Legenda Futian

Murid dari Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur



Murid dari Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur

0Di ujung tangga di Gunung Buku berdiri Perguruan Tinggi Barren Timur.     
0

Saat memasuki pintu yang melengkung, pemandangan dari sebuah alun-alun muncul di depan semua orang. Alun-alun itu masih dikelilingi oleh sisi gunung dan ada banyak tangga berkelok-kelok di sekitarnya, mengarah ke berbagai tempat di Gunung Buku. Di semua tempat, terdapat beberapa istana dan halaman kuno yang tampaknya menjulang ke atas awan, menghasilkan sebuah pemandangan yang luar biasa.     

Hari itu adalah hari dimana para murid baru akan diterima di Perguruan Tinggi Barren Timur. Tentu saja, terdapat perwakilan dari Perguruan Tinggi Barren Timur yang datang untuk menyambut kedatangan mereka.     

Saat ini, terdapat banyak orang sedang berkumpul di alun-alun tersebut. Melihat banyak tokoh yang melangkah ke Perguruan Tinggi Barren Timur, sebuah senyuman muncul di wajah banyak orang. Mereka telah mendengar bahwa para murid dari kloter yang memasuki Perguruan Tinggi Barren Timur ini sangat luar biasa, terutama beberapa dari mereka, yang sangat berbakat dan memang sekelompok jenius yang jarang ditemukan.     

"Apakah Kua Shan ada disini?" seseorang berteriak.     

"Hadir." Kua Shan mengambil satu langkah ke depan.     

"Apakah kau bersedia untuk berkultivasi di bawah bimbingan Tetua Zong Xu?" orang itu bertanya.     

Mata dari semua murid di tempat itu berbinar, dan banyak pula yang menatap ke arah Kua Shan dengan rasa iri. Terdapat tujuh orang Tetua di Perguruan Tinggi Barren Timur. Kekuatan dari Zong Xu jelas berada di antara tiga besar yang terkuat, dan ada banyak jenius yang sangat hebat berada di bawah bimbingannya.     

"Ya saya bersedia." Kua Shan mengangguk.     

"Nangong Jiao," orang itu berteriak lagi.     

"Ya." Tatapan mata Nangong Jiao seperti sedang mengantisipasi sesuatu.     

"Apakah kau bersedia berkultivasi di bawah bimbingan Tetua Zhu Qing?"     

"Sudah kuduga." Perasaan bahagia muncul di mata Nangong Jiao ketika dia mengangguk dan berkata, "Ya, saya bersedia."     

"Tuoba Yun, apakah kau bersedia untuk berkultivasi di bawah bimbingan Tetua Qin Mu?"     

"Ya, saya bersedia." Tuoba Yun mengangguk.     

Nama-nama dari para murid yang diterima dipanggil satu per satu, dan mereka dibagi ke masing-masing dari tujuh orang tetua dari Perguruan Tinggi Barren Timur untuk berkultivasi. Namun, tidak ada yang berhak berkultivasi di bawah bimbingan sang Kepala Sekolah. Tentu saja, mereka juga tahu bahwa hal ini hampir mustahil terjadi. Setiap murid di bawah bimbingan sang Kepala Sekolah benar-benar luar biasa. Adapun mengenai Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur, tidak ada yang pernah memikirkannya. Namun, nama beberapa orang tidak pernah dipanggil.     

Ye Futian dan Yu Sheng telah berdiri di bagian samping alun-alun sedari awal dengan tenang. Awalnya, mereka ingin bertanya sesuatu, tetapi sebelum mereka bisa melakukannya, pemanggilan murid sudah dimulai. Dengan demikian, mereka hanya bisa berdiri diam di samping dan menunggunya hingga selesai. Untungnya, tidak terlalu banyak murid yang diterima dan sesi ini segera berakhir.     

Semua Tetua telah mengirim seorang utusan untuk menyambut para murid yang baru saja diterima. Sudah jelas, Perguruan Tinggi Barren Timur sudah membuat keputusan ini sebelumnya dan kelompok yang berbeda memiliki informasi tersendiri.     

Sebenarnya, selama ujian penerimaan, semuanya sudah dikonfirmasi. Mereka hanya berhak untuk berkultivasi di Perguruan Tinggi Barren Timur jika seorang Tetua bersedia menerimanya. Kalau tidak, akan terlihat sangat aneh jika seseorang masuk ke Perguruan Tinggi Barren Timur tetapi tidak ada yang mau mengajarinya.     

Murid itu memandang ke arah Ye Futian dan Yu Sheng. Sambil tersenyum, dia berkata, "Jika kalian datang kemari untuk berkultivasi, silahkan menunggu sampai tahun depan dan ikuti Ujian Penerimaan."     

Tuoba Yun, Nangong Jiao dan yang lainnya melirik ke arah Ye Futian. Kedua orang ini memang mencoba untuk menyelinap ke tempat ini. Ini sebuah penghinaan. Namun, murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur itu sangatlah sopan. Dia hanya tersenyum dan meminta mereka untuk pergi.     

"Bolehkah aku bertanya dimana lokasi dari Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur?" Ye Futian menatap ke arah murid itu dan bertanya.     

"Pondok..." Kedua mata orang itu berbinar. Di sekitar mereka, murid-murid lainnya dari Perguruan Tinggi Barren Timur mulai berbalik satu demi satu dan menatap ke arah Ye Futian dengan heran.     

Bahkan Kua Shan yang tidak peduli tentang hal-hal seperti ini ikut memandang ke arah Ye Futian. Apakah dia benar-benar bertanya tentang Pondok?     

"Kenapa kau bertanya tentang Pondok?" Setelah tertegun sejenak, murid itu bertanya.     

"Aku berniat pergi ke Pondok itu untuk berkultivasi," jawab Ye Futian.     

Murid itu terlihat kebingungan dan berkata, "Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur tidak boleh merekrut murid baru. Silahkan pergi dari sini."     

Orang-orang di sekitar Ye Futian memandangnya seolah-olah dia adalah seorang idiot. Dia benar-benar ingin pergi ke Pondok untuk berkultivasi?     

"Namaku Ye Futian." Ye Futian mengatakan hal ini dengan keraguan di hatinya apakah orang-orang di Perguruan Tinggi Barren Timur ini bahkan mengenalnya.     

Baru saja dia selesai berbicara, suasana di sekitarnya segera menjadi sunyi senyap. Semua murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur memalingkan pandangan mata mereka dan menatap ke arah sosok tampan itu.     

Ye Futian adalah nama yang tidak asing bagi mereka. Pada akhir tahun sebelumnya, nama ini sering disebut di Perguruan Tinggi Barren Timur, sampai pihak kampus akhirnya mengumumkan bahwa mereka tidak akan pergi ke Kerajaan Cangye. Hanya setelah pengumuman itu disampaikan, nama itu perlahan memudar dari benak semua orang.     

Namun demikian, para murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur sudah jelas pernah mendengar nama ini sebelumnya. Saat ini, bukan hanya nama itu terdengar kembali, tetapi Ye Futian sendiri tengah berdiri di Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Karena dia adalah Ye Futian, dia, tentu saja, memiliki hak untuk muncul di Perguruan Tinggi Barren Timur. Bahkan jika dia tidak berpartisipasi dalam Ujian Penerimaan, karena dia telah datang kemari, dia berhak untuk diterima di Perguruan Tinggi Barren Timur. Para Tetua dari Perguruan Tinggi Barren Timur akan berusaha keras untuk merekrutnya. Mengenai hal ini, para murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur sama sekali tidak ragu: lagipula, dia telah memecahkan beberapa rekor di Dunia Barren Kuno.     

Tetapi, Ye Futian datang kemari untuk bergabung dengan Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Tatapan mata Tuoba Yun membeku. Sebagai anggota keluarga bangsawan, dia, tentu saja, telah mendengar berita tentang Ye Futian, Meskipun dia tidak mengalami peristiwa di Dunia Barren Kuno secara langsung, nama Ye Futian telah diperbincangkan oleh banyak orang pada akhir tahun sebelumnya.     

Baru saja ketika mereka mendaki gunung ini, dia mengejek Ye Futian, bertanya apakah dia pikir bahwa dia adalah Xiao Wuji.     

Dia bukan Xiao Wuji. Dia adalah Ye Futian.     

Di puncak Gunung Cermin, dia memecahkan semua rekor yang dibuat oleh Xiao Wuji.     

Nangong Jiao juga menatap ke arah Ye Futian dengan sedikit terkejut. Di atas tangga selama pendakian menuju ke tempat ini, dia sama sekali tidak mengira pemuda tampan itu bernama Ye Futian yang telah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa di Dunia Barren Kuno.     

Dia adalah orang sombong yang telah merusak drum pertempuran di Gunung Cermin dan mengatakan kata-kata "Mereka yang mengenalku pasti memahami kesombonganku". Sulit membayangkan bahwa orang seperti itu akan terlihat sangat tampan dan juga tidak berbahaya ketika dia tersenyum. Bahkan kesombongan sekecil apa-pun tidak dapat dirasakan darinya. Sebaliknya, ia tampak rendah hati dan cerdas.     

Setelah keheningan itu, terjadi sebuah kehebohan.     

Ye Futian benar-benar datang ke Perguruan Tinggi Barren Timur. Apakah dia ingin berkultivasi di Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur?     

Namun, meskipun ia telah memecahkan banyak rekor di Dunia Barren Kuno, semua orang tidak yakin apakah Pondok akan mengizinkannya diterima sebagai murid.     

"Kenapa, kenapa kau bertanya tentang Pondok?" Murid itu terpana untuk beberapa saat, setelah itu dia bertanya pada Ye Futian. Penampilannya terlihat jauh lebih serius: hanya mendengar nama Ye Futian saja sudah cukup untuk membuatnya memperhatikan pemuda itu dengan seksama.     

"Seseorang dari Pondok memintaku untuk datang dan berkultivasi di sana. Oh ya, kurasa namanya adalah Gu Dongliu," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Sepertinya namanya akan sangat berguna disini.     

"Gu Dongliu." Semua orang di sekitar mereka terpana dan semua murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur memandang ke arah Ye Futian dengan iri. Pihak kampus telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan pergi ke Kerajaan Cangye. Tetapi seseorang dari Pondok telah pergi ke sana dan tidak memberitahu pihak Perguruan Tinggi Barren Timur. Ditambah lagi, orang yang pergi ke sana adalah Gu Dongliu.     

Seperti biasa, Pondok itu selalu bertindak sesuai keinginannya.     

Mengapa Gu Dongliu begitu terkenal? Karena banyak orang percaya bahwa dia akan menjadi sang Sword Saint berikutnya.     

Mengapa pondok itu begitu terkenal?     

Kala itu, sang Sword Saint pergi meninggalkan Gunung Buku dan menjadi sangat terkenal hanya dalam satu kali pertarungan. Sejak saat itu, semua orang di dunia ini tahu tentang Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Para murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur di sekitar mereka telah mendengar bahwa Gu Dongliu-lah yang meminta Ye Futian untuk datang ke Pondok. Sejenak, mereka sebenarnya tidak tahu harus berkata apa.     

Di kejauhan, sekelompok orang sedang berjalan. Tang Ye berada di antara kelompok tersebut. Tatapan matanya melewati kerumunan orang dan tertuju ke arah Ye Futian secara langsung. Setelah beberapa saat, kelompok itu muncul di depan Ye Futian.     

Ekspresi Tang Ye terlihat sangat canggung. Kala itu, dia telah mempermalukan Ye Futian di depan Dinding Batu Gunung Cermin dan bersikap sangat sombong. Kemudian, dia menjadi bahan tertawaan karena hal ini, yang menyebabkan dia kehilangan seluruh harga dirinya. Untungnya, Perguruan Tinggi Barren Timur mengumumkan bahwa mereka tidak akan pergi ke Kerajaan Cangye dan dia berpikir bahwa Ye Futian telah kehilangan kesempatan untuk bergabung dengan Perguruan Tinggi Barren Timur. Namun, sementara pihak Perguruan Tinggi Barren Timur mengumumkan bahwa mereka tidak akan pergi ke Kerajaan Cangye, pihak Pondok justru yang pergi ke Kerajaan Cangye.     

Gu Dongliu pergi kesana.     

Banyak Tetua di Perguruan Tinggi Barren Timur baru mengetahui tentang hal ini setelah beberapa waktu berlalu. Pondok itu sama sekali tidak memberitahu pihak kampus tentang tindakan mereka dan ini menyebabkan pihak kampus merasa tidak dihargai. Karena itu, pihak kampus tidak mengumumkan kejadian ini secara resmi.     

Saat melihat kehadiran Tang Ye, penampilan Ye Futian terlihat sangat tenang. Hari itu, Tang Ye telah menghinanya, jadi peristiwa yang terjadi setelah itu pasti akan menyebabkan Tang Ye merasa canggung.     

Terdapat satu sosok lainnya yang berada di samping Tang Ye. Orang itu memiliki temperamen yang luar biasa dan sikap yang anggun. Namanya adalah Su Muge, dan dia adalah seorang murid yang dibimbing langsung oleh sang Kepala Sekolah. Di antara murid-murid junior di Perguruan Tinggi Barren Timur, kemampuan bakatnya mungkin berada di antara peringkat sepuluh besar.     

Saat ini, Su Muge menatap ke arah Ye Futian dan berkata, "Selamat datang di Perguruan Tinggi Barren Timur."     

"Terima kasih. Kakak Senior, mohon bimbingannya," Ye Futian menyatukan kedua tangannya dan berbicara. Suasana saat ini terlihat agak canggung. Namun, karena orang lainnya menyambutnya, ia tentu saja tidak bisa bersikap tidak sopan.     

"Aku telah mendengar tentang semua hal yang telah kau lakukan di Dunia Barren Kuno. Aku memang tidak melihatnya secara langsung, tetapi karena kau dapat memecahkan begitu banyak rekor dan mampu mengambil cahaya dari Dinding Batu Gunung Cermin, bakatmu di bidang tertentu pasti tak tertandingi," ujar Su Muge perlahan. Kedengarannya dia memuji Ye Futian.     

"Namun, kultivasi tidak hanya bergantung pada bakat yang dimiliki oleh seseorang; mempunyai karakter yang baik juga sama pentingnya. Di Dunia Barren Kuno, Tang Ye telah mengkritikmu, dan kau telah membuktikan bahwa dia salah dengan tindakan nyata. Namun meskipun demikian, di Dunia Barren Kuno, penampilanmu masih tidak terkendali. Bahkan jika kau dapat mengeluarkan sebuah kekuatan yang kuat dengan mengandalkan faktor eksternal, kekuatan itu tidak akan menjadi milikmu. Jika suatu hari, kau menyadari bahwa kemampuanmu tidak sekuat bakat yang kau miliki, itu akan benar-benar memalukan, dan kondisi mentalmu akan sangat terpengaruh."     

Su Muge berkata dengan perlahan, "Lagipula, bakat tidak setara dengan kekuatan."     

Ye Futian tertegun. Apakah dia sedang memuji atau mengguruinya?     

Mengapa kata-katanya terdengar sangat aneh?     

Liu Feiyang pernah berkata kepadanya bahwa meskipun Pondok itu merupakan bagian dari Perguruan Tinggi Barren Timur, hubungan antara keduanya saat ini tidak begitu baik. Dan berdasarkan pengamatan mereka hari ini, memang begitulah keadaannya.     

Selain Ye Futian, murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur di sekitarnya juga menyadari akan hal ini. Su Muge adalah seorang murid dari sang Kepala Sekolah, sementara Ye Futian baru saja bergabung dengan Pondok Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Dia baru saja tiba di Perguruan Tinggi Barren Timur. Su Muge tampak seperti menyambutnya tetapi sebenarnya ia datang untuk mengguruinya. Sikap yang ditunjukkan Perguruan Tinggi Barren Timur terhadap Pondok sudah terlihat jelas. Namun, semua orang bisa mengerti mengapa hal itu bisa terjadi: ketika pihak kampus mengumumkan bahwa mereka tidak akan pergi ke Kerajaan Cangye, pihak Pondok justru bergegas pergi kesana. Pondok itu juga tidak memberikan pemahaman apapun mengenai pihak kampus.     

"Berapa banyak sosok Noble yang berhasil kau buat di Dinding Batu Gunung Cermin?" Saat ini, suara dari seseorang bergema ke segala penjuru. Su Muge berbalik dan melihat seorang pria bertubuh gemuk berjalan mendekat. Sambil menyipitkan matanya dan tersenyum pada Su Muge, pria gemuk itu segera tiba di depannya.     

Su Muge mengerutkan keningnya, tetapi pria gemuk itu berkata lagi, "Berapa inci kedalaman dari gambar yang kau ukir di dinding batu?"     

Su Muge semakin mengerutkan keningnya.     

"Apakah kau berhasil mengendalikan patung itu dan membuatnya bergerak?" si pria gemuk bertanya lagi.     

Ekspresi wajah Su Muge menjadi sedikit kesal.     

"Kau tidak melakukan apa-apa. Tanpa bakat apa pun, omong kosong apa yang sedang kau bicarakan disini?" Pria gemuk itu tidak menunjukkan ekspresi apapun kepada murid dari Kepala Sekolah ini ketika dia berbicara dengan nada dingin. Kemudian, setelah benar-benar mengabaikannya, pria gemuk itu memandang ke arah Ye Futian. Ia menyipitkan matanya dan tersenyum, dia berkata, "Namaku Yi Xiaoshi. Adik, aku sudah lama menunggumu."     

Sebuah senyuman muncul secara bertahap di wajah Ye Futian. 'Seperti yang diharapkan, Pondok itu memang sesuai dengan seleraku.'     

"Halo, Kakak," ujar Ye Futian.     

"Kau tidak harus bersikap sesopan itu. Ayo, mari kita pergi ke Pondok." Yi Xiaoshi tidak mempermasalahkan hal yang lainnya. Sambil mengantar Ye Futian, dia berbalik dan meninggalkan tempat itu.     

"Kakak, kau bergabung dengan Pondok di urutan berapa?" Ye Futian berjalan di samping Yi Xiaoshi dan bertanya.     

"Tujuh." Yi Xiaoshi tersenyum dengan malu-malu. Di masa lalu, dia adalah yang paling junior.     

"Bagaimana dengan Kakak Gu Dongliu?" Ye Futian bertanya lagi.     

"Dia kakak ketiga."     

"Kakak ketiga sudah begitu kuat?" Kedua mata Ye Futian menjadi berbinar. Saat memikirkan tentang sifat Gu Dongliu yang mengesankan di Kerajaan Cangye, Ye Futian yakin bahwa ia akan dilindungi di masa depan!     

Lalu, orang seperti apakah kakak pertama dan kedua?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.