergi, dan tangkap mereka bertiga." Dia dan Han Mo mengepung bangau tersebut, tidak membiarkannya menolong Ye Futian dan yang lainnya.     

Pasukan Xia Feng berhasil melewati bangau tersebut. Karena yang tersisa hanya Ye Futian, Hua Jieyu, dan Nandou Wenyin pasukan elit dari prefektur Laut Timur sudah cukup untuk menangkap mereka dengan mudah. Bahkan Nandou Wenyin yang cukup berbahaya tidak akan mampu menghadapi mereka, jadi Xia Feng tidak merasa khawatir.     

Seperti yang diduga, ketiganya kini dihadang pasukan Xia Feng.     

Mereka berhenti dan Nandou Wenyin melihat ke arah Ye Futian. "Bawa Jieyu pergi."     

"Percuma." Sambil menggendong Hua Jieyu, Ye Futian menggelengkan kepalanya. Mereka sudah melarikan diri sejauh ini tapi mereka sudah terlalu lemah. Musuh mereka tidak menyerah dan akhirnya berhasil mengejar mereka. Mustahil untuk melarikan diri sekarang.     

Nandou Wenyin juga paham akan situasi tersebut. Apakah mereka akan mati hari ini? Tetua Qin yang malang telah mengorbankan nyawanya untuk mereka, tapi tetap saja, tidak ada yang bisa dirubah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.