Legenda Futian

Menghadiri Perjamuan



Menghadiri Perjamuan

0Di aula utama istana kaisar dari Kerajaan Cangye, seorang duta besar dari Negeri Nandou telah tiba. Kaisar Ye menemuinya sambil duduk di kursi singgasananya.     
0

"Salam, Kaisar Ye," ujar duta besar itu. Dia berlutut di atas lantai lalu membungkuk hormat pada sang kaisar.     

"Berdirilah," ujar Kaisar Ye.     

"Terima kasih, Yang Mulia." Duta besar itu berdiri dari atas lantai dan melihat ke arah Kaisar Ye. "Saya berada di sini atas perintah Yang Mulia Negeri Nandou. Kami mendengar bahwa pengkhianat dari negara kami, Ye Futian dan Hua Jieyu, sedang berada di sini, di Istana Cangye. Yang Mulia telah mengirim saya dengan permintaan agar mereka dikembalikan ke Negeri Nandou untuk menerima hukuman."     

"Mereka sudah menjadi warga dari Kerajaan Cangye. Selain itu, aku sudah memberikan gelar seorang puteri pada Hua Jieyu dan dia sekarang adalah putri baptisku. Tolong sampaikan pesan itu kepada kaisarmu, mereka tidak lagi memiliki hubungan dengan negaramu. Jangan gunakan istilah 'pengkhianat' untuk merujuk pada mereka lagi," ujar Kaisar Ye dengan sikap dingin. Dia terlihat bermartabat dan tegas.     

"Mereka dulunya adalah warga dari Prefektur Laut Timur di Negeri Nandou dan telah menentang perintah dari sang kaisar. Mereka adalah pengkhianat dan pantas untuk dihukum mati. Apakah benar-benar pantas bagi Kaisar Ye untuk menangani sesuatu dengan cara seperti ini?" duta besar itu bertanya kepada sang kaisar tanpa rasa takut.     

"Sungguh tidak masuk akal!" ujar seseorang di samping ruangan. Mereka menatap ke arah duta besar itu dengan tatapan mata yang dingin, tetapi dia hanya mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Kaisar Ye dengan tenang, tidak sombong maupun rendah hati.     

"Aku akan mengulangi perkataanku sekali lagi. Mereka sekarang adalah bagian dari Kerajaan Cangye. Hua Jieyu adalah seorang puteri dan, di masa depan, Ye Futian akan menjadi seorang pangeran. Apakah kau dapat mendengarkanku dengan jelas?" ucapnya dengan tegas. Kekuatan dari Noble menimpa duta besar itu dan dia bisa merasakan sebuah kekuatan tak terlihat sedang menekan kepalanya.     

"Negara kami rela menukarkan sebuah kota untuk masing-masing dari mereka," duta besar itu terlihat menundukkan kepalanya.     

"Jika aku menginginkan salah satu dari kotamu, aku akan berjuang mendapatkannya sendiri. Kau boleh kembali untuk menjawab kaisarmu sekarang," ujar Kaisar Ye. Pertempuran selalu terjadi di perbatasan kedua negara. Suatu hari, kota-kota perbatasan menjadi milik Negeri Nandou, selanjutnya, menjadi milik Kerajaan Cangye. Kota-kota itu berpindah tangan setiap beberapa hari. Bagi seorang kaisar dari suatu negara, apa gunanya dari satu kota tersebut?     

Duta Besar mengulurkan kedua tangannya, membungkuk hormat, dan berkata, "Perjamuan Tingfeng di Negeri Nandou akan segera dimulai. Kami mengundang para kaisar dari masing-masing negara untuk hadir. Kaisar kami telah mengirim saya ke sini dengan membawa undangan, mengundang Kaisar Ye untuk hadir." Dia mengambil sebuah undangan dan menyerahkannya dengan kedua tangannya. Seseorang mengambil undangan tersebut dan kemudian menyerahkannya kepada Kaisar Ye. Dia membacanya dan tersenyum. "Baiklah. Katakan pada kaisarmu bahwa aku akan menghadiri perjamuan."     

"Negeri Nandou akan menunggu kehadiran dari Kaisar Ye. Saya pamit pergi sekarang," duta besar itu menundukkan kepalanya dan melangkah mundur ke belakang. Dia terus mundur hingga keluar dari aula sebelum membungkuk sekali lagi dan baru kemudian, dia berbalik untuk pergi.     

Setelah dia pergi, Kaisar Ye meletakkan undangan itu di tangannya dan tengah berpikir keras. Kaisar Luo benar-benar mengundang seorang kaisar dari berbagai negara untuk menghadiri Perjamuan Tingfeng. Apakah dia begitu percaya diri dalam perjamuan tahun ini?     

Kemudian ia berdiri, lalu Kaisar Ye berjalan keluar dari aula utama.     

Ye Futian tidak tahu akan hal ini. Meskipun dia tahu bahwa hasil Perjamuan Fenghua mungkin akan menarik perhatian dari Negeri Nandou, dia tidak pernah berpikir bahwa mereka akan mengirim seseorang begitu cepat.     

Di gunung, Penasihat Kekaisaran Mo He, berkata kepada Hua Jieyu, "Roh Kehidupan Putri Jieyu tampaknya telah berevolusi. Dahulu di Negara Nandou yang lama, saya terbiasa mengikuti Yang Mulia berkeliling dan memiliki pemahaman yang cukup baik tentang Roh Kehidupan ini. Puteri Jieyu, anda bisa terus berkultivasi di sini dan saya bisa mengajari anda apa yang saya ketahui."     

Mata Hua Jieyu berbinar dan dia dengan cepat mengangguk. "Terima kasih, Kakak Senior."     

"Saya sudah menyembunyikan nama saya begitu lama, bahkan Yang Mulia, Kaisar Ye, tidak tahu akan identitas saya yang sebenarnya. Di depan umum, anda bisa terus memanggil saya Penasihat Kekaisaran," ujar Mo He.     

"Baiklah." semua orang mengangguk. Ye Futian merasa tersentuh. Siapa yang akan berpikir bahwa di negeri asing ini, mereka dapat bertemu dengan seorang penyihir kekaisaran dari keluarga kerajaan Negeri Nandou sebelumnya? Bertahun-tahun yang lalu, keluarga kerajaan Nandou dilucuti dari gelar mereka dan pindah dari Prefektur Laut Timur untuk menghindari bahaya. Mereka bahkan tidak berani berpikir untuk memberontak karena mereka takut Kaisar Luo akan mencoba membunuh mereka. Setelah sang pengawal kekaisaran, Luo Tianyin, telah menjadi kaisar. Satu perintah kaisar darinya mampu menakuti semua anggota klan. Benar-benar sebuah lelucon.     

"Seseorang baru saja tiba disini," ujar sang penasihat kekaisaran. Dia berjalan keluar dan beberapa saat kemudian, Pangeran Ye Danchen dan Puteri Ye Lingxi telah tiba.     

"Salam, Penasihat Kekaisaran." Keduanya membungkuk pada Tetua tersebut untuk memberi hormat.     

"Tidak perlu formalitas, Yang Mulia," ujar Mo He.     

"Penasihat Kekaisaran, kami di sini untuk menemui Ye Futian dan yang lainnya," ujar Ye Danchen.     

Mo He mengangguk. Ye Futian berjalan mendekat dan bertanya, "Ada apa, Yang Mulia?"     

"Belum lama ini, seorang duta besar dari Negeri Nandou datang untuk menemui Ayah, memintanya untuk menyerahkan kalian berdua," Ye Danchen menjelaskan. Mata Ye Futian terlihat bimbang. Mereka bereaksi secepat ini.     

"Ayah menolak, tentu saja. Namun, duta besar itu kemudian mengeluarkan sebuah undangan, mereka mengundang Ayah ke Perjamuan Tingfeng. Ayah ingin membawa kesepuluh kultivator di Tingkat Fenghua bersamanya dan ingin tahu apakah kalian bersedia untuk melakukannya," Ye Danchen bertanya kepada Ye Futian.     

"Perjamuan Tingfeng." Ye Futian terlihat membeku. Itu nama yang tidak asing. Dahulu, saat masih berada di Negeri Nandou, Menteri Zuo ingin dia pergi ke kota kekaisaran di musim semi untuk menghadiri Perjamuan Tingfeng. Ye Futian berpikiran sama dan bersiap untuk melakukan perjalanan. Tetapi dalam rentang satu bulan saja, yang terasa seperti waktu yang lama, mendengar tentang perjamuan itu, rasanya begitu asing.     

Apakah Perjamuan Tingfeng akan segera dimulai?     

"Kami akan pergi," Ye Futian mengangguk tanpa ragu. Dia ingin melihat Kaisar Luo secara langsung, orang yang telah menghancurkan hidupnya dengan satu perintah kaisar. Adapun untuk keselamatan dirinya, Ye Futian tidak khawatir. Meskipun Kerajaan Cangye dan Negeri Nandou telah menjadi saingan selama ratusan tahun, tidak pernah ada pertempuran yang cukup signifikan untuk menghancurkan kedua negara itu. Bahkan ketika ada pertempuran yang terlihat serius, kedua negara itu tahu akan batasnya. Ada keseimbangan yang aneh dalam hubungan kedua negara tersebut. Hal itu adalah sesuatu yang tak seorangpun ingin menghancurkannya.     

Alasannya sederhana. Kedua kaisar adalah kultivator yang kuat di tingkat Noble Plane. Tidak ada yang memiliki keunggulan dibandingkan yang lain. Suatu hal yang benar-benar menentukan nasib suatu negara bukanlah kekuatan pasukannya tetapi kemampuan pemimpinnya, kemampuan dari seorang kaisar. Sebagai contoh, di Negeri Nandou yang lama, sang kaisar telah gagal dan menyebabkan seluruh keluarga digulingkan, dan peristiwa tersebut menjadi sebuah sejarah.     

Jika Ye Futian menghadiri perjamuan itu bersama Kaisar Ye, Kaisar Luo tidak akan membunuhnya bahkan jika dia menginginkannya, karena apa yang akan terjadi jika Kaisar Ye menerobos masuk ke istana kekaisaran Negeri Nandou dengan kemarahan besar? Bertarung dengan seseorang di tingkat Noble Plane hanya berarti kematian. Bahkan di antara negara yang tengah bersaing, terdapat saling pengertian satu sama lain. Tidak ada yang diizinkan untuk bertindak melewati batas dan merusak keseimbangan yang ada. Jika tidak, akan ada konsekuensi yang berat. Hal itu akan berlaku, kecuali, salah satu dari kaisar tersebut sudah cukup kuat untuk membunuh yang lainnya saat itu juga.     

Dalam dunia kultivasi, kemampuan pribadi lebih penting daripada yang lainnya. Bahkan kekuatan kerajaan adalah hasil dari kemampuan seseorang.     

Karena Kaisar Ye telah menyuruh Ye Danchen datang untuk meminta Ye Futian hadir, jelas bahwa dia juga menyadari hal ini. Kaisar Luo tidak akan berani menyentuh Ye Futian, terutama di negaranya sendiri.     

"Apakah kalian semua ikut pergi?" Ye Lingxi bertanya, melihat ke arah Yu Sheng dan Hua Jieyu.     

"Jieyu seharusnya tidak pergi. Dia harus tetap menjaga Guru," ujar Ye Futian. Pada kenyataannya, Hua Fengliu baik-baik saja di bawah pengawasan Nandou Wenyin dan Tang Lan. Selain itu, luka-lukanya sudah jauh lebih baik, tetapi Hua Jieyu harus tinggal dan berkultivasi dengan sang penasihat kekaisaran. Hal itu ada hubungannya dengan masa depannya dalam berkultivasi.     

"Baiklah," Ye Danchen mengangguk. "Aku akan bertanya kepada yang lainnya sekarang. Aku akan datang menemuimu lagi jika sudah saatnya untuk pergi."     

"Terima kasih, Yang Mulia." Ye Futian mengangguk untuk merespon. Ye Danchen dan Ye Lingxi kemudian pergi.     

"Apakah kau akan benar-benar pergi ke kota kekaisaran di Negeri Nandou?" Hua Fengliu bertanya pada Ye Futian.     

"Ya. Aku sudah merencanakan untuk pergi. Ini adalah kesempatan yang sempurna." Ye Futian tersenyum.     

"Berhati-hatilah," Hua Fengliu mengingatkan.     

"Guru, jangan khawatir dan fokus saja pada perawatan anda. Anda harus memperbaiki Roh Kehidupan anda, kalau tidak itu akan sangat memalukan bagi anda ketika saya akan melampaui anda dalam beberapa tahun ke depan," Ye Futian tertawa.     

"Baiklah. Ketika aku sudah sembuh sepenuhnya, Aku bisa memandu kultivasimu dengan benar." Hua Fengliu tersenyum pada muridnya.     

Ye Futian merinding melihat senyum palsu itu di wajah gurunya. "Guru, bakat yang anda miliki tidak ada bandingannya. Ketika anda sudah sepenuhnya sembuh, anda pasti akan melakukan hal-hal yang besar. Tidak bisa dibandingkan dengan saya."     

Baru saat itulah Hua Fengliu terlihat mengangguk puas. Jauh di lubuk hati, Ye Futian mengutuknya karena sangat tak tahu malu. Dia begitu gemar menindas muridnya!     

...     

Pagi berikutnya, sekelompok orang terlihat berkumpul di luar istana kekaisaran. Mereka adalah para kultivator hebat dari Perjamuan Fenghua. Perhatian mereka jatuh pada Ye Futian, Yu Sheng, dan Ye Danchen ketika mereka keluar. Semua orang memiliki ekspresi wajah yang berbeda.     

Bukankah Ye Futian berasal dari Negeri Nandou? Memutuskan pergi untuk menghadiri Perjamuan Tingfeng adalah kesempatan yang sempurna bagi mereka untuk melihat seberapa kuat para kultivator di Negeri Nandou.     

"Dimana Hua Jieyu?" Lin Yueyao tidak bisa menahan diri untuk bertanya ketika dia menyadari bahwa Hue Jieyu tidak ada disana.     

"Dia punya urusan lain yang harus diselesaikan dan tidak akan ikut dengan kita," jawab Ye Futian. Dia terlihat cukup terkejut. Dia tidak menyangka Lin Yueyao akan bertanya tentang Jieyu.     

Lin Yueyao terlihat mengangguk pelan dan tidak mengatakan apa-apa lagi.     

Beberapa saat kemudian, sekelompok orang keluar dari istana. Mereka adalah Kaisar Ye dan rombongannya. Selain sang kaisar, ada beberapa tokoh yang tampak sangat bermartabat. Mereka pasti orang-orang dengan tingkat kultivasi yang sangat tinggi.     

Sebuah raungan keras terdengar dari dalam istana kekaisaran. Semua orang melihat ke atas dan melihat seekor makhluk menakutkan sedang menuju ke arah mereka. Monster yang menakutkan itu adalah seekor Flood Dragon. Naga itu mendekat dan bergerak ke dekat Kaisar Ye.     

"Ayo kita berangkat karena semua sudah ada di sini. Aku ingin membawa kalian dalam perjalanan ini untuk menunjukkan pada kalian para kultivator dari negara lain. Jangan membatasi dirimu dengan lingkup di Kerajaan Cangye. Mungkin ada hari ketika kau akan pergi dari sini." Kaisar Ye tersenyum dan berjalan ke arah Flood Dragon. Semua orang mengikuti sang kaisar ke atas punggung naga itu.     

Dengan suara raungan yang nyaring dan hembusan angin yang besar, Flood Dragon tersebut terangkat ke udara, naik semakin tinggi. Naga itu menembus awan dengan kecepatan yang mengerikan, menuju ke arah Negeri Nandou.     

Kerajaan Cangye berada lebih dari seratus kilometer jauhnya dari Negeri Nandou. Tetapi, karena tingkat kultivasi yang tinggi dari Flood Dragon itu, dia bergerak dengan bantuan angin dan mereka telah tiba di kota kekaisaran Negeri Nandou dalam waktu satu hari.     

Saat ini, para kultivator kuat dari seluruh negeri telah berkumpul di kota kekaisaran. Kaisar Luo juga mengundang para kaisar dari negara lain untuk menghadiri perjamuan itu. Para monster yang tak terhitung jumlahnya terlihat melayang di atas langit, meramaikan udara dengan suara raungan mereka. Tetapi ketika Flood Dragon itu terbang melintas, semua orang menatapnya dari jauh. Mereka melihat barisan orang yang berada di atas naga tersebut sambil mencoba menebak identitas mereka.     

Flood Dragon adalah monster buas yang berbeda dari yang lainnya. Naga itu pasti adalah monster iblis yang sangat kuat. Orang seperti apa yang mampu mengendalikan monster seperti itu?     

Kaisar Ye berdiri di atas punggung naga itu dengan tenang, membiarkan angin bertiup bebas padanya. Rambutnya yang panjang tertiup angin. Di sebelahnya berdiri Ye Futian, yang memandang ke bawah ke kota kekaisaran.     

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Kaisar Ye sambil tersenyum. Ye Futian pasti telah merasakan beberapa emosi karena telah kembali ke sini.     

"Saya sedang memikirkan kapan saya akhirnya dapat menghancurkan Istana Nandou," jawab Ye Futian saat dia melihat jauh ke depan. Senyum kecil menghiasi wajahnya, nada suaranya terdengar tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.