Legenda Futian

Kemarahan Sang Permaisuri



Kemarahan Sang Permaisuri

0Istana Loulan, paviliun Sang Permaisuri. Saat ini, sang permaisuri tengah duduk dengan diam di sebuah gazebo. Di sebelahnya, Loulan Xue terlihat berdiri tegak seperti patung.     
0

"Bagaimana pendapatmu tentangnya?" sang Permaisuri tiba-tiba bertanya.     

Loulan Xue memandang sang Permaisuri dengan bingung.     

"Ye Futian," dia menjelaskan.     

"Dia sangat berbakat," jawab Loulan Xue.     

"Selain berbakat?" sang Permaisuri terus bertanya.     

Loulan Xue mengedipkan mata beberapa kali, ia masih belum memahami maksud di balik pertanyaan ibunya. Melihat betapa bingungnya Loulan Xue, sang Permaisuri menyadari bahwa putrinya tidak mengerti apa-apa terhadap hal-hal seperti ini. Tatapan matanya tertuju ke arah kolam di dekat gazebo itu. Dia berkata dengan lembut, "Dia sangat tampan. Sulit untuk menemukan seseorang yang begitu tampan di istana ini. Ditambah, dia juga berbakat. Meskipun dia masih muda, usia tidak pernah menjadi masalah saat kita membahas dunia kultivasi. Bagaimana menurutmu?"     

Mata berwarna perak Loulan Xue yang indah itu terbelalak. Ekspresi yang muncul di wajahnya menandakan bahwa dia akhirnya mengerti arti dari perkataan ibunya.     

"Saya tidak pernah memikirkannya," ujar Loulan Xue.     

"Belum terlambat untuk mulai memikirkannya sekarang," ujar sang Permaisuri, sambil mengalihkan pandangannya ke arah putrinya. "Kau harus mulai memikirkan masalah ini cepat atau lambat. Sekarang calon yang sempurna telah muncul di hadapan kita. Jika kau membiarkannya pergi, akan sulit untuk menemukan seorang pria yang lebih baik darinya."     

Loulan Xue menatap mata ibunya, menyadari bahwa dia benar. Ye Futian berhasil memperoleh alat ritual dan buku berharga itu di Dharma Plane tingkat pertama. Ibunya juga mengatakan kepadanya bahwa Ye Futian dapat berkomunikasi dengan aura sage dalam buku tersebut. Tidak ada keraguan bahwa dia sangat berbakat. Dia juga sangat tampan, yang memang membuatnya menjadi seorang kandidat yang sempurna.     

Sang Permaisuri memperhatikan bahwa Loulan Xue sedang memikirkan apa yang baru saja dikatakannya. "Jika kau tidak memilihnya sekarang, kau tetap harus memilih seseorang di masa depan. Pikirkanlah baik-baik."     

Loulan Xue terlihat ragu-ragu sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah." Jawabannya sangat sederhana, seolah-olah dia tidak sedang membuat salah satu keputusan paling penting dalam hidupnya. Hal itu hanyalah sebuah misi yang harus diselesaikan olehnya.     

Seperti yang dikatakan oleh sang Permaisuri, dia harus menemukan seorang pria cepat atau lambat dan dia memang memiliki kesan yang mendalam terhadap Ye Futian. Dia sangat tampan.     

"Kalau begitu semuanya telah diputuskan," sang Permaisuri tersenyum. Dia sangat memahami tentang kepribadian putrinya. Loulan Xue tidak tertarik pada banyak hal, seperti sikap yang dia tunjukkan kepada orang lain. Hal ini juga berlaku untuk kehidupan cintanya. Dia tentu saja belum mengenal Ye Futian terlalu lama, dia tidak punya perasaan khusus untuknya, tapi dia tahu bagaimana cara membuat pilihan terbaik untuk dirinya sendiri. Ye Futian jelas bukan sebuah pilihan yang buruk.     

"Permaisuri," seorang gadis pelayan masuk untuk melapor, "Dia telah terbangun."     

"Waktu yang tepat." Sang Permaisuri tersenyum. "Suruh dia datang kemari."     

Gadis itu terkejut. Sang Permaisuri mengundang Ye Futian ke paviliunnya? Tidak ada orang lain yang memiliki hak istimewa seperti ini. Meskipun dia terkejut, dia harus menahan emosinya. Gadis pelayan itu membungkuk hormat dan pergi untuk melaksanakan perintah sang Permaisuri.     

Tidak lama kemudian, Ye Futian diantar ke paviliun sang Permaisuri. Di matanya, sang Permaisuri dan Loulan Xue tampak seperti kakak-adik, keduanya sangat dingin namun cantik. Kecuali, kecantikan sang Permaisuri lebih terlihat bermartabat. Tidak ada yang berani untuk tidak menghormatinya. Dengan rambut dan mata berwarna perak, kecantikan Loulan Xue sangat mempesona.     

"Salam untuk sang Permaisuri yang terhormat." Ye Futian membungkuk hormat.     

Sang Permaisuri mengangguk dan menatap lurus ke arahnya. "Bagaimana hasil dari kultivasimu?"     

"Saya telah membuat beberapa kemajuan berkat anda, Permaisuri," ujar Ye Futian, mengungkapkan rasa terima kasihnya. Dia merasa khawatir tentang mengapa permaisuri memanggilnya. Paviliun tempat sang Permaisuri dan sang Virgin tinggal tampak seperti sebuah tempat di mana ia tidak boleh sembarangan memasukinya.     

"Kau pantas mendapatkannya," jawab sang Permaisuri dengan acuh tak acuh. "Bagaimana pendapatmu tentang penampilan dari sang Virgin?"     

Ye Futian terdiam. Yang dia lakukan hanyalah berkedip. Apa yang sedang terjadi? Dia melihat ke arah Loulan Xue. Dia hanya berdiri di sana, terlihat dingin dan tidak mengatakan apa pun, seperti sebuah patung.     

"Tentu saja dia sangat cantik," jawab Ye Futian dengan sebuah anggukan. Dia mengatakan hal yang sebenarnya. Dia adalah seorang pria yang jujur.     

"Di Bangsa Loulan Kuno, baik itu terkait penampilan sang Virgin atau bakat yang dimilikinya, dia benar-benar luar biasa. Bisa dikatakan ia tidak tertandingi," sang Permaisuri terus berbicara, memuji putrinya.     

Otaknya berpikir keras ketika Ye Futian mencoba mencari tahu mengapa sang Permaisuri mengatakan semua ini kepadanya.     

"Sehingga, sulit untuk menemukan seorang pria yang layak menjadi pendamping bagi sang Virgin di Bangsa Loulan Kuno ini," ujarnya. "Sangat sulit untuk membicarakan masa depan sang Virgin."     

Ye Futian tidak berani berkomentar apa pun. Sebuah pemikiran konyol muncul di benaknya, Apakah ketampananku telah menimbulkan masalah lagi?     

"Bagaimana menurutmu tentang hal ini?" sang Permaisuri bertanya kepada Ye Futian sambil tersenyum.     

"Saya tidak berani berkomentar tentang masalah yang begitu penting seperti ini." Ye Futian terlihat menunduk. Dia punya firasat buruk tentang semua ini.     

Sang Permaisuri terkekeh. Apakah dia sedang berpura-pura bodoh? Maksud yang ia sampaikan sudah sangat jelas tetapi Ye Futian masih belum memberikan jawaban yang tepat. Apakah sang permaisuri benar-benar harus mengatakan secara jelas untuknya? Bocah ini terlalu licik.     

"Bagaimana menurutmu jika aku menjodohkan sang Virgin denganmu?" tanya sang Permaisuri. Nada suaranya terdengar sangat santai.     

Seluruh tubuh Ye Futian menegang. Dia bahkan terlihat lebih gugup daripada saat dia melawan para Noble dan pasukan di peninggalan Loulan. Saat ini, dia berada di dalam paviliun sang Permaisuri di kerajaan lainnya dan sang Permaisuri mencoba untuk menikahkan putrinya dengannya. Tidak ada kata-kata yang dapat menjelaskan betapa stresnya dia saat ini.     

"Bagaimana saya bisa pantas disandingkan dengan sang Virgin?" Ye Futian berkata dengan sopan. Setelah dia selesai berbicara, sebuah kekuatan yang tak terlihat seperti menekannya. Dia merasakan hawa dingin. Itu adalah aura sang Permaisuri.     

"Jika aku telah berkata bahwa kau cukup layak, maka tidak ada masalah," ujar sang Permaisuri. Beraninya bocah ini berkata tidak?     

"..." Ye Futian benar-benar tercengang.     

Otaknya berpikir semakin keras. "Sang Virgin dan saya belum lama mengenal satu sama lain dan nyaris tidak pernah berkomunikasi. Akan terlihat tidak adil bagi sang Virgin untuk menerima keputusan yang terburu-buru seperti ini."     

Loulan Xue menatapnya dengan tenang dan berkata, "Aku tidak keberatan."     

"..." Ye Futian dibuat terdiam. Aku tahu bahwa wajahku sangat tampan tetapi bagaimana bisa mereka begitu terang-terangan seperti ini?     

"Jika kau sudah berdiri di sini, itu berarti aku sudah meminta pendapat sang Virgin. Kau tidak perlu mempertimbangkan hal lainnya," ujar sang Permaisuri. "Aku akan memilih tanggal yang baik dan mengumumkannya kepada orang-orang. Mari kita segera mengadakan pernikahan untuk kalian berdua. Bagaimana menurutmu?"     

"Permaisuri, anda tidak bisa melakukan hal ini." Terdapat sebuah perubahan dalam ekspresi Ye Futian. Hua Jieyu masih menunggunya di Kerajaan Cangye. Tidak mungkin dia akan menikahi gadis lainnya.     

Permaisuri mengerutkan kening. Kekuatan dari energi agung lainnya dipancarkan darinya dan menekan ke arah Ye Futian.     

"Saya sudah mempunyai seorang kekasih yang sangat saya cintai." Ye Futian tahu tidak ada cara lain selain hal ini. Yang bisa dia lakukan adalah mengatakan yang sebenarnya.     

"Bagaimana dia bisa lebih baik daripada sang Virgin?" tanya sang Permaisuri setelah berhenti sejenak karena kaget. Dia mencoba untuk menjodohkan Loulan Xue dengan Ye Futian dan Ye Futian memilih untuk menolaknya. Sekarang, dia mencoba melakukan segala cara untuk keluar dari situasi ini. Dia adalah sang permaisuri, jadi tentu saja, hal ini jelas membuat suasana hatinya menjadi buruk.     

"Permaisuri, ini bukan masalah siapa yang lebih baik atau lebih berbakat," ujar Ye Futian. Dalam hatinya, Hua Jieyu jelas lebih baik tetapi dia tidak bisa jujur dan mengatakan hal itu kepada sang Permaisuri.     

Sang Permaisuri menatap ke arah Ye Futian. Dia bisa melihat keyakinan di matanya. Ye Futian menatap lurus ke mata sang Permaisuri, tidak mau menyerah. Kekuatan energi itu menghilang dan dia mulai berbicara lagi, "Jika demikian, maka kau dapat menjadikan gadis itu sebagai seorang selir."     

Menjadikan Hua Jieyu sebagai seorang selir? Ye Futian menggelengkan kepalanya pada sang Permaisuri.     

Sang Permaisuri semakin mengerutkan keningnya dan dia terus menatapnya. "Jangan bilang kau berencana menjadikan sang Virgin sebagai seorang selir?" Dia sudah bersikap sangat sopan pada Ye Futian. Jika bukan karena sang Sage yang mengagumi Ye Futian, dia tidak akan sudi berada di sini dan melakukan perdebatan dengan bocah seperti Ye Futian. Dia adalah sang permaisuri! Tapi inilah sikap yang ditunjukkan oleh Ye Futian, dia tidak menghargai kebaikan hatinya.     

"Kalau begitu, aku harus membunuhnya," ujar sang permaisuri dengan nada dingin.     

Begitu dia mendengar kata-kata tersebut, sorot mata Ye Futian menajam, menatap tajam ke arah sang Permaisuri. Tinjunya mengepal erat. Dia berusaha mengendalikan amarahnya yang mendidih.     

Tampak merasakan perubahan dalam diri Ye Futian, aura sang Permaisuri terasa semakin dingin. Segala sesuatu di sekitarnya tampak akan membeku. Suasana di ruangan itu sedingin es. Loulan Xue juga tidak mengantisipasi bahwa semuanya akan berakhir seperti ini. Dia memandangi dua orang di depannya dan berkata, "Jika dia tidak mau, mari kita lupakan saja masalah ini."     

Kemarahan sang Permaisuri tidak hilang setelah mendengar kata-kata ini, alih-alih auranya terasa semakin dingin. Dia telah membicarakan pernikahan untuk putrinya dan menawarkan untuk menjodohkan Loulan Xue dengan Ye Futian. Kemudian, dia benar-benar menolaknya. Mendengar kata-kata putrinya sekarang, hanya membuat sang Permaisuri merasa bahwa Loulan Xue telah dipermainkan oleh Ye Futian.     

Sang Permaisuri memanggil seseorang dan beberapa wanita muncul ke hadapannya. "Tangkap baj*ngan itu, dan awasi dia," perintah sang Permaisuri.     

"Baik!" Wanita-wanita itu melangkah mendekat ke arahnya.     

"Saya bisa pergi keluar sendiri," ujar Ye Futian. Dia berbalik dan mulai berjalan pergi dengan para wanita itu mengikuti di belakangnya.     

"Sungguh tidak masuk akal!" ujar sang Permaisuri penuh amarah. Dasar baj*ngan!     

"Anda ingin aku menikah dengannya karena kau mengagumi bakatnya dan ingin dia menjadi seorang warga negara di Bangsa Loulan Kuno tetapi dengan melakukan hal ini, anda telah menyinggung perasaannya." Loulan Xue tetap terlihat tenang. Meskipun, dia memang merasa aneh. Ibunya telah mengajukan sebuah tawaran untuk menikahinya dengan Ye Futian dan dia bahkan menyetujui penawaran tersebut. Sekarang, mereka berdua sudah ditolak mentah-mentah.     

"Kalau begitu, bunuh dia," ujar sang Permaisuri dengan sikap dingin. Memangnya kenapa jika dia sangat berbakat? Dia sudah cukup berkompromi, membiarkan dia untuk menikahi kedua wanita tersebut. Idiot itu sendiri yang memilih untuk menolak. Apakah dia benar-benar berencana untuk menjadikan Loulan Xue sebagai selirnya? Atau apakah dia berpikir bahwa Loulan Xue tidak layak menjadi istrinya?     

"Kenapa anda harus melakukan hal ini? Bukankah anda sendiri yang mengatakan bahwa sang sage sangat mengagumi Ye Futian?" Loulan Xue berusaha untuk mencegah ibunya membunuh Ye Futian.     

Kemarahan sang Permaisuri mulai mereda. Dia hanya merasa kesal. Bagaimanapun juga, sang Virgin adalah anak perempuan satu-satunya. Sebagai seorang permaisuri, tentu saja, dia akan merasa kesal setelah ditolak oleh Ye Futian apalagi san Permaisuri sendiri yang menawarkan putrinya untuk menikah.     

"Aku akan berbicara dengan sang sage." Dalam sekejap, sang Permaisuri menghilang dan muncul di aula untuk berkultivasi. Dia duduk di tengah-tengah matriks es tersebut. Buku itu masih melayang-layang di udara. Kesadaran sang Permaisuri masuk ke dalam buku tersebut. Tidak lama kemudian, dia membuka matanya dengan ekspresi aneh di wajahnya. Sambil mengangkat kakinya, dia berjalan keluar. Dia kemudian tiba di tempat dimana Ye Futian dikurung. Dia sedang diawasi. Melihat pendekatan yang telah dilakukan oleh sang Permaisuri benar-benar membuatnya kesal. Memang, Loulan Xue sangat cantik, lalu kenapa? Apakah itu berarti dia harus menikahinya?     

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Sang permaisuri berhenti tepat di depan Ye Futian. Nada suaranya jauh lebih tenang sekarang. Kemarahan yang sebelumnya ia tunjukkan sudah tidak ada lagi.     

"Saya tidak mengerti apa maksud anda," ujar Ye Futian.     

"Ketika kau mencoba untuk pergi sebelumnya, aku benar-benar ingin membunuhmu tetapi sang Virgin memohon kepadaku untuk mengasihanimu," jawabnya.     

"Kalau begitu, tolong sampaikan rasa terima kasih saya padanya," jawab Ye Futian dengan nada dingin.     

"Aku akan berkompromi lagi untukmu. Bagaimana jika kau menjadikan keduanya sebagai istrimu?"     

"Saya tidak akan menikahinya," jawab Ye Futian dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.